TAHAP REVISI
[ Semoga terhibur dengan kekocakan Bang Keanu, Alan dan Mouza ☺️ ]
Mouza yang ingin memberikan kejutan untuk kekasihnya justru malah mendapatkan kejutan tak terduga dari Alan, kekasihnya.
Dengan mata telanjang, Mouza melihat dengan jelas saat Alan sedang bercumbu dengan wanita lain di siang hari, terlebih wanita itu adalah calon kakak iparnya sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon teh ijo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26 | Ancaman Mouza
Sesampainya di rumah, Mouza ingin segera masuk ke kamar. Saat ini dadanya terasa sesak. Bahkan air matanya juga sudah menggenang di pelupuk mata. Karena tak melihat jalan, Mouza tak sengaja menabrak Alan yang hendak keluar.
"Punya mata gak sih?!" bentak Mouza pada Alan.
Pria yang berstatus mantan kekasihnya itu hanya mengernyit saat tiba-tiba Mouza membentak dirinya. Terlihat juga jika wanita itu sedang menangis.
"Za, lo nangis?" tanya Alan heran.
"Gak! Gue lagi tertawa," ujar Mouza yang kemudian berlari kedalam.
Tak berapa lama Keanu juga muncul dari balik pintu. Alan segera menatap sang kakak.
"Lo apain dia?" tanya Alan datar.
"Bukan urusan lo! Awas minggir!" sentak Keanu. Namun, Alan tak memberikan celah Keanu untuk masuk. Dia sangat tidak terima saat Mouza dibuatnya menangis.
"Gue udah peringatnin lo, jangan pernah lo sakiti dia! Tapi apa buktinya? Lo malah buat dia nangis! Lo emang pria breng.sek ya!"
BUGH
Satu tinjuan mendarat di pipi Keanu. Terasa panas dan nyeri. Bahkan sudut bibirnya mengeluarkan cairan darah segar.
"Ini adalah peringatan pertama karena lo udah buat dia nangis! Sekarang terbukti kan, mana yang sebenarnya breng.sek!" ujar Alan yang kemudian meninggalkan Keanu.
Meskipun dia pernah memberikan luka di hati Mouza, tetapi tak sedikitpun Alan ingin mengkhianatinya. Kejadian saat itu terjadi secara tiba-tiba karena bujuk dan rayuan Mili.
Saat ini terlambat sudah untuk disesali, karena pada kenyataannya Mouza lebih memilih sang kakak daripada dirinya. Ingin tidak terima karena Mouza jatuh pada pria yang lebih breng.sek daripada dirinya, tetapi Mouza tidak pernah mau mendengarkannya.
"Oza, coba lo dengerin gue saat itu! Lo gak akan sesakit ini, Za! Bodoh! Gue sangat bodoh!" Alan merutuki dirinya sendiri.
Didalam kamar, tak ada kicauan seperti biasanya. Mouza yang lelah sudah membaringkan tubuhnya diatas tempat tidur, sementara Keanu tak berani untuk menghiburnya.
Kejadian satu jam yang lalu membuat Mouza sangat marah dan kecewa padanya. Bagaimana tidak, seorang istri ditawar oleh pria hidung belang di depan suaminya sendiri. Wanita manapun pasti akan marah dan kecewa, terlebih saat mengetahui pekerjaan sang suami.
"Za, udah dong marahnya."
Mouza masih acuh. Saat ini dia benar-benar sangat kecewa dengan Keanu.
"Oke, aku kasih kamu waktu buat sendiri. Aku keluar dulu, ya."
Mendengar kata keluar, Mouza langsung bangkit dan menoleh kearah Keanu. "Abang mau kemana?"
Keanu yang hampir membuka gagang pintu segera menoleh kebelakang. "Mau keluar cari angin," ujarnya.
Entah mengapa saat mendengar kata keluar Mouza tidak terima. Dia takut jika Keanu akan mencari pelampiasannya diluar sana.
"Abang gak boleh keluar!"
Keanu mengernyit heran. "Kenapa? Aku hanya akan ke teras, kok. Kan di kamar no smoking," ujarnya.
Mouza mende.sah pelan. Sekilas dia melihat sudut bibir Keanu memerah. Karena merasa penasaran, Mouza langsung bangkit dari tempat tidur untuk memeriksanya.
"Ini kenapa, Bang?" Mouza bertanya sambil menyentuh sudut bibir yang berdarah.
"Ini—" Keanu bingung untuk mencari alasan yang tepat. Keanu tidak ingin mengatakan jika dia baru saja ditonjok oleh Alan.
"Terbentur tembok," kilah Keanu.
"Bohong! Siapa yang udah meninju Abang?" tanya Mouza penuh khawatir dan menyeret tangan Keanu untuk duduk di sebuah sofa. "Diam! Gue obati dulu!"
Namun, saat Mouza ingin berlalu, Keanu mencegahnya. "Gak usah! Ini gak papa!"
Mata Mouza dan Keanu saling menatap hingga akhirnya Keanu menyuruh Mouza untuk duduk di sampingnya.
"Za, aku minta maaf atas insiden tadi," sesal Keanu.
Seketika Mouza terdiam dan menjauh dari Keanu. Dia pernah sakit karena pengkhianatan yang dilakukan Alan, tetapi lebih sakit lagi saat harga dirinya ditawar oleh pria hidung belang.
"Untuk masalah itu aku masih kecewa. Kalau Abang mau keluar, silahkan!"
Keanu mende.sah pelan ketika Mouza berlalu untuk kembali ke tempat tidurnya. Entah mengapa hatinya juga ikut nyeri saat melihat raut wajah murung itu. Baru kali ini Mouza terlihat begitu murung dan sedih.
Cukup lama Keanu merenung diatas sofa. Keinginan untuk merokok untuk menghilangkan beban pun diurungkan. Hingga akhirnya dia mendekati Mouza yang sudah menutup tubuhnya dengan selimutnya.
"Jadi aku harus bagaimana, Za. Jauh sebelum kita mengenal aku sudah sudah seperti ini, terlebih dengan pekerjaanku. Aku tidak bisa memutar waktu untuk menjadi baik, tetapi aku bisa berubah menjadi lebih baik di masa mendatang," kata Keanu sambil mengelus rambut Mouza.
"Kita tidak bisa mengulang waktu yang telah berlalu, tapi kita bisa mengubah keburukan dimasa lalu dengan cara bertaubat, Bang! Abang tinggalkan semua keburukan Abang dimasa lalu dan buka lembaran baru. Semua itu gak baik, Bang! Apalagi hobi Abang yang suka minum. Itu gak baik buat kesehatan, Bang!" ujar Mouza yang seakan memberikan tamparan keras di hati Keanu.
Tak ada kata yang terucap dari bibir Keanu lagi. Terlambat untuk disesali, karena dia sudah hilang arah setelah kepergian kedua orang tuanya beberapa tahun yang lalu.
"Sekarang Abang udah nikah, meskipun tujuan awal hanya untuk balas dendam, tetapi tidak munafik jika rasa nyaman itu ada. Apakah Abang akan berada di titik seperti ini? Apakah Abang tidak mau mencoba untuk berubah? Aku saja bisa berubah, lalu kenapa Abang tidak bisa? Semua bisa jika ada kemauan, Bang."
Keanu terbungkam dengan kata yang keluar dari bibir Mouza. Gadis yang dia anggap bodoh, ternyata bisa berpikir sejernih itu. Pantas saja Alan bersikeras untuk mempertahankannya.
Mouza mampu menutupi luka dihatinya dengan senyum kepalsuan. Harusnya Keanu bisa menjaga berlian itu lebih baik dari pada Alan, sekalipun dia memiliki masa lalu yang buruk. Bukankah semua masa lalu yang buruk bisa dirubah untuk menjadi lebih baik?
"Aku akan berusaha untuk berubah, demi kamu," ucap Keanu dengan kesungguhannya.
Mata Mouza berbinar, tetapi dia tidak ingin memperlihatkannya. Dia ingin melihat kesungguhan Keanu terlebih dahulu. Sejauh mana dia bisa berubah.
"Aku pegang janji Abang. Selama Abang belum berubah tidak ada tanam menanam terlebih dahulu!" ancam Mouza dengan menarik dua garis simpul di bibirnya.
Keanu yang mendengar segera mengernyit. "Kok gitu? Gak bisa dong, Za! Berubah itu butuh proses. Aku bukan power rangers, Za!"
"Terserah Abang! Itu PR untuk Abang. Sekarang tugas Abang berpikir bagaimana cara menyudahi keburukan Abang dimasa lalu. Aku tunggu kabar baiknya lalu setelah itu kita bisa kembali tanam menanam lagi."
Sebisa mungkin Mouza menahan tawanya saat melihat wajah Keanu terlihat kusam.
"Yah ... berapa bulan nganggur, Za?"
"Tergantung sama Abang. Semakin cepat Abang bisa berubah, semakin cepat kita bisa tanam menanam lagi. Perlu digaris bawahi dalam masa berubah menjadi power rangers, Abang nggak boleh menanam ubi sembarangan dengan wanita diluar sana! Itu sama aja Abang gak berubah!"
.
.
Proses untuk menjadi kupu-kupu yang indah itu tidak instan. Butuh fase dimana dia dibenci oleh semua orang sebelum akhirnya menghipnotis semua mata yang melihat dirinya adalah kupu-kupu yang indah. Tapi bukan kupu-kupu malam ya 😀