Kecewa, mungkin itulah yang saat ini di rasakan Donny Adriano Oliver. Bagaimana tidak harapan untuk segera membangun rumah tangga dengan kekasih yang sudah di cintainya selama enam tahun pupus sudah. Bukan karena penghianatan atau hilangnya cinta, tapi karena kekasihnya masih ingin melanjutkan mimpinya.
Mia Anggriani Bachtiar, dia calon istri yang di pilihkan papanya untuknya. Seorang gadis dengan luka masa lalu.
Bagaimanakah perjalanan pernikahan mereka. Akankah Donny yang masih memberi kesempatan kepada kekasihnya bisa jatuh cinta pada istrinya yang awalnya dia perlakukan seperti adik perempuan yang dia sayangi. atau Mia yang sudah lama menutup hati bisa luluh dan jatuh pada perhatian dan kasih sayang yang Donny berikan padanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yunis WM, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Epis. 7 Kekesalan Donny
Pagi datang lagi dengan segala kesempatan baru untuk siapapun yang ingin memulai. Mia sudah rapi dengan kemeja merah jambu lengan pendek di padukan dengan rok berbahan warna hitam sebatas lutut. Tidak lupa flat shoes yang senada dengan warna roknya. Sederhana tapi tetap cantik.
Saat Donny selesai mandi, dia tidak menemukan lagi sitrinya. Donny menghela nafas kasar menahan kesalnya. “Apa tidak bisa menunggu saya selesai mandi baru pergi.” Protesnya entah pada siapa.
“Selamat pagi tuan.” Sapa bu Mira dan beberapa pelayan saat melihat Donny.
“Maaf tuan, tadi nyonya buru-buru pergi jadi tidak sempat sarapan.” Jelas bu Mira sebelum Donny bertanya. Donny mengagguk menegrti, Bu mira lalu pamit untuk melanjutkan pekerjaannya.
“Selamat pagi Tuan.” Sapa Leo, supir pribadi Donny sekaligus orang yang juga dia percayai. Selain sekertaris Al, Donny punya banyak orang di belakangnya yang siap membantunya dalam segela urusannya. Baik itu tentang perusahaan ataupun ursan pribadinya.
Sepanjang perjalanan Donny terus memikirkan sikap Mia yang sangat cuek, selama hampir seminggu mereka menikah, tidak ada komunikasi yang berarti di antara mereka. Padahal ada banyak hal yang ingin Donny bicarakan dengannya, tapi semertinya gadis itu terus berusaha menghindarinya.
Saat pagi sebelum Donny selesai mandi Mia sudah berangkat kerja, dan malam harinya Donny menunggu sangat lama untuk bisa makan malam bersama hingga akhirnya dia memilih sibuk dengan pekerjaannya dan tidak lagi menunggu Mia.
Mobil sedan hitam sudah berhenti tepat di depan pintu utama kantor pusat Oliver group. Sebuah mobil sedan yang sedari tadi mengikuti mobil itupun juga berhenti di belakangnya. Mereka lalu berjalan di belakang Donny yang sudah di sambut sekertaris Al sejak di depan pintu. Semua orang menunduk memberi salam dan sapa pada Pimpinan tertinggi Oliver Group, yang di balas Donny dengan senyum dan juga sedikit menundukkan kepalanya. Tentu saja hal yang selalu di lakukannya itu membuat hati wanita yang bertemu dengannya selalu berdebar-debar, apalagi saat Donny melayangkan seyum hangat pada mereka.
Berita pernikahan Donny beberapa hari lalu sempat menggemparkan kantor pusat Oliver Group. Banyak yang kecewa idola mereka akhirnya menikah. Tapi tidak sedikit juga yang bertanya-tanya tentang siapa dan wanita seperti apa yang bisa menggetarkan hati sang pangeran. Karena yang mereka tahu, selama jadi pemimpin perusahaan, Donny tidak pernah terlibat hubungan spesial dengan wanita manapun.
“Al, kamu bilang setiap hari Mia naik ojek online ke kantor?” Alfandy yang berdiri di samping Donny menyerahkan beberapa dokumen untuk di periksa Donny terdiam sejenak, sejak kapan Tuannya perduli pada istrinya.
“Iya Tuan, Nyonya berangkat lebih awal karena jarak dari rumah anda dengan tempat kerjanya cukup jauh.” Jawab Al kemudian. Donny menautkan kedua alisnya dengan raut wajah yang tidak bisa di baca Alfandy
“Kenapa kamu baru bilang,” Donny meletakkan dokumen yang dia pegang, menatap Al dengan serius.
“Maaf Tuan, saya fikir anda tidak terlalu perduli dengan Nyonya” jawab Al, menundukkan kepalanya.
“Al, bukankah saya meminta kamu untuk melaporakan semua yang berhubungan dengan Mia.” Alfandy masih menundukkan kepalanya sama sekali tidak berani menatap Donny. Sepertinya kali ini dia melakukan kesalahan fatal.
“Walaupun kami memiliki perjanjian pernikahan lantas tidak berarti saya tidak perduli sama sekali dengannya, Al” Donny berdiri dari duduknya, kini jelas terlihat kekesalan di wajahnya.
“Dia adalah tanggung jawab saya, selama kami tinggal bersama”. Donny melanjutkan.
“Maafkan saya Tuan.” Donny berdesah pelan. Jadi itu yang selalu membuatnya terburu-buru bahkan sampai melewatkan sarapan setiap hari.
“Saya akan lebih memperhatikannya lain kali Tuan,” Al masih menunduk. Dari ekor matanya dia bisa melihat perubahan ekpresi muka Donny. Dingin dengan tatapan yang menajam entah di tunjukkan untuk siapa.
Alfandy sangat takut dengan ekpresi Tuannya yang seperti ini, ekpresi yang sangat jarang dia tunjukkan. Donny memang sangat ramah dan menghormati semua orang. Tapi jangan membuatnya marah, dia akan menjadi orang yang tidak di kenali ketika sedang marah.
Al masih ingat dengan jelas kejadian di depan matanya beberapa tahun yang lalu saat Al baru saja menjabat sebagai Pimpinan utama Oliver Group, Donny mengamuk di kantor salah satu perusahaan kontraktor terbesar di kota ini, hotel yang masih dalam proses pembangunan tiba-tiba saja ambruk dan menimpa beberapa pekerja. Setelah di selidiki, ternyata bahan-bahan yang di pakai perusahaan kontraktor tersebut tidak sesuai dengan perjanjian yang telah di sepakati.
Donny marah besar, dia memerintahkan Alfandy dan anak buahnya mengobrak-abrik kantor Direktur Utamanya dan menuntut ganti rugi berkali-kali lipat dari kerugian yang di perolehnya, dan setelah beberapa minggu perusahaan itu hanya tinggal nama. Yang membuat Donny paling marah adalah kejadian itu membuat beberapa buruh yang sedang bekerja terluka, bahkan sampai ada yang patah tulang. Tapi untung saja tidak ada yang sampai meninggal.
Juga pada saat rapat tahunan para direktur utama anak perusahaan Oliver Group, Donny melemparkan gelas yang tepat mengenai Direktur Utama sebuah Hotel di luar kota hingga harus mendapat beberapa jahitan di keningnya. Dia kedapatan menyelewengkan dana perusahaan dengan jumlah yang cukup besar untuk kepentingan pribadi. Uang yang di selewangkan adalah bonus tahunan yang akan di bagikan kepada seluruh karyawan Hotel.
Donny memerintahkan tim kuasa hukam Oliver Group untuk membawa kasus ini sampai ke ranah hukum. Akibatnya seluruh hartanya disita dan dia di masukkan ke penjara.
Dan ada beberapa kejadian yang hampir sama. Donny paling benci penghianat dan penipu. Dia akan menghancurkannya tidak bersisa bila ada yang coba macam-macam dengannya.
Sejak saat itu semua perusahaan yang bekerja sama dengannya, para petinggi juga karyawan Oliver Group tidak ada yang berani bermain curang lagi, mereka bekerja dengan sangat teliti dan hati-hati untuk meminimalisasikan kesalahan.
“Urus Wijaya Mandiri, Al”. Wijaya Mandiri adalah perusahaan di mana Mia bekerja sebagai staff administrasi, yang tanpa Mia ketahui adalah milik suaminya yang baru saja di akuisisi beberapa minggu sebelum mereka menikah.
“Atur bagaimanapun caranya agar Mia bisa datang sedikit lebih terlambat dari biasanya”. Perintahnya. Raut wajahnya sudah kembali seperti semula. Membuat Alfandi menarik nafas lega.
“Baik, Tuan”.
“Juga siapakan mobil untuk mengantarnya setiap hari, saya tidak mau dia naik ojek online lagi”. Perintah Donny.
“Baik Tuan”.
Donny kembali duduk di kursi kebesarannya, melanjutkan pekerjaan yang tadi sempat tertunda. Donny memang orang yang hangat, dia merasa sangat bertanggung jawab pada Mia. Bukan sebagai istri, tetapi sebagai anak dari sahabat papanya yang di titipkan padanya. Lebih tepatnya, laki-laki itu hanya menganggap wanita yang dia nikahi sebagai adik perempuannya. Untuk saat ini, seperti itulah perasaannya pada Mia.