Andara adalah gadis yang cantik pemilik kios bunga .Suatu hari dia harus menelan pil pahit sebuah penghianatan dari sahabat dan kekasihnya yang dipacarinya selama hampir 6 tahun. Tapi takdir berkata lain dan membawanya pada seorang pemuda dingin yang lumpuh putra seorang konglomerat.
Entah bagaimana mereka bisa bertemu di atas menara setinggi 50 kaki. Dan dari sanalah cinta mereka bersemi .
Nah untuk mengetahui cerita lebih lanjut, yuk simak di novel terbaruku.
Novel kali ini bergenre remaja labil yang mudah mudahan bisa menginspirasi para kaula muda untuk tidak putus asa dan tidak pernah menyerah.
Tetap semangat dan selamat membaca 🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewidewie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CDAM: 24
Pagi mulai menyapa, sinar matahari pun masuk melalui sela sela jendela yang masih tertutup korden.
Andara merasakan hari ini sangat segar, dia bangun dan merentangkan kedua tangannya.
Andara melihat ke kanan dan kiri namun tidak menemukan Devan. Akhirnya dia beranjak dan melangkah ke arah meja makan.
Dilihatnya Devan sudah rapi dengan setelan Jaz mahalnya dan beberapa piring makanan yang juga sudah siap di atas meja makan.
Melihat istrinya keluar dari kamar dengan rambut acak acakan, membuat Devan tersenyum tipis " Selamat pagi istriku".
"Selamat pagi suamiku, ih kok lucu ya tiba tiba kita menjadi suami istri " Jawab Andara asal.
"Hmmm kamu kok belum mandi sih buruan mandi pagi ini kita akan ke kantor aku akan memperkenalkanmu kepada para pegawaiku".
Andara mengangkat kedua alisnya kemudian ikut duduk di samping Devan " Ngapain Dev, gak ah, daripada ke kantor mending kita ke rumah papa kamu untuk meminta restu".
Deg ( Dada Devan berdebar hebat karena di rumah papanya pasti ada Nara).
Andara menoleh dan melotot tajam " kok diam, memangnya kamu gak mau ke sana, ya udah " lalu mengambil segelas air putih dan meneguknya.
Devan mengambil nafasnya dengan perlahan
" Oke kita ke rumah papa. tapi".
Andara menghentikan meneguk minumannya dan meletakkannya di atas meja " Tapi apa! ".
" Tapi, apa kamu sudah siap bertemu dengan ibu mertuamu? ".
" Hhh ya siaplah lagipula cepat atau lambat juga pasti akan bertemu em ngomong ngomong semalam aku mimpi lucu tau".
" mimpi apa? " Jawab Devan sambil menyendokkan makanannya ke mulutnya.
" Ih geli kalau mengingatnya " Andara bergidik ngeri kemudian meraih piring dan mulai menaruh roti di atasnya untuk sarapan pagi.
Devan menatap Andara sebentar kemudian kembali mengunyah makanannya sambil berpikir kira kira mimpi apa semalam.
Andara melahap habis satu lembar roti isi selai kacang yang berada dipiringnya itu tanpa sendok dan garpu membuat Devan terus melihatnya " Gadis ini gak ada jaim jaimnya, tapi lucu juga, polos dan menggemaskan " Batinnya.
" Ra, kok gak jadi cerita sih, semalam kamu mimpi apa? " Tanya Devan sambil meneguk segelas air putih di hadapannya.
" Dev, tapi jangan ketawa ya".
"Ehem"
" Aku mimpi menyusui seorang bayi, lucu kan".
Uhukkkk uhukkkk
Seketika Devan tersedak minumannya mendengar cerita Andara yang konyol.
Uhukkkk
" Andara segera beranjak dan memijit tengkuk kepala Devan " Kamu kenapa sih Dev ".
" Enggak enggak kenapa kenapa " Jawab Devan masih sedikit batuk batuk.
" Gila nih cewek, masa kejadian semalam gak ingat sama sekali. Masa suaminya sendiri dibilangnya bayi, hhh " Batin Devan sambil menunduk.
Andara memanyunkan bibirnya dan meraih lengan Devan " Dev, kok diam sih gak lucu ya".
" Iya iya lucu Ra, memangnya kamu gak ingat sama sekali kejadian semalam? ".
" Enggak memangnya kejadian apa? "
" Siangnya juga gak ingat ".
" Ya ingatlah Dev, kemarin siang kan kita menikah terus setelah itu, ehm kok aku gak ingat ya, sampai malamnya dan pagi harinya, memangnya kita ngapain Dev? " Tanya Andara dengan polosnya yang membuat Devan bingung mau menjawab apa.
" Ya udah gak usah dipikirkan sebaiknya kamu segera mandi, aku tunggu di sini ya" Ucap Devan dengan senyumnya yang terlihat bersih dan tampan.
Andara mengangguk kemudian beranjak, namun dia menatap Devan dengan lekat kemudian mendekatkan wajahnya membuat jantung Devan berdegup kencang " Mau apa kamu Ra? ".
Cup
Sebuah kecupan singkat mendarat di bibir Devan yang membuatnya terdiam tak percaya kalau Andara ternyata suka sekali dengan ciuman.
Dan setelah itu Andara berlari ke kamar mandi.
Devan menggeleng perlahan sambil senyum senyum sendiri " Gadis aneh, tapi aku suka" Gumamnya sambil merapikan piring piring yang berada di atas meja makan.
Dengan kursi rodanya Devan mengerjakan pekerjaan rumah sendiri karena tidak mau Andara merasa terbebani menjadi istrinya, dari menyiapkan makanan sampai mencuci piring sendiri kemudian menyusunnya di tempatnya.
Setelah selesai Devan pun merapikan beberapa dokumen perusahaan yang berada di atas meja karena harus segera ditandatanganinya sebelum Aldo datang mengambilnya.
Tiba-tiba
"Achhhhh"
Suara jeritan Andara dari dalam kamarnya membuat Devan kaget dan menjatuhkan dokumen dokumen tersebut hingga berserakan.
" Astaga Andara ada apa sih! " Devan segera mengarahkan kursi rodanya ke kamarnya.
Ceklek
" Kamu kenapa Ra? " Tanya Devan.
Andara yang saat itu hanya mengenakan handuk yang dililitkan di tubuhnya segera menunjukkan beberapa tanda merah yang berada di sana.
"Dev, ini kenapa? kok banyak sekali? "
Devan mengusap wajahnya dengan kasar
" I I itu emm mu mungkin digigit nyamuk, iya digigit nyamuk Ra".
Andara menatap Devan tidak percaya sambil memonyongkan bibirnya " Hahh nyamuk, masak di apartemen semewah ini ada nyamuk sih, hhh mana banyak lagi".
"Memangnya di mana lagi" Tanya Devan sambil meraih handuk Andara untuk melihatnya namun ditahan oleh Andara
" Eh jangan! enak aja! enggak kamu gak boleh lihat! ".
Devan tersenyum tipis karena seingatnya dia juga membuat cupangnya di samping biji kopi melon milik Andara bahkan lebih banyak di sana.
" Sudah Dev sana keluar lagi aku mau ganti baju! " Andara mendorong kursi roda suaminya ke luar kamar.
" O iya nanti di jalan mampir dulu ke swalayan" pinta Andara.
" Mau beli apa! "
" Mau beli obat nyamuk oles " Jawab Andara yang membuat Devan melotot tajam " Buat apa sih Ra, bahaya tau".
" Iya bahaya buat nyamuknya karena beracun tapi buat aku kan enggak, biar mampus tuh nyamuk nakal banget, mau gigit milih milih lagi" Ketus Andara sebelum menutup pintu kamarnya.
Jleng!
Devan menghela nafasnya dalam dalam dan kembali merapikan dokumen dokumen yang berserakan tersebut.
###
Siska hanya mondar mandir ke sana kemari membuat Innara pusing melihatnya.
" Aduh Siska stop kamu membuatku sakit kepala tau, ini aku sedang menyelesaikan baju spesial untuk dipakai acara nanti malam".
"Hah nanti malam" Tanya Siska sambil mencondongkan tubuhnya di depan Innara yang sedang sibuk memasang hiasan di gaun indah tersebut.
Siska melihat dari atas hingga bawah dan sempat berdecak kagum " Bos, gaun ini indah banget, coba saya aku yang memakainya pasti menyala".
" Mimpi kamu! ".
" Ih bos kok gitu ".
" Ya mana bisa Siska, ini baju pesanan nona muda Mahendra ".
" Apa! Berarti ini milik kekasihnya Devan Mahendra, pria lumpuh itu? ".
Innara melotot tajam " Jaga bicaramu Sis! Meskipun Devan lumpuh kamu gak bisa lihat ya betapa gantengnya dia, dia hampir mendekati sempurna, dah ganteng, badannya bagus, otaknya cerdas, apa lagi coba. Sayangnya dia lumpuh, tapi menurutku Devan tetap pria tertampan yang aku lihat di muka bumi ini".
Siska memiringkan bibirnya " Halah bilang saja bos suka kan sama dia. Hhhh terlambat bos, dia sudah punya kekasih hati".
" Ah masasih ".
" Nah itu yang pesan gaunnya nona muda Mahendra ya pasti pacarnya Devan " Ketus Siska.
Innara mengernyitkan keningnya kemudian kembali duduk di kursi kebesarannya " Iya ya, hhh ".