banyak mengandung ***, tolong yang dibawah umur bijaklah dalam membaca setiap novel.
karya ini adalah karya saya di platform sebelah. terpaksa saya pindahkan disini sebab novel ini sudah hilang di platform sebelah. saya sudah menunggu beberapa bulan kembali nya novel ini tapi nyatanya tidak kembali lagi.
mengandung *** bijaklah dalam membaca
Zahra harus rela di nikahi oleh calon suami kakaknya, intan. sebab intan kabur di hari H pernikahannya. tak ada pilihan lain akhirnya Zahra menuruti keinginan orang tua angkatnya. ingin rasanya wanita itu menolaknya tapi hal itu menyangkut nama baik keluarga mereka.
William menyalahkan Zahra atas hilangnya calon istri saat menjelang pernikahan, pria itu mengira jika Zahra dalang dibalik semua ini karena iri dengan intan.
seakan buta mata dan hati, William terus saja menyiksa Zahra setelah menjadi istrinya. hari-hari dijalani Zahra penuh dengan penyiksaan, hinaan dan cacian sudah menjadi makanan sehari-hari nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Moms Al, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 1
Sah.....
Suara para saksi menggema dipenjuru ruangan itu diikuti dengan suara tamu undangan yang secara bersamaan menegucap kata sah.
Kini William dan Zahra suda resmi menjadi sepasang suami istri walau awalnya mereka menentang tapi demi nama baik keluarga Zahra rela menikah dengan William yang memang tak menyukainya.
"Selamat yah Zahra, mama harap kamu tak mengecewakan William, kamu mengertikan maksud mama. Ingat ini adalah baktimu kepada kami yang telah merawat dari kecil hingga sekarang. Anggap saja ini sebagai balas Budi". Zahra termenung sebentar ketika mendengar ucapan Darlina orang tua angkat Zahra.
Zahra hanya bisa menghela nafas berat karena tak punya pilihan lain.
'apa selama ini, aku tinggal dirumahnya bukan untuk balas Budi. Bahkan mereka tak menganggap ku sebagai anak tapi layaknya pembantu'.
Zahra hanya tersenyum getir kala nasibnya begitu tak sesuai apa yang dirinya inginkan.
Setelah Darlina memberi selama kini giliran mami William yang memberi ucapan.
"Selamat yah nak, maaf jika harus kamu yang menikah dengan William mami tidak menyangka jika intan kakak kamu kabur disaat pernikahan nya. Maafkan mami nak karena tak ada pilihan lain karena ini menyangkut nama baik keluarga kita". Airin mengenggam tangan menantunya seakan memberi kekuatan.
Kini mata Zahra sudah berkaca-kaca, rasa sesak didadanya tak terkontrol begitu membayangkan bagaimana kedepannya hidup dengan pria yang sama sekali tak dia cintai.
William melirik Zahra ketika Zahra memukul dadanya karena tak sanggup menahan sesak yang ada didalam sana.
"Jangan pernah merasa senang atas pernikahan ini, jika bukan karena desakan papi dan mami aku tidak Sudi memperistri dirimu. Kamu itu hanya wanita kampungan yang tinggal di panti asuhan. Mungkin orang tua mu membuang dirimu sebab pembawa sial. Jika bukan karena orang tua intan mungkin kamu akan jadi gembel". Bisik William tepat ditelinga Zahra yang sedang duduk disampingnya.
Zahra menoleh melihat William ditatapnya laki-laki itu yang kini sudah menjadi suaminya. Tangannya mengepal atas hinaan yang terlontar dari mulut suaminya. Sebegitu rendahkah anak panti asuhan dimatanya.
"Kenapa menatap ku seperti itu, apa kamu tidak terima apa yang aku katakan". Ucap William tersenyum mengejek.
"Terserah apa katamu, mau menganggap aku apa. Yang jelas aku adalah istrimu yang sah Dimata hukum dan agama. Kamu tidak bisa mengelak itu". Kata Zahra tanpa menoleh kearah William.
"Cihhh, Dasar perempuan kampungan. Istri sah Dimata hukum dan agama tak membuatku menganggap kamu. Kamu itu hanya perempuan kampung, ibarat kamu seperti tai kuku jika kukunya dipotong maka akan hilang". William mencengangkan tangan Zahra hingga membuatnya meringis kesakitan.
Padahal didepannya banyak tamu undangan tapi William sudah berani menyakiti Zahra.
"Auuuuuh,... Sa-sakit aku mohon lepaskan tanganmu". Pinta Zahra karena sudah tak tahan dengan sakitnya.
William menghempas tangan Zahra hingga menimbulkan bekas merah dipergelangan tangan yang kini sudah berstatus istri William itu.
"Ini baru permulaan untuk mu, tunggu selanjutnya. Kamu akan merasa sakit lebih dari ini".
Zahra hanya memegang tangan nya yang merah tanpa memperdulikan perkataan sinis yang keluar dari mulut William.
"Ini peringatan, kamu sudah membuatku marah. Jika tidak banyak orang disini mungkin kamu sudah aku siksa". Tatapan tajam William seakan menusuk dan menguliti Zahra.
"Kenapa kamu tega menyakiti ku seperti ini. Kamu tau kan aku melakukan ini karena tak ingin keluarga kita jadi malu".
"Keluarga kita jadi malu ? Apa aku tidak salah dengar. Bukankah kamu yang menginginkan pernikahan ini bahkan kamu merencanakan hilangnya intan. Kamu itu hanya perempuan ular yang ingin menginginkan hartaku saja". Tuduh William karena menganggap Zahra iri kepada intan yang mendapatkan nya.
"Jangan asal menuduh tanpa bukti, apa kamu punya bukti jika aku yang menghilangkan mbak intan". Tegas Zahra merasa tak terima akan tuduhan tak berdasar William.
"CK, tak usah sok polos. Aku tahu perempuan seperti kamu ini hanya perempuan diluaran sana yang menghalalkan segala cara untuk mendapatkan laki-laki tajir supaya hidupnya mewah melimpah. Tapi tidak dengan ku yang bisa kamu bodohi karena aku sudah biasa mengahadapi perempuan seperti kamu ini".
"Astaghfirullah, Aku bukan orang jahat yang tega dengan mbak intan, meski mbak intan itu bukan kakak kandungku tapi aku menganggapnya sudah seperti saudari kandung sendiri. Apa kamu tidak bisa berfikir bagaimana bisa seorang adik tega mencelakai saudarinya ?".
Zahra merasa muak dan marah atas tuduhan William, apalagi menuduhnya karena menyamakan seperti perempuan diluar sana yang hanya butuh harta.
"Siapa yang bilang tidak ada adik yang tega dengan saudarinya. Apalagi kamu bukan saudari kandung nya, bisa saja kamu iri dengan intan bukan.
Kamu bisa menipu orang-orang bahkan orang tua angkat mu sekaligus tapi kamu tidak bisa menipuku dengan wajah sok polos mu itu".
Zahra mengelas nafas mendengar ucapan William yang seakan menyalahkan nya atas hilangnya intan.
"Terserah jika kamu mau percaya atau tidak, itu bukan urusanku yang penting aku sudah mengatakan yang sejujurnya" kata Zahra yang tak ingin berdebat lagi.
Dari kejauhan orang tua William menatap mereka yang sedari tadi berbicara tiada henti dalam benak mereka mungkin William dan Zahra saling perkenalan dan membicarakan hal-hal agar tak membuat mereka canggung.
Kini acara telah selesai, William dan Zahra disuruh masuk kamar nya untuk beristirahat karena sudah capek seharian menerima tamu undangan tanpa hentinya.
***
"Sayang, apa kamu tidak takut jika calon suamimu akan mencarimu dan menemukan kita disini". Kata laki-laki itu yang sedang memeluk perempuan yang dibawanya kabur disaat hari pernikahan nya karena permintaan perempuan itu sendiri.
Intan mutiara, kekasih atau bisa disebut calon istri dari William yang kabur ketika hari pernikahan nya. Intan adalah seseorang yang bercita-cita sebagai model terkenal.
Intan pergi meninggalkan William sebab jenuh terhadap calon suaminya itu. Setiap intan mengajaknya berhubungan int*m William selalu menolak karena tak ingin meyentuh kekasihnya sebelum resmi menjadi istrinya. Intan yang gila akan s*ks seakan tak sanggup akhirnya menuntaskannya dengan model dewasa laki-laki yang sekarang sudah menjadi kekasihnya.
Awal mulanya mereka bertemu ketika teman intan mengajak ke lokasi untuk berkenalan dengan teman-teman nya dan juga sutradara dari temannya tersebut.
Intan yang tak tahu menahu jika temannya model iklan dewasa menolak ketika sutrada tersebut menyuruhnya hanya memakai d*lam*n saja tapi setelah dibujuk rayu teman nya dan diperkenalkan dengan Indra lawan mainnya dalam iklan tersebut akhirnya intan mau mencoba.
Sebagai laki-laki dewasa, Indra langsung t*gang ketika bersentuhan dengan intan apalagi melihat kulit nya yang begitu mulus dan badan m*ntok membuat yang dibawah tegak.
Intan yang merasa ada b*njolan yang mengeras dibawah sana merasa panas dingin bahkan rasanya ingin menyentuh dan mengelus. Karena suasana mendukung apalagi mereka dibawah selimut yang sama karena memang mengiklankan pakaian dalam yang sedang berbaring diatas kasur dimana Indra menindih intan Membuat intan leluasa tanpa ketahuan.
Denga rasa yang menggebu-gebu diikuti rasa penasaran akhirnya intan mencoba memegang k*perkasaan Indra membuat Indra memejamkan matanya karena merasakan kenikmatan. Tak sampai situ intan melorot kan celana boxer milik Indra dan juga membuka pengait celana dalamnya hingga tak ada kain yang menghalangi membuat Indra menggesekkan miliknya membuat intan m*ndesah kecil.
"Sentuhan mu sangat nikmat sayang nanti kita lanjut kan dihotel, karena aku sudah sangat menginginkan mu". Ucap Indra tersenyum kearah intan dengan mata berkedip.
Intan yang mendengar itu seakan senang dan malu-malu membuat Indra makin bergairah ingin merasakan lebih dalam lagi begitupun juga intan.
"Kamu tenang saja sayang, William tak dapat menemukan kita sebab indentitas ku sudah ku rubah dan dia sangat mencintaiku bahkan tergila-gika dengan ku". Ucap intan tersenyum
Indra menghela nafas sebab intan tidak ingin melepaskan William padahal Indra juga sangat tulus mencintai nya.
"Kenapa kamu bisa seyakin ini ? Bukankah dia menentang mu menjadi model dewasa ? Dan bagaimana jika dia tau kamu meninggalkan nya demi ini dan mengetahui tentang hubungan kita".
"Kamu tidak usah khawatir sayang, aku sangat yakin jika nanti terkenal pasti william tak lagi menentang ini. Dan mengenai hubungan kita, aku Jamin dia tak akan tahu selagi kita menutupnya dengan rapat.
Sudah jangan memikirkan hal lain. Kita datang kesini untuk bersenang-senang bukan". Ucap intan meremas milik Indra.
Akhirnya mereka menghabiskan beberapa r*nde sampai tergeletak lemah.
Bersambung...
suka 🤗🥰