Time Travel Diasingkan Setelah Menikah

Setelah para petugas penjara pergi, suasana di dalam sel kembali sunyi. Namun, ketegangan masih tersisa. Semua orang masih mengingat bagaimana Shen Wei menghadapi para petugas itu tanpa gentar, meskipun kekuatannya belum sepenuhnya pulih.

Nyonya Shen segera menghampiri putranya dengan wajah penuh kekhawatiran.

"Nak, kau tak apa? Bagaimana dengan lukamu? Mana yang sakit?" tanyanya cemas, matanya menatap tubuh Shen Wei mencari tanda-tanda luka.

Di sampingnya, Shen Ning, adik perempuan Shen Wei, juga tampak panik.

"Kak, katakan saja jika kau terluka. Aku akan membantumu!" ucapnya sambil meraih lengan kakaknya.

Shen Wei sedikit membeku, ia lupa pura-pura terluka parah. Matanya menelusuri wajah keluarganya satu per satu, lalu akhirnya bertemu dengan tatapan Yu Yuning. Wanita itu tersenyum tipis ke arahnya.

Dengan cepat, Shen Wei berpura-pura terbatuk dan berkata dengan suara serak, "Aku tak apa-apa. Lukaku tidak serius. Kekuatan tadi hanya untuk menakuti mereka. Ia kesakitan karena tendangan Xu Kai."

Nyonya Shen dan Shen Ning akhirnya menarik napas lega.

"Baiklah, kalau begitu kau istirahatlah dulu. Sebentar lagi kita akan dibawa ke pengasingan," kata ibunya dengan nada lebih tenang, meski kekhawatiran masih tersirat di wajahnya.

Shen Wei hanya mengangguk pelan, sementara ibunya dan Shen Ning akhirnya menjauh, memberi ruang bagi Yu Yuning untuk mendekatinya.

Yu Yuning berjongkok di depan suaminya, lalu tersenyum tipis.

"Kau mengagetkanku, Shen Wei," ucapnya pelan, suaranya mengandung nada menggoda. "Jangan terlalu banyak menggunakan kekuatanmu. Aku masih menginginkan tubuhmu yang 'wow' ini tetap utuh."

Shen Wei menatapnya dengan ekspresi sedikit terkejut sebelum akhirnya mendengus pelan, meskipun pipi nya merona. Tetapi tidak menolak ketika Yu Yuning duduk di sampingnya.

"Kau tidak khawatir aku terluka?" tanyanya dengan nada datar.

Yu Yuning mengangkat satu alisnya.

"Kenapa khawatir? Bukankah kau sudah sembuh dan hanya berpura-pura saat ini?" katanya santai.

"Aku lebih khawatir jika di pengasingan nanti kau tidak cukup kuat. Hari-hari di pengasingan pasti akan lebih berat, Jadi gunakan tenagamu untuk hal yang lebih baik, seperti..." lanjutnya.

"Seperti apa?" tanya Shen Wei bingung.

"Seperti memberiku hadiah seperti kemaren aku menyembuhkan mu," ucap Yu Yuning tersenyum.

Shen Wei membeku melihat Yu Yuning tersenyum, ia masih saja malu mengingat hadiah yang di inginkan Yu Yuning pasti adalah sebuah ciuman.

Shen Wei merona mengingat ia membalas ciuman dari istrinya tempo hari.

Shen Wei menatap istrinya dengan ekspresi tak terbaca. "Jadi menurutmu aku tak seharusnya melawan mereka?"

Yu Yuning mengangkat bahu. "Aku tak bilang begitu. Hanya saja… jika kau jatuh sebelum waktunya, aku harus menghadapi semua ini sendirian."

Shen Wei terdiam. Ia tahu, meski Yu Yuning berbicara dengan nada ringan, ada ketulusan dalam ucapannya.

"Jangan khawatir," katanya akhirnya. "Aku tidak akan membiarkanmu sendirian."

Yu Yuning tersenyum puas. Ia menyentuh luka di lengan Shen Wei dengan lembut. "Lain kali, serahkan padaku. Kau tahu aku bisa mengatasinya. Aku bukan orang sembarangan. Oke!"

Shen Wei mendesah. "Aku tahu. Tapi aku tidak bisa hanya diam ketika mereka mencoba menyakitimu."

Yu Yuning tertawa pelan. "Romantis sekali. Tapi aku serius, Shen Wei. Jika kau ingin bertahan, kita harus bekerja sama."

Shen Wei menatap Yu Yuning dalam-dalam. "Kau benar. Kita akan menghadapi ini bersama."

Yu Yuning mengangguk puas. "Bagus. Sekarang biarkan aku melihat apakah tubuhmu ada yang terluka."

Shen Wei tidak menolak. Ia tahu, dalam keadaan seperti ini, kepercayaan mereka satu sama lain adalah satu-satunya yang bisa diandalkan.

Shen Wei terdiam sejenak, menikmati kehangatan yang aneh dari sentuhan dan perhatian istrinya.

Di seberang sel, terdengar suara tangisan pilu. Shen Ru berteriak penuh amarah kepada ibunya.

"Kenapa, Bu? Kenapa kau mengorbankan istriku?!" suaranya serak, penuh emosi.

Nyonya Shen Ru membalas dengan nada tajam, wajahnya merah karena marah. "Kau ini anak durhaka! Kau rela memberikan makanan untuk istri dan anakmu, tapi untuk ibumu sendiri tidak?! Kau lebih memilih perempuan itu daripada ibumu sendiri?!"

Di sudut lain, Yu Yuning menyaksikan semua itu dengan mata tajam. jika ia ataupun suami nya tidak bertindak kejam kepada petugas penjara yang akan mengambilnya. Mungkin dirinyalah yang akan menjadi korban petugas penjara tadi.

Ia mulai memusatkan pikirannya untuk membuat satu jarum es yang besar, dan bersiap untuk membunuh seseorang. Ia menunggu waktu yang tepat.

Sementara di tempat lain, Shen Ru mengepalkan tangannya, menahan kemarahan. "Gu Ling adalah istriku! Aku bertanggung jawab atasnya! Kenapa Ibu tega ingin menyerahkannya?! Apa Ibu sama sekali tidak peduli?"

Nyonya Shen Ru mendengus. "Aku ini ibumu! Tapi kau bahkan tidak memberikan jaminan apapun untukku! Kau tak peduli padaku!"

Shen Ru menatap ibunya dengan sorot mata penuh luka. "Aku peduli, Bu… Tapi aku tak punya apa-apa!"

Gu Ling dan kedua anak mereka hanya bisa berpelukan erat, menangis ketakutan. Situasi dalam sel semakin tegang.

"Harusnya kau berusaha, meminjam atau..." ucap ibu Shen Ru yang terpotong.

BRUKK!

Nyonya Shen Ru terjatuh ke lantai penjara dengan keras.

Semua orang tersentak kaget. Bahkan Shen Ru sendiri menatap ibunya dengan mata melebar, terkejut.

Darah mengalir dari kepala wanita itu. Sebuah lubang menganga di dahinya, darah segar mengalir deras, membentuk genangan kecil di lantai penjara yang dingin.

Hening.

Semua orang membeku, memandang tubuh tak bernyawa itu dengan ngeri.

Beberapa dari mereka langsung mengalihkan pandangan ke Shen Ru, mengira dia telah membunuh ibunya. Namun, setelah melihat lubang di kepala Nyonya Shen Ru, keraguan mulai muncul. Mereka tahu Shen Ru tidak memiliki senjata apa pun. Jadi, siapa yang melakukan ini?

Mereka berpaling ke satu orang.

Yu Yuning.

Wanita itu hanya mengangkat alis santai, mulutnya sibuk mengunyah biji bunga matahari. Suara kletas terdengar setiap kali ia membuka cangkang bijinya dan membuangnya sembarangan ke lantai.

"Tsk, tsk," Yu Yuning berdecak, menatap semua orang dengan ekspresi remeh. "Begitu tak tahu malu. Menjebak orang lain untuk menyelamatkan diri sendiri. Dan sekarang? Mati sia-sia."

Suasana menjadi lebih mencekam.

Beberapa orang mulai berkeringat dingin. Mereka merapat ke pojok sel, berpegangan erat pada anak atau pasangan mereka, tubuh gemetar ketakutan.

Pikiran mereka berputar dengan cepat. Bagaimana bisa seorang wanita membunuh seseorang tanpa berkedip dengan begitu santai tanpa rasa takut? Jika itu pria tak masalah di Medan perang harus kejam, Jika tidak, ia yang akan mati. Tapi Yu Yuning adalah seorang wanita.

Yu Yuning berjalan perlahan ke arah mereka, langkahnya tenang tapi penuh tekanan.

"Aku tidak peduli dengan keluarga Mu atau atau siapapun di sini," katanya santai, tapi ada nada kejam yang terselip dalam suaranya. "Kalian boleh melakukan apa pun yang kalian mau. Tapi jangan coba-coba melampiaskan semuanya padaku atau orang-orang terdekatku."

Shen Ru yang masih berlutut di samping jasad ibunya tersentak, lalu dengan cepat berlari ke arah istri dan anak-anaknya. Ia tak ingin Yu Yuning mengarahkan kemarahannya kepada mereka karena ulah ibu nya.

Di sudut sel, beberapa orang mulai terisak pelan. Tapi apakah Yu Yuning peduli? Tidak.

Wanita itu hanya menatap wajah mereka satu per satu. "Apa kalian pikir aku terlalu kejam?" tanyanya dengan suara lembut, tapi tajam seperti pisau.

Tak ada yang berani menjawab.

Shen Wei memperhatikan istrinya dari jauh. Tatapan dalam matanya berubah.

Ia paham kenapa Yu Yuning bertindak seperti ini. Mereka baru saja menikah, tetapi orang-orang ini sudah menargetkan istrinya. Jika Yu Yuning tidak menunjukkan taringnya, mereka pasti akan terus mencoba menjatuhkannya.

Yu Yuning melanjutkan, "Jika kalian macam-macam lagi, jangan salahkan aku. Nasib kalian akan sama seperti wanita itu."

Jari telunjuknya terangkat, menunjuk tubuh tak bernyawa Nyonya Shen Ru.

Orang-orang langsung mengangguk panik, tak ada yang berani menantangnya.

Yu Yuning sudah biasa di kiamat zombie membunuh para zombie, bahkan ia juga membunuh manusia tanpa perasaan bersalah. Jadi jangan salahkan dia, disini ia bertindak kejam juga.

Yu Yuning masih menatap mereka satu persatu. Setelah puas dengan reaksi mereka, Yu Yuning berbalik dan berjalan santai kembali ke tempatnya semula.

Shen Wei menatapnya. Ada sesuatu dalam dirinya yang bergetar.

Ia tersenyum kecil, tatapannya melekat pada Yu Yuning. Ia tidak bisa memalingkan pandangan, sepertinya ia terpikat oleh yu Yuning. atau yu Yuning yang sangat memikat? Shen Wei merasa yu Yuning mempunyai sihir misterius.

Sial, kenapa jantungnya berdebar lebih cepat?

Yu Yuning yang hampir sampai ke tempatnya menangkap tatapan Shen Wei.

Ia mendengus kecil. Kenapa pria itu tersenyum seperti itu?

Dan yang lebih menyebalkan… dadanya juga ikut berdebar aneh.

Sial.

Jangan Lupa gunakan tombol berbagi, dan berikan komentar terbaikmu! Tekan tombol suka, subscribe, klik gambar gift dengan menonton iklan gratis tanpa di-skip, atau gift lainnya yang tersedia. Jangan lupa juga untuk vote karya ini.