Hanna merupakan istri yang sangat manja dan cantik. Kepribadiannya sangatlah ceria dan ramah. Bahkan, orang-orang sekitarnya mengira kehidupan rumah tangga nya sangatlah sakinah mawadah warahmah.
Ternyata, senyuman manis yang ia tunjukkan pada semua orang hanyalah topeng belaka. Ada luka yang menganga lebar karena ulah suami nya.
"Hanna bagaikan noda hitam yang mengotori pakaian ku, sangat sulit di hilangkan karena noda nya permanen. Kalau bukan karena bakti ku pada kedua orang tua, sudah aku tinggalkan dari dulu!" ujar Reza suami Hanna yang tampak sedang mengobrol dengan teman-temannya.
Degg.
Hanna memeluk erat kotak bekal yang ia bawakan untuk suaminya. Air mata wanita itu tumpah begitu saja tanpa bisa di tahan.
Hatinya hancur mendengar fakta kejam yang keluar dari mulut suaminya sendiri. Dia tak menyangka selain dingin dan cuek, suaminya itu menganggapnya seperti noda hitam.
Serendah itukah Hanna di mata Reza?
"Baiklah, Mas. Mulai saat ini aku akan merubah sikap ku padamu. Jangan salahkan aku berubah! Karena kamu sendiri yang telah membuat ku berubah," gumam Hanna pelan dengan hati yang terasa sesak.
***
"Kamu gak masak sarapan?" tanya Reza heran saat melihat meja makan kosong.
"Enggak!" jawab Hanna tak acuh seraya mengecat kukunya.
"Kenapa?"
"Enam bulan kita menikah tidak sekalipun kamu memakan masakan ku. Jadi, buat apa aku masak! Hanya buang tenang dan waktu saja!" balas Hanna dengan nada sarkas.
Degg.
'Kamu? Dia baru saja memanggil ku dengan sebutan kamu' batin Reza terkejut.
***
Tolong jangan tumpuk bab dan lompat baca bab nya. Karena itu akan berakibat buruk pada peforma karya author 🙏🙏
Tolong hargai karya author 🙏
Klik like, coment vote dan beri rating 5 yah kakak 🥰🥰
Ceritanya gak ada pelakor!!! Jadi, aman.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kisss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cemburu?
Reza yang sedang makan siang bersama Hendri pun tak sengaja melihat Hanna sedang mengobrol dengan Sonya. Jarak perusahaan milik Reza dengan kafe yang mereka singgahi itu tak terlalu jauh.
Pria itu tak menyangka akan melihat Hanna di sana. Bagaimana bisa istrinya itu keluar rumah tanpa pamit dengannya.
Istri? Ha ha … entah sejak kapan pria itu menganggap Hanna sebagai istrinya.
"Berani-beraninya dia keluar rumah tanpa izin ku," gumam Reza pelan seraya mengepalkan tangannya erat.
Hendri yang mendengarnya samar-samar pun langsung mengikuti arah pandang Reza. Pria itu menautkan alisnya sebelah menatap sosok wanita cantik berbalut hijab pashmina sedang mengobrol serius dengan wanita cantik berpakaian seksi.
Tak jarang Hanna tertawa cekikikan membuat pesona cantiknya semakin bersinar.
"Astaghfirullah … istri orang emang selalu menarik!" Hendri menggelengkan kepalanya cepat ketika teringat wajah istrinya.
"Wajahmu kenapa seperti orang yang tidak mendapatkan jatah malam, Za?" tanya Hendri seraya menautkan alisnya sebelah.
"Tuh, lihat. Mana ada istri Sholehah keluar rumah tanpa izin suaminya!" Reza menunjuk Hanna dengan dagunya membuat Hendri memutar bola matanya malas.
"Kamu cemburu?" tanya Hendri seraya menaik turunkan alisnya berusaha menggoda sahabatnya itu.
Mendengar pertanyaan Hendri membuat Reza langsung berdecih. Pria itu tak mungkin cemburu karena dia tak mencintai Hanna sedikit pun.
Hanya saja dia tak tahu mengapa dirinya merasa tak suka melihat sikap Hanna yang hari ini banyak berubah.
"Ck … mana mungkin aku cemburu! Apa kamu lupa siapa aku? Aku adalah Teuku Syahreza pemilik perusahaan real estate property terbesar di Indonesia. Selera ku tinggi … tidak mungkin pria seperti ku cemburu pada wanita yang bukan kriteria ku sama sekali!"
Reza berusaha mengelak membuat Hendri tertawa sinis. Pria itu tak habis pikir bagaimana bisa ada pria yang sangat jual mahal seperti Reza.
"Hati-hati dengan omongan mu, Za. Jangan sampai suatu saat nanti kamu menjilat ludah mu sendiri. Karena sangat banyak sekarang pria atau wanita yang merendahkan pasangannya, tapi, setelahnya mereka bakal jadi budak cinta pasangan nya itu!"
Hendri memberikan nasihat membuat Reza mengedikkan bahunya tak acuh.
"Yang jelas aku tidak termasuk!" jawab Reza santai seraya terus menatap Hanna dan Sonya.
Sorot mata pria itu berubah tajam ketika melihat seorang laki-laki memakai setelan jas ikut bergabung dengan Hanna dan Sonya.
Perasaan Reza kian tak karuan. Dia ingin marah, namun, tak bisa karena tak ingin Hanna salah sangka kepadanya.
Dia juga tak ingin Hendri mengira dirinya cemburu.
Padahal memang iya, namun, Reza tak mengakuinya.
*
*
"Kalau begitu ayo kita pergi sekarang saja!" ajak Sonya semangat membuat Hanna tersenyum cerah.
Saat mereka ingin bangkit, seorang laki-laki berbalut setelan jas menghampiri mereka.
"Sayang, rupanya kamu di sini!" ujar laki-laki itu langsung mencium pipi Sonya.
Hanna membuang wajahnya ke arah lain karena tak ingin melihat pemandangan yang akan membuat matanya kotor.
Degg.
Hanna menelan ludahnya kasar ketika melihat Reza menatap tajam ke arahnya. Tatapan Reza persis seperti singa yang sedang mengintai mangsanya.
Seperti predator yang siap-siap menerkam mangsanya dalam hitungan detik. Tubuh Hanna membeku, bagaimana pun wanita itu merasa sangat gugup karena keluar rumah tanpa pamit.
Namun, Hanna memiliki alasan di balik itu semua.
"Haduh … gimana ini? Apa mas Reza marah, ya! Ya Allah, Ya Rabb. Kenapa mas Reza menatap ku seperti ingin menyeret ku dari sini?"
Hanna mencengkram gagang tas tangannya. Mata wanita itu berkedip-kedip lucu karena gugup.
"Han, kenalin ini mas Rudi! Tunangan aku!" Sonya memperkenalkan calon suaminya pada Hanna.
"Rudi!" Pria itu mengulurkan tangannya.
"Hanna!" Wanita itu menangkup kedua tangannya di depan dada seraya tersenyum tipis menatap ke arah lantai.
Dia tak ingin memandangi pria yang bukan mahramnya karena pandangan nya hanya untuk Reza suaminya.
*
*
Ting.
Ting.
Tang.
Reza memotong steak daging nya dengan keras, sehingga menimbulkan suara yang cukup nyaring.
Pandangan pria itu tak lepas dari Hanna yang tersenyum dengan pria asing itu. Entah apa yang mereka bicarakan, sehingga membuat pipi Hanna merona.
Dasar, istri tak patuh. Kenapa dia tersenyum seperti itu pada pria lain batin Reza kesal.
"Za, kamu cemburu?" tanya Hendri sekali lagi.
"Tidak!" jawab Reza dingin terus menatap Hanna yang juga menatapnya.
"Ck … dasar, pria bodoh. Jelas-jelas cemburu sampai-sampai motong daging macam orang lagi latihan pedang," gumam Hendri pelan.
Brakk.
"Eh ayam-ayam!" Hendri terkejut di kala Reza menggebrak meja.
*
*
*
Wkwkwkwk … ada yang hangus tapi bukan ikan?? Apakah itu? 🌚🌚🤣
Bersambung.
Jangan lupa like coment vote dan beri rating 5 yah kakak 🥰🥰
Salem Aneuk Nanggroe Aceh ❤️🥰