Kau Ambil Pacarku Ku Rebut Suamimu

Kepergian ken ke rumah besarnya membuat khai kesepian meski sudah terbiasa melawan sepi namun kali ini terasa aneh karena sedari tadi yang dia lihat hanyalah benda pipih di depannya .

Mungkin suaminya itu akan menghubunginya padahal bisa saja ia sudah tidur karena ini sudah larut, khai meraih benda pipih itu dan melihat apa ken menghubunginya atau sekedar memberi pesan.

Sama halnya dengan khai, ken pun tak bisa tidur dia pun melihat benda pipih yang terletak dimeja nakasnya. Dia tidur di sofa karena viola tidur diranjang bahkan wanita hamil itu sudah terlelap mungkin lelah sehabis bercinta dengan andres.

Ken beranjak ke balkon dia melihat lihat layar ponselnya dan saat itu bersamaan dengan khai yang hanya memberi pesan " p".

Bibirnya mengulas senyum yang bertanda khai belum tidur, tanpa babibu ken langsung menggeser tombol panggilan dalam aplikasi hijau itu.

"mas... " ken tersenyum dengan panggilan khai yang lembut memanggilnya dari sebrang telepon.

" kamu belum tidur ?" tanya ken saat melihat waktu yang sudah larut.

" mana bisa tidur rasanya beda kalo gak ada kamu " terdengar suara khai lirih.

" apa aku harus kesana ya buat kelon in kamu aku juga gak bisa tidur inget kamu apalagi baru keluar dari rumah sakit" ken merasakan hatinya meremang kala mengingat wanita yang jauh dari sampingnya sesulit ini rumah tangganya dengan khai.

" jangan mas kalo ketahuan gimana ? " ken mulai bingung dia sendiri tak sanggup membagi kasih khai matanya melihat ke dalam kamar terlihat viola masih tidur.

" tunggu sebentar ya" ken memutuskan sambungan telepon secara sepihak lalu ia masuk kembali ke kamar.

Sementara khai merasakan hatinya terluka ketika ken tiba tiba mematikan sambungan teleponnya sepihak padahal ia masih ingin mendengar suara lelaki itu.

Wanita itu akhirnya beranjak dari sofa menuju ranjang merebahkan tubuhnya dan mencoba memejamkan matanya berharap bisa tidur namun tetap saja tak bisa karena ia mulai merasa terbiasa tidur dalam pelukan ken.

Khai membalikan tubuhnya dengn posisi miring meraih benda pipih yang berada di meja nakas masih berharap ken menghubunginya lagi namun yang ada hanya kekecewaan.

Selang beberapa menit saat khai mencoba memejamkan matanya kembali ia merasakan pergerakan ranjangnya refleks ia membalikan tubuhnya.

" mas ... Kamu disini ?" ucap khai terkejut yang ternyata pergerakan itu karena ada ken datang padanya sedangkan laki laki itu hanya tersenyum dan langsung menarik tubuh khai kedalam pelukannya.

" aku juga gak bisa tidur kalo gak sama kamu " bisik ken tepat ditelinga khai membuat wanita itu bisa merasakan hembusan nafasnya.

" kamu kok nekat banget mas kalo viola bangun terus nyari kamu gimana " tanya khai takut nya wanita serakah itu ngamuk ala drama sinetron.

" aku di telpon kak jo soalnya ada tugas yang banyak" ucap ken sambil memagut bibir khai namun khai segera melepaskannya.

" kamu mau keluar kota " tanyanya mengingat terakhir kali ia bekerja ada proyek di luar kota yang belum sempat ia bereskan karena menikah dengan ken saat itu.

" gak tugas nya cuma hamil in kamu aja " ucap ken tersenyum nakal.

Khai yang sebal langsung mencubit pinggang ken dan membuat lelaki itu meringis.

" aduh yang sakit " ucap ken tapi tangan dan bibir nya justru malah asyik ngedumel memberi sentuhan.

Dan malam itu menjadi malam yang biasa suami istri itu lakukan aktivitas panas yang membuat tubuh mereka berkeringat dan merasakan kenikmatan yang selalu di harapkan pasangan lainya.

...****************...

Berbeda dengan pasutri itu pasangan ini justru sedang bertengkar lewat benda pipih yang menjadi perantara diantara mereka.

Dokter dikri dan melia tentunya karena alasan semur jengkol yang pedas membuat dikri harus bolak balik ke toilet padahal ini sudah malam dimana waktnya untuk istirahat.

" kamu gak masukin sianida ke makanan tadi siang kan " tanya dikri sehabis buang racun dalam perutnya.

" ya gak lah buat apa aku bunuh kamu paling aku pelet kamu " ucap melia yang kesal dari tadi dikri menuduh masakan yang dibawanya tadi mengandung racun yang bikin mencret.

" tapi kenapa perut aku sakit mel " tanya dikri sambil memegang perutnya.

" ya mana aku tahu kamu kan dokter pasti tahu " balas melia .

" besok lagi jangan bawakan masakan lagi ya " pinta dokter tersebut.

" kok gitu semua pacar dan istri itu ingin pasangannya memakan masakannya kamu kok malah ..." melia mulai terisak.

" bukan begitu maksudnya janga masak yang pedas pedas aku gak kuat makanan begitu " ucap dikri akhirnya bisa mati karena mencret kalo gak dikasih tahu.

" iya " ucap melia terdengar menangis.

" preeet.... Aduh perutku" ucap dikri yang langsung berlari ke kamar mandi menghempaskan dan membiarkan ponselnya menyala.

Disebrang sana melia menatap bingung ponselnya merasa kasihan bercampur marah mendengar dokter cintanya yang lagi sakit perut.

" aneh! aku juga makan semur jengkol dan lainya dan aku gak apa apa tapi kenapa dokter dikri bisa mencret ya " gumam melia melihat ponselnya masih tersambung dengan dikri.

Sebenarnya perbedaannya karena melia yang suka dan kuat makan pedas sedangkan dikri justru sebaliknya sehingga saat lelaki itu makan makanan pedas maka bawaanya mencret.

Karena tak ingin membuat melia terluka jadi dikri menahan pedas saat makan siang tadi jadilah malamnya mencret, nekat juga kan tapi entahlah dikri pun tak tahu kenapa ia bisa melahapnya padahal ia tak suka pedas.

...****************...

keesokan harinya...

 viola yang bangun sendirian merasakan mual yang tak tertahankan lagi bau parfum ken seolah membuat perutnya terasa berputar.

Dia mengeluarkan semua isi perutnya di kamar mandi dan sekalian mencuci muka nya senang dan marah bercampur dihatinya entah itu bawaan kehamilan atau memang suasana hatinya yang dalam Kegelisahan dimana ia tak sengaja mendengar obrolan ken dan jonathan tentang perceraian semalam.

" hamil sialan !" umpatnya.

" kalo bukan karena ken aku tak akan mau merasakannya" ucapnya lagi seolah kehamilan itu baginya adalah sebuah kesialan yang nyata.

Senang bisa hamil karena bisa membujuk mertuanya agar ken bersikap manis namun marah karena ia tak suka mengalami kehamilan karena menurutnya hal itu bisa membuat tubuhnya berubah termasuk menjadi gendut dan jelek belum juga tanda tanda yang dirasakannya.

Ingatannya kembali pada masa lalu saat dirinya hamil di usia muda yang masih belasan tahun, ya saat pertama kalinya ia mengenal andres saat itu ia masih polosnya dan membutuhkan kasih sayang namun tak pernah ia dapatkan dari keluarganya ditambah kebenciannya pada khairani kala itu.

Papanya sibuk dan jarang dirumah sementara sang mamah sibuk dengan urusannya bisa dibilang arisan ibu ibu konglomerat, namun nyatanya ia pernah melihat ibunya bermanja ria dengan lelaki lain saat sang papa tak ada dirumah bahkan sampai berhubungan badan.

Makanya saat andres mengajaknya untuk pertama kalinya viola ingin merasakannya juga apalagi terbayang wajah sang mama yang terpuaskan oleh lelaki itu.

Hingga beberapa kali melakukannya ia pun hamil dan semua ia jalani secara sembunyi namun sang mama murka saat melihat dirinya menunjukan tanda tanda kehamilan apalagi di usia yang masih muda.

Dan saat itulah ia membawa viola kesebuah klinik dan akhirnya aborsi menjadi pilihan demi menjaga citra keluarga tak peduli berapapun harga untuk menutupi aib itu.

jeritan dan air mata nya menjadi saksi bisu bagimana seorang viola remaja kesakitan saat aborsi dilakukan , meski dilakukan diklinik tetap saja aroma obat dan bangunan cet putih itu membawa trauma tersendiri bagi viola saski.

" sialan ! kenapa aku harus mengingat nya" umpatnya sambil mengusap air matanya yang menetes tanpa ia inginkan.

Tentu saja saat dirinya di jodohkan dengan ken yang berprofesi sebagai dokter sempat menjadi perdebatan hebat dengan sang ibu.

Belum pernah sekalipun viola berkunjung ke tempat kerja ken karena trauma itu ia lebih memilih menunggu lelaki itu dirumahnya.

...****************...

Sementara ditempat lain di sebuah perusahaan besar seorang bos yang sibuk melihat lembaran berkas itu menghentikan aktivitasnya saat sang sekretaris membawa hasil tes DNA nya.

Ini lebih cepat dari perkiraannya karena biasanya memakan waktu lama bahkan sampai seminggu, namun karena ia membayar mahal tentu waktunya juga dipersingkat.

Tangannya bergetar saat surya menyimpan amplop putih berlogo rumah sakit terkenal dan mungkin kini ia harus menerima bukti tentang kebenaran masa lalu yang terungkap hari ini.

Dia sempat menghela nafas panjang saat amplop itu ia buka dan membacanya dengan teliti siapa sebenarnya khairani anjani.

Air mata menetes detik itu juga yang membuat sang sekretaris memberinya sapu tangan berwarna biru tua, kembali pria paruh baya itu membaca selembar dari hasil tes tersebut yang menunjukan kecocokan 99,9 % .

" ternyata dia anakku ..." gumamnya.