NovelToon NovelToon
Kekejaman Suamiku

Kekejaman Suamiku

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Mafia / Cinta Paksa / Penyesalan Suami / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga) / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:115.4k
Nilai: 5
Nama Author: Rania Alifah

"Siapkan dirimu! Aku akan kembali menyiksamu malam ini!" Stevan mengucapkan itu sembari melangkah menuju pintu untuk keluar.

"Aku tidak bisa melayanimu malam ini hingga sepuluh hari ke depan Stevan Jafer Dirgantara!"

Langkah pria itu terhenti saat mendengar Bulan dengan lantang mengatakan itu. Stevan berbalik memutar tubuhnya menatap Bulan dengan tatapan penuh tanya.

"Apa kau bilang? Katakan sekali lagi!" dingin dan tegas pertanyaan Stevan membuat Bulan tertawa di dalam hatinya.

"Ya! Aku tidak bisa melayanimu sampai sepuluh hari kedepan! Kau dengar itu Tuan Stevan?" ucapnya lagi dengan jelas.

Plaaakkk...

Bukan bertanya, Stevan justru melayangkan tangan ke pipi mulus Bulan hingga membuat wajahnya menoleh ke kanan sampai darah segar keluar dari sudut bibirnya. Bulan mengusap darah itu dan mendongak menatap pria yang ada dihadapannya dengan tatapan kebencian.

Bagaimana kisah selanjutnya?
kita simak yuk ceritanya di karya => Kekejaman Suamiku.
By: Miss Ra.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rania Alifah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 15

Malam harinya setelah siang tadi sempat melihat adu tembak, membuat Bulan merasa takut tidur sendirian. Bahkan bukan hanya tidur, dirumah tanpa Stevan pun dirinya takut. Meskipun banyak pengawal dan pelayan dirumah itu tidak mampu membuat dirinya selamat jika ada musuh Stevan yang ingin mencelakainya.

"Stevan.." Bulan memanggilnya lirih setelah Stevan keluar dari kamar mandi.

Pria itu langsung menoleh menatap Bulan yang sedang duduk di tepi kasurnya.

"Kenapa?" sahut Stevan dengan suara dingin seperti biasa.

"Bolehkah orang tuaku menginap disini untuk beberapa hari?" tanya Bulan dengan suara pelan.

Sebelum menjawab, Stevan menatap wanita itu. Stevan melihat ada sesuatu yang mengganggu pikiran istrinya itu.

"Kenapa harus orang tua mu?" tanya nya datar.

"Ya karena aku merindukan mereka."

"Itu berarti kau tidak merindukan aku?" tanya Stevan lagi.

"Maksudnya?"

"Huuuft... Sudahlah. Kalau kau ingin orang tua mu kemari panggil saja dia melalui ponselmu! Tapi ingat, setiap permintaan mu harus ada bayarannya!" ujar Stevan panjang lebar dengan memakai kaos nya.

"Bayaran?"

"Iya bayaran! Kau tahu kan maksudku?"

Stevan melangkah mendekat dan menatap Bulan dengan jarak lima senti membuat Bulan memundurkan duduknya. Stevan melihat Bulan menunduk pun merasa tidak suka. Karena dia lebih suka jika Bulan sedang menatapnya.

"Jangan menunduk!" Bulan yang mendengar itu langsung mendongak, dia menatap suaminya itu dengan ekspresi ketakutan.

Stevan semakin mendekat dan terus mendekat membuat Bulan terjatuh diatas kasur hingga pria itu berada di atasnya.

Bulan yang tidak memakai hijab dan cadarnya membuat Stevan leluasa menatap wajahnya yang sama seperti cahaya Bulan. Begitu terang, indah dan bercahaya.

"Kau... Kau mau apa?" tanya Bulan dengan lirih dan gugup.

"Aku mau meminta bayaran atas keinginan mu!" lirih Stevan dengan suara serak menahan hasratnya.

Bulan tak bisa lagi menjawab, memang itu kelakuan suaminya. Jika Bulan meminta sesuatu pasti bayarannya adalah ranjang. Stevan dengan cepat mencium bibir Bulan yang selalu membuat dia merindukan wanita itu.

"Ah bibirnya manis sekali, dia selalu bisa membuatku rindu !" batin Stevan lalu melepas ciumannya sesaat dan menatap Bulan dengan tatapan penuh gairah.

"Apa kau bisa melakukannya dengan perlahan malam ini?" tanya Bulan dengan suara pelan, karena dia tahu jika Stevan sudah mendengar suara indahnya membuat nya semakin menghujam tanpa ampun.

"Kenapa?"

"Karena rasanya sakit sekali, bahkan membuatku sulit berjalan." lirih Bulan.

"Baiklah."

Bulan tersenyum tipis, dia menyambut ciuman pria itu dan melilitkan kedua tangannya di tengkuk Stevan membuat pria itu semakin bergairah.

"Aku akan melakukannya dengan perlahan, asalkan kau harus puaskan aku malam ini." bisik Stevan di telinga Bulan.

"Bukan hanya memuaskan mu, kau bisa membuatku tak berdaya jika kau melakukannya dengan perlahan, sayang!"

Degh...

Mendengar kata sayang dari wanita yang ada di bawah kungkungannya membuat jantung Stevan tidak sehat. Dia merasakan ada desiran aneh yang menjalar keseluruh tubuhnya. Akhirnya Stevan tersenyum simpul di hadapan Bulan.

Sedangkan Bulan memajukan wajahnya dan mencium bibir Stevan lebih dulu lalu mengusap lembut wajah juga rambut pria itu sembari menatap matanya membuat jantung Stevan tidak karu-karuan.

"Stevan, aku berjanji akan membuatmu jatuh cinta padaku. Bahkan cintamu akan aku buat lebih besar dari pada cintaku padamu. Dan kau tidak akan pernah mengembalikan aku lagi pada orang tuaku." ucap Bulan dalam hati.

Bulan kini akhirnya bisa menikmati setiap sentuhan pria itu. Walaupun hujaman dari nya selalu membuatnya sakit di akhir, tapi dia sudah mulai menanam cinta untuk seorang Stevan Dirgantara.

*

*

*

Pagi Harinya.

Seperti janji Stevan malam itu, orang tua Bulan sudah berada dirumah nya. Mereka baru saja tiba satu jam yang lalu.

"Kenapa kau ingin ayah dan ibu menginap nak? Apa Stevan berbuat kasar padamu?" tanya Ayah Ezra dengan tatapan penuh selidik.

"Aku sangat merindukan kalian. Dia tidak pernah kasar padaku, Ayah, Ibu." sahutnya pelan kemudian menenggelamkan kepalanya di dada sang ibu.

Melihat kejadian adu tembak kemarin membuat mental Bulan sedikit terganggu. Dia merasakan trauma disaat sedang sendiri tanpa Stevan.

"Baiklah, ibu dan ayah akan menginap selama dua hari." sahut mama Almira mengusap kepala putrinya dengan lembut. "Ibu akan memasak makan siang untuk mu hari ini. Apa kau senang?" sambung mama Almira.

Bulan mendongak, dia menatap ibunya dan beralih menatap Ayahnya. "Aku sangat senang bu. Tapi biarkan aku berada dipelukan mu lebih dulu. Aku benar-benar sangat merindukan mu."

Mama Almira dan Ayah Ezra melihat sikap putrinya sedikit berbeda membuatnya saling pandang. Ada sedikit keanehan di dalam sikap wanita bercadar itu.

Satu jam berlalu, mama Almira sekarang sedang berada di dapur. Dia memasak sup daging dan bergedel kentang juga ayam goreng kesukaan Bulan.

Para pelayan yang bertugas memasak hanya membantu sekedarnya saja karena ini keinginan Nona mudanya, dan mereka tak bisa membantah. Tak berselang lama, masakan telah matang. Bulan dan Ayah Ezra datang di meja makan dengan mata berbinar.

"Waaah, ternyata ibu masak makanan kesukaanku? Aku bisa gendut jika menyantapnya sampai habis." ucap Bulan antusias sedikit melupakan beban pikirannya.

"Silahkan Nona."

Pelayan memberikan piring dan gelas berisi air melayani Nona mudanya. Sedangkan Ayah Ezra dan Mama Almira yang akan dilayani oleh mereka langsung menolak. Karena kedua orang tua Bulan sangat tidak suka di layani. Mereka lebih suka melakukannya sendiri.

Bulan menyantap makanan yang ada di hadapannya satu suap pun membulatkan matanya dan menghentikan mulutnya yang sedang mengunyah.

"Kenapa Bulan? Apa rasanya tidak enak?" tanya mama Almira yang melihat ekspresi Bulan.

"Ini enak sekali Bu, bahkan lebih enak dari yang biasa ibu masak!" sahutnya senang.

Bulan tanpa pikir panjang segera menyantap makanan nya hingga habis. Saat akan kembali menyendok nasi tangannya terhenti karena mendengar seseorang bicara.

"Apa kau tidak menawari suami mu makan siang, Bulan?" suara bariton Stevan membuat para pelayan menunduk mundur beberapa langkah.

Sedangkan orang tua Bulan dan juga wanita itu menoleh secara bersamaan menatap ke sumber suara.

"Stevan, kau sudah pulang? Apa kau pulang lebih awal?" tanya Bulan mengalihkan keadaan agar tidak tegang.

"Hem." Stevan duduk di kursi utama meja makan dengan ekspresi datar. "Ambilkan aku makanan." sambungnya lagi.

Bulan mengambilkan nasi dan sayur juga lauk di piring suaminya itu. Sedangkan mama Almira dan Ayah Ezra hanya terdiam dengan ekspresi takut karena mereka takut Stevan tidak menyukai masakan dari ibu yang melahirkan istrinya itu.

Satu suap akhirnya masuk ke dalam mulut Stevan, mereka semakin tegang. Mereka takut Stevan memuntahkan makanan nya dan akan marah karena masakannya tidak enak.

Namun dugaan mereka salah, Stevan semakin menyantap makanan di hadapannya hingga habis tak tersisa bahkan kembali menyodorkan piring nya pada Bulan untuk mengambilkan nya lagi.

"Kau suka makanan nya?" tanya Bulan dengan ekspresi kebingungan. Karena dia tidak biasanya melihat Stevan makan dengan begitu lahapnya.

"Ya, apa tidak boleh?" sahut Stevan dengan ekspresi dingin menatap semuanya yang ada di meja makan. "Kenapa kalian menatapku? Makanlah sesuka kalian, habiskan jika perut kalian masih muat!"

Mama Almira dan Ayah Ezra saling pandang. Mereka tersenyum dengan ucapan Stevan. Meski ekspresinya dingin dan datar juga menakutkan, tapi Stevan punya cara sendiri memanjakan istri dan keluarganya.

...****************...

1
꧁۝༒𝑨𝒇𝒚𝒂꧂™
idih boy benar2 tuh diciumi Mentari dihadapan Steven wkwkwkwkw
Miss Ra: /Joyful//Facepalm/
total 1 replies
꧁۝༒𝑨𝒇𝒚𝒂꧂™
terima saja Mentari
꧁۝༒𝑨𝒇𝒚𝒂꧂™
maaf ya thor kk afya sibuk dgn rl tp nggak lupa utk meneruskan membaca karya kamu. cuma telat dikit ya
Miss Ra: iyaa gpp kak...

/Kiss/
total 1 replies
resia
sangat senang bucin nya pria kaku gak ada lawan
Puji Hastuti
Steven manis sekali
Wiwik Emy
lbh romantis LG dong stev
꧁۝༒𝑨𝒇𝒚𝒂꧂™
keinginan boy sllu dipersetujui oleh Steven
Siti Zaid
semoga berbahagia steven dan bulan selamanya..lanjut lagi author..
Rini Maryani
lanjut steven n bulan semangat thooor
Rini Maryani
lanjut boy n mentari semangat thooor
resia
begitulah pria kaku mentari dia gak akan peka
Siti Zaid
Jangan rakus sangat pak boy..yang penting jabat tangan tok penghulu dulu..dah sah baru on😁
Miss Ra: /Facepalm//Joyful//Joyful/

udah diujung tanduk
total 1 replies
Wiwik Emy
lanjut thor
Rini Maryani
lanjut mas boy n mentari selamat ya
bibi
lanjut
resia
karya yg sangat bagus alur cerita nya tertata rapi dan pas 👍
Miss Ra: trimakasih ratingnya kakak

/Chuckle//Kiss/
total 1 replies
Atik R@hma
ok ka🤣
Siti Zaid
Ramadan kareem...selamat menjalani ibadah puasa ya author...🤗
Miss Ra: sama² kaka..
/Kiss//Pray/
total 1 replies
Nurhayati Nia
mentariii imut buangett 😍😍😍
Wiwik Emy
lanjut thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!