Brian Carlos adalah seorang presiden direktur sekaligus pewaris tunggal salah satu perusahaan terbesar di suatu negara. Ia diterpa gosip miring tentang minatnya pada wanita.
Valerie, seorang wanita yang bekerja sebagai instruktur senam dengan keahlian beladiri yang mumpuni serta kehidupan penuh rahasia.
Keduanya terlibat masalah karena sebuah kesalahpahaman, hingga Brian menuntut Valerie atas kasus penganiayaan.
Demi menyelamatkan nama baiknya, Valerie menerima tawaran Brian untuk bekerja sebagai bodyguard. Namun tidak menyangka jika Brian sudah memiliki maksud lain sejak pertama kali mereka bertemu.
Akankah kisah mereka berakhir manis seperti kisah dalam novel pada umumnya?
Yuk baca!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vey Vii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Penuh Percaya Diri
Valerie melongo mendengar apa yang baru saja Brian ucapkan. Laki-laki ini benar-benar gila dan berani, batin Valerie.
"Pembuktian seperti apa lagi?" tanya Valerie menantang.
"Seperti ... Kau merasakan sendiri kejantananku," jawab Brian. Tatapan matanya sangat tajam, ia sama sekali tidak ragu dengan apa yang baru saja ia ucapkan.
"Hah!" Valerie membuang nafas, ia tersenyum sambil menggelengkan kepala pelan.
Melihat hal itu, Brian merasa Valerie masih meragukannya serta tidak percaya dengan apa yang bisa ia lakukan sebagai pembuktian.
"Aku menyukaimu!" seru Brian. Ia memegang kedua lengan Valerie dan berucap dengan sungguh-sungguh.
"Ini kata-kata yang tidak terduga!"
Valerie terdiam dengan mulut sedikit terbuka. Brian selalu penuh dengan kejutan, laki-laki itu selalu membuat Valerie kebingungan.
"Aku serius, kau pikir aku benar-benar butuh bodyguard? Aku tertarik padamu sejak pertama kali kita bertemu," lanjut Brian.
"Jangan bercanda." Valerie sama sekali tidak mempercayainya.
"Aku memiliki pengawal pribadi tanpa kau ketahui. Sebelum dirimu, aku sudah terjaga. Mempekerjakanmu hanya alasan agar aku bisa mengenalmu."
"Aku tidak menyukaimu," jawab Valerie tegas.
"Aku meragukannya."
"Terserah, itu urusanmu. Aku bekerja padamu sesuai kesepakatan kita, hanya sebatas itu."
Brian terdiam, Valerie menyingkir dari hadapan laki-laki itu dan keluar dari ruangan.
"Apa yang kau katakan berbeda dengan apa yang kau rasakan," tebak Brian dalam hati.
Dengan penuh percaya diri, Brian yakin jika Valerie juga memiliki rasa padanya. Hanya saja wanita itu belum menyadarinya.
Semenjak mereka sering bersama, Brian selalu memperhatikan Valerie, mengamati sikap dan sifatnya. Dengan kepribadian Valerie yang tegas, baik dan penuh pesona, bagaimana mungkin Brian bisa bertahan?
Valerie wanita yang tangguh, Brian yakin jika wanita seperti Valerie adalah wanita yang ia butuhkan.
Di luar gedung kantor, Valerie sudah berada di dalam mobil. Ia duduk di kursi kemudi dengan perasaan yang kacau.
Sekuat apapun Valerie meyakinkan diri bahwa Brian hanya bercanda, Valerie tetaplah seorang wanita. Ia selalu mengedepankan perasaan sebelum akal.
"Dia tidak mungkin menyukaiku. Aku tidak boleh mudah percaya!"
"Ini semua pasti dia lakukan untuk menghindari gosip tentang dirinya. Dia pasti hanya memanfaatkan ku!"
"Aku tidak boleh mudah terpancing. Aku Valerie, aku tidak akan mudah termakan rayuannya!"
Valerie mendesah resah di bangku kemudi. Ia sudah siap di depan pintu utama gedung kantor Brian dan menunggu laki-laki itu datang.
Saat mengetahui Brian sedang berjalan dari dalam gedung di sambut oleh para petugas keamanan kantor, Valerie berusaha menenangkan diri.
"Dia hanya bercanda, dia hanya memanfaatkan ku untuk meredakan gosip." Valerie berusaha meyakinkan diri. Tidak bisa ditampik, ungkapan Brian sangat mengganggu pikirannya.
Saat memejamkan mata untuk meredakan rasa gugup, terdengar suara pintu di sampingnya terbuka. Seketika Valerie menoleh, menatap Brian berdiri menatapnya.
"Ada apa?" tanya Valerie.
"Keluar," pinta Brian.
"Apa sekarang dia mengusirku karena aku menolaknya mentah-mentah?" pikir Valerie sambil keluar dari mobil.
"Aku yang mengemudi, kau duduk di sampingku," ujar Brian.
"Hah? Tidak, aku akan duduk di belakang," tolak tegas Valerie.
"Ini adalah perintah dari seorang bos pada bodyguardnya, Valerie. Jangan membantah!"
"Hmm." Terdengar helaan napas panjang dari wanita itu. Brian benar-benar memanfaatkan kekuasaannya demi membuat Valerie tidak berkutik.
Demi menjaga keamanan serta perdebatan panjang, Valerie hanya bisa pasrah dan menuruti apa yang Brian inginkan.
Valerie kini sudah duduk manis sementara Brian mengambil alih kemudi.
"Kau bisa langsung pulang setelah ini. Aku tidak ada jadwal ke manapun," ujar Brian sambil fokus ke jalanan.
"Baiklah." Valerie hanya mengangguk.
"Mulai saat ini, kau hanya perlu datang dan menemaniku ke manapun aku pergi. Kau tidak perlu menjadi sopir."
"Kenapa?" tanya Valerie.
"Bukankah sudah kukatakan, aku mempekerjakanmu hanya karena ingin mengenalmu dan dekat denganmu. Aku sudah mengungkapkan isi hati serta tujuanku, jadi aku tidak perlu lagi bersandiwara di depanmu." Jelas dan tanpa basa-basi, Brian begitu percaya diri.
🖤🖤🖤