Naina, seorang gadis muda berbakat, adalah salah satu penghuni panti asuhan. Saat ia bersekolah di sekolah menengah elit, dia pintar dan cantik, dinaksir oleh banyak laki-laki, dan juga iri dari banyak gadis.
Tapi dia tidak peduli dengan semua itu, situasi ekonomi ibu panti semakin memburuk, bahkan dia mendapat kesempatan untuk belajar di luar negeri, dia harus melepaskannya, dia harus lulus secepatnya dan mencari pekerjaan yang stabil untuk membantu saudara-saudaranya di panti asuhan, dan juga untuk meringankan beban ibu panti.
Namun, tidak ada yang tahu, termasuk ibu panti, bahwa Naina adalah seorang hacker dan dikenal sebagai "UZZA", yang merupakan singkatan dari "Yang Terkuat", dan menghasilkan banyak uang dari bisnis lain.
"Naina, mengapa kamu masih bekerja jika kamu begitu kaya?"
"Aku tidak ingin ibu panti mengira aku mencuri uang!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nike Julianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Keramaian di Pagi Hari
"Ingat!! Kami menyayangi mu tanpa syarat dan jadilah diri sendiri, berhenti membebani pikiranmu dengan hal-hal yang tidak perlu kamu pikirkan." Lina menangis dan langsung balas memeluk Naina.
"Aku tidak terbebani sama sekali kak, karena tujuan ku adalah membahagiakan kalian, melihat senyum kalian. Aku benar-benar tidak bisa membayangkan bila kelak, aku tanpa kalian. Saat sebelum bertemu dengan kalian setahun yang lalu, hidupku benar-benar gelap, hilang arah, melangkah tanpa tujuan. Sampai akhirnya aku menemukan cahaya yang menerangi hidupku kembali, yaitu kalian. Kalian cahayanya, terutama kamu kak. Aku sangat menyayangi kamu, bunda dan juga adik-adik" ucap Lina terisak, Naina mengeratkan pelukan Lina dan mengusap sayang punggung Lina.
Mendengar ucapan Lina, Naina merasakan sesak di dadanya. Ia tak menyangka, bila gadis yang ia tolong setahun lalu, bisa menyayanginya sebesar ini, Naina lagi-lagi mengeratkan pelukannya.
"Justru bahagia kami adalah saat melihat kalian tersenyum bahagia tanpa beban setiap hari, karena itulah tujuan bunda mendirikan Panti Asuhan ini, agar senyuman kalian selalu ada dan tak menghilang." ucap Naina seraya melerai pelukannya, ia menghapus air mata di pipi Lina.
"Sudah malam, ayo tidur. Besok kamu sekolah dan kakak mulai bekerja, kita harus bangun lebih pagi untuk menyiapkan sarapan." Lina mengangguk.
Tanpa mereka tau, di luar kamar mereka ada yang ikut meneteskan air matanya. Bunda Ros tak sengaja mendengar percakapan mereka berdua, niat hati ingin mengisi air. Ia malah mendengar curahan hati Lina, bunda Ros menangis terisak dengan menutup mulut, agar suaranya tidak sampai terdengar. Ia sangat bahagia, di usianya yang sudah tak muda lagi di temukan dengan anak-anak luar biasa.
Di tinggal pergi oleh suaminya yang menikah lagi, sempat membuatnya sampai hancur. dan hampir melakukan bunuh diri. Alasan sang suami karena tak kunjung melahirkan seorang anak, sehingga suami bunda Ros lebih memilih menceraikan dirinya dan menikah dengan wanita lain.
Saat ia berniat keluar rumah, untuk melakukan b*nuh diri dengan melompat terjun dari jembatan.
Namun, saat akan keluar gerbang. Ia mendengar tangisan seorang bayi, ia menatap sekeliling mencari asal suara tersebut. Akhirnya ia melihat sebuah keranjang cukup besar dan ternyata isinya adalah seorang bayi dan juga beberapa keperluan untuk bayi tersebut.
Bayi yang mungkin masih berusia kurang dari 7 hari itu, menangis dengan nyaring. Ros membungkuk dan mengangkat bayi tersebut, tak lama bayi itu terdiam. Seolah paham bila orang yang menggendongnya tengah gelisah, tangan bayi itu menggenggam jari Ros yang tengah mengusap sayang pipi si bayi.
Ros langsung meneteskan air matanya dan menangis meraung seraya memeluk tubuh si bayi.
"Aku akan merawat dan menyayangimu seperti putriku sendiri, terimakasih telah hadir dalam hidupku. Hidup yang sempat akan aku akhiri, karena terlalu gelap menatap ke depan. Hanya karena pria bodoh yang menyalahkan orang lain mandul, tanpa ia ketahui bila dirinyalah yang mandul. Tuhan sangat menyayangiku, sehingga mengirimkan malaikat kecil secantik kamu. Naina, namamu adalah Naina, bayi kecilku yang cantik." ucapnya tersenyum lebar
Ros akhirnya kembali masuk ke dalam rumah dengan menggendong si bayi dan mengambil keranjang tadi. Awalnya hanya Naina, namun semakin Naina besar dan karena perasaan Naina yang terlalu lembut. Lambat laun, anak-anak bertambah karena berawal dari simpati, dan yang terakhir adalah Lina, dimana setahun yang lalu Naina membawa gadis itu dalam kondisi kacau dan berantakan.
Ros langsung menjauh dari pintu dan kembali masuk ke kamarnya, mengurungkan niatnya untuk mengambil air minum.
.
.
.
Pagi pun menyapa, matahari bersinar dengan hangatnya. Para burung berkicau merdu, mengiringi penghuni Panti Asuhan mengawali hari ini.
Naina dan Lina tengah sibuk membuat sarapan dari setelah mereka melakukan shalat subuh, bunda Ros hanya memperhatikan kedua anak gadisnya yang sibuk memasak sambil bersenda gurau.
"Unaaa" panggil Yura dengan suara serak, yang baru saja bangun dengan mengucek salah satu matanya, karena tangan satunya tengah memegang telinga boneka kelinci dan menyeret boneka kelinci yang lebih besar darinya.
"Kesayangan semua orang sudah bangun." ucap bunda seraya mengangkat tubuh Yura dan memangkunya
"Tata Nai, ana una? Malin Ula ta liat tata, tata ilan ladi?" tanya Yura yang belum melihat keberadaan Naina, Yura menyandarkan kepalanya di dada bunda Ros.
"Kakak Nai di culik, belum pulang." jawab Lina seraya membawa mangkuk besar berisi nasi untuk di hidangkan di ruangan tersebut.
Karena kursi yang dulu tak cukup, akhirnya bunda Ros memutuskan untuk makan dengan cara lesehan saja.
"Tulik una? Tata Nai ilan? Huaaaaaaa" tangisan Yura terdengar sangat nyaring, membuat Naina menghentikan kegiatannya dan menghampiri Yura.
Bunda Ros menghela nafasnya dan menggelengkan kepalanya, selalu seperti ini, tidak Lina, tidak Naina sangat suka menggoda si bungsu kesayangan penghuni panti.
"Adiknya kakak kenapa nangis hmm? Siapa yang nakal?" tanya Naina, seraya mengambil alih gendongan Yura dari bunda.
Yura melepaskan bonekanya dan melingkarkan tangan mungilnya ke leher putih Naina. Yura menyandarkan kepalanya di bahu Naina dan menyembunyikan wajahnya.
"Tata ta di tulik? Tata Ina bian tadi, tata Nai di tulik. hiks" Naina langsung menoleh dan memelototi Lina, Lina memilih kabur menyiapkan sarapan.
"Kakak Lina cuma iseng becandain Yura, kakak ga di culik ko. Yura udah sikat gigi sama cuci muka belum?" jawab Naina, lalu bertanya
"Bulum tata,,," jawab Yura
"Ya udah kita bersihkan badan Yura dulu yuk, lanjut sarapan bareng-bareng." ucap Naina seraya melangkahkan kakinya ke kamar
"Lin Lin, kebiasaan kamu kalo udah isengin Yura." ucap Bunda
"Habisnya lucu bunda, wajahnya kalo nangis bikin gemes pengen nyubit. Tapi ada pawangnya, jadi ga bisa dehhh" jawab Lina cekikikan
Sarapan sudah tersedia di atas karpet.
Teng Teng Teng
Lina memukul panci menggunakan sinduk sayur
"Banguuuuunn... banguuuuunnnn.... ayo kita sarapan" teriak Lina, tak lama berhamburan anak-anak dan duduk tertib di depan makanan. Setelahnya Naina datang dengan menuntun Yura
"Yula inda nau detet-detet tata Ina, tata Ina natal. Nomonnya tulik-tulik...." ucap Yura seraya memeletkan lidah pada Lina, Lina pun tak mau kalah. Ia memasang wajah jelek, mengejek Yura. Melihat wajah Yura yang sudah mau menangis, Lina kembali tertawa.
"Ya Allah Lin, mbok ya ngalah sama bocah napa." ucap Naina yang mulai kesal
"Udah biarin kak Lina, nanti biar di gigit semut tangannya. Yuk makan" Mereka mulai makan yang di pimpin do'a oleh Bobi..
.
.
"Seperti yang sudah kakak katakan kemarin kemarin, mulai hari ini kakak akan kerja. Yura sama bunda dan kakak-kakak yang lain di sini ya." ucap Naina
"Tali uan ya ta?" tanya Yura
"Iya, kakak mau cari uang buat bisa bikin Yura dan kakak-kakak jalan-jalan ke kebun binatang. Mau nggak?"
" Nau tata, nati di tana liat dajah ya ta."
"Iya, pinter nya adik kakak. Makanya semua sayang, ya udah kakak pamit ya. Nurut sama bunda ya pinter" ucap Naina, Yura mengangguk paham. Ia langsung berlari ke arah taman, untuk ikut bermain dengan kakaknya yang lain.
"Naina berangkat ya bun, kalo ada apa-apa hubungi Naina. Assalamu'alaikum" ucap Naina seraya mencium punggung tangan bunda Ros dan tak lupa mencium pipi bunda Ros.
"Iya nak, semoga hari mu menyenangkan. Wa'alaikumsalam"
...****************...
...Happy Reading all 💞💞💞...