NovelToon NovelToon
THE REGRET OF MY SEVEN BROTHERS

THE REGRET OF MY SEVEN BROTHERS

Status: sedang berlangsung
Genre:BTS / Keluarga / Angst
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: BYNK

"The Regret of My Seven Older Brothers"

Di balik kehidupan mewah dan kebahagiaan yang tampak sempurna, delapan bersaudara hidup dalam kesejahteraan yang diidamkan banyak orang.

Namun, semuanya berubah ketika kecelakaan tragis merenggut nyawa sang ayah, sementara sang ibu menghilang tanpa jejak.

Si bungsu, Lee Yoora, menjadi sasaran kemarahan dan penilaian keliru ketujuh kakaknya, yang menyalahkannya atas kehilangan yang menghancurkan keluarga mereka.

Terjebak dalam perlakuan tidak adil dan kekejaman sehari-hari, Yoora menghadapi penderitaan yang mendalam, di mana harapan dan kesedihan bersaing.

Saat penyesalan akhirnya datang menghampiri ketujuh kakaknya, mereka terpaksa menghadapi kenyataan pahit tentang masa lalu mereka. Namun, apakah penyesalan itu cukup untuk memperbaiki kerusakan yang telah terjadi?.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BYNK, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 1 : Prolog

.. THE REGRET OF MY SEVEN OLDER BROTHER'S..

Dinginnya angin malam menyapu lembut kulit seorang gadis cantik yang duduk sendirian di taman sepi, ditemani hanya oleh bisikan lembut daun yang tertiup angin. Di bawah langit malam yang penuh bintang, matanya yang indah terfokus pada cakrawala yang tak berujung. Bintang-bintang berkilauan dan bulan yang bersinar lembut seolah-olah tersenyum malu-malu, menanggapi tatapan penuh keajaiban dan kerinduan yang ia berikan. Dalam keheningan malam itu, setiap detik terasa seperti keajaiban yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata.

" Cantik sekali..." Ucapan lirih itu terlontar begitu jelas dari bibir nya.

Terdiam dalam ketenangan dan kesunyian malam, gadis itu merasakan kedamaian yang menyelimutinya. Keindahan malam, dengan langit bintang dan bulan yang memancarkan cahaya lembut, membuatnya terlena dalam suasana magis tersebut. Namun, keheningan yang memukau itu tiba-tiba terputus oleh suara dering telepon yang menggema di tengah malam.

Dengan rasa enggan, gadis ini melirik layar ponselnya. Nama kakaknya muncul di layar, seolah mengingatkannya bahwa ketenangan ini harus diakhiri oleh kenyataan yang menunggu di luar sana.

" KAU DI MANA HUHH?.. Jika tidak pulang sekarang, tidak usah kembali !" Ujar si penelpon dan langsung mematikan telpon nya secara sebelah pihak.

Gadis itu menghela napas panjang, mencoba menenangkan diri sebelum beranjak dari posisinya yang nyaman. Setiap langkah yang diambilnya diiringi oleh napas yang berat, mencerminkan betapa sulitnya baginya untuk meninggalkan keindahan malam yang menenangkan. Rasa berat menyelimuti hatinya saat dia harus kembali ke tempat yang terasa jauh dari kenyamanan ini.

Namun, dia tahu bahwa tidak ada pilihan lain tempat itulah satu-satunya rumah yang tersisa untuknya.Dengan langkah yang terasa lambat dan melelahkan, dia menyusuri jalanan malam yang gelap, kembali menuju rumahnya yang penuh dengan rasa berat dan harapan.

Sekitar 15 menit kemudian, wanita cantik ini tiba di sebuah bangunan mansion megah yang berdiri anggun di tengah malam. Pagar yang menjulang tinggi membatasi area mansion dari dunia luar, seolah melindungi segala kemewahan yang ada di dalamnya. Area pekarangan yang luas dan dikelilingi oleh taman yang rimbun memperlihatkan keindahan yang jarang ditemukan di tempat lain.

Lampu-lampu taman yang redup memberikan sentuhan hangat pada suasana malam, sementara struktur bangunan yang megah dengan desain klasik dan elegan tampak bersinar lembut dalam cahaya bulan. Mansion itu mencerminkan kemewahan dan kekuatan, namun juga terasa dingin dan jauh, seperti sebuah benteng yang menyimpan rahasia di balik dinding-dindingnya.

Kakinya mulai melangkah masuk ke dalam mansion mewah itu, dan begitu melintasi ambang pintu, dia disambut oleh suasana yang familiar namun tetap terasa asing baginya. Dia melangkah ke ruang tamu yang luas, di mana enam pria yang tak lain adalah saudara-saudaranya sendiri tengah berkumpul bersama.

Mereka duduk bersantai di sofa-sofa besar, sementara televisi di sudut ruangan menampilkan tayangan yang seolah-olah menjadi satu-satunya hiburan mereka malam ini. Suasana di ruang tamu terasa hangat dan riuh, kontras dengan dinginnya malam di luar dan ketegangan yang melingkupi hubungan mereka. Meskipun mereka tampak sibuk dengan acara di layar, kehadiran gadis itu segera menarik perhatian mereka, menambah nuansa tegang di dalam ruangan yang elegan ini.

Ruangan itu dipenuhi dengan kehadiran enam kakak laki-laki Lee Yoora. Lee Seonho, si sulung, duduk di ujung sofa dengan sikap tenang seperti biasa, di sampingnya Lee Yongki, kakak kedua yang dikenal tegas. Lee Haesung, sang kakak ketiga, tampak bersandar malas, sementara Lee JiHwan, kakak kelima, sibuk menggoda Lee Tae-hwan, si kakak keenam, yang terkekeh karena lelucon sederhana. Di ujung lain, Lee Jungsoo bersandar dengan santai, tampak menikmati momen kebersamaan yang jarang terjadi. Tawa kecil mereka terdengar, mengiringi tayangan televisi yang seolah menjadi latar kesederhanaan di tengah mansion megah itu.

Seonho, sebagai kakak pertama, kini menjabat sebagai CEO muda di perusahaan keluarga Lee. Di usianya yang baru menginjak kepala tiga, ia memikul tanggung jawab besar untuk melanjutkan bisnis keluarga, mengingat keenam saudaranya enggan ikut terlibat dalam urusan perusahaan.

Sementara itu, Yongki, kakak kedua, telah menorehkan namanya sebagai produser musik dan penulis lagu terkenal. Karya-karyanya telah menghiasi panggung musik nasional, dengan banyak penyanyi ternama yang membawakan lagu-lagu ciptaannya

Haesung, kakak ketiga, adalah seorang desainer muda yang sukses. Namanya sudah dikenal luas di industri fashion, dengan banyak artis-artis terkenal yang pernah mengenakan busana hasil desainnya. Setiap rancangannya memiliki sentuhan unik yang selalu berhasil menarik perhatian para selebriti dan pecinta mode.

Jihwan, kakak kelima, merupakan seorang penyanyi seriosa yang diidolakan di seluruh negeri. Suaranya yang memukau, ditambah dengan penampilannya yang menawan, membuatnya menjadi pusat perhatian di mana pun ia tampil. Tak heran, penggemarnya tersebar bukan hanya di negara ini, tetapi juga di berbagai belahan dunia.

Taehwan, kakak keenam, adalah seorang fotografer berbakat. Awalnya, memotret hanyalah hobi, namun kini telah menjadi profesinya. Dengan keahliannya yang luar biasa, ia sering diundang oleh artis-artis terkenal dan tokoh-tokoh penting untuk mengabadikan momen-momen istimewa mereka. Setiap hasil jepretannya selalu berhasil menangkap keindahan dari sudut pandang yang berbeda.

Jungsoo, bisa di bilang si bungsu kedua, lahir sebagai saudara kakak terakhir dari gadis itu. Meskipun mereka memiliki usia yang tidak berbeda begitu jauh, nasib mereka sangat berbeda. Jungsoo masih seorang mahasiswa, sama seperti adik perempuannya yang masih belajar namun bedanya dia masih berada di jenjang sekolah menengah atas , namun kehidupannya jauh lebih mudah dibandingkan dengan gadis itu.

 " Masih Inget pulang juga Kamu ternyata " sindir Taehwan

 " Padahal ngapain pulang ke rumah iya kan ?, percuma cuma jadi beban doang " sahut Jungsoo.

" Dari mana aja Kamu jam segini baru pulang jual diri hah? " Sambung haesung Tidak kalah ketus mencecar kan pertanyaan untuk Nya .

" Aku terlambat karena menunggu bis oppa " ujar wanita itu sembari menunduk.

 " Alasan saja, cepat buatkan makan malam untuk kami , seharusnya kau tahu diri sudah menumpang malah bertingkah seenak jidat " ujar sang kakak tertua, sembari melengos pergi meninggalkan ruang tamu itu.

" Merusak mood saja " sambung  Taehwan Sembari berlalu pergi meninggalkan ruang tamu juga .

Tidak ingin mendengar lebih banyak cacian lagi,  gadis cantik yang memiliki nama Lee Yoora Itu kini pergi ke dapur untuk menyiapkan makan malam untuk ketujuh saudara laki-lakinya itu ,  dia memasak semua bahan yang ada sesuai kemampuan nya .

Hanya membutuhkan waktu sekitar 40 menitan akhirnya semua masakan pun sudah tersusun rapi di meja makan , dengan langkah tergesa  Yoora Langsung berjalan ke lantai dua untuk memanggil Kakak tertuanya untuk segera makan malam .

  Tok... Tok..

Beberapa kali .. mengetuk pintu akhirnya sang pemilik kamar pun keluar dengan wajah datar nya , Yoora Sangat berharap suatu hari nanti Kakak nya itu akan tersenyum padanya walaupun mungkin dalam mimpinya.

" Apa ? " Tanya nya ketus.

" Oppa  makan malam nya sudah siap " ujar nya sembari menunduk.

" Sekali lagi kau terlambat pulang , lebih baik tidak usah kembali lagi . Aku muak harus selalu melihat sikap mu yang urakan- urakan tidak jelas ! " Ujar nya menatap tajam wajah sang adik.

" Maaf oppa " ujar .... Hanya bisa menunduk.

" Panggil kan yang lain, katakan aku menunggu di bawah, " ujar nya lalu berlalu meninggalkan yoora sendiri di sana.

"  Oppa..  " Panggil yoora lagi , Langkah Seonho terhenti mendengar ucapan adik bungsu nya itu .

" Apa lagi " jawab seonho ketus , tanpa menoleh sedikitpun pada yoora.

" Namjin oppa ada di rumah? " Tanya yoora yang memang tidak melihat Kakak ke empat nya itu , sejak kembali ke rumah.

" Di kamarnya! " Ujar Seonho yang berlalu pergi meninggalkan yoora yang diam mematung.

Yoora menghela napas panjang, merasakan beban yang menggelayuti hatinya. Ia melangkah pergi untuk memanggil semua saudaranya yang lain, berharap ada sedikit perubahan dalam sikap mereka. Namun, tanggapan yang ia terima tidak berbeda jauh dari yang diberikan kakak pertamanya. Kini, ia berdiri di depan pintu kamar kakak keempatnya, Lee Namjin. Dalam pikirannya, Namjin adalah sosok yang paling baik di antara semua saudaranya, selalu memiliki kata-kata penyemangat yang mampu menghiburnya di saat-saat sulit.

Namjin sendiri adalah seorang seniman yang begitu populer di kalangan pecinta seni, karyanya selalu berhasil menyentuh hati banyak orang. Dengan sentuhan unik dalam setiap lukisannya, ia mampu menciptakan keindahan yang membuat banyak orang terpesona. Pria bermarga Lee ini memiliki paras tampan yang menawan, yang seolah menjadi warisan keluarga, serupa dengan saudara-saudaranya yang lain. Kehadirannya selalu dapat memikat perhatian, baik di pameran seni maupun dalam kehidupan sehari-hari.

" Oppa  " Ujar yoora sembari mengetuk pintu beberapa kali.

" Ada apa ? " Sahut Namjin  Saat pintu terbuka.

" Seonho Oppa memanggil oppa untuk makan malam. Mereka sudah menunggu di bawah " ujar yoora Lembut.

" Baiklah... Ayo turun bersama kita makan malam bersama" ujar Namjin dengan senyuman manis nya.

" Aku harus mandi oppa , kalian duluan saja tidak perlu menunggu ku itu pasti akan sangat lama " Ujar nya sembari tersenyum.

" Selalu begini , padahal oppa ingin sekali makan bersama mu "  ujar Namjin.

" Lain kali saja oppa, malam ini ada tugas dari sekolah yang harus aku kerjakan juga, masih banyak waktu untuk itu kan " ujar yoora berbohong.

" Baiklah.. jika butuh bantuan katakan pada oppa, dan ya jangan dengarkan ucapan mereka oke " ujar nya sembari berlalu pergi meninggalkan Yoora Yang masih diam di sana .

..... POV on....

  Setelah kepergian Namjin oppa aku hanya bisa menatap ke bawah , melihat ruang makan yang luas itu di penuhi oleh canda tawa ke enam saudara ku , aku ikut tersenyum saat melihat keharmonisan keluarga ku itu .

Aku Lee Yoora, anak terakhir dari keluarga Lee. Kehidupanku di tengah kakak-kakak yang memiliki nama dan gelar yang cukup terpandang tidak memberikanku kebahagiaan seperti yang dialami oleh adik perempuan lainnya yang selalu disayangi oleh semua kakaknya. Semua saudaraku tidak menyukai dan tidak pernah menganggap kehadiranku berarti. Mereka hanya menganggapku sebagai benalu yang selalu merepotkan hidup mereka, seolah-olah keberadaanku hanyalah beban yang mereka terpaksa tanggung. Setiap pandangan sinis dan kata-kata tajam yang mereka lontarkan membuatku merasa terasing di dalam rumah sendiri, sebuah tempat yang seharusnya penuh cinta dan kehangatan.

Sejak usia 15 tahun, aku sudah diasingkan oleh semua kakakku. Semenjak kepergian Mommy dan Daddy, hidupku berubah drastis. Para kakakku menyalahkanku atas kematian Daddy dan kepergian Mommy dari hidup mereka. Dulu, aku selalu berusaha mendekati dan mengintili mereka ke mana pun mereka pergi, layaknya seorang anak kecil yang haus akan kasih sayang dan pengakuan. Namun, harapanku selalu terpendam dalam heningnya kesunyian.

Hingga akhirnya, aku tersadar bahwa mereka tidak menyukaiku dan sangat membenci kehadiranku. Sejak saat itu, aku berusaha menjaga jarak dengan mereka, meski di lubuk hatiku yang paling dalam, aku selalu berharap bisa memeluk mereka sekali saja. Setelah itu, aku bersedia mengikuti jalan Tuhan selanjutnya, entah apa pun itu.

Namun, bertahun-tahun aku bertahan dalam penantian panjang yang tak kunjung terwujud, seperti sebuah angan yang tak pernah sampai pada sang Tuan. Aku terjebak dalam cacian, hinaan, penyiksaan, dan harapan yang tak berujung. Walaupun hanya sekedar mimpi, itu tak pernah terwujud. Hati mereka seolah sudah terkunci, mungkin tidak akan pernah bisa terbuka lagi untuk sekedar menerima pelukanku.

 

" Makan yang banyak... Bukan kah besok kamu ada   kelas pagi ? " Suara kakak tertua ku itu membuatku menghentikan lamunan ku , sudah pasti ucapan itu bukan untuk ku . Dia hanya akan berbicara beberapa kata saja saat aku bertanya, selebihnya dia tidak akan pernah melihat ataupun menyapaku walaupun aku ada di hadapannya.

"Iya... Ouh ya, Hyung, bolehkah kirimkan uang saku lebih untukku?" ujar Jungsoo, berharap kakaknya mau mengerti.

"Untuk apa? Bukankah uang saku-mu dari kami sudah cukup banyak? Jangan mulai bertingkah, Jungsoo," ujar Yongki dengan nada tegas, matanya menatap Jungsoo yang tampak resah.

"Aisshh... ada temanku yang berulang tahun, tidak mungkin jika aku harus datang dengan tangan kosong, kan?" jawab Jungsoo kesal, merasa tidak dipahami oleh kakaknya.

"Baiklah... itu mudah, tapi ingat pesan-ku, jangan pernah membuat ulah seperti anak pembawa sial itu," ujar Yongki lagi dengan nada serius, yang seolah mengingatkan akan sesuatu yang tidak ingin dibicarakan.

"Kenapa sih harus terus menyebut nama orang gila itu?" sahut Taehwan malas, terlihat terganggu dengan pembicaraan yang terus berlanjut.

"Jaga ucapanmu, Tae!! Yang kamu sebut orang gila itu adalah adik kita!" ujar Namjin tidak terima, merasa marah dengan sikap Taehwan yang terlalu kasar.

"Adik?!... Sampai mati pun aku tidak mau mengakuinya sebagai adikku! Manusia menjijikkan yang sudah merenggut kebahagiaanku, seharusnya dia yang mati, bukan Daddy!" ujar Taehwan dengan emosi yang meledak, sembari berlalu pergi meninggalkan meja makan dengan langkah cepat.

"Tae, mau kemana? Habiskan dulu makananmu... Taehwan," ujar Seonho memanggil adiknya itu berulang kali, namun tidak dihiraukan sama sekali.

"Kenapa sih selalu membelanya? Sadarlah, Hyung! Karena dia, kita kehilangan Daddy dan ditinggalkan oleh Mommy. Dia itu pembawa sial! So stop mentioning his name before us! " ujar Jihwan dengan nada penuh amarah, ikut menyusul adiknya yang pergi.

"Aku malas," ujar Jungsoo sembari ikut berdiri dan berlalu dari meja makan.

"Namjin, bisa tidak jangan mengacaukan makan malam? Sekali saja, Hyung, mohon, jangan menyebut namanya di hadapan Jungsoo, Taehwan, dan Jihwan! Mereka terlalu sensitif untuk ini!" ujar Seonho sebagai kakak tertua, wajahnya penuh kekhawatiran.

"Tapi benar kan, Hyung? Yoora memang adik kita, ken..." Ucapan Namjin langsung disela oleh Haesung.

"Aku selesai," ucap Haesung singkat, sambil bangkit dan meninggalkan meja makan dengan wajah datar.

"Paham sampai sini?" tanya Seonho sembari berdiri dan berjalan bersama Yongki, meninggalkan Namjin yang kini berdiri sendiri di tengah meja makan yang terasa semakin sepi.

 " Adek...... " Lirih Namjin Sembari menatap pintu kamar, yang ada di dekat dapur .

Dia tahu bahwa sang adik pasti mendengar semua perdebatan ini. Mungkin kata-kata kasar semacam ini sudah menjadi makanan sehari-hari bagi adiknya itu. Sejak usia 15 tahun, dia memang sudah dibenci dan diasingkan dari keluarga Lee oleh saudara-saudaranya, termasuk dirinya sendiri. Bertahun-tahun, dia ikut membenci adiknya itu, menganggapnya sebagai penghalang kebahagiaan dan harapan mereka.

Namun, segalanya mulai berubah pada suatu hari ketika sebuah kejadian tak terduga mengguncang kehidupan nya. Sebuah momen yang tidak bisa dia lupakan, yang memaksa dirinya untuk melihat adiknya dari sudut pandang yang berbeda. Mungkin, dalam kegelapan yang menyelimuti hubungan mereka, masih ada cahaya harapan yang menunggu untuk ditemukan.

....

Sementara itu, aku yang kini sudah ada di kamar, hanya bisa diam dan menangis mendengar perdebatan mereka. Aku bukanlah wanita hebat seperti yang orang di luar sana bayangkan. Aku sama saja seperti wanita lain yang lemah dan butuh perhatian dari orang-orang di sekitarku, namun sayangnya, aku tidak pernah mendapatkannya.

Di tengah-tengah mewahnya mansion ini, di sinilah aku ditempatkan, dalam sebuah kamar sempit yang dulunya dihuni oleh Bibi Ahn. Dia adalah pelayan yang setia bekerja di sini sejak orang tuaku masih ada, dan sifatnya tak pernah berubah meski kondisi hubungan kami tidak baik. Meskipun dia tahu bagaimana perlakuan keluargaku padaku, dia tetap tidak ikut membenci. Justru, dialah yang selalu memperhatikanku layaknya seorang ibu.

Ruangan yang sempit ini menjadi satu-satunya tempat di mana tangisanku bisa terdengar, setiap dinding menjadi saksi bisu seberapa sering aku berdoa dalam tangisanku. Sayangnya, sekarang aku hanya bisa meratapi semuanya sendiri setelah Bibi Ahn memutuskan untuk berhenti bekerja demi berkumpul dengan keluarganya. Keberadaannya sangat berarti bagiku, dan kehilangan sosoknya membuatku semakin merasa terasing di dalam dinding-dinding mansion ini.

Tok ... Tok....

Terdengar suara ketukan pintu , aku tahu jika itu pasti Namjin oppa Karena jika saudara ku yang lain tidak mungkin ketukan pintu nya se-tenang itu.

" Adek.. sudah tidur?! " Ujar nya dari balik pintu.

Aku hanya diam saja tanpa menjawab pertanyaan kakak ku , aku tidak ingin terlihat berantakan di hadapan semua kakak ku . Setelah beberapa saat, akhirnya suaranya pun hilang menjauh diiringi langkah kakinya.

" Maaf oppa ! " Ujar.....

.... POV end ....

1
Nunu Izshmahary ula
akhir nya ada satu saudara Yoora yang tobat 🥹 wahhh
Nunu Izshmahary ula
ouh jadi Min-ho ya yang waktu itu baik sama Yoora, jangan jangan Mereka jodoh lagi☺️🤣
Nunu Izshmahary ula
semoga Yoora gapapa, saudara nya ada aja yang bikin dia celaka
Nunu Izshmahary ula
yang ini bener banget, walaupun Seonho kaya gitu tapi gimana ya . kata kata ini bener juga
Nunu Izshmahary ula
astaga Seonho 😩minta ginjal orang udah kaya minta krupuk
winterbear95
"kemarahan kakak tertuanya"😭kenapa dibayanganku malah muncul Jin hyung ngerap sih astaga
winterbear95
aku baca, imajinasi visualku nongol 7 bujang kesayanganku🥺
Nengsih
sedih banget, dari pertama baca udah mewek 😭
Nunu Izshmahary ula
pengen punya sahabat macam rea , wah ... senengnya kalau punya temen kaya gitu ya , di saat dunia membenci kita habis - habisan ada satu tempat yang bisa kita jadikan tempat pulang untuk bersandar, susah banget nyari temen yang kaya gini di dunia nyata . kebanyakan orang cuma bermuka dua dan datang kalau lagi ada butuh nya aja🥺
BYNK: Kamu pasti akan menemukannya suatu hari nanti, atau mungkin malah kamu yang jadi sahabat seperti Rea untuk orang lain. Dunia ini memang keras, tapi kebaikan kita nggak pernah sia-sia. jangan lelah jadi orang baik , semangat 💪🏻
total 1 replies
Wayan Indrawati
yoora yg malang
Nunu Izshmahary ula
best quotes...
Nunu Izshmahary ula
jahat banget, yaampun Seonho..
Nunu Izshmahary ula
Lah, emang di sekolah dia di kantin nya gaada cctv kah? masa langsung percaya gitu aja , Seonho 😑
Nunu Izshmahary ula
wah kok keliatannya mereka egois banget ya, kira kira Namjin bakal milih Yoora atau Jungsoo..🤔
Nunu Izshmahary ula
jan males males up nya Thor , yang baca keburu kabur
winterbear95: naikin jumblah up episodenya🙄
BYNK: siap -siap , trimakasih banyak dukungan nya
total 5 replies
Nunu Izshmahary ula
baru baca bab pertama udah sedih aja .. wah ..
winterbear95: aku datang🤸
exited banget walaupun masih 4 bab
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!