Valerie Walton tidak pernah sedikitpun terpikir, akan terlibat hubungan asmara dengan Paman mantan pacarnya, dan menjadi posesif padanya.
Dua tahun menjalin hubungan, pacar Valerie selingkuh dengan sepupunya!
Di saat ia jatuh dengan perasaan terluka, Nathan Edmund, Paman mantan pacarnya, mengulurkan tangan kepada Valerie saat ia menangis sendirian.
Nathan Edmund, pria dewasa berusia tiga puluh delapan tahun, yang masih melajang itu, seorang CEO yang mendominasi, dan sangat di takuti mantan pacar Valerie. Nathan melamar Valerie, saat di hari pertunangan mantan pacar Valerie, dengan sepupu Valerie.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KGDan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 15.
Setelah Benny, Dorothy, dan Nico pergi dari kediaman orang tua Valerie, dengan penuh amarah, suasana ruang utama kediaman Ayah Valerie terasa suram.
Philip dan Lea, duduk diam memandang Lili dan Deana, dengan tatapan tajam tanpa berkedip.
"Apakah kamu bisa menjelaskan lebih jelas sekarang kepada kami, tentang semua ini, Lili?!" tanya Philip.
Lili yang sedari tadi gemetar dan takut, tiba-tiba menjatuhkan dirinya ke lantai berlutut di depan Philip dan Lea.
"Paman.. Bibi.. maafkan aku, aku tidak bermaksud membohongi kalian, aku.. aku hanya ingin melindungi diriku dari amarah kalian, maafkan aku Paman.. Bibi..!"
Lili dengan suara bergetar menahan tangis, menundukkan kepalanya dengan dalam-dalam.
"Jadi... ternyata memang benar kamu berbohong! apakah kamu pikir kami ini lelucon, yang bisa kalian berdua tipu, sampai aku menindas putriku sendiri, karena kebohongan mu?!!"
"Ma.. maafkan aku Paman.. aku tidak bermaksud berbohong pada kalian, aku.. aku jatuh cinta pada Nico.. karena dia sangat baik padaku, tadinya aku tidak ingin mengakui perasaan ku padanya, tapi.. aku tidak tahan dan hati sakit saat melihat Nico dan Valerie bersama, jadi.. jadi aku memberanikan diri untuk mengungkapkan perasaan ku padanya!"
Tangis Lili pun meledak, sembari menundukkan wajahnya dalam-dalam, sampai nyaris menyentuh lantai.
"Maafkan aku kak, sebenarnya aku juga sudah menasehati Lili, agar dia tidak jatuh cinta pada pacar sepupunya, tapi dia bilang... perasaannya sangat menderita, memendam rasa suka pada Nico, sehingga ia pun jadi nekad!"
Deana pun melakukan hal yang sama seperti Lili, menjatuhkan dirinya berlutut di lantai, memohon maaf untuk meredakan amarah Philip dan Lea.
Melihat Deana berlutut, Lea pun jadi tersentuh, dan memegang tangan Philip agar tidak melontarkan pertanyaan lagi.
"Sudahlah.. mereka sudah mengakui kesalahan mereka, kita tidak bisa memarahi mereka lagi, kita tidak tahu kepada siapa kita jatuh cinta!" ucap Lea menenangkan Philip.
Philip menghela nafasnya, ia pun merasa kalau apa yang di katakan Lea memang benar.
"Kita tidak bisa memarahi Lili karena telah salah jatuh cinta pada Nico.. dan lagi pula keluarga Nico sudah datang mengkonfirmasi, kalau Nico dan Lili harus pertunangan!"
"Ya.. benar apa yang kamu katakan, baiklah! kita tidak membahas permasalahan ini lagi, kita hanya perlu menjelaskan kepada Valerie, kalau kita salah paham, dia pasti akan mengerti!" kata Lea dengan perasaan yang begitu yakin, akan sikap pengertian Valerie.
"Iya, kamu benar!" jawab Philip.
Lea pun bangkit dari duduknya, "Berdirilah! kamu sekarang sudah terikat pada Nico, Valerie harus merelakan Nico untukmu, dia pasti mengerti, dia masih muda.. pasti dia akan menemukan cinta barunya di masa depan!"
Sudut bibir Lili menyunggingkan senyuman, ia akhirnya merasa puas telah mendapatkan apa yang diinginkannya.
Ia akan menjadi istri orang kaya, dan statusnya akan lebih tinggi dari keluarga Valerie.
Sementara Deana juga diam-diam tersenyum puas, ia dapat mengendalikan perasaan Lea yang marah, menjadi lembut kepada dirinya dan putrinya.
"Sekarang.. Ayo kita melihat Valerie di rumah sakit, untuk menjelaskan kesalah pahaman di antara kita!" kata Lea menarik tangan Philip, untuk bergegas pergi ke rumah sakit.
"Oh.. iya, baiklah! Ayo!"
Philip dan Lea meninggalkan Lili dan Deana, yang masih berlutut di lantai dengan tergesa-gesa.
Sementara itu di rumah sakit.
Valerie menolak bantuan Nathan untuk berjalan ke toilet, ia masih canggung berdekatan pada Nathan.
"Kepalamu masih sakit Valerie, kamu jangan paksakan untuk jalan dulu!" Nathan memegang tempat penyanggah infus Valerie.
"Aku akan berjalan pelan-pelan, Paman" kata Valerie, dengan tatapan matanya menghindari, bertemu pandangan mata dengan Nathan.
Ia sudah menurunkan kakinya dari atas tempat tidur pasien, tapi Nathan menahan penyanggah infusnya.
"Kamu tidak boleh berjalan sendiri, luka pada kepalamu bisa membuat kamu, akan sempoyongan kalau berjalan tanpa di bantu!" Nathan tidak melepaskan penyanggah infus Valerie.
"Paman.. aku harus ke toilet!" kaki Valerie mencoba memakai sandalnya.
Tapi, dengan cepat kaki Nathan menyingkirkan sandal tersebut, lalu ia meraih tubuh Valerie ke dalam bopongan nya.
"Akh!!" Valerie terkejut tiba-tiba di angkat Nathan.
"Jangan membantah, demi kesembuhan mu, Paman yang akan membawa kamu ke dalam toilet!"
Karena terkejut, dan tiba-tiba di angkat Nathan, membuat Valerie reflek mengalungkan tangannya memeluk leher Nathan.
Dengan perlahan dan hati-hati, Nathan membawa Valerie masuk ke dalam kamar toilet, bersama penyanggah infus Valerie.
Kemudian dengan lembut, Nathan menurunkan Valerie berdiri di depan toilet.
Lalu membuka penutup toilet, untuk memudahkan Valerie untuk duduk di lubang toilet.
"Pelan-pelan kalau mau duduk, panggil aku kalau sudah selesai, aku akan berdiri di depan pintu toilet!" kata Nathan, lalu keluar dari dalam kamar toilet.
Valerie hanya bisa terbengong saja, melihat punggung Nathan yang berjalan keluar dari dalam kamar toilet.
Ia tidak habis pikir, kenapa bisa jadi dekat dengan Paman Nico, yang ia kenal pria yang sangat dingin.
Bersambung......
semoga aja 2 orang tua Valerie denger deh percakapan lili sama mama nya... biar tau rasa
biar mereka ngerasain dikecewain, dihianatin, dibohongin,, dan penyesalan yang mendalam... dan tak bisa merubah apapun. 😡
lanjut