Follow IG : renitaaprilreal
Anna menikah di usia 20 tahun. Selama 5 tahun menjalin pernikahan, Anna masih belum di beri keturunan.
Dimas Narendra, suami dari Anna sangat menginginkan kehadiran seorang anak dalam rumah tangganya.
Anna sudah berusaha untuk melakukan segala cara. Namun hasilnya nihil, Anna masih belum bisa di beri keturunan.
Dimas lalu menikah lagi dengan seorang wanita yang sebaya dengan istrinya. Lisa adalah nama dari wanita itu.
Lisa teman satu kantor dari Dimas. Sebagai seorang istri, Anna berusaha untuk ikhlas menerima dirinya di poligami.
Di tengah keterpurukan, Anna berusaha untuk bangkit kembali. Dia berusaha untuk membalikan keadaan yang ada.
Sosok pria tampan bernama Rey hadir di tengah-tengah kekosongan hati Anna.
Note :
Harap bijak dalam membaca.
Menceritakan masalah poligami dan perselingkuhan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon renita april, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35
Anna menceritakan semua permasalahannya kepada kedua orang tuanya. Dia juga mengatakan perihal yang di lakukan Dimas serta mertuanya kepada Lisa. Kedua orang tua Anna merasa geram terhadap menantunya itu.
"Anna tidak menyangka jika Dimas bisa berubah seperti itu," lirih Anna.
"Ann ... setiap hati manusia bisa berubah. Kamu yang sabar, Nak," ucap Ria ibu Anna.
"Pria itu sangat membuatku geram. Hanya karna putri kita tidak bisa mengandung, dia malah berpoligami," kesal Hendra ayah Anna.
"Yang Ibu tidak habis pikir, tega-teganya Dimas menceraikan istrinya. Pada hal istrinya itu belum sembuh," ucap Ria.
"Menantu kesayangannya tidak bisa mengandung, buat apa di pertahankan. Pasti orang tua Dimas yang menghasut putranya itu," sahut Hendra.
"Ayah benar ... yang Ibu dengar, keluarga Narendra sangat menjunjung keturunan. Mungkin tanpa keturunan hidup mereka jadi apes," ucap Ria.
"Eh ... kenapa kita jadi bergosip?" Ibu Anna baru sadar jika dirinya telah bergosip.
Anna terkekeh geli mendengarnya. Dari tadi dia hanya diam saja mendengar ayah dan ibunya tengah mengosipkan Dimas serta mertuanya.
"Ann ... jika kamu sudah memutuskan untuk berpisah, Ayah dan Ibu akan dukung. Buat apa mempertahankan pria seperti Dimas. Cukup sudah kamu mengalah," ucap Hendra.
"Ann ... Ibu menyerahkan keputusan hanya padamu. Karna kamu yang nantinya menjalani hidupmu sendiri," kata Ria.
"Ayah, Ibu ... terima kasih," ucap Anna dengan memeluk kedua orang tuanya.
Anna menaiki anak tangga menuju kamar lamanya. Dia membuka pintu kamar dan masuk ke dalam. Kamar itu masih sama seperti yang dia tinggalkan.
Ibu Anna memang tidak mengubah apa pun baik isi rumah mau pun kamar Anna. Dia berharap anaknya itu akan kembali ke rumah.
Anna berbaring di atas ranjang kasur yang empuk. Hatinya lega karna bisa berbaikkan dengan kedua orang tuanya. Dering ponsel Anna berdering. Anna melihat nomor telepon yang memanggilnya.
Panggilan telepon itu dari Dimas. Namun Anna enggan untuk mengangkatnya. Anna masih merasa heran akan sikap Dimas. Suaminya itu dengan mudahnya mencampakkan Lisa.
Sungguh malang nasib Lisa. Sudah jatuh malah tertimpa tangga. Anna juga kasihan melihatnya. Tapi, mungkin itu karma untuk Lisa yang telah mengambil suami orang.
...****************...
Reyhan hanya berdiam diri di dalam kamar. Saat ini dia berada di rumah mamanya. Dia tidak mood untuk melakukan apa-apa. Hatinya terasa hampa setelah Anna memintanya untuk menjauh.
Reyhan menatap layar ponselnya. Dia berharap Anna menelepon atau mengirimkan dia sebuah pesan. Namun angannya sia-sia. Anna tidak ada menghubungi dirinya sama sekali.
Baru sehari saja, Rey sudah merasa kehilangan. Apalagi jika Anna tidak menjadi miliknya, mungkin Rey akan menjadi tidak waras.
Pintu kamar di ketuk dari luar. Dengan malas, Rey beranjak berdiri untuk membuka pintu. "Mama ... masuklah."
"Kamu itu kenapa sih?" tanya Dila yang sudah masuk dan duduk di tepi ranjang.
"Putus cinta," ucap Rey.
"Hahaha ... putus cinta?" Dila malah tertawa. "Kamu akhirnya merasakan putus cinta. Itu karma untukmu yang selalu bermain wanita," ucap Dila.
Rey berdecak kesal. "Ish ... gak ada kasihannya sama anak sendiri."
Dila menepuk pundak Reyhan. "Sabar Rey ... kalau jodoh gak bakal kemana."
"Semoga saja Anna jodoh Reyhan," lirihnya.
"Amin," sahut Dila.
Diki datang ke rumah Reyhan. Dia langsung naik ke atas menuju kamar sahabatnya itu. "Rey, Mama Dila," sapa Diki.
"Diki ... kamu urus tuh, Reyhan. Dia habis putus cinta," kekeh Dila.
"Beres, Ma," sahut Diki.
Dila keluar dari kamar meninggalkan Diki dan Reyhan. Dila sangat menyukai Reyhan yang sekarang. Putranya itu sudah menunjukkan perubahan besar.
Rey sudah tidak lagi keluar malam hanya untuk bermain wanita. Putranya itu hanya bermalam di rumah Anna. Tidak ada lagi wanita penghibur yang selalu datang ke rumah hanya untuk mencari Reyhan.
Diki duduk di sofa yang ada di kamar Reyhan. "Rey ... kamu harus dengar berita ini."
"Berita apa?" tanya Rey.
"Dimas sudah menceraikan Lisa," jawab Diki.
Rey membelalak. "Apa?" Rey kaget mendengar kabar dari Diki. "Dimas ... dia pasti ingin balikan lagi dengan Anna. Aku tidak akan membiarkan itu terjadi?" Rey mengepal geram.
"Gampang banget Dimas membuang Lisa. Setelah apa yang menimpanya," ucap Diki yang geleng-geleng kepala.
"Anna dimana?" tanya Rey.
"Menurut orang kita, dia berada di rumah orang tuanya," ucap Diki.
"Siapa orang tuanya?" tanya Reyhan lagi.
"Jika kamu tahu, kamu akan mundur untuk mendekati Anna," kata Diki.
Rey berkerut. "Memangnya siapa orang tua Anna?"
"Tuan Hendra," jawab Diki.
Reyhan tampak berpikir akan jawaban yang Diki lontarkan. Dia berusaha mengingat-ingat nama seseorang yang bernama Hendra.
"Yang aku kenal hanya Hendra si tua yang menyebalkan," ucap Rey.
"Nah itu ... orang tua Anna," ujar Diki.
"Apa?" kaget Rey. "Kenapa harus dia yang menjadi orang tua Anna," ucap Rey dengan mengusap wajahnya dengan kedua belah tangan.
"Terakhir kali, pria itu membuatku rugi besar. Dia bertindak seenaknya dalam berbisnis. Jika pria itu bilang tidak maka tidak," tutur Rey.
Reyhan dan Hendra pernah bekerja sama dalam dunia bisnis. Karna suatu hal yang tidak di sukai Hendra, membuat Rey mengalami rugi besar. Sampai sekarang, Rey enggan untuk bekerja sama kembali denga Hendra.
Diki tertawa. "Kasihan kamu Rey ... baru jatuh cinta sudah banyak halangan."
"Nasib ... nasib, apa boleh buat," ucap Rey.
"Lebih baik ... kamu ambil dulu hati kedua orang tua Anna. Jika orang tuanya sudah luluh, putrinya akan lebih gampang kamu dapatkan," ucap Diki.
"Kamu benar ... sepertinya yang susah itu menaklukan hati orang tua Anna," sahut Rey.
Keduanya malah tertawa bersama. Dunia begitu sempit. Rey malah ingin menikahi putri dari pria yang membuatnya kesal. Apa pun itu, Rey akan mendapatkan Anna.
...****************...
Anna serta kedua orang tuanya tengah makan malam bersama. Anna sangat merindukan kehangatan keluarga yang telah lama hilang darinya.
"Nak ... kamu menginap disini, kan?" tanya Ria.
Anna mengeleng. "Besok saja Anna menginap. Malam ini Anna akan tidur di butik."
"Kenapa tidak langsung pindah saja ke rumah," ucap Hendra.
"Anna ingin menyendiri dulu," sahutnya.
"Ann ... siapa pria yang selalu mengikuti kamu?" tanya Hendra.
Anna mengernyit. "Siapa yang mengikuti Anna?"
"Kata suruhan ayah kamu, ada pria yang selalu mengikuti kamu pergi," ucap Ria.
Anna menjadi takut karna mendengar perkataan ayahnya. "Yang benar?"
"Iya ... sepertinya dia hanya menguntit saja. Sudah lama pria itu mengikuti kamu. Tapi, dia tidak melakukan hal-hal aneh," ucap Hendra.
Anna berpikir keras akan ucapan dari ayahnya. Dia tidak punya musuh atau pun menyinggung orang lain. Sebenarnya pria itu adalah suruhan Diki yang akan selalu mengawasi gerak-gerik Anna.
TBC
Dukung Author dengan vote, like dan juga koment.