dia menjadi seorang yatim piatu setelah ayahnya tiada.
dan meninggalkan dirinya yang sakit sakitan bersama sang ibu tiri.
perhatian orang baru dalam kegersangan dan kesendiriannya membuatnya sedikit terlena dan lupa.
setitik bahagia coba ia rajut bersamanya.
namun...
dia adalah kakak tirinya.
mampukah ia menata kembali hidupnya saat ia tahu siapa sebenarnya laki laki yang di perkenalkan sang ibu tiri sebagai kakak tirinya itu ?!
sementara sesuatu yang berharga miliknya telah di renggut oleh seseorang itu.
simak cerita baru aku ya....
cinta dalam bara.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon khitara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 25 Anthony
Ting tong....
Terdengar bel apartemen Raha berbunyi. Seraut wajah pucat Raha nampak keluar dari kamar dan terlihat mulai menuruni anak tangga dengan sedikit tertatih.
Kondisi gadis itu saat ini memang tak baik baik saja. Tubuhnya terasa lemah dan ia pun merasakan sakit di sekujur tubuhnya.
Lebam lebam juga mulai muncul di permukaan kulit tubuhnya.
Sesampainya di depan pintu ia segera membuka pintu.
cklek....
Pintu apartemen Raha terbuka dan segera menampilkan wajah seseorang yang sedikit asing bagi Raha.
Sejenak gadis itu termangu menatap wajah tampan seseorang di hadapannya yang kini juga tengah menatapnya.
" kau....?! " sebuah kata terlontar dari bibir gadis itu untuk seseorang itu.
" maaf,
om Harry tak bisa datang sendiri kemari.
Kondisi tante tiba tiba down.
Dia memintaku mewakilinya memberikan ini padamu " seseorang itu berucap sopan kepada Raha sembari menunjukkan sesuatu yang ia bawa di tangannya.
Kemaren ia memang meminta tolong kepada pengacaranya itu untuk menyelesaikan dan melakukan pengambilan pada ijazahnya.
Ia tak bisa menghadiri acara wisuda kelulusannya karena kondisinya saat ini yang tak memungkinkan.
" ah iya...tidak apa apa.
Maaf aku sedikit lupa pada...." kata kata Raha menggantung di udara karena ia lupa akan sesuatu.
" Anthony...namaku Anthony.
Boleh aku masuk ?! Ada yang ingin aku jelaskan padamu perihal yang kau minta pada om Harry kemaren " pemuda itu meminta izin kepada Raha dan menjelaskan maksud dan tujuannya meminta izin masuk.
" ya...
Silahkan masuk " Raha pun mempersilahkan. Anthony segera masuk ke dalam apartemen itu mengikuti Raha.
Tak lama keduanya nampak duduk saling berhadapan.
" pertama tama aku ingin mengucapkan selamat padamu " pemuda berwajah kalem itu berucap dengan menatap dalam kepada Raha sembari tersenyum lembut.
" Kau lulus dengan nilai yang sangat memuaskan. Nilai ujianmu sangat tinggi dan di atas rata rata.
Sekali lagi aku minta maaf, aku yang datang ke acara wisudamu kemaren.
Om Harry membawa tante ke Singapura karena ia down kemaren pagi " lanjut pemuda itu dengan sangat hati hati sekali.
Raha membalas tersenyum tipis pada Anthony,
" terima kasih...
Tidak apa apa, aku justru minta maaf karena telah merepotkanmu " jawab Raha dengan suara sedikit pelan.
Ia menerima sebuah map berukuran sedikit besar yang di sodorkan Anthony kepadanya di atas meja.
Sebuah map berisi ijazahnya.
" tidak masalah, aku senang bisa membantumu.
Aku juga ingin mengabarkan kepadamu jika kita berhasil memblokir kartu rekening papamu.
Tapi kau juga harus tahu...kami baru bisa melakukannya ketika sudah terjadi transaksi beberapa kali paskah kematian papamu.
Maaf kami terlambat...." kata Anthony dengan nada dan raut wajah penuh penyesalan.
Raha menghela nafas. Sudah ia duga Calista akan bergerak cepat berusaha memindahkan saldo rekening sang papa entah kemana.
" tak apa...terlambat lebih baik dari pada tidak sama sekali " jawab Raha kemudian.
" untuk aset aset keluargamu yang lain kami membutuhkan tanda tanganmu untuk melakukan pembekuan.
Bacalah ini, jika kau yakin maka silahkan tanda tanganilah.
Dan jika ada yang tidak kau mengerti, tanyakan saja padaku " jelas Anthony lagi.
Raha kembali meraih map berisi berkas berkas yang kembali di sodorkan Anthony kepadanya, gadis itu membacanya dengan teliti.
Walau tak begitu mengerti, namun berbekal ilmu yang di ajarkan sang papa kepadanya mengenai administrasi perusahaan sang papa,
Raha sedikit mengerti.
" apakah ini maksudnya tante Calista masih akan menjadi pengambil keputusan tertinggi dalam perusahaan papa selama aku tak bisa memimpin perusahaan itu ?! " tanya Raha ketika ia memahami beberapa point yang tertulis di dalam berkas itu.
" iya...
Tapi jangan khawatir, dia hanya pelaksana tugas selama kau di anggap belum dewasa dan belum mampu.
Selain itu, meski ia adalah pemimpin dan pengambil keputusan tertinggi dalam perusahaanmu. Tapi tetap saja ia tak bisa bebas begitu saja memutuskan sesuatu seenaknya sesuai dengan keinginannya.
Masih akan ada para pemegang saham lain yang akan menjadi monitor dan mengawasi kinerja mama tirimu itu.
Saat kau berusia 25 tahun atau jika mungkin kau sudah menikah sebelum usia itu, secara otomatis tampuk pimpinan perusahaan akan kembali padamu " jelas Anthony lagi panjang lebar.
Raha mengangguk mengerti,
Tangannya terulur hendak membubuhkan tanda tangan pada berkas itu.
" heii...kau baik baik saja ?! " Anthony bangkit dari duduknya dan memajukan tubuhnya kepada Raha,
Ia terkejut ketika ia melihat tangan Raha tiba tiba gemetar.
" apa kau sakit ?! Kau pucat sekali " lanjut pemuda itu dengan wajah cemas menatap wajah Raha yang kian memucat.
Ia baru menyadari jika wajah gadis itu saat ini sangatlah pucat.
Raha diam tak menjawab, ia melanjutkan menandatangani berkas itu dengan tangan yang masih gemetar.
Klunting...
Bolpoint yang di pegang Raha jatuh ke lantai dan membuat Anthony terkejut melihatnya.
" kau sakit Raha.... ?! biar aku membantumu, berikan aku nomor siapa yang bisa kuhubungi untukmu " kata Anthony panik.
Wajah Raha terlihat kian pucat,
Titik titik keringat mulai nampak membasahi keningnya.
Raha menggeleng pelan.
" aku tidak apa apa....
Ini hal yang biasa terjadi padaku, tolong ambilkan aku bolpointnya.
Aku harus segera menandatanganinya kan ?! " jawab Raha dengan nada suara sangat rendah.
Anthony pun menurut.
Baru saja pemuda itu merundukkan tubuhnya hendak mengambil bolpoint yang terjatuh itu.
Tiba tiba....
Brugh.....
Tubuh Raha jatuh tergeletak tak sadar diri ke lantai.
" Raha....!! " pekik Anthony terkejut.
Dugh...!!
Kepala pemuda itu sampai terantuk meja ketika ia mengangkat kepalanya dengan cepat karena sangat terkejut sekaligus cemas melihat Raha yang tiba tiba jatuh pingsan ke lantai.
Pemuda itu segera menghambur ke arah Raha dan mengabaikan kepalanya yang sakit karena terantuk meja tadi.
Segera Anthony mengangkat tubuh Raha yang tergeletak di lantai dan memindahkannya ke atas sofa.
kok gak hubungi dokter xani..
penjahat kelamin sekelaa leon tak akan mudah mati...
😀😀😀❤❤❤❤