Ameera Ku Sayang

Ekspresi wajahnya berubah - ubah saat membaca semua info tentang Ameera, malang sekali nasib wanita itu.

"Apa mereka semua tidak mempunyai hati, Bukankah ayah cinta pertama untuk seorang putri. pahit sekali kehidupan mu meera." ucap Dio sambil memejamkan matanya, hatinya terasa teriris setelah tahu kehidupan wanita yang sudah dia anggap seperti adiknya itu.

"aku berjanji akan membebaskan mu dari orang - orang itu Ameera, termasuk suamimu itu." ucap Dio lagi, dia berjanji akan membawa Ameera pergi dari kehidupan semua orang yang menyakitkan.

"BRENGSEKK.." umpat Dio merasa geram dengan kelakuan keluarga Ameera dari informasi yang dia dapatkan, bagaimana mungkin seorang ayah yang seharusnya melindungi dan mengayomi putrinya memberikan limpahan kebahagiaan justru melimpahkan kebencian hanya karena istrinya meninggal setelah melahirkan Ameera.

Tidak ada seorang anak yang memohon di lahirkan di dunia ini, tidak ada anak yang bisa memilih siapa yang akan menjadi orang tuanya.

Bahkan setelah ayahnya menikah kembali dengan janda anak satu semakin membuat hidup Ameera menderita. Harsana begitu menyayangi dan memanjakan anak tirinya apapun keinginan anak tiri nya pasti akan di penuhi, sedangkan Ameera dari kecil sampai dewasa ini belum pernah merasakan kasih sayang ayah nya, bahkan lebih parahnya Ameera di tempatkan gudang sempit dan pengap.

Dari pernikahan nya yang ke dua Harsana memiliki seorang putra yang masih duduk di bangku kelas 3 SMA tidak berbeda dengan Risa anak tirinya putra nya yang bernama Valdo juga sangat dimanja, hanya saja Valdo lebih pendiam dan cenderung tidak peduli pada sekitar. Jika yang lainnya memaki dan menyiksa Ameera Valdo akan segera berlalu menuju kamarnya.

Dulu saat Ameera kecil sedang belajar berjalan sang ayah justru dengan sengaja menyenggol Ameera kecil hingga tubuh mungil tersebut jatuh dan menangis namun sang ayah hanya acuh dan berlalu begitu saja. hanya asisten rumah tangga lah yang selalu menjaga dan menyayangi Ameera di dalam rumah itu.

Di kediaman sang ayah, Ameera di perlakukan seperti pembantu di sana Ameera sama sekali belum pernah merasakan berkumpul bersama keluarga bahkan makan bersama pun belum pernah sama sekali. semua pakaian milik Ameera asisten rumah tangga lah yang membelikannya di pasar. siksaan fisik pun sudah biasa di dapatkan dari sang ayah.

Ameera hanya di sekolahkan sampai smp, dia melanjutkan pendidikan SMA nya melalui beasiswa.

"aku akan buat mereka semua menyesal terutama tua bangka Harsana dan si arogan alex, aku pastikan." ucap Dio pada dirinya dengan sungguh - sungguh .

.

.

.

***

Keesokan paginya Dio berencana akan menemui Ameera, namun Dio tidak langsung menemui Ameera di rumah alex, dia menunggu Ameera di jalan dekat tempat kerjanya.

satu jam menunggu akhirnya nampak Ameera yang sedang berjalan kelelahan dengan keringat di pelipis nya.

"Ameera!!" panggil Dio dari samping mobil.

"eh.. kak Dio ada disini?" tanya Ameera bingung.

"ada yang ingin aku bicarakan denganmu." jawab Dio sambil menarik tangan Ameera menuju mobilnya.

"bi ...bicara apa kak?" tanya Ameera dengan gugup bahkan dirinya sampai berkeringat saking gugupnya.

"Aku sudah tahu semua tentang kehidupanmu, tentang perlakuan keluarga mu padamu, kalau kamu mau aku bisa membantumu pergi dari mereka meera." kata Dio dengan yakin.

"kak.." Ameera bahkan tidak mampu berkata apa - apa matanya sudah berkaca - kaca.

"aku tidak ada maksud jahat padamu meera aku tulus mau membantu mu, kamu sudah aku anggap adikku sendiri. Sekarang ini aku sedang menyelidiki kasus kecelakaan itu saat semua bukti - bukti yang menyatakan kamu tidak bersalah saat itu juga aku akan membawamu pergi Ameera." kata Dio meyakinkan Ameera kembali.

"terima kasih kak Ameera bersyukur bisa mengenal kakak, tapi untuk pergi dari sini meera rasa tidak perlu kak Ameera tidak apa - apa." ucap Ameera tidak mau menyusahkan Dio kedepannya.

"he.. aku serius dengan ucapan ku, bukankah kamu sudah menganggap aku ini kakakmu sendiri." tanya Dio.

"biarkan meera bertahan kak, sampai nanti Ameera tidak sanggup lagi meera akan mundur kak." jawab Ameera dengan tersenyum.

"baiklah kakak hargai keputusanmu, kalau ada apa - apa kamu butuh bantuan jangan sungkan hubungi kakak." kata Dio dengan tegas.

" baik ka, sekali lagi terima kasih banyak kak." ucap Ameera, bahkan dia sudah meneteskan air mata karena terharu dengan perlakuan Dio.