NovelToon NovelToon
LEGENDA PENDEKAR DEWA API ( LPDA )

LEGENDA PENDEKAR DEWA API ( LPDA )

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Ilmu Kanuragan
Popularitas:6k
Nilai: 5
Nama Author: Fikri Anja

Seorang anak terlahir tanpa bakat sama sekali di dunia yang keras, di mana kekuatan dan kemampuan ilmu kanuragan menjadi tolak ukurnya.

Siapa sangka takdir berbicara lain, dia menemukan sebuah kitab kuno dan bertemu dengan gurunya ketika terjatuh ke dalam sebuah jurang yang dalam dan terkenal angker di saat dia meninggalkan desanya yang sedang terjadi perampokan dan membuat kedua orang tuanya terbunuh.

Sebelum Moksa, sang guru memberinya tugas untuk mengumpulkan 4 pusaka dan juga mencari Pedang Api yang merupakan pusaka terkuat di belahan bumi manapun. Dialah sang terpilih yang akan menjadi penerus Pendekar Dewa Api selanjutnya untuk memberikan kedamaian di bumi Mampukah Ranubaya membalaskan dendamnya dan juga memenuhi tugas yang diberikan gurunya? apakah ranu baya sanggup menghadapi nya semua. ikuti kisah ranu baya hanya ada di LEGENDA PENDEKAR DEWA API

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fikri Anja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 26

"Bocah gendeng, apa tadi kau bilang!?" bentak lelaki yang berperawakan sedikit tiinggi tapi kurus dan perutnya buncit.

"Sudah kurus, budek pula!" cibir Ranu. "Lihatlah perut kalian yang buncit, itu tandanya kalian cacingan!" lanjutnya.

"Bangsat, berani-beraninya kau mengolok kami Apa kau tidak tahu siapa kami bertiga?"

"Iya aku tahu, kalian tiga orang tukang palak yang cacingan. Sudah gitu, budek pula kupingnya!" balas Ranu dengan gaya tengilnya.

"Ayo hajar dia! Kita beri dia pelajaran!"

"Kalau kalian beraninya keroyokon, bukannya lebih bagus pakai kemben, pipi dibedakin, bibir digincuin, habis itu berdiri di pinggir jalan. Siapa tahu ada lelaki khilaf yang doyan sama gadis bercula satu," ejek Ranu sambil tertawa memegang perutnya.

Tanpa memperdulikan ejekan Ranu, ketiga orang lelaki dewasa tersebut secara bersama-sama memberikan serangan.

Tanpa kesulitan berarti, Ranu menghindari serangan mereka bertiga. Satu-persatu mereka tergeletak di jalanan dalam waktu singkat. Namun masalah tidak berhenti sampai di situ, 10 orang lelaki bertampang sangar lainnya berjalan mendekati tempat tersebut.

"Siapa kau, Anak muda? Kenapa kau membuat keributan di wilayah kekuasaan kami!?" tanya seorang lelaki bertubuh kekar dan memiliki sebuah golok besar yang tergantung di pinggangnya.

"Tanya saja kepada mereka?" jawab Ranu sambil menunjuk tiga orang yang tergeletak di tanah.

"Aku bertanya padamu!" bentak lelaki tersebut.

"Aku tidak mau menjawab pertanyaanmu. Mereka yang bikin masalah terlebih dahulu, kenapa aku yang harus menjawabnya?"

"Mereka anak buahku, dan kau telah menghajar mereka! Itu sama artinya kau mencari masalah denganku!"

"Siapa takut! Majulah semuanya jika ingin bernasib sama seperti mereka!""Sombong kau, Bocah!"

Ranu terkekeh mendengar bentakan tersebut, "Aku akan bersikap sombong jika berhadapan dengan orang-orang biadab seperti kalian! Mintalah maaf kepada anak kecil itu dan kalian akan kulepaskan!"

Raut muka Ranu menjadi dingin. Tatapan matanya menatap tajam ke arah pemimpin gerombolan yang baru datan. Terlihat kilatan api di matanya seperti menyambar-nyambar.

Tidak mau dipermalukan di depan penduduk desa tersebut yang sudah berkerumun, pemimpin gerombolan tersebut lalu berteriak memberi perintah kepada anak buahnya untuk menghajar Ranu.

"Hajar dan beri dia pelajaran!"

Mendengar perintah pemimpinnya, 9 orang lelaki berwajah sangar langsung mencabut goloknya. Namun belum sempat mereka bergerak maju, Ranu sudah melesat dengan ajian Saipi Angin memberi serangan terlebih dahulu. 3 orang langsung terpental dan serasa terbakar setelah Ranu memberikan pukulan tepat di dada mereka.

"Cepat sekali!" gumam pemimpin gerombolan tersebut.

Tak berhenti sampai di situ, Ranu langsung memberikan serangan berikutnya, dan dua orang lainnya jatuh berlutut sambil memegangi perutnya.

Pemimpin gerombolan tersebut bingung dengan yang dilihatnya. Dalam dua gebrakan saja sudah lima anak buahnya yang dibuat tidak berdaya oleh seorang pemuda.

Sorak sorai warga desa yang berkerumun di tempat tersebut terdengar begitu ramai. Hal tersebut tentu mengundang hampir seluruh warga desa yang lain untuk melihat apa yang terjadi."Ayo, kamu adalah pemimpin mereka, Majulah, jangan cuma bisa memberi perintah saja!" teriak Ranu yang langsung disambut warga desa tersebut.

"Maju ... maju ... maju ...!"

Pemimpin preman kampung kemudian berteriak dengan lantang kepada warga desa.

"Diam kalian semua...! Sekali lagi ada yang bicara, aku hajar kalian ...!"

Seketika suara warga desa langsung berhenti. suasana menjadi hening untuk beberapa saat.

Tiba-tiba terdengar suara tepuk tangan.

"Luar biasa...! Disuruh maju ke sini, malah mengancam yang lain." Suara Ranu terdengar begitu jelas hingga membuat pemimpin preman kampung yang bersenjata golok besar itu menelan ludahnya.

"Cari lawan yang sepadan, jangan cuma berani sama yang lemah! Lelaki macam apa kau ini?"

Pemimpin preman kampung memandang 5 orang anak buahnya yang sudah tergeletak. Sedangkan 4 orang lainnya ternyata memilih meletakkan senjatanya di tanah alias menyerah.

"Baiklah, kalau kau tidak mau maju ke sini, biar warga desa ini saja yang akan menghajarmu!"

Lelaki tersebut tidak punya pilihan lain, dari pada dihajar warga desa, dia memilih melawan pemuda di depannya meskipun tahu akan kalah juga. Tapi setidaknya lukanya tidak akan separah jika dihajar warga desa.

Dia kemudian mencabut pedangnya dan maju melakukan serangan sekuat tenaga berulang-ulang. Namun semua serangannya tidak ada satu pun yang mengenai sasaran.

Bahkan sasarannya pun sudah tidak ada di depannya.

"Woi ... Siapa yang kamu serang? Aku di belakangmu!"

Lelaki tersebut dibuat kaget karena lawannya tiba-tiba sudah berada di belakangnya. Seketika dia pun membalikkan badannya.

Buuugh!

Sosok bertubuh tinggi besar dan bertampang sangat itu terlontar ke belakang 15 langkah.

Darah segar langsung mengalir deras dari mulutnya. Dia memegangi dadanya yang serasa terbakar di bagian dalam.

"Masih mau menjadi jagoan di desa ini?"

Karena masih merasakan sakit di dadanya, lelaki tersebut tidak menjawab pertanyaan Ranu.

"Bagaimana? Apa kamu mau terus menjadi orang jahat dan selalu membikin resah warga desa ini?" Ranu kemudian mendekati lelaki tersebut dan berjongkok di depannya,

"Tidak, Pendekar. Aku menyesal telah menjadi orang jahat selama ini," jawab lelaki pemimpin preman kampung. Terlihat bulir-bulir air mata dari sudut matanya.

"Kenapa kamu menangis? Apa kamu masih ingat berapa orang yang sudah kamu buat menangis?"

Lelaki tersebut menggeleng, "Aku menangis karena menyesal, Pendekar."

"Baiklah." Ranu kemudian berdiri dan memandang semua orang yang mengerumuninya.

"Saudara semua, lelaki ini mengatakan menyesal telah menjadi orang jahat. Tolong beri dia kesempatan untuk menjadi orang baik dan menebus kesalahannya! Aku akan segera pergi dari desa ini, tapi suatu saat aku akan kembali. Jika dia kembali berulah, katakan padaku dan jangan takut! Aku akan memberinya hukuman yang setimpal."Selesai berucap, Ranu memegang pundak lelaki itu dan mengalirkan tenaga dalam untuk meredakan rasa sakit.

"Terima kasih, Pendekar. Kalau boleh tahu, siapakah nama pendekar?"

Ranu menggaruk kepalanya perlahan sambil berpikir bagaimana menjawab pertanyaan lelaki yang baru saja dibuatnya insaf.

"Sebut saja aku pendekar tanpa nama," jawab Ranu, kemudian berjalan menuju pengemis kecil yang masih duduk di tempatnya semula.

Dia lalu merogoh kantongnya dan memberikan satu lagi koin emas kepada pengemis kecil itu, "Pulanglah dan berikan kepada orang tuamu!" ucapnya.

Ranu beranjak dari tempat itu dan menuju warung makan tempatnya menitipkan Dewi. Seratus pasang mata lebih melihatnya berjalan menuju warung makan. Mereka kagum dengan pendekar muda yang sudah memberi pelajaran kepada para preman kampung pembuat resah di desa.

"Terima kasih sudah menjaga adikku, Paman.

Oh, iya, tolong juga buatkan kami makan dua porsi," pinta Ranu sebelum menggandeng Dewi menuju tempat duduk yang berada di sudut ruangan.

Belasan mata para pengunjung di warung makan tak henti menatap pemuda tanggung tersebut. Benak mereka dipenuhi pertanyaan tentang siapa sebenarnya pemuda yang baru saja memberi pelajaran kepada segerombolan preman pembuat onar.

***

Selesai makan, Ranu melanjutkan perjalanannya menuju gunung Arjuno dengan menggendong Dewi di punggungnya

Tak terasa hari sudah mendekati malam.Perjalanan Ranu dan Dewi masih berada di tengah hutan. Jikalaupun Ranu memaksa menggunakan Ajian Saipi Angin, sampai malam tiba pun mereka belum akan bisa keluar dari hutan tersebut.

Akhirnya, Ranu memutuskan untuk bermalam di hutan. Dia membuat api unggun agar bisa menghangatkan tubuh mereka berdua. Tidak lupa juga dia memakaikan bajunya yang berada di bungkusan kain kepada Dewi, agar gadis kecil tersebut tidak kedinginan.

Beberapa saat kemudian, Dewi tertidur dengan pulas di samping Ranu. Meskipun berada di dekat api unggun, Gadis kecil tersebut tetap tidur dengan memeluk lututnya. Entah karena kedinginan atau sebab yang lain.

Sesekali Ranu memukul nyamuk yang menggigit bagian tubuh Dewi. Pemuda tersebut begitu perhatian kepada gadis kecil yang tidak pernah berbicara itu seperti selayaknya adik sendiri.Menjelang pagi, Ranu yang belum tidur demi menjaga Dewi, dikejutkan dengan suara teriakan berulang-ulang seperti terjadi sebuah perkelahian.

Terdorong oleh rasa penasaran yang begitu besar, Ranu menoleh sebentar kepada Dewi yang masih tertidur dengan pulas. Dia lalu berjalan cepat menuju lokasi sumber suara yang diduganya sedang ada pertarungan.

1
momoy
semangat Thor semoga cepat update nya
🥀⃟ʙʀRos🥀
ijin Thor jgn lama2 update nya,syg cerita sebagus ini gantung di tengah jalan 🙏🙏🙏
🥀⃟ʙʀRos🥀: makasih Thor 🙏🙏🙏
Fikri Anja: soalnya author lagi gak enak badan...insaallah nanti author akan update.ini author lagi nulis biar cerita ranu makin seru...
total 2 replies
🥀⃟ʙʀRos🥀
semakin kece badai cerita nya Thor lanjut 🙏🙏🙏
🥀⃟ʙʀRos🥀
makin gokil aja jurus nya Ranu Thor, lanjut tetap semangat 🙏🙏🙏
sadi rimba sikuburan stress
/Grin/
🥀⃟ʙʀRos🥀
berasa makin lama makin pendek chapter nya Thor🙏🙏
🥀⃟ʙʀRos🥀
keren Thor🙏🙏🙏
🥀⃟ʙʀRos🥀
lanjut Thor pokok e kece badai 🙏🙏🙏
🥀⃟ʙʀRos🥀
keren Thor lanjut mudah mudahan jangan putus di tengah jalan 🙏🙏🙏
🥀⃟ʙʀRos🥀: semangat Thor🙏🙏🙏
Fikri Anja: insaallah aman
total 2 replies
anggita
lanjut berkarya tulis, semoga novelnya sukses.
anggita
like👍+iklan☝untuk novel fantasi timur nusantara.
anggita
nama jurusnya.. keren👌
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!