[UPDATE 2 - 3 CHP PERHARI]
"Hei, Liang Fei! Apa kau bisa melihat keindahan langit hari ini?"
"Lihat! Jenius kita kini tak bisa membedakan arah utara dan selatan!"
Kira kira seperti itulah ejekan yang didapat oleh Liang Fei. Dulunya, dia dikenal sebagai seorang jenius bela diri, semua orang mengaguminya karena kemampuan nya yang hebat.
Namun, semua berubah ketika sebuah kecelakaan misterius membuat matanya buta. Ia diejek, dihina, dan dirundung karena kebutaanya.
Hingga tiba saatnya ia mendapat sebuah warisan dari Dewa Naga. Konon katanya, Dewa Naga tidak memiliki penglihatan layaknya makhluk lainnya. Dunia yang dilihat oleh Dewa Naga sangat berbeda, ia bisa melihat unsur-unsur yang membentuk alam semesta serta energi Qi yang tersebar di udara.
Dengan kemampuan barunya, si jenius buta Liang Fei akan menapak puncak kultivasi tertinggi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SuciptaYasha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
10 Putri Kekaisaran dan Rahasia di Balik Mata Buta
Berbeda dengan sebelumnya, Seo Yun kini berdiri dengan penuh kharisma, ia menyandang gelar sebagai Putri dari kekaisaran yang menguasai seluruh benua.
Kekuatan tempur Kekaisaran Fengyin bisa dibilang adalah yang terbaik, banyak sekali kultivator tingkat tinggi yang mengabdikan dirinya untuk melayani sang Kaisar.
Jika kabar mengenai putri kekaisaran yang berkelana sendirian menyebar, mungkin saja gunung Tianlong sekarang akan di datangi oleh ribuan orang yang hanya ingin melihat parasnya yang rupawan.
Dan di seluruh dunia itu, hanya Liang Fei yang pernah melihat tubuh Seo Yun dengan detail yang mendalam berkat teknik mata Dewa Naga miliknya.
'Kenapa aku tiba tiba memikirkan pria itu?' batin Seo Yun, mencoba menghilangkan sosok Liang Fei di dalam pikirannya.
"Aku tidak akan berbasa basi lagi, kedatanganku kemari adalah untuk membatalkan pertunangan yang diatur oleh para leluhur dulu."
Seo Yun mengungkap maksud kedatangannya, membuat semua mata melotot sampai nyaris keluar.
"Anda tidak bisa melanggar janji diantara para leluhur kita begitu saja, saya yakin keluarga kekaisaran sangat menghormati janji yang dibuat, anda tidak bisa melanggarnya begitu saja," balas Long Ye.
Long Ye dikenal dengan sifatnya yang mudah tersinggung dan pemarah, ia tidak akan segan memenggal kepala orang yang menyinggungnya. Namun, baru kali ini dia berusaha keras untuk emosi.
Sedikit kesalahan saja bisa membuat sekte Naga Putih rata dengan tanah, meskipun mereka adalah sekte terkuat, tapi kekuatan Kaisar Fengyin adalah anomali dunia itu sendiri.
Namun, sosok pelindung sekte Naga Putih juga tidak bisa dianggap remeh. Sosok kuat itu akan turun ke dunia jika sang Patriak memutuskan untuk memanggilnya.
Jika terjadi peperangan antara Kaisar Fengyin dan pelindung sekte, sudah dipastikan jika dunia itu akan berada dalam kekacauan.
Seo Yun menatap Long Ye dengan pandangan yang tak tergoyahkan. Dia menyadari bahwa mengajukan pembatalan pertunangan bukanlah hal yang mudah, terutama ketika melibatkan sekte terkuat dan kekaisaran Fengyin.
Namun, dia datang dengan tekad yang telah dipersiapkan matang-matang.
"Saya menghormati janji leluhur kita, tetapi dunia telah berubah. Saya percaya jalan terbaik adalah memberikan kebebasan kepada generasi baru untuk memilih jalan mereka sendiri," ujar Seo Yun dengan suara tegas, menekankan keyakinannya yang tulus.
Penatua sekte berbisik satu sama lain, memperdebatkan kemungkinan dampak dari pembatalan ini.
Keheningan menyelimuti aula saat mata mereka tertuju pada patriark, menunggu respons dari pemimpin tertinggi mereka.
Long Ye menghela nafas panjang, mengukur kata-kata Seo Yun dengan cermat.
“Putri, keputusan semacam ini tidak bisa diambil dengan terburu-buru. Banyak pertimbangan yang harus dipikirkan, termasuk hubungan masa depan antara sekte kita dan kekaisaran.”
"Saya tahu itu, maka dari itu saya akan tinggal di tempat ini untuk beberapa hari kedepan, sampai keputusan sudah ditentukan."
Seo Yun berbalik pergi, berhenti sejenak dan menatap Long Ye dengan tajam, "Saya hanya ingin bilang jika saya selalu mendapatkan apa yang saya inginkan, tidak peduli sesulit apapun hal itu."
Long Ye tersenyum ramah, namun segera mengubah ekspresinya ketika pintu aula tertutup. Dengan tatapan membara dan energi Qi yang meledak ledak, ia menghancurkan pegangan kursi yang di dudukinya.
"Sialan! Jika bukan karena kau anak dari Kaisar Fengyin, aku pasti sudah memotongmu menjadi kecil kecil dan menjadikanmu makanan anjing!"
"Patriak, tenangkan dirimu. Kondisimu sedang tidak sehat" ucap penatua Zhuo Lin, dia adalah ayah dari Mei Lin yang punya kepribadian cerdas tapi juga licik.
Tubuh Patriak Long Ye semakin lemah dari tahun ke tahun, tidak ada yang tahu apa penyebabnya dan dia sendiri menganggapnya sebagai faktor usia dan dampak dari luka lamanya.
"Untuk sekarang mari kita menyuruh Tuan Muda Long Yuan untuk memenangkan hati Tuan Putri, dengan begitu mungkin ia bisa merenungkan untuk menerima pertunangan ini," lanjut penatua Zhou Lin.
"Kau benar, lakukan hal apapun untuk membuatnya menyetujui pertunangan ini, dengan begitu sekte Naga Putih akan mendapat keuntungan besar," ucap Patriak Long Ye sambil menenangkan dirinya.
...
Di tengah malam yang sunyi, ketika semua murid sekte sudah tertidur pulas, terlihat sekelibat bayangan yang bergerak cepat memasuki kediaman Liang Fei.
Liang Fei yang saat itu sudah tertidur setelah lelah menaiki gunung Tianlong tiba tiba terbangun, tapi ia masih berpura pura tertidur.
Sosok misterius itu berdiri di belakang Liang Fei yang tidur menyamping. Perlahan, tangan misterius itu ingin menyentuh wajah putih Liang Fei, namun Liang Fei tiba-tiba memegang tangannya dan membanting orang misterius itu ke ranjangnya.
"Tunggu, ini aku Seo Yun!"
Orang misterius itu mengungkap identitasnya yang ternyata adalah Seo Yun, namun semua sudah terlambat.
Tubuh wanita itu terlentang di ranjang dengan Liang Fei yang menindihnya dari atas, tangan kiri Liang Fei menahan kedua pergelangan tangan Seo Yun, sementara tangan kanannya memegang pingggang langsing wanita itu.
Cahaya bulan yang masuk melalui cela cela genteng bocor menerpa wajah indah Seo Yun yang kini memerah berseri. Ia nampak malu dengan posisi yang erotis itu.
Liang Fei terdiam sejenak. Dia bisa merasakan detak jantung mereka yang berdebar cepat, seolah waktu berhenti sejenak di antara mereka.
"Seo Yun? Tidak seharusnya kau memasuki kediaman seseorang diam-diam, jadi jangan salahkan aku atas kesalahpahaman ini."
Liang Fei berkata dengan pelan namun lembut.
Sebenarnya, Liang Fei sudah tahu jika yang datang malam itu adalah Seo Yun melalui aura yang dipancarkan olehnya.
'Aku hanya ingin meyakinkan dirinya jika aku sungguh buta dan melakukannya secara refleks. Akan gawat jika dia tahu aku bisa melihat dengan cara lain dan mengingat kejadian di sungai.' batinnya meyakinkan dirinya sendiri.
"Sampai kapan kau ingin berada di atasku?"
Ucapan Seo Yun menyadarkan lamunan Liang Fei, ia segera mundur sedikit dan membiarkan wanita itu bebas dari cengkramannya.
"Jadi, apa tujuanmu menyelinap ke rumahku?" tanya Liang Fei berusaha sedatar mungkin, seolah tidak terganggu dengan kejadian di ranjang tadi.
"Apa kau bisa menyebut tempat ini sebagai rumah?" tanya Seo Yun menatap genteng bocor di atas mereka yang membuat sinar bulan masuk, untung saja sedang tidak turun hujan.
"Hanya ini yang aku punya, sudah lama aku diusir dari asrama di bagian terdalam."
Seo Yun memberikan tatapan iba, "Maafkan aku, aku tidak tahu jika situasimu sangat sulit."
"Tidak masalah, akhir akhir ini aku sudah merasa lebih baik."
Seo Yun awalnya penasaran dengan sosok Liang Fei, hingga akhirnya ia tahu dari para pelayan jika Liang Fei adalah orang yang diasingkan dari sekte karena suatu kecelakaan yang membuat matanya buta.
Melihat rasa khawatir dan sedih di mata Seo Yun, Liang Fei segera mengalihkan pembicaraan, "Jadi, apa yang membawamu ke tempat ini?"
"Ah, sebenarnya tidak ada alasan khusus, aku hanya merasa tidak nyaman tinggal di asrama yang disediakan oleh Patriak sekte."