Nasib malang menimpa Celine Violetta Atmadja. Baru saja dia berkabung kerena meninggalnya sang ayah, dia justru diusir oleh Ibu dan juga saudara tirinya. ternyata selama ayahnya sakit keras, mereka sudah membalik nama semua aset kekayaan milik keluarga Atmadja menjadi milik mereka. Untuk itu, Celine tidak mempunyai pilihan selain pergi dari sana.
Tapi bukan berarti Celine akan diam saja. Dia bersumpah akan membalas ibu dan saudara tirinya itu. Apapun akan dia lakukan, termasuk menikah dengan pria cacat yang kaya untuk membalas mereka.
Nicholas Arian Dirgantara, CEO tampan yang bernasib tragis. Dia harus duduk di kursi roda setelah kecelakaan hebat yang menimpa dirinya 2 tahun yang lalu. Karena hal itu juga, kekasihnya berselingkuh dengan sahabat Nick
Semenjak saat itu, Nick menjadi pria yang agresif. Kondisinya yang tidak bisa berbuat apa-apa membuatnya mudah marah. Hingga suatu hari, ibunya datang membawa seorang wanita yang akan menikah dengannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mutzaquarius, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33 Malu
Keesokan harinya, Nicholas bangun terlebih dahulu dan menatap wajah cantik Celine yang masih terlelap di sampingnya. Ini sudah jam 9 pagi, tapi wanita itu seolah enggan untuk bangun dari tidur nyenyak nya.
Hah... Dia jadi ingat permainan panas mereka semalam. Walaupun dia tidak bisa memimpin permainan, tapi mereka menikmati percintaan mereka dan bekerjasama mencapai kepuasan bersama. Apalagi saat dia tahu, jika dia adalah pria pertama untuk Celine. Hal itu membuatnya senang. Celine benar-benar menjaga kesuciannya untuk dirinya. Dia merasa menjadi pria yang beruntung sedunia.
"Aku jadi bersemangat untuk sembuh. Terimakasih sayang." Nicholas mengusap pelan wajah Celine dan mengecup singkat bibir wanita itu. Ya, karena pergulatan semalam, muncul keinginan Nicholas untuk memuaskan istrinya. Untuk itu, dia harus sembuh agar bisa membuat Celine puas di bawah kendalinya. Ditambah lagi, dia juga harus membalas orang-orang yang sudah menghinanya. Terutama Jenny dan Rian.
"Huh... Badanku lengket sekali. Aku ingin mandi, tapi melihat Celine yang masih tidur, aku jadi tidak tega membangunkannya. Aku juga tidak mungkin meminta pelayan untuk membantuku mandi." seru Nicholas bermonolog. Dia sudah terbiasa di layani oleh Celine dan enggan meminta orang lain untuk mengurusinya. Tapi mungkin setelah ini, dia akan membiarkan Celine beristirahat. Karena dia yakin, akibat perbuatannya semalam, Celine tidak akan bisa berjalan dengan normal.
Nicholas tersenyum dan kembali menatap Celine. Dia mendekatkan wajahnya dan menciumi bahu polos Celine , hingga membuat tidur wanita itu terganggu.
"ugh.." Celine menggeliat. Kedua matanya terbuka pelan dan mendapati wajah Nicholas yang begitu dekat dengannya.
"Pagi, sayang." sapa Nicholas
"Pagi." sahut Celine . Dia kembali menutup matanya karena dia masih sangat mengantuk. Hingga beberapa detik kemudian, dahi Celine terlihat mengerut. Celine kembali membuka matanya dan mengedip-kedipkan matanya, menatap Nicholas yang tersenyum manis di dekatnya.
"Kau masih mengantuk?" tanya Nicholas
Satu detik
Dua detik
Tiga detik
Celine tersadar dan berteriak, "Kyaaa.... Kenapa kau ada di sini?" Celine menegakkan tubuhnya hingga tidak sadar selimut yang dipakainya melorot sampai di pinggang dan memperlihatkan dua gundukan kenyal yang penuh dengan tato hasil karya Nicholas semalam.
"Nick!!" panggil Celine
Tapi Nicholas seolah tuli, dia justru menelan ludahnya berulangkali dan terus menatap pemandangan indah di depannya. Walaupun semalam dia sudah merasakannya, tapi tetap saja hanya dengan melihatnya sudah membuat adiknya berdiri tegak.
"A-apa yang kau lihat?" Celine mengikuti arah pandang Nicholas dan....
"Kyaaaa....!!!" Celine buru-buru menarik selimut, menutupi tubuhnya.
"Apa yang kau lakukan padaku?" teriaknya
Nicholas nampak bingung, apa Celine tidak ingat apa yang sudah mereka lakukan semalam? Jangan-jangan, Celine hilang ingatan?
"Gawat!!" Nicholas menarik tangan Celine agar mendekat dan memeriksa kening wanita itu. "Tidak panas." gumamnya. Dia membingkai kedua pipi Celine dengan kedua tangannya dan bertanya, "Apa kau ingat, siapa aku? Siapa kau? Dan apa kau tidak ingat apa yang kita lakukan semalam?" tanya Nicholas dengan panik
"Ish.. Apa yang kau katakan?" Celine menyingkirkan tangan Nicholas dari pipinya.
"Kau berteriak seolah kau tidak ingat apa yang terjadi. Makanya aku takut, kau juga lupa siapa dirimu?"
Celine terdiam mengingat apa yang baru saja Nicholas maksud? Hingga dia melebarkan kedua matanya sempurna, "Tidak mungkin." pekiknya
"Apa?" tanya Nicholas
Celine mengintip dirinya di balik selimut dan mendapati jika dirinya tidak memakai sehelai benang pun. "Ja-jadi itu benar." lirih Celine
"Ada apa? Kenapa Cel?" tanya Nicholas bingung
Celine menatap Nicholas dengan mata yang berembun. "Semalam kita melakukannya?"
Nicholas menganggukkan kepalanya, "apa kau menyesal?"
Celine kembali berbaring dan menutup seluruh tubuhnya dengan selimut. Bukan karena menyesal, tapi dia sangat malu dengan apa yang dia lakukan semalam. Bagaimana mungkin, dia yang belum berpengalaman bisa seagresif itu? Hah... Itu sangat memalukan.
"Cel, kau kenapa? Apa kau benar-benar menyesal sudah melakukan hal itu denganku?" tanya Nicholas
"Jangan bicara lagi!! Kau membuatku malu. Nick." ucapnya dari balik selimut
Nicholas tersenyum simpul. Dia menarik selimut yang menutupi tubuh Celine dan membuangnya begitu saja.
"Apa yang kau lakukan?" pekik Celine. Dia menutupi kedua aset berharganya menggunakan kedua tangannya.
"Kenapa harus malu, hm? Kau melakukannya dengan suamimu sendiri."
"Bu-bukan begitu, tapi semalam itu, aku...." Celine menggigit bibir bawahnya dan menarik bantal untuk menutupi wajahnya. "Jangan ingatkan lagi!!"
Nicholas terkekeh. Dia mengira jika Celine menyesal, tapi ternyata, wanita itu malu mengingat perbuatannya semalam. Ya, memang Celine lebih mendominasi permainan semalam. Dan, Celine cukup agresif saat melakukannya walaupun masih amatiran.
"Apa kau sengaja menggodaku, hm?"
"Apa maksudmu?" tanya Celine
"Kau menutupi wajah mu dengan bantal tapi justru memamerkan keindahan tubuhmu yang polos padaku. Apa namanya jika bukan....."
Celine bergegas bangun dan mengambil selimut yang tergeletak di lantai. Dia membelitkan selimut tersebut untuk menutupi seluruh tubuhnya dengan wajah meringis menahan sesuatu.
"A-ada apa? Apa sangat sakit?" tanya Nicholas khawatir
"Ke-kenapa perih sekali?"
"Itu wajar karena kau baru pertama kali melakukannya. Nanti jika kita sering melakukannya, pasti sudah tidak sakit lagi." seru Nicholas
Celine menatap sinis Nicholas yang terkekeh, "dasar mesum." Celine berjalan dengan tertatih, masuk ke kamar mandi.
"Hei.. Bantu aku!! Aku juga mau mandi." teriak Nicholas
Sementara itu, para pelayan tampak khawatir karena kedua majikannya belum keluar dari kamar mereka. Apalagi tadi, mereka mendengar Celine berteriak keras. Mereka takut jika tuan muda mereka melakukan hal kejam pada Celine.
"Sekarang bagaimana pak Anton? Aku khawatir dengan Nona Celine . Bagaimana jika nona di siksa oleh Tuan muda." seru salah satu pelayan
"Jangan bicara yang tidak-tidak!! Tidak mungkin tuan muda menyiksa nona Celine." seru pak Anton menenangkan, walau sebenarnya dia sendiri juga khawatir dengan Nona muda nya. Dia mendekati pintu kamar Nicholas dan mengetuknya berulang kali, tapi tidak ada jawaban dari dalam sana. Hal itu membuatnya takut terjadi sesuatu pada kedua majikannya. Apalagi pintu kamar tersebut terkunci dari dalam dan tidak ada kunci duplikatnya.
"Aku akan menghubungi nyonya besar. Kalian tunggu di sini, Siapa tahu Tuan ataupun nona muda keluar dan membutuhkan sesuatu." seru pak Anton
"Baik pak."
Pak Anton pergi mengambil ponselnya dan menghubungi Andara. Dia bingung harus berbuat apa? Untuk itu dia akan meminta pendapat Andara. Apakah dia harus mendobrak kamar Nicholas atau membiarkannya.
Mereka tidak tahu saja, jika saat ini kedua majikannya tengah bercengkerama di dalam bathtub kamar mandi.
Celine membantu Nicholas untuk mandi seperti biasa, tapi Nicholas justru menariknya hingga jatuh ke dalam bathtub. Hingga mau tidak mau, mereka mandi bersama.
"Aku senang, karena merasa menjadi seorang pria. Tapi sayangnya, aku tidak bisa memuaskan mu. Maaf Celine, tapi terimakasih sudah bersedia melayani ku." seru Nicholas
"Ja-jangan bicara seperti itu!! Kau membuatku malu, Nick." gerutu Celine
Nicholas terkekeh dan memeluk Celine dari belakang karena posisi mereka memang Celine berada di pangkuannya. "Aku akan berusaha lebih keras lagi agar cepat bisa berjalan."
Deg
Celine menoleh menatap Nicholas, "be-benarkah?"
Nicholas Menganggukkan kepalanya pelan dan memeluk Celine , "Ya, dan semua itu karena dirimu, sayang." batin Nicholas. Dia sangat bahagia. Bersama Celine , dia benar-benar merasa di hargai dan dianggap. Bahkan saat dia tidak bisa melakukan kewajibannya sebagai seorang suami, istrinya tidak mengeluh. Atau mungkin Celine tidak berani mengatakannya secara langsung karena tidak enak hati padanya? Entahlah, yang pasti dia sangat senang hari ini. Dia berharap mereka akan seperti ini selamanya.