NovelToon NovelToon
Jodohku Di Tangan Kakek

Jodohku Di Tangan Kakek

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Perjodohan
Popularitas:1.7M
Nilai: 4.8
Nama Author: Mamah AllRey..

Aleta seorang gadis yatim piatu yang tinggal di panti asuhan. Gadis ini memiliki wajah yang cantik, dengan sepasang mata yang bening dan indah. Nasib mempertemukannya dengan seorang kakek yang sedang tertabrak mobil.

Karena sifat penolongnya, Aleta dibawa kakek ke kota Bandung dan dinikahkan dengan cucunya yang memiliki tabiat keras. Dengan kelembutan hatinya, pada akhirnya Aleta bisa meluluhkan hati suaminya.

Intrik-intrik yang muncul dalam pernikahannya, akhirnya menjadikan mereka untuk saling menguatkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mamah AllRey.., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Malu

Rolland mengetuk pintu kamar Devan, tetapi tidak ada jawaban, kemudian dia mendorongnya ke arah dalam. Dengan hati-hati dia memasuki kamar Devan untuk mengantarkan paper bag yang berisi pakaian dan perlengkapan Aleta yang sudah disiapkan oleh Joni.

Mendengar suara shower di kamar mandi dan tidak melihat keberadaan kakaknya, Rolland tersenyum sendiri memaklumi keadaan. Ketika matanya menangkap ada noda merah di atas sprei, segera dia melengos dengan muka merah merasa malu sendiri. Akhirnya dia keluar kamar dan menutup kembali pintu kamar dengan hati-hati.

"Bagaimana kondisi kakak iparmu," tanya Atmaja pada Rolland.

"Tidak apa-apa pa, sekarang kakak ipar sedang mandi." jawab Rolland.

Atmaja mengambil napas lega.

"Syukurlah, aku tidak akan dapat menolong Maurin dari hukuman kakekmu kalau terjadi apa-apa dengan kakakmu."

"Tapi Maurin memang keterlaluan pa, untung saja kak Devan segera menolongnya. Jika telat sedikit saja, kita tidak akan tahu bagaimana keadaan kak Aleta."

*****

Di ruang kerja, sudah berkumpul kakek Cokro, dua security, Tata, Maurin didampingi Rengganis. Dengan muka merah padam, kakek Cokro terlihat sedang berjuang mengendalikan emosinya.

"Jelaskan apa yang tadi terjadi." tanya kakek Cokro tegas kepada Maurin.

"Pa..., Maurin tidak tahu apa-apa, dia hanya mencoba menemani Aleta yang terlihat kesepian tidak ada teman bicara." sahut Rengganis mencoba untuk membela Maurin.

"Tutup mulutmu, aku tidak mengajakmu bicara," kata kakek Cokro membentak Rengganis.

"Saya tidak tahu kek. Kejadiannya terlalu tiba-tiba, saya sedang mengobrol dan sedikit lengah memperhatikan. Tiba-tiba saja kursi yang diduduki Aleta mundur ke belakang. Mungkin licin lantainya kek." kata Maurin berusaha menjelaskan dengan ketakutan.

Tata mencibir Maurin.

"Tata, kamu tadi juga berada disana. Apa yang kamu lihat." Kakek Cokro gantian menginterogasi Tata.

"Sama kek, saya juga tidak tahu persis kejadiannya, karena posisi Tata agak jauh dari Aleta. Tata hanya melihat kaki Maurin ada di kaki kursi yang diduduki Aleta." jawab Tata.

Rengganis dan Maurin melototi Tata, tapi Tata pura-pura tidak melihatnya. Kakek Cokro memberi kode kepada security untuk memutar rekaman CCTV kejadian tadi. Dengan sigap security memasangkan kabel HDMI ke connector LED TV yang menempel di tembok ruang kerja. Setelah beberapa saat, muncul tayangan bagaimanapun Maurin dengan sengaja mendorong kursi yang diduduki Aleta dan mengarahkan ke kolam renang.

Muka Rengganis dan Maurin merah padam karena perilakunya terbongkar.

"Seret dia keluar dari rumahku sekarang juga." teriak kakek Cokro sambil menunjuk muka Maurin.

Kedua security langsung menyeret Maurin keluar rumah, di bawah intimidasi tatapan mata para tamu yang datang. Maurin berteriak-teriak tidak mau menerima perlakuan dari para security.

"Pa, suruh security memperlakukan Maurin dengan baik pa. Dia tamu yang Anis undang secara khusus ke rumah ini." kata Rengganis memohon kepada kakek Cokro.

"Dia hanya tamumu, tapi ingat Aleta adalah cucuku, dia menantumu. Apa yang akan terjadi kalau Devan tidak segera datang menolongnya." dengan suara tinggi kakek Cokro memarahi Rengganis.

"Aku bisa menjebloskan Maurin ke penjara atas tuduhan percobaan pembunuhan dengan bukti lengkap ditanganku." ancam kakek Cokro.

Akhirnya Rengganis terdiam kemudian bergegas meninggalkan ruang kerja kakek Cokro. Melihat adiknya keluar dari ruang kerja Cokro dengan mata merah, Bambang berjalan menghampiri Rengganis.

"Ada apa, apakah kamu dimarahi sama Cokro." tanya Bambang pada Rengganis.

Rengganis tidak menjawab, hanya mengedipkan kedua bahunya.

"Orang tua itu apa sudah bosan hidup, apa perlu aku habisi agar tidak selalu menekanmu." kata Bambang emosi.

"Hati-hati kak bicara di tempat ini, sudahlah kakak pulang saja. Aku masih sanggup untuk menghadapi orang tua itu." ucap Rengganis perlahan.

Bambang akhirnya mengalah, dan langsung berjalan keluar rumah tanpa berpamitan.

******

Devan sangat lembut memperlakukan Aleta seperti porselin yang mudah pecah. Penyatuannya yang berakhir dengan sukses, menjadikan Devan merasa sempurna menjadi laki-laki. Bahkan Devan tidak mengijinkan istrinya berjalan sendiri dari kamar mandi.

Melihat noda merah di atas sprei, muka Aleta menjadi tersipu dan tangannya bergerak untuk melepas sprei dari atas ranjang.

"Apa yang kamu lakukan, biarkan nanti ART yang membersihkannya." kata Devan.

"Tapi aku malu, biar aku bersihkan dulu darahnya baru di masukkan pada keranjang pakaian kotor." kata Aleta lirih.

Baiklah kalau kamu malu, duduklah di sofa terlebih dahulu. Dengan sigap Devan melepas sprei dan membawanya ke kamar mandi, setelah menaruh sabun cair di atas noda, sprei kotor dia lempar ke keranjang pakaian.

"Mas..., Ayuk kita keluar menemui para tamu. Kita yang punya hajat, masak kita bersembunyi di kamar." ajak Aleta pada Devan.

Devan menggandeng tangan Aleta, tapi tiba-tiba Aleta meringis kesakitan.

"Kenapa, apanya yang sakit." bisik Devan.

"Perih mas, aku malu jalan kaki dan menemui tamu dengan kondisi seperti ini."

Devan tersenyum penuh arti.

"Baiklah kalau begitu kita langsung pulang ke apartemen saat ini juga."

"Tapi mas,"

"Tenanglah kakek akan mengerti. Tunggulah sebentar, aku akan berpamitan dengan kakek."

Aleta menganggukkan kepalanya. Devan berjalan keluar kamar dan langsung mencari Kakek Cokro.

"Bagaimana keadaan Aleta, Devan," tanya Atmaja pada putra pertamanya.

"Baik pa, sebentar lagi Aleta mau ajak Devan pulang ke rumah. Biar dia bisa istirahat dan menenangkan diri." Devan memberi tahu Atmaja untuk membawa Aleta pulang.

"Ya, terserah kamu saja.Yang penting menantuku baik-baik saja. Lagian para tamu juga sudah banyak yang berpamitan." kata Atmaja lega.

"Papa lihat kakek tidak, Devan mau berpamitan." tanya Devan pada papanya.

"Ada di ruang tamu."

Devan bergegas menemui kakek Cokro di ruang tamu.

"Kek..., Devan mau membawa Aleta pulang ke apartemen." kata Devan berpamitan dengan kakek Cokro.

"Kamu tidak menginap disini."

"Tidak kek, kapan-kapan saja. Biar Aleta istirahat dulu di apartemen."

"Ya hati-hati."

"Ha...ha...ha..., modus." tiba-tiba Rolland tertawa mendengar alasan yang dibuat Devan kepada kakaknya.

Devan menengok ke arah Rolland sambil mengacungkan tangannya. Rolland malah semakin tertawa terbahak-bahak.

"Rolland, tolong kakak. bukakan pintu mobil." perintah Devan pada adiknya.

Devan segera menjemput Aleta di kamar.

"Tamu-tamu sudah pada pulang. Ayuk aku gendong ke dalam mobil." kata Devan.

"Tidak perlu mas, Aleta bisa berjalan sendiri pelan-pelan." tolak Aleta.

"Kamu mau seisi rumah memperhatikan cara jalanmu yang beda, dengan kedatanganku pagi tadi." goda Devan.

Sontak muka Aleta langsung merah seperti kepiting rebus. Tanpa menunggu jawaban Aleta, Devan langsung mengangkat tubuh Aleta dan membawanya keluar. Melewati ruang tamu, Devan tetap membawa Aleta dalam gendongannya dan langsung menuju mobil.

"Sebegitu parahkah Aleta sampai harus digendong Devan," tanya kakek Cokro penuh rasa khawatir.

"Ha...ha..ha... Makanya kak, baru pertama jangan keras-keras, kasihan kakak ipar sampai tidak bisa jalan." teriak kencang Rolland meledek kakaknya.

Terdiam sebentar akhirnya kakek Cokro memahami apa yang dimaksud Rolland, dan akhirnya ikut tersenyum bahagia. Mendengar teriakan Rolland, muka Aleta tambah memerah dan menyembunyikan wajahnya di dada Devan.

******

1
Fitri Zalfa
hilang respect dgn Aleta stelah tdi duluan nyosor ciuman ke Ferdy😌
Hasanah
ksian juga si renganis jdi istri yg tak di anggap.
Selamet Turipno
baguslah dinikahkan daripada terus berbuat maksiat
Selamet Turipno
cerita perempuan murahan rupanya pepeknya sdh gatal utk dikentot
Murti Yatni
maosok di kediaman Cokro ga ada CCTV Nya untuk mengawasi perilaku Rengganis
Murti Yatni
Karena harta Rengganis dan kakaknya menjadi penjahat kriminal dan tega dengan Devan .. jangan-jangan Devan bukan anak kandung Rengganis
Murti Yatni
nyesal kan Aleta kabur tanpa mendengar penjelasan suami dan kakeknya Devan
Murti Yatni
Aleta salah .. seberapa besar masalah jangan sampai meninggalkan rumah dan diumbar masalah rumah tangga ke pria lain .. itu akan membuka pintu dosa .. apalagi Ferdinand adalah cinta pertama Nya
Alfia Amira
kalo gk salah di awal2 bab Aleta masih di panti asuhan ,Rolland umurnya sdh 27 tahun
Alfia Amira
nikah siri pak , setau saya nikah siri itu kalau sdh 3bln hrs memperbarui nikah nya lagi , mau nikah agama atau tidak , setau saya lho yah , jadi ada jangka waktu , nikah siri kan diperlukan untuk jala darurat sebenernya , tpi kalo skrng malah buat menghalal kan maksiat
Alfia Amira
bawa apa Bu Lastri ?? martabak telur sama martabak manis yah 🤭🤭
Nurul Umilhuda
sangat bagus
Jeankoeh Tuuk
alur ceritanya bagusss
Jeankoeh Tuuk
lanjutttt
Jeankoeh Tuuk
kasian Aleta & Bu rosna
🏠⃟રuyzzᵍᵉⁿᵃᵖ𝐀⃝🥀ˢ⍣⃟ₛ🍁❣️🤎㊍㊍
hahahaha
Jeankoeh Tuuk
semoga nasib aleta bahagia
Marc Lina Aczenk Lolo
hatinya Raditya......sakit...merana ..
lanjut Thor
tri susanti
lanjut thor semangat..... 💪💪💪
tri susanti
jadi senyum senyum sendiri bacanya .... lanjut thor...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!