QUEENA NARANA, terlahir kembali setelah kematian tragis yang terjadi padanya.
dia meninggal di tangan adik kesayangannya sendiri, adik yang selalu dia manjakan, rawat dan jaga dengan hati-hati seperti berlian langka.
adiknya diam-diam membencinya dan selalu ingin membuatnya di benci oleh banyak orang, adiknya ternyata cemburu pada kehidupannya, dia iri pada kecantikan, prestasi, dan orang-orang yang mengidolakannya.
setelah terlahir kembali, Nara bersumpah untuk membalaskan dendam kepada adiknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hz. ceria, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
12. melawan preman
"hiks, wajah gue ...., hiks wajah gue ancur ..," Lana yang masih setia menangis.
Aruna awalnya merasa simpati, tapi setelah lama mendengarkan Lana menangis dan tak kunjung berhenti dia menjadi kesal dan kehilangan kesabaran," buat apa lo nangis kayak gini hah!"
"lo nggak tau gimana perasaan gue, hiks wajah gue jelek, hiks ....," Lana membalas disertai dengan isakan tangisnya.
Aruna langsung memutar malas bola matanya,": daripada lo nangis nggak jelas kayak gini lebih baik lo mikirin cara gimana buat balas dendam ke Nara, Lo pikir dengan cara lo nangis kayak gini semua masalah bisa selesai? jangan bodoh lana. harusnya lo itu bisa manfaatin keadaan sekarang ini untuk membuat nama Nara menjadi semakin buruk di mata semua orang, terutama di mata keluarga Lo!" Aruna langsung memberikan saran dengan nada kesal.
mata Lana langsung berbinar," Lo bener, hiks ...., daripada gue nangis kayak gini lebih baik gue manfaatin keadaan gue sekarang, untuk membuat nama Nara menjadi semakin hancur, dan buruk di depan orang tua gue,"
Aruna yang melihat kembalinya semangat Lana merasa senang, jika Nara hancur artinya Keira tidak akan lagi memiliki teman di dunia ini, ayahnya akan menjadi milik ibunya dan dia, begitu juga dengan semua harta yang dimiliki oleh ayahnya semuanya akan jatuh ke tangannya.
sayangnya kali ini rencana mereka tidak ditakdirkan untuk berhasil, karena Nara sudah mengantisipasi hal tersebut.
seperti yang di rencanakan oleh Nara dan Keira kalau mereka akan kembali bersama. Benar saja mereka dihentikan oleh beberapa preman yang terlihat galak dan memiliki tubuh besar, mereka bahkan membawa senjata seolah-olah tidak takut akan melukai mereka, atau justru rencana awalnya memang membunuh Nara.
"gila Nar badan mereka gede-gede banget kayak sapi ..," bisik Keira.
Nara menatap sekitar 7 preman yang ada di depannya, pantas saja dulu keira kalah ternyata orang-orang yang dibayar oleh Aruna memang tidak main-main, Aruna benar-benar berencana untuk menghancurkan kehidupan Keira sepenuhnya.
"tenang ada gue ...," jawab Nara berbisik juga.
"Lo yakin Kita bisa menang lawan mereka?" Keira yang merasa tidak yakin.
"nggak yakin sih." jawab Nara jujur.
Keira menatap kesal ke arah Nara, lalu menatap 7 preman yang ada di depan," terus gimana dong?"
"kabur atau lawan?"
Keira terdiam sebentar," lawan aja deh harga diri nih, kalau kalah mungkin cuman babak belur, sama patuh tulang doang masuk rumah sakit satu minggu beres ...,"
Nara menatap Keira pantas aja dulu Keira tertangkap, dia lebih mementingkan harga dirinya daripada keselamatan nya sendiri, tapi bagi anak-anak yang suka berkelahi seperti Keira melarikan diri memang sangat tidak mungkin pikir Nara.
"wwoyyy ..., malah gosip, kalian berdua gak liat ada orang di sini!" kesal salah satu preman karena diabaikan oleh dua orang gadis yang ada di depannya.
"lihat sih bang, cuman kita lagi diskusi dulu mau kabur apa lawan." jawab keira.
"ngapain lo ngomong jujur Keira ...!"
"lah gue kan anak sholehah, nggak pernah bohong, suka menabung, baik hati dan tidak sombong."
Nara hanya bisa menghela nafasnya, mau berantem aja pakai drama dulu benar-benar membuat kesal.
"udah nggak usah diskusi lagi kalian berdua, salah satu diantara kalian siapa namanya Nara," tanya salah satu preman.
"dia bang ..," tunjuk Keira pada Nara, dan Nara hanya bisa memejamkan matanya untuk menahan kesal, sebenarnya tidak ada yang salah dengan ucapan keira tapi kenapa dia kesal?
"jadi dia yang namanya Nara, lo boleh pergi dari sini, dan dia ikut sama kita."
"teman gue mau di bawa kemana emangnya bang?"
"main, udah sana pergi anak kecil nggak perlu tahu."
"dih ngusir ...," sinis Keira.
"udahlah bang kelamaan sikat aja dua cewek itu, lumayan kan beli satu dapat satu." ujar salah satu preman kepada bosnya dengan senyuman cabul.
Bos preman itu berpikir sebentar lalu langsung setuju," tangkap mereka berdua," teriak bos preman kepada keenam anggotanya.
Nara melemparkan tas punggungnya begitu juga dengan Keira, kedua orang itu dengan kompak mengikat rambut mereka dan segera bergerak maju untuk menyerang.
Bruk ..
Bugh ..
Bugh ..
Brakk ..
Bruk ..
Keira mengangkat salah satu preman dan membanting dengan keras ke jalan, meskipun tubuh Keira kecil tapi kekuatannya tidak bisa diremehkan. Menginjak bagian paling penting pada tubuh pria dengan sangat kasar, yang membuat preman yang dia jatuhkan berteriak kesakitan.
Bugh ..
Bruk ..
Bugh ..
Sementara di sisi lain Nara di melawan 4 orang preman sekaligus, sementara sisanya milik Keira. Nara cukup kesulitan menghadapi 4 orang preman yang kasar, apalagi mereka membawa senjata Batang besi.
bruk ..
"aduhh ... Sialan," umpat salah satu preman yang terjatuh.
Perkelahian menjadi semakin memanas, Keira dan Nara saat ini saling memunggungi satu sama lain keringat terlihat membanjiri kening mereka, sudah ada 5 orang preman yang mereka jatuhkan dan tersisa dua, yaitu pemimpin preman yang memang cukup kuat dan salah satu anteknya yang tak kalah kuat.
Meskipun 5 preman sudah terjatuh mereka tetap berdiri kembali dengan susah payah.
"kenapa? kalian berdua udah capek hah! daripada capek-capek berantem lebih baik kalian ikut kita secara baik-baik. tenang aja kita cuman bakal main-main kok, permainannya bakal seru dan kita jamin kalian pasti bakal ketagihan ." ucap ketua preman.
"dih daripada kita ikut kalian semua secara sukarela, kita lebih pilih tetap berantem sama kalian meskipun kaki kita harus patah." balas Keira dengan berani.
Nara setuju dengan perkataan keira, daripada harus ikut mereka dan berakhir sama seperti kehidupan sebelumnya, lebih baik dia melawan sampai akhir jika pun harus mati, mati dengan cara yang baik, tapi Nara sedikit menyesal karena dia belum sempat balas dendam tapi sudah mau mati saja lagi.
"tangkap mereka," perintah ketua preman dengan marah, bergerak maju bersama anak buahnya.
Nara langsung membungkukkan badannya dan Keira menggunakan punggung Nara sebagai tumpuan dan memberikan tendangan yang sangat keras pada ketua preman yang berada paling depan.
bugh ..
Brukk ..
"uhukk ..., uhuk .., s-sialan ..., uhuk, jalang ...." ucap ketua preman dengan terbata-bata, sambil berusaha menahan rasa sakit dan nyeri di dadanya, tendangan Keira benar-benar tidak main-main sangat keras.
Nara dan Keira kembali melawan preman-preman yang tersisa, keduanya saling bekerja sama untuk mengalahkan para preman.
sementara itu Aruna dan Lana bersembunyi cukup jauh dari sana, mereka berdua terkejut melihat bagaimana hebatnya Nara dan Keira bertarung melawan preman. tidak ada ketakutan di wajah mereka, Mereka terlihat tenang dan pukulan yang mereka layangkan tidak main-main bahkan preman yang memiliki tubuh besar saja sampai terjatuh
Keahlian dalam berkelahi kedua orang itu terlihat sangat sempurna, bahkan sosok mereka masih terlihat cukup mencolok.
Aruna kesal ketika melihat apa yang terjadi di depannya, dan semakin kesal lagi ketika dia melihat sekumpulan pria datang, dan langsung membantu Keira dan Nara yang sudah hampir kelelahan.
Nara dan Keira yang sedang berkelahi dengan sangat keras dengan para preman-preman tersebut, juga cukup terkejut ketika beberapa pemuda datang dan membantu mereka.
para preman-preman sudah kelelahan menghadapi dua gadis saja, dan sekarang 5 orang pria justru membantu dua gadis tersebut untuk mengalahkan mereka, yang mana pada akhirnya mereka benar-benar kalah.
"kita mau apain mereka?" tanya Dion pada Nevan sambil memegangi salah satu preman.
Benar beberapa pemuda yang membantu Keira dan juga Nara adalah inti Domino, awalnya inti Domino hanya lewat tapi siapa sangka mereka akan melihat sebuah perkelahian yang tidak imbang.
yang lebih mengejutkan lagi mereka mengenal siapa 2 gadis yang saat itu sedang dikepung oleh beberapa preman, mereka langsung menghentikan motor mereka, dan Nevan orang pertama yang turun dari motor untuk membantu 2 gadis tersebut, tentu saja yang lainnya harus mengikuti ketua mereka dan membantu.
Nevan melirik ke arah Nara tanpa sadar, dan melihat wajah Nara yang babak belur, Keira juga tak kalah babak belur nya.
"bawa mereka ke kantor polisi, cari bukti-bukti kejahatan mereka, gue nggak mau tahu buat mereka ngaku siapa yang udah bayar mereka, pastiin juga mereka nggak bisa keluar dari penjara untuk selamanya." ucap Nevan menatap salah satu preman yang pingsan, dan itu adalah ketua preman.
"oke ...," jawab Dion santai.
"Lo gak papa?" tanya Nevan kepada Nara, meskipun hubungan mereka tidak lagi sedekat dulu tapi Nevan masih mengkhawatirkan Nara.
Nara menatap Nevan," gue gak papa kok, makasih ya untuk bantuannya."
"sama-sama, mau kita anterin pulang?" tanya Nevan, sebenarnya Nevan ingin berkata 'mau aku antarkan pulang?' tapi dia langsung merubah kata-katanya.
Nara menganggukan kepalanya dan tidak menolak, tanpa bantuan mereka mungkin dia dan keira sudah ditangkap saat ini.
Keira menyentuh pipinya yang terasa sakit, tadi saat dia berkelahi tidak terasa sakit sama sekali, tapi setelah perkelahiannya selesai rasa sakitnya baru kerasa.
"aduh sakit banget ...," ujar Keira sambil menyentuh sudut bibirnya yang mengeluarkan darah," huhh ..., kayaknya nanti gue bakal dapet ceramah lagi deh ...," gumam Keira memikirkan ayahnya.
Nara kebetulan mendengar gumaman Keira, dan langsung mengirimkan pesan kepada ayahnya, pesan yang Nara kirimkan cukup singkat dan jelas dan ayahnya langsung mengerti.
"udah Lo tenang aja, semuanya bakal aman kok " Nara yang menghibur keira.
"iya deh gue percaya sama lo, tapi sebelum balik mampir dulu ke apotek yuk."
"oke ...," Nara dengan cepat setuju.
Dion dan meteor ditinggal untuk menjaga para preman sampai polisi menjemput mereka, sementara Angkasa, Alvian, dan Nevan mengantarkan Nara dan Keira kembali.
Lana dan Aruna buru-buru pergi dari tempat persembunyian mereka karena takut ketahuan, Aruna benar-benar sangat kesal karena rencananya gagal, selain itu preman yang biasanya dia andalkan justru ditangkap oleh Nevan dkk dan akan dikirim ke kantor polisi.
"siall!" umpat Aruna penuh kemarahan.
Lana juga tak kalah kesal, rencana mereka gagal, dan sekarang Nara kembali dengan selamat tanpa kerusakan yang dia inginkan.