CRAZY BOY AND CRAZY GIRL

" Lo yakin ga tau nama cewek satwa itu?"

"ga"

jawab Arkana sekenanyan karena memang pada dasarnya cowok itu tak mengenal siapapun dari kelas Satwa. Darrel cowok itu nampak mengaga tak percaya, bagaimana bisa ada orang yang tak mengenal Natasya si gadis biang onar, dan sudah sangat sering menjadi langganan BK, bersama temannya Zayyan.

"yang langganan BK itu loh... masa si ga kenal. yang suka bikin ibu mami geleng geleng kepala tiap hari sama kebakaran jenggot"

jelas Darrel, sedangkan cowok itu masih tetap tak mengenali.

"tugas gue bukan layanin konseling" Jawab Arkana membuat Althan terbawak. Dari tadi cowok itu hanya menyimak pembicaraan Arkana dan Darren, tampa menyaut apapun.

"gini ya rell gue bilangin sama lo, kan setiap orang kan ada tuh ya frofesinya masing-masing. dan di bagian mana kita bekerja itu sudah di atur dalam profesi apa yang sudah di pilih. begitu juga dengan Arkana...dia ketos rell ketos...." ucap Althan sok bijak

"dia bukan guru bimbingan konseling"

lanjut Althan hingga akhirnya tertawa lepas. Darrel tampak menghela nafas pasrah, padahal dia sendiri bukan bagian BK tapi cowok itu juga tau siapa siapa aja yang paling sering masuk keluar BK.

"Gue juga bu..."

"ARKANA..."

suara menggelenggar dari luar membuat mereka menoleh ke asal suara. Radit cowok itu berlari masuk ke dalam ruangan osis menghampiri Arkana dengan tergesa gesa. nafas cowok itu tidak beraturan bisa mereka tebak betapa cepat nya Radit berlari.

"kenapa lo?" Tanya Althan langsung ke intinya. Radit nampak mengatur nafas sebelum menceritakan kejadian besar kepada mereka.

"Dilara lagi ribut sama anak cewek kelas satwa di kantin"

***

 Disinilah ketiganya berada, setelah mendapat laporan dari Radit. Arkana dengan mata tajam nya menatap sekeliling area kantin yang sudah tambah ricuh, murid-murid pada berkerumun menyaksikan beban sekolah adu bacot dengan anak kesayangan sekolah.

Tangan Dilara sudah terangkat untuk menampar Natasya, namun seseorang menahannya. Dilara, gadis itu menoleh kearah orang yang sudah berani menghentikannya.

"ARKANA..."

cowok itu datang dan menghentikan penggerakan tangan Dilara yang mau menampar Natasya. membuat cewek itu diam tak bisa berkutik.

" lo....lo..ngapain ke sini Arka?"

ucap Dilara merasa gugup. Arkana menghempaskan tangan Dilara ke samping sebelum akhirnya menatap intens mereka berdua.

"ya hentiin lo lah bangke, pake nanya"

jawab Zayyan yang waktu itu sudah berada di depan Natasya kala gadis itu mau di tampar oleh Dilara dan siap melindungi gadis itu.

"mikirlah katanya gudang prestasi penuh, yakali gada otak" Tambah Dante ikut menimpali.

"ingat bah...SEMUA ORANG PUNYA KEPALA, TAPI GA SEMUA ORANG PUNYA OTAK" Lanjut Kevan sansakastis. Semua siswa juga tau bagaimana watak Zayyan dan enteknya, sangat pandai bicara dan menghujat. Tapi pinternya mereka yang di hujat cuma orang orang Einstein yang bermasalah dengan mereka seperti Dilara saat ini.

Arkana terdiam sejenak, Sepertinya cowok itu sedang memikirkan jalan keluarnya.

"ikut gue ke Bk" Tutur Arkana,kemudian cowok itu berbalik hendak melangkahkan kaki nya pergi Namu...

" Ga bisa" tiba tiba Natasya buka suara menghentikan pergerakan Arkana, membuat cowok itu menoleh ke arahnya.

"Apa lagi" Tanya cowok itu terkesan tenang, namun tidak terdengar ketus seperti biasanya.

"Gue ga mau ke Bk yang salah siapa yang di salahin siapa" Protes Natasya, jika tadi pagi cewek itu menatap kagum Arkana seperti kebanyakan cewek pada umumnya, namun kali ini cewek itu keliatan serius.

"heh...cewek Dajjal masalah lo apa sama gue setan, datang minta di hajar pulang kurang ajar"

"UBUR UBUR IKAN LELE"

"SIKAT LEE"

Zayyan dan teman nya ikut menimbrung, cowok itu tak bisa diam. selalu aja ada hal yang mereka tertawakan.

Dilara nampak diam sejenak, menatap tajam kearah Natasya yang berdiri angkuh di depannya. Membuat gadis itu muak. Dilara maju selangkah mendekat ke arah gadis itu.

"Sasimo ya sasimo aja, ga usah sembunyi di balik kata frendly , lawak lo?" ucap Dilara,setiap perkataan cewek itu penuh dengan tekanan. Natasya, gadis itu cukup muak dengan omongan Dilara yang melantur. Dia kalem ini di bilang sasiomo,, ohh...harga dirinya benar-benar di pertaruhkan disini.

"ANJING LO BILANG GUE SASIMO, DARI MANANYA BANGSAT? ADA GUE CAPERIN COWOK LO, ADA? GAK KAN. TRUS YANG JADI MASALAH LO APA SIALAN, PAS DATANG LO NGEHUJAT GUE MISKIN TRUS SASIMO, NGAJAK NGELUD BILANG GUE LAYANIN SAMPAI TORIQ NAIK TURUN HAJI"

"Berani ga lo...:

"Berani ga? sepuh kita dilawan iya ga te.."

"Mantap mantaap.... gue jamin besok udah ga berani datengin lagi kelas satwa" Jawab Dante seraya menguyah kerupuk yang entah di mana ia temukan. dengan santai nya cowok itu makan dengan meja kantin yang menjadi alasnya.

Emosi Natasya memuncak, dengan ganas nya gadis itu mendekat ke arah Dilara ingin menjambak rambut gadis jelmaan dajjal itu, Namun sudah lebih dulu di lerai oleh Arkana. meskipun suasananya jadi genting cowok itu tatap tenang.

"sekarang ikut gue ke Bk kita selesain baik-baik disana"

"Ga usah"

bales Dilara kemudian berbalik menjauh dari kerumunan itu, diikuti kedua entek enteknya. mana sudi Dilara masuk keruang Bk bersama gadis sialan itu.

"KEMBALI SINI KALO BERANI LO CEWEK SETAN, YAKJUJ MAKJUT AJA GX SUDI MAKAN LO"

Amuk Natasya murka gadis itu tak peduli Arkana melihat bagaimana sisi bruntalnya , yang kelas gadis itu sangat ingin mencakar cakar wajah lemot Dilara, cewek sialan yang sayangnya kebanggaan sekolah.

Kemudian cewek itu menatap Arkana yang menatap datar ke arahnya.

'Manpusss gue ngomong ga estetik banget, malah di depan pangeran lagi, image gue jadi berkurang, nanti di anggap cewe gila kan ga seru'

batin Natasya mengerutuki kebodohannya.

***

((makasih guyss buat yang sudah baca cerita aku sampai kesini....akan aku usaha supaya updete lebih cepat🙏🙏🙏))