"Saya tidak akan pernah memaksa kamu untuk mencintai saya. Tapi yang harus kamu ketahui, cinta datang karena terbiasa bersama. Saya harap semoga kamu bisa merasakan cinta yang telah saya rasakan sejak tiga tahun yang lalu sampai saat ini Dik"
Satu kejadian yang tak pernah terduga yang saat ini sedang dialami oleh seorang gadis yang tidak percaya yang namanya cinta, gadis itu ialah Green Abreena.
Suatu hari, Abreena dinikahkan dengan seorang ustadz yang sama sekali tidak pernah ia kenal sebelumnya. Sebuah pernikahan yang terpaksa tanpa adanya cinta yang tak bisa dihindari oleh seorang gadis cantik.
Apakah kehidupan pernikahan yang dijalani oleh Abreena dan seorang Ustadz akan berjalan dengan mulus tanpa adanya ujian dipernikahan mereka?
Dan bagaimana cara mereka melalui ujian yang datang menerpa rumah tangga mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MamaRizky, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26. Terlambat Pulang
"Lo tau dari mana? Kan Gue nggak ada kasih tau ke kalian kalau Gue mau nikah" tanya Breena yang kebingungan.
"Lo nggak lupa kan Bree kalau sepupu Lo yang menyebalkan itu lagi dekatin Gue" ucap windy sedikit menyindir sepupu Breena.
"Pantes Lo tau, orang Lo dikasih tau sama tu orang gila" ucap Breena sebel.
"Sorry nih yah sorry, orang gila yang Lo maksud itu sepupu Lo sendiri Breena. Walau pun dia sedikit gila tapi dia itu sayang banget sama Lo Bree. Asal Lo tau waktu Lo putus sama si Brian, dia curhat sama Gue kalau dia juga merasakan sakit hati lihat Lo nangis terus didalam kamar Lo" jelas Windy.
Breena hanya bisa terdiam karena apa yang dikatakan oleh Windy itu benar adanya.
Iya Ansel Ivander Bagaskara kakak sepupu Breena. Anak dari pasangan Calvin Ivander dan Falisha Gantari Abraham. Mama nya Ansel kakak dari Papa nya Breena.
Dari kecil Ansel selalu bersama Breena karena kesibukan dari masing masing orang tuanya. Sehingga mereka tumbuh dan besar bersama. Ansel terlalu menyayangi Breena seperti adik kandungnya sendiri.
"Iya Gue tau hal itu, kak Ansel juga nangis waktu Gue nangis karena dikhianati sama dua orang itu. Bahkan dia yang uda kasih Gue semangat lagi untuk jalani hari Gue kedepannya. Gue juga sayang sama dia" ucap Breena lirih dengan mata yang sudah berkaca kaca.
"Uda jangan sedih, masa pengantin baru sedih sih. Sekarang Lo harus bahagia karena punya suami yang sayang dan cinta sama Lo. Gue yakin suami Lo ini yang akan membuat hari hari Lo bahagia selamanya" ucap Windy sambil memeluk Breena.
"Senyum dong" ucap Anita sambil mengelus punggung Breena.
Breena pun langsung menghapus air mata yang jatuh dipipinya lalu tersenyum kepada kedua sahabatnya.
"Uda jam 14:45 WIB, lima belas menit lagi kita masuk. Yuk balik ntar kita malah telat" ajak Anita.
Mereka bertiga pun segera beranjak dari duduknya dan meninggalkan taman belakang kampus, menuju kekelas mereka.
Sampai dikelas ternyata teman teman mereka sudah berkumpul semua. Tak lama dosen pun datang dan memulai pelajaran.
Tiga jam sudah dosen memberikan materi pelajaran dan akhirnya kelas pun selesai.
"Oke semua sampai disini perjumpaan kita. Jangan lupa tuga kalian dikumpul dan kirim ke email saya" ucap dosen perempuan itu. Kemudian dia keluar dari kelas Breena.
"Bree, Lo langsung pulang atau gimana?" tanya Anita yanh sedang merapikan buku bukunya.
"Gue ada janji sama Prof. Nina lima belas menit lagi. Lo berdua gimana?" tanya Breena balik.
"Gue mau langsung pulang soalnya uda janji sama Bunda mau ngantarin dia belanja bulanan" jawab Anita yang kini sudah berdiri dari duduknya.
"Kalau Gue uda pasti langsung pulang. Supir pribadi Gue uda nungguin diparkiran dari tiga puluh menit yang lalu" ucap Windy sambil menunjukan room chat dari Ansel, sepupu Breena.
"Supir pribadi yang Lo maksud itu sepupu kesayangan Gue loh iyah. Waahh minta nggak dikasih restu kaya nya ini orang" ancam Breena sambil tertawa.
"Jangan dong Bree. Masa masih pacaran aja uda nggak Lo kasih restu, gimana nanti kalau Gue mau nikah sama sepupu Lo. Waahh parah Lo Breena" protes Windy yang sudah cemberut.
"Gue bercanda kali Win. Uda sana Lo pergi ntar cemberut lagi tu supir pribadi Lo kelamaan nunggunya. Salam sayang iya sama dia, bilang kalau Gue kangen sama coklat dari dia. Hahahaha" usir Breena halus sambil tertawa.
"Iya uda berdua duluan iya" ucap Anita yang berjalan duluan.
"Nanti Gue sampein Bree, sekalian Gue juga mau minta coklatnya juga. Bye Breena sayang. Semangat ketemu sama Prof. Nina" ucap Windy memberi semangat lalu berjalan mengejar Anita.
Begitu pun dengan Breena, ia berjalan keluar dari kelas dan menuju keruangan Prof. Nina untuk melakukan bimbingan skripsi.
Tok
Tok
Tok
"Masuk" ucap Prof. Nina dari dalam ruangannya.
"Assalamualaikum Prof." ucap Breena memberi salam ketika sudah masuk kedalam ruangan Profesor nya.
"Wa'alaikum salam. Silahkan duduk Breena" jawab sang dosen dan mempersilahkan Breena duduk di kursi seberang mejanya.
"Ini Prof. Skripsi saya" ujar Breena sambil menyerahkan setumpuk kertas skripsi nya.
"Saya periksa dulu iya" ucap Prof. Nina dengan senyum lembutnya.
"Iya Prof."
Prof. Nina pun segera memeriksa skripsi Breena. Ia tersenyum memeriksanya. Ia selalu bangga dengan Breena. Selain cantik dan ramah, Breena juga termasuk mahasiswi yang pintar. Dan skripsi yang dibuat oleh Breena pun sangat bagus dan tak mengecewakan.
"Oke Breena disini semua sudah oke, tidak ada satu pun yang salah. Saya suka sama skripsi kamu. Tinggal kamu masukan saja karya ilmiah kamu iya. Kira kira kapan kamu bisa merampungkan skripsi kamu ini? Tanya Prof. Nina
"Bagaimana kalau tiga hari lagi Prof. Saya akan mengusahakannya"
"Oke berarti saya tunggu kamu tiga hari lagi. Setelah semuanya selesai kamu sudah bisa mendaftarkan untuk ujian skripsi kamu. Apa kamu sudah menentukan kamu akan KOAS dimana?"
"Sudah Prof. Saya akan KOAS di rumah sakit keluarga saya Prof."
"Baiklah Breena karena kamu sudah memutuskan KOAS disana jadi saya tidak akan merekomendasikan kamu ke rumah sakit yang lainnya. Semoga kamu nanti lulus dengan IPK yang memuaskan iya"
"Terima kasih Prof. Kalau begitu saya permisi dulu. Assalamualaikum" ucap Breena kemudian berdiri dan menyalami dosennya.
"Wa'alaikum salam. Hati hati Breena" jawab sang dosen yang hanya dibalas dengan senyuman manis Breena.
Breena langsung menuju keparkiran mobil dan ternyata hari sudah mulai gelap.
"Ternyata uda jam 19:30 WIB" gumam Breena ketika ia melihat jam tangannya.
Ia pun mempercepat langkah kakinya agar segera sampai keparkiran.
Setelah sampai dimobil, Breena segeraenghubungi Dayyan. Namun sampai panggilan ketiga Dayyan tak juga mengangkat telponnya. Kemudian Breena mengirimkan pesan pada Dayyan.
( Mas, Breena baru saja selesai dan sekarang Breena mau jalan pulang. Mas uda selesai belum acaranya? )
Selesai mengirim pesan Breena menjalankan mobilnya keluar dari parkiran kampusnya.
Sedangkan diposisi Dayyan sekarang, selesai menyampaikan ceramah singkatnya Dayyan berkumpul bersama teman temannya ketika berkuliah dulu. Sehingga Dayyan tidak mengetahui kalau Breena menghubunginya, sebab Dayyab membuat ponselnya dalam mode senyap.
Sedikit gelisah Dayyan mengambil ponselnya dari dalam saku celananya. Kemudian melihat jam sudah menunjukkan pukul 21:45. Waktu yang sudah malam.
Dayyan juga membuka pesan terakhir yang dikirimkan oleh Breena.
( Mas, ini sudah malam. Mas kenapa belum pulang? )
Dayyan pun langsung membalas pesannya.
( Ini Mas mau pulang sayang. Tunggu Mas iya )
Dayyan pun langsung beranjak dan menghampiri sahabatnya yang mempunyai hajatan.
"Kal, Gue pulang dulu iya" ucap Dayyan sambil menyerahkan paper bag berisi hadiah untuk anak sahabatnya itu.
"Cepat banget sih. Masih jam berapa ini Iyan" protes Haikal.
"Istri Gue dirumah sendirian, gk enak Gue ninggalin dia terlalu lama"
"Kenapa Lo tinggal istri Li, seharusnya Lo bawa aja tadi kemari, baliar kita kita kenal sama istri" ucap salah satu temannya yang berdiri disamping Haikal.
"Sorry bukan Gue nggak mau bawa dia. Tapi hari ini jadwalnya dikampus padat. Dia aja ngabarin Gue baru pulang jam 19:30 tadi" jelas Dayyan.
"Lo nyurug dia bawa istri cantiknya. Yang ada nanti dia malah ngebucin sama istrinya" ucap Dion tiba tiba datang menghampiri mereka.
"Iri bilang Bos" ejej teman yang lainnya pada Dion.
"Maklum lah kita semua kan tau kalau Anggi belum mau nikah kalau orang tua kandungnya belum ketemu. Lagian iya ion, Lo itu kan banyak kenalannya bantu gitu cariin info tentang orang tua kandungnya Anggi" ujar Haikal.
"Bukan Gue nggak mau bantu kal. Tapi memang nggak ada info yang didapat sama anak buah Gue. Dan sampai sekarang mereka juga masih Gue suruh cari info tentang orang tua kandung Anggi. Mana Bunda Gue uda ngebet banget mau jadiin Anggi mantunya. Makin pusing kepala Gue" ucap Dion ketus.
"Iya uda sabar Bro, kalau gitu Gue duluan. Bini uda nunggu dirumah" ucap Dayyan sambil menaik turunkan alis matanya menggoda Dion.
"Dasar Bos bucin" ketus Dion.
Dayyan pun keluar dari rumah sahabatnya dan menuju kemobilnya. Kemudian menjalankan mobilnya keluar dari perkarangan rumah sederhana namun mewah milik sang sahabat.
Satu jam kemudian, Dayyan telah sampai dirumahnya. Ia pun segera masuk kedalam rumah.
"Assalamualaikum" ucap Dayyan. Namun tak ada jawaban.
Rumah tampak sepi karena sekarang sudah hampir tengah malam. Ia berjalan terus memasuki kedalam rumah.
Diruang keluarga, Dayyan melihat televisi masih menyala. Ia pun menghampiri televisi dan mencari remot dan mematikannya.
Kemudian tatapan matanya tertuju kearah sofa. Diatas sofa terlihat Breena yang tertidur sambil terbaring disana. Seketika perasaan bersalah pun datang. Ia pulang terlalu malam sampai sampai istrinya tertidur saat menunggunya pulang.
Dayyan segera menggendong Breena menuju kekamar mereka dilantai dua. Sampai dikamar Dayyan langsung membaringkan sang istri diranjang mereka. Kemudian menarik selimut dan menyelimuti Breena sampai batas dada.
Dayyan menatap wajah cantik istrinya yanh sedang tertidur. Seulas senyum terbit dibibirnya.
"Sungguh Mas sangat beruntung menikah denganmu sayang. Semoga perasaan cinta Mas secepatnya terbalaskan. Maaf kalau Mas hari ini pulangnya terlalu malam. Selamat tidur istri cantiknya Mas" ucap Dayyan pelan smabil mencium kening Breena lama.
Dayyan kemudian beranjak kekamar mandi dan membersihkan tubuhnya. Dua puluh menit kemudian Dayyan sudah bergabung bersama Breena.
Ia pun menarik Breena agar tertidur didalam pelukannya. Breena yang merasa tidurnya terusik pun membuka matanya dan melihat dada bidang dihadapannya.
Breena mendongak dan mendapati Dayyan yang sedang tersenyum menatapnya.
"Mas.... Mas sudah pulang" tanya Breena dengan suara seraknya.
"Iya sayang. Maaf iya kalau Mas pulangnya kemalaman. Tidur lagi iya sayang" ucap Dayyan sambil mengelus kepala Breena yang tertutup hijab.
Iya Breena memang belum pernah membuka hijabnya dihadapan Dayyan. Dan Dayyan pun tidak pernah protes akan hal itu. Ia selalu beranggapan kalau Breena belum siap untuk menunjukan makhkota dikepalanya.
Breena yang diperlakukan seperti itu pun menduselkan kepalanya didada bidang Dayyan, mencari tempat ternyaman didalam pelukan Dayyan sambil memejamkan matanya.
Dayyan yang melihat tingkah Breena hanya bisa tersenyum. Kemudian ia mencium kening Breena dan ikut menyusul Breena menuju kealam mimpi.
...----------------...
...----------------...
Insya Allah author hari ini up 2 bab. Tapi 1 bab nya lagi nanti malam iya.
Semoga para readers suka dengan cerita author
maaf 🙏 Thor aku kritik tulisanmu banyak salah, nulisnya ngantuk ta gmn thor