Rania Nadhira gadis berusia genap 16 tahun ,tahun ini
Gadis ini akrab di sapa dengan panggilan Rana singkatan kedua namanya
Gadis cantik yang dianggap sangat bar bar dan menyebalkan oleh keluarganya sendiri
Gadis cantik ini sering berbuat ulah demi untuk menarik perhatian seluruh keluarganya
apakah perjuangan Rana mendapatkan kasih sayang dan perhatian dari seluruh keluarganya akan di dapatkannya?!! atau Rana menyerah untuk berjuang
ikuti kelanjutannya ya😊😊
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ummy phuji, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 17 jangan salahkan aku lelah berjuang
Sore menjelang Rana bangun dari tidur siangnya
Setelah mandi sore dan berganti pakaian Rana masuk kedalam rumah utama
Rana mencari bik marmi yang tentunya jika jam segini pasti ada di dapur membuat makan malam untuk keluarganya
"bu" panggil Rana
bik marmi dan bik Mumun yang mendengar suara Rana langsung menoleh
"eh sudah bangun!?" tanya bik Marmi tersenyum pada Rana
"iya bu,lagi masak apa!? Rana bantuin ya!!" jawab rana
"ini lagi buat Udang tepung dan ayam kecap " jawab bik marmi
"Rana bisa bantuin apa!?" tanya rana lagi
"nggak usah nak,kamu kan sudah mandi dan wangi jadi kamu duduk aja " jawab bik marmi
"ya nggak gitu juga bu,biar rana bantuin apa saja deh" ucap Rana
"oh iya kalau begitu tolong buatkan kopi untuk bapak juga mang kardi"ucap bik Marmi agar rana meninggalkan dapur
"oke bu,oh iya memang bapak di manabu!?" tanya Rana
"tadi sih lagi ngobrol sama mang kardi di pos" jawab bik marmi
"oh oke,aku buat kopi dulu ya " ucap rana dan mulai meracik kopi kesukaan pak joko dan mang kardi
"non ini pisang goreng teman untuk kopinya " ucap bik Mumun menyerahkan sepiring pisang goreng yang baru saja selesai di goreng
"iya bik makasih " jawab Rana dan berlalu dari dapur keluar melewati pintu belakang rana berjalan menuju pos satpam
"pak mang ini kopi dan pisang gorengnya" ucap rana saat sudah berada di samping pak joko
"wah makasih banyak nak,makin awet nih ngobrolnya" sahut pak joko terkekeh Rana ikut tertawa bersama mang kardi yang mendengar ucapan Pak joko
Saat rana ingin kembali masuk kedalam dapur mobil tuan Jonathan dan Hardi datang
mang kardi Dengan cepat menekan tombol untuk membuka gerbang,
mang kardi dan pak joko berdiri menyambut majikannya itu Begitu pun dengan Rana
Berdiri di depan pos menatap semua keluarganya dengan tatapan luka
Satu persatu mereka turun dari mobil tanpa menyadari kehadiran Rana yang menatap mereka
Raya turun Dengan menenteng banyak paperbag begitu pun dengan ketiga kakaknya dan rana yakin jika itu semua belanjaan Adiknya Raya
Mata Rana berkaca-kaca menatap mereka yang terlihat begitu bahagia
Degg
Tanpa sengaja mata Rama bertemu
dengan mata rana yang berkaca-kaca
degg
Mata mereka kini menatap ke arah Rana
Rana hanya diam menatap mereka dengan tatapan datar
Entah mengapa hati mereka merasa tidak nyaman
Mungkin karena tidak seperti biasanya jika mereka pulang dari bepergian Rana akan datang menghampiri mereka dengan hebohnya
Menanyakan apa yang di beli untuknya dan jika mereka tak membelikannya maka rana akan menangis dan mengamuk sampai tuan Jonathan menghukumnya
tapi kali ini rana hanya diam saja menatap mereka setelah itu rana berjalan melewati mereka tanpa mengucapkan sepatah kata pun
"tumben nggak tantrum" ucap raka sinis
"kesambet jin baik mungkin"jawab hardi
"kak rana kayaknya marah deh karena nggak diajak pergi" ucap raya merasa tidak enak hati pada kakak ke empatnya itu
Mereka saling pandang dan pada akhirnya hanya menaikkan bahu lalu melanjutkan langkah mereka masuk kedalam rumah
Mereka ingin segera beristirahat karena seharian ini lelah bermain dan menemani raya berbelanja
"Rana aneh ya pa!?" ucap nyonya Sania pada suaminya
"aneh kenapa!?" tanya tuan Jhonatan
"aneh aja pa dia nggak seperti biasanya akan merengek meminta sama seperti yang di beli raya sampai membuat kita kesal "ucap nyonya Sania lagi
"mungkin dia sudah sadar dan juga tak ingin di hukum lagi" jawab tuan Jhonatan
"tapi akhir-akhir ini rana juga nggak pernah lagi merengek minta uang jajan sama mama" ucap nyonya Sania
"sudahlah ma lebih baik mama bersih-bersih biar segar" jawab tuan Jhonatan
"iya pa" nyonya Sania tak lagi bertanya dia menuruti perkataan suaminya itu dan segera masuk kedalam kamar mandi
Sedangkan tuan Jhonatan duduk di sofa memikirkan ucapan istrinya tadi
Dia pun merasa heran dengan tingkah rana kali ini
"aku yakin itu hanya cara barunya untuk menarik perhatian ,paling nanti buat ulah lagi" ucap tuan Jhonatan yang tidak pernah punya fikiran baik untuk anak keempatnya itu
Makan malam rana tidak ikut makan bersama mereka karena hukuman nyonya Sania kemarin dan nyonya Sania belum mengatakan jika rana sudah bisa ikut makan bersama mereka
Rana makan lebih awal karena menghindari makan malam bersama keluarganya
Kini Rana berada di kamarnya berbalas pesan Dengan teman-teman kelasnya yang sedang memesan kue-kue buatan Rana
Saat sedang asik berbalas pesan Pintu kamar Rana di ketuk dan rana tua siapa yang mengetuk pintu kamarnya
"bu" panggil rana saat melihat bik marmi berdiri di depan pintu Dengan senyumannya
"ini ibu buatkan susu juga roti isi " jawab bik Marmi masuk kedalam kamar rana lalu meletakkan nampan yang di bawanya di meja belajar Rana
"makasih bu" ucap Rana
"seandainya mama yang melakukan ini semua betapa hidupku sangat bahagia tapi itu hanyalah mimpiku saja
Jangankan membuatkan susu untukku mengambilkan makanan kepiringku saja mama tidak pernah katanya aku ini sudah besar dan bisa melakukan apa saja
Jadi saat aku berusia empat tahun apakah aku itu sudah besar!?
Karena sejak usia empat tahun mama tidak pernah lagi mau peduli padaku beruntungnya ada bik Marmi dan pak Joko yang selalu ada untukku menjaga dan menyayangiku sampai detik ini
Jangan salahkan aku jika suatu hari nanti aku lelah untuk berjuang mendapatkan kasih sayang kalian
Jangan salahkan aku jika aku mencari kasih sayang dan perhatian di luar sana" rana terdiam menatap susu yang baru saja di letakkan oleh bik marmi
"Ran rana kamu kenapa nak" ucap bik marmi menggoyangkan lengan kurus anak angkatnya itu
"eh tidak apa-apa bu" jawab Rana
"oh iya bagaimana dengan toko kue kamu tadi!?"tanya bik Marmi
"Alhamdulillah ramai banget bu,sampai bapak dan sahabat-sahabat Rana tidak dapat bersantai barang sebentar pengunjung datang silih berganti dan itu semua berkat bapak dan Auren yang rela berjalan mondar mandir mempromosikan kue-kue kita bu" Rana begitu antusias menceritakan semuanya
"Alhamdulillah ya Allah, semoga berkah ya nak" ucap bik marmi
"aamiin, sesuai namanya ya bu"jawab rana
"oh iya bagaimana toko kamu besok pagi nak!? Apa buka atau tidak !?" tanya bik marmi
"tidak bu, karena Rana harus kesekolah jadi aku buka itu pas pulang sekolah sampai sore" jawab Rana
"iya juga ya,kamu harus kesekolah ibu atau bapak juga nggak mungkin kesana takut tuan atau nyonya nyariin kami" ucap bik marmi
"apa bakal ada pengunjung yang datang kalau bukannya siang!?" tanya bik marmi lagi
"ya mau bagaimana lagi bu, karena kalo pagi nggak ada yang bisa jaga aku juga belum bisa ambil orang karena aku belum bisa memberikannya gaji " jawab Rana
Mereka lama terdiam berfikir solusi terbaik untuk toko kue Rana
Bik marmi tidak memikirkan itu sebelumnya karena begitu antusias dan bahagia mendengar semangat Nona mudanya yang ingin memiliki toko kue
Bahkan bik marmi dan pak joko rela mengorbankan tabungannya demi kebahagiaan nona mudanya itu
Mereka hanya ingin membuat Rana bahagia
"ya sudah kamu istirahat ya,besok kan sekolah biar nanti ibu cari solusinya bersama bapak" ucap bik marmi
"iya bu ,makasih banyak ya bu karena selalu ada untuk rana" jawab Rana memeluk tubuh mungil bik Marmi
"iya sama-sama, doakan ibu dan bapak ya agar kami selalu sehat " jawab bik Rana
"Aamiin ya rabbal alamiin, Rana setiap saat mendoakan kalian seperti kalian selalu mendoakan rana" jawab rana tanpa canggung mencium pipi bik marmi
Bik marmi mendapatkan perlakuan seperti itu jadi terharu
pak Joko sama bi Marmi masyaallah baik banget selalu mengutamakan Rana bahkan pak Joko dan Marmi lebih sayang sama Rana ketimbang orang tua kandung Rana sendiri kok ada yah orang tua kaya gitu bahkan banyak kejadian orang tua membunuh anak kandungnya sendiri bahkan yg paling miris yg membunuhnya adalah ibu kandungnya sendiri miris banget