Meski umurnya akan menginjak 30 tahun, Rayna belum terpikirkan untuk menikah, ia masih ingin menikmati hidup dengan bebas.
Hal itu justru menjadi masalah besar bagi sang Mama yang ingin Rayna segera menikah, Mamanya pun mencari berbagai cara agar Rayna mau menikah, hingga akhirnya ia meminta sang suami agar mencarikan pendamping untuk sang anak.
Beberapa kandidat telah terpilih hingga pilihan sang Mama jatuh pada seorang pria.
Bagaimana kelanjutan kisahnya? apakah Rayna menerima pria yang dipilihkan sang Mama?
Kalau kepo langsung baca ceritanya ya......
🥕🥕🥕
Follow INSTAGRAM @LALA_SYALALA13
Follow TIKTOK @LALA_SYALALAA13
Follow FACEBOOK @LALA SYALALA
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lala_syalala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dandan Yang Cantik
Setelah satu minggu Papa Erik mengatakan akan mengenalkan Rayna pada anak rekan kerjanya, namun tidak ada kemajuan bahkan Papa Erik belum membahasnya pada Mama Nindy.
"Pa, Papa ini serius gak sih ngenalin Rayna sama anak rekan kerjanya Papa?" tanya Mama Nindy.
"Papa serius, Ma," ucap Papa Erik.
"Kalau serius, kenapa sampai sekarang kok belum ada cowoknya?" tanya Mama Nindy.
"Belum ada yang cocok, Ma. Kita sebagai orangtua itu harus selektif memilih pasangan buat anak kita," ucap Papa Erik.
"Masa Papa gak ada sama sekali pandangan gitu?" tanya Mama Nindy.
"Sebenarnya Papa ada beberapa pria yang ingin Papa kenalkan pada Rayna, tapi Papa gak tau kira-kira yang mana yang baik untuk Rayna," ucao Papa Erik.
"Papa gak usah khawatir, Mama yang akan melakukan seleksi ke pria-pria yang Papa pilih," ucap Mama Nindy dan diangguki Papa Erik.
Papa Erik sudah belajar dari kesalahan yang ia lakukan sebelumnya karena harusnya menentang pendapat sang istri hingga akhirnya ia memilih setuju dengan keinginan sang istri.
Mama Nindy saat ini tengah memandang 4 pria yang akan ia seleksi untuk mendampingi Disha, "Mama udah cocok yang mana?" tanya Papa Erik.
"Kayaknya yang ini deh, Pa. Tapi, dia kaya kan?" tanya Mama Nindy yang memang tidak tau latar belakang pria yang baru saja Mama Nindy pilih.
"Yang jelas tidak perlu khawatir soal dia kaya atau gak, tapi kali ini Papa setuju kalau dia yang akan di kenalkan dengan Rayna," ucap Papa Erik.
"Dia nya mau gak ya sama Rayna?" tanya Mama Nindy.
"Dia pasti mau, percaya sama Papa," ucap Papa Erik dan tersenyum setelah mengatakan hal itu.
.
Waktu terus berlalu dan Rayna sangat bersyukur karena Mama Nindy sudah tidak lagi menanyakan pada Rayna mengenai pasangan dan itu adalah sebuah keajaiban.
Saat ini Rayna sudah berada di meja makan dan akan segera berangkat, "Ray, nanti kamu pulang awal ya jangan lembur," ucap Mama Nindy.
"Kenapa emangnya, Ma?" tanya Rayna.
"Gapapa, Mama cuma bilang aja. Kamu akhir-akhir ini lembur terus, jadinya Mama gak tega lihatnya," ucap Mama Nindy dan Rayna antara percaya tidak dengan Mama Nindy.
"Yaudah, nanti Rayna usahakan deh," ucap Rayna.
Rayna pun berangkat, dalam perjalanan tiba-tiba mobilnya tidak bisa di nyalakan, untung saja Rayna sudah menepikan mobilnya sehingga ia tidak perlu khawatir.
"Kenapa ini mobilnya," gumam Rayna dan memeriksanya.
Namun, Rayna tidak tau apa yang terjadi pada mobilnya dan ia pun memilih untuk mencari kendaraan yaang lewat disana dan menumpang, tapi sayangnya jalanan begitu sepi. "Kok gak ada kendaraan yang lewat ya, haduh pasti telat deh kalau gini," gumam Rayna.
Setelah 15 menit disana, Rayna pun menghubungi Hani jika mobilnya mogok. Tak lama setelah itu, sebuah motor berhenti di depan mobilnya dan turun seorang pria, lalu pria itu membuka helmnya yang membuat Rayna terpesona dengan wajah tampan pria itu.
'Gila, ganteng banget. Ibrahim aja kalah,'
"Mobilnya mogok Mbak?" tanya pria tersebut.
"Ah, iya Mas. Mobil saya mogok," jawab Rayna.
Pria itupun memeriksa mobil Rayna, "Kayaknya harus di bawa ke bengkel Mbak, lebih baik Mbak telepon orang bengkel," ucap pria tersebut.
"Saya gak tau telepon orang bengkel Mas, emang parah banget ya Mas?" tanya Rayna.
"Iya, kalau gitu saya hubungi temen saya aja Mbak nanti biar temen saya yang urus mobil Mbak, sekarang Mbak mau berangkat kerja? biar saya antar kayaknya jalanan disini sepi," ucap pria tersebut.
Rayna ragu untuk menerima tawaran pria tersebut, tapi ia tidak mungkin diam saja saat ini dan mau tidak mau Rayna menerima tawaran pria itu.
"Gapapa, Mas?" tanya Rayna.
"Gapapa, Mbak," ucap pria tersebut.
Rayna mengambil tasnya dan menaiki motor yang di kendarai pria tersebut, motor melaju membelah jalanan hingga tak lama mereka pun sampai di tempat kerja Rayna.
"Makasih ya Mas," ucap Rayna yang sampai dengan selamat di kantornya.
"Iya, Mbak. Untuk mobilnya ini nomor bengkelnya, Mbak bisa hubungi bengkelnya soal mobil Mbak," ucap pria tersebut.
"Makasih ya Mas," jawab Rayna dan mengambil kartu nama yang diberikan pria tersebut.
Krena terlalu fokus pada kartu nama tersebut, Rayna tidak menyadari jika pria di hadapannya sudah pergi,
"Lah dia udah pergi, aku belum tanya namanya siapa," gumam Rayna.
Sore harinya, Rayna sudah pulang karena Mama Nindy yang terus saja meneror Rayna untuk segera pulang. "Akhirnya kamu pulang juga," ucap Mama Nindy.
"Astaga, Ma. Sabar, Ma. Rayna udah pulang loh ini," ucap Rayna.
"Yaudah, sekarang kamu mandi dulu terus ganti baju, Mama udah siapin baju buat kamu," ucap Mama Nindy dengan senyum cerianya.
"Emang kita mau kemana, Ma? kenapa Rayna harus pakai baju yang disiapin Mama?" tanya Rayna.
"Gak ada apa-apa, hari ini kita mau makan malam keluarga aja di luar. Udah kamu gak usah tanya lagi, kamu ke kamar an mandi lalu ganti baju dan dandan yang cantik," ucap Mama Nindy.
Rayna yang melangkahkan kakinya ke kamar pun menatap curiga pada sang Mama, "Udah kamu ke kamar dan siap-siap ya," ucap Mama Nindy.
Rayna pun masuk ke dalam kamar dengan curiga dan ia melihat baju yang disiapkan Mama Nindy, "Kenapa Mama milihin dress gini? pasti ada sesuatu, huh Mama ini gak bakal berhenti buat jodohin aku deh. Emang belum nikah itu aib ya, dari pada udah nikah terus cerai," gumam Rayna.
Setelah semuanya siap, keluarga Rayna pun akhirnya pergi ke sebuah restoran cukup terkenal di kota itu. "Ma, kok makan malamnya di restoran ini sih, bukannya mahal ya disini?" tanya Rayna.
"Gapapa, kita kesini aja, sesekali gitu loh Kak," jawab Mama Nindy.
"Pa," panggil Rayna.
"Udah ikutin aja mau Mama kamu," ucap Papa Erik dan diangguki Rayna.
Rayna semakin merasa aneh karena Mama Nindy justru menghampiri meja yang disana sudah ada yang tempati dimana terdapat pasangan suami istri seumuran Papa Erik dan Mama Nindy, lalu ada seorang pria yang Rayna lihat masih muda.
"Halo jeng, maaf ya lama. Tadi nunggu Rayna dandan dulu," ucap Mama Nindy pada wanita tersebut.
"Iya, gapapa, jeng. Ini Rayna ya?" tanya wanita itu dengan menunjukan Rayna.
"Iya, dia Rayna," ucap Mama Nindy.
"Wah cantik ya ternyata, oh iya kamu pasti belum kenal Tante ya. Nama Tante Melody panggilnya Mama aja ya jangan Tante," ucap Mama Melody.
"I-iya, Tante eh Mama," ucap Rayna dengan senyum canggungnya.
'Pasti Mama punya rencana lagi ini, aduh aku malu banget. Ini udah jauh banget, sampai harus makan malam gini, masa calonku dia sih. Masih muda gitu, kayaknya juga masih sekolah, ya kali aku sama dia,'
.
.
Bersambung..........
ᴏ ᴋᴋ ᴠɪsᴜᴀʟ ɴʏ ᴍɴ