NovelToon NovelToon
A Fractured Family'S Hope

A Fractured Family'S Hope

Status: sedang berlangsung
Genre:Anak Yatim Piatu / Cerai / Mengubah Takdir / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:409
Nilai: 5
Nama Author: Echaalov

Apa yang terlintas di pikiranmu ketika mendengar kata keluarga? Rumah untuk berteduh? Tempat meminta perlindungan? Tempat memberi kehangatan? Itu semua benar. Tetapi tidak semua orang menganggap keluarga seperti itu. Ada yang menganggap Keluarga adalah tempat dimana ada rasa sakit, benci, luka dan kekangan.

"Aku capek di kekang terus."

"Lebih capek gak di urus."

"Masih mending kamu punya keluarga."

"Jangan bilang kata itu aku gak suka."

"Kalian harusnya bersyukur masih punya keluarga."

"Hidup kamu enak karena keluarga kamu cemara. Sedangkan aku gak tau siapa keluarga aku."

"Kamu mau keluarga? Sini aku kasih orang tua aku ada empat."

"Kasih aku aja, Mamah dan Papah aku udah di tanam." Tatapan mereka berubah sendu melihat ke arah seorang anak laki-laki yang matanya berbinar.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Echaalov, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 5

Teriakan seseorang membuat mereka berhenti berlari,"BERHENTI."

Terlihat seorang pemuda yang menatap mereka garang. Mereka mengalihkan tatapannya dari tatapan tajam pemuda itu.

"Cepat wudhu lalu masuk ke masjid," ujarnya.

"Iya kak."

Sebenarnya mereka ingin memanggil Rangga dengan sebutan pak, namun ia tidak mau menurutnya panggilan itu terlalu tua untuk umurnya yang baru menginjak 18 tahun. Jadi mereka semua memanggil Rangga dan yang lainnya dengan sebutan kak.

Mereka pun ke tempat wudhu lalu masuk masjid. Menundukkan kepalanya takut melihat ke wajah pemuda yang memasang wajah garang.

"Duduk."

Dengan patuh mereka duduk di hadapan pemuda itu.

"Kenapa kalian main kejar-kejaran jam segini? " tanya Rangga.

Tidak ada yang menjawab. Rangga menatap mereka tajam.

"Jawab."

"Mau aja," ujar Tania dengan mendongakkan wajahnya. Menatap Rangga santai. Sebenarnya ia tidak terlalu takut karena Rangga adalah pamannya, ia merupakan adik dari Mama nya.

"Kan bisa pulang sekolah," ujar Rangga.

"Gak bisa, kalau main kejar-kejaran tengah hari panas tahu,"

"Liat pakaian kalian kusut mana keringatan lagi pantesan ada bau yang tidak enak," ada nada ejekan di akhir ucapannya.

"Gak bau kok," ucap Candy mengendus pakaiannya.

"Orang lain yang bisa menghirup bau kamu. Bentar lagi Maghrib siap-siap."

Mereka pun bersiap-siap untuk menunaikan ibadah shalat Maghrib. Candy dan yang lainnya sudah memakai mukena.

Setelah selesai mereka mulai mengaji lalu di lanjutkan dengan belajar doa sehari-hari. Lalu Shalat Isya dan pulang. Tapi sebelum pulang Kak Rangga memberikan sedikit nasihat.

"Ingat ya kalian jangan main kejar-kejaran lagi saat akan mengaji," ucapnya dengan nada tegas.

"Iya kak," jawab mereka serentak.

"Tyra biasanya kamu gak ikutan kelakuan mereka, kamu itu anak yang paling baik. Kamu bergaul sama mereka jadi nakal atau mereka maksa kamu? " tanya Rangga pada Tyra sambil menatap Candy dan yang lainnya tajam.

"Kenapa jadi nyalahin kita? " Tania tidak terima di salahkan.

"Masa kita maksa, gak mungkin lah," sahut Naysa.

"Iya kak, kita gak ada tuh maksa Rara buat ikutan main," Candy berusaha terlihat tenang. Sebenarnya ia marah soalnya Rangga mengucapkan itu di depan anak yang lain juga.

"Ga, jangan nyalahin mereka kayak gitu," ucap Arga. Dimas, Wulan,dan Adelia menganggukkan kepalanya setuju.

Di antara mereka semua Candy dkk, emang membenci Rangga yang pilih kasih. Entah kenapa Rangga selalu menyalahkan mereka dan membela Tyra. Padahal kan keponakannya adalah Tania, tapi Rangga selalu membela Tyra dengan sikap yang berlebihan. Tania dan Rangga bahkan terlihat saling tidak suka. Entah apa masalah di antara mereka.

Arga adalah orang yang selalu membela Candy dkk saat Rangga menyalahkan atau menyudutkan mereka. Pokoknya sikapnya yang tenang namun tegas juga baik membuat mereka menjadikan Arga guru favoritnya.

Dimas cukup pendiam membuat mereka segan untuk lebih dekat dengan nya. Tapi jika mengajar, kami mudah mengerti apa yang di jelaskan karena jelas dan mudah dipahami.

Wulan dan Adelia selalu membela kami juga. Tapi mereka berdua kadang diam karena tidak suka dengan Rangga yang keras kepala.

"Tapi mereka harus di tegur," Rangga menatap Arga tidak suka.

"Iya tapi lo bukan negur mereka tapi nyalahin mereka," Arga menatap tajam Rangga.

"Ayo berdoa sebelum pulang," Adelia segera mengucapkan itu agar anak-anak tidak mendengar pertengkaran Rangga dan Arga.

Mereka berdoa lalu mencium tangan Arga dan yang lainnya. Ketika berhadapan dengan Rangga. Candy, Naysa dan Tania dengan ogah-ogahan menyalimi Rangga. Berbeda dengan Tyra yang terlihat biasa saja.

Setelah semua anak-anak pulang. Rangga dan Arga masih menatap satu sama lain dengan tatapan tajam.

"Kenapa kamu berbicara seperti di depan anak-anak seolah-olah saya salah," tutur Rangga.

"Lo emang salah, gak seharusnya menyudutkan mereka," tekan Arga.

Rangga tau siapa yang di maksud 'mereka' pasti Candy dan teman-temannya kecuali Tyra.

"Ucapan saya emang benar mereka itu anak yang nakal, tidak seharusnya Tyra bermain bersama mereka."

"Benar yang kamu ucapkan, tapi di sini kesalahannya adalah kamu hanya menyudutkan Candy, Naysa, dan Tania. Padahal bukan hanya mereka," ucap Adelia.

"Mereka masih anak-anak wajar melakukan kesalahan tanpa menyudutkan," sahut Wulan dengan nada menyindir di akhir ucapannya.

"Gue masih bingung kenapa lo selalu menyudutkan dan menyalahkan mereka? " tanya Arga.

"Mereka nakal jadi saya harus menegurnya. Kenapa kamu menanyakan hal yang sudah jelas? " ujar Rangga santai.

"Tapi sikap lo kayak punya dendam pribadi sama mereka."

Adelia, Wulan, dan Dimas menganggukkan kepalanya setuju.

"Benar aneh banget."

"Terus kenapa kamu ngebela Tyra terus? "

"Apa jangan-jangan," Wulan dan Adelia saling memandang. Seolah mereka berbicara lewat tatapan. Dengan berbarengan mereka menganggukkan kepala.

"Jangan mikir yang aneh-aneh," Rangga tau apa yang di pikirkan oleh Adelia dan Wulan.

"Gak usah ngelak, kamu suka kan sama Tyra? "

"Kamu ingin jadi om-om pedo yang suka sama anak berusia sebelas tahun."

"Jangan ngawur, sikap baik saya ke Tyra bukan karena suka."

"Saya pamit dulu Assalamualaikum," setelah mengatakan itu Rangga pergi meninggalkan mereka.

"Waalaikumsalam," jawab mereka berbarengan.

Setelah itu mereka juga pulang ke rumah masing-masing.

*****

Tania baru saja sampai di rumahnya. Ia memasuki rumah lalu melihat ada tas kerja Papah dan Mamah nya. Tania adalah anak dari pasangan Anji dan Sarah. Dengan semangat Tania menghampiri kamar kedua orang tuanya.

Tania emang anak yang selalu di tinggalkan kedua orang tuanya. Mereka lebih memilih pekerjaan daripada Tania. Hal itu membuat Tania sedih, tapi mau bagaimana lagi orang tuanya bekerja untuk memenuhi kebutuhan Tania. Sebenarnya Tania ingin Mamah nya tidak bekerja. Ia ingin merasakan kasih sayang dari seorang ibu. Tapi Mamah nya selalu ingin bekerja, mungkin karena Mamah nya adalah wanita karir.

Jadi Tania tidak boleh merengek kepada orang tuanya. Ia mendatangi kamar orang tuanya hanya untuk melihat mereka. Dengan melihat saja sudah membuat Tania senang.

Tania berjalan menaiki tangga, kamar kedua orang tuanya ada di lantai atas.

Baru saja Tania akan mengetuk, Anji baru saja keluar dari dalam kamar. Ia menatap Tania yang memandangnya bahagia.

"Kenapa kamu berdiri di sini, Yaya? " tanya Anji.

"Yaya pengen lihat Papah dan Mamah," ucapnya dengan nada riang bahkan tersenyum lebar.

"Papah kita makan malam bersama ya? "

"Gak bisa Yaya, Papah ada kerjaan. Papah pergi dulu ya," Anji pergi begitu saja.

Tania berusaha mempertahankan senyumnya meski cukup sulit. Ia masuk ke kamar kedua orang tuanya, lalu melihat Sarah seperti mencari sesuatu di tumpukan dokumen.

"Mamah kita makan malam bersama ya, udah lama Yaya gak makan bareng Mamah. Papah gak bisa karena ada kerjaan," Tania tersenyum manis.

Sarah tidak membalas, ia masih fokus mencari dokumen. Tania masih berdiri di situ menunggu jawaban Sarah. Beberapa menit kemudian Sarah menemukan dokumen itu, ia mendekat ke Tania lalu mengelus rambutnya. Tania yang merasakan itu  tersenyum bahagia. Sarah pasti menyetujui permintaan nya.

"Maaf ya sayang, Mamah harus kembali ke kantor. Mamah pulang cuman mau ngambil dokumen. Kamu makan sendiri aja ya kalau kamu gak mau makan sendiri ajak Bi Ratih aja," setelah mengatakan itu Sarah pergi meninggalkan Tania.

Tania melunturkan senyumnya mendengar ucapan Sarah. Tanpa sadar setetes air mata jatuh di pipinya."Yaya cuman mau makan malam sama Mamah dan Papah. Apa permintaan Yaya sesulit itu? "

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!