"Menikah lah dengan saya Jeslyn! Ini perintah bukan penawaran!"
"A-pa!?"
Menikah dengan boss sendiri!? Jeslyn tak pernah berpikir bahwa Louis akan melamar nya secara tiba-tiba, padahal lelaki itu jelas tidak mecintai nya! Apa yang sebenar nya lelaki itu inginkan hingga memaksa Jeslyn untuk tidak menolak titahan tersebut? Apakah sebuah keterpaksaan dari seseorang? Balas dendam? Atau alasan lain nya? Cukup Tuhan dan Louis yang tau!
Jeslyn yang memang tidak memiliki power apapun pun terpaksa mengiyakan keinginan dari Louis tanpa tau alasan pria itu ingin menikahi nya.
Lalu, bagaimana kehidupan Jeslyn kelak? Akan kah ia mampu untuk meluluhkan hati Louis? Sedangkan lelaki itu memiliki sifat kaku, dingin tak tersentuh, dan temperamental!? Belum lagi, Louis yang masih terbayang-bayang oleh masa lalu nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bertepuk12, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25
"Pasien sudah sadar, namun beliau harus mengistirahatkan tubuh nya, mohon jika ingin menjenguk untuk tetap menjaga suara, agar tak terjadi bising dan dapat menganggu pasien."
Perawat berbaju putih dengan bentuk muka oval itu berseru bersama senyuman manis yang terlukis dibibir nya, lalu dia melakukan bow dan segera berlalu pergi.
Mendengar itu pun membuat Louis dan Jeslyn spontan berdiri, "Terima kasih." Seru Jeslyn kecil, lalu ia segera mengangkat gaun nya dan berlalu masuk kedalam ruangan Afnan meninggalkan Louis yang berdiri kaku.
Ngomong-ngomong malam tadi Louis maupun Jeslyn tak tidur sama sekali, bohong jika mereka tak mengatakan lelah atau mengantuk, namun entah mengapa mereka tetap terjaga semalaman penuh.
"Afnan." Beo Jeslyn menahan tangisan, tatkala penglihatan nya menangkap kondisi Afnan yang lemah dengan berbagai peralatan medis yang menempel pada tubuh wanita itu.
Jeslyn mengelus pipi Afnan perlahan, agar tak menganggu tidur wanita itu, "Maaf." Keluh nya dengan tatapan nelangsa.
Suara pintu ditutup terdengar, membuat Jeslyn reflek menoleh, lalu ia mendapati tubuh Louis yang tengah berjalan kearah nya dengan tegas, yeah... Walaupun lelaki itu tak tidur namun entah mengapa tetap menunjukan wajah segar.
Aneh, namun Jeslyn mencoba abai.
Tanpa suara, Louis mengelus surai hitam Afnan penuh kasih sayang, lalu mengecup kening serta punggung tangan sang adik, bahkan Jeslyn sempat speechless mendapati tingkah Louis yang cukup manis.
"Segera persiapkan diri, kita akan resepsi hari ini." Louis berseru tegas tanpa menatap si lawan bicara, karena ia memfokuskan pandangan nya pada wanita yang tengah berbaring kaku itu.
Kening Jeslyn terangkat heran, "Anda serius tuan?" Tanya nya dengan hati-hati, tentu saja sebagai manusia normal ia terkejut saat akan resepsi dadakan.
Apalagi melihat kondisi Afnan yang buruk, namun Louis malah ingin melancarkan sebuah acara resepsi.
"Saya pikir kita tidak perlu melaksanakan acara resepsi, karena pernikahan ini hanya berlangsung selama 1 tahun tuan."
"Ini adalah keinginan Afnan sebelum dia dioperasi." Gumam Louis dengan helaan nafas kasar, binggung sendiri.
Karena apa yang diucapkan Jeslyn memang benar ada nya, untuk apa resepsi jika akhirnya ia akan bercerai, itu hanya akan membuang uang dan waktu, namun disisi lain, Louis ingat betul bahwa acara ini keinginan sang adik sebelum dioperasi.
Jeslyn menoleh, menatap binggung Louis, "Apa? Jangan bilang bahwa pernikahan konyol ini adalah keinginan Afnan, bukan murni dari anda?"
"Menurut mu?" Louis kembali bertanya, bersama wajah nya yang cukup menyebalkan.
Menahan nafas nya, Jeslyn dengan lunglai berjalan menuju sofa disudut ruangan, langsung mendudukan pantat nya kasar, "Ini konyol benar-benar konyol."
Dapat Jeslyn tebak bahwa pernikahan dadakan ini benar karena keinginan Afnan, pasti wanita itu mengancam Louis agar menikahi nya.
Tak ada jawaban, Louis memilih diam mengatupkan bibir nya, tak sekalipun menoleh pada wajah frustasi Jeslyn.
"Bagaimana jika pernikahan ini berlangsung selama 6 bulan dan menyembunyikan dari publik?" Tawar Jeslyn memohon, ia tak mau jika nama nya menjadi jelek!
Enak saja ia yang akan berkorban.
Louis menatap Jeslyn tanpa ekspresi, "Baiklah, tanpa publik tau."
Senyuman manis langsung terbit diantara bibir Jeslyn, "Deal!"
Lagi-lagi Louis diam, sama sekali tak menjawab dan kembali memfokuskan pandangan nya pada Afnan.
Tok...
Tok...
Tok...
Suara pintu diketuk terdengar tak lama dari percakapan berlangsung, lalu memperlihatkan lelaki jangkung berdiri sembari membawa dua totebag kecil.
"Tuan nyonya, silakan berganti pakaian."
Mengedipkan mata binggung, Jeslyn reflek menatap tubuh nya sendiri, lalu ia menepuk dahi kecil, "Oh lord, ternyata aku belum berganti?" Ujar nya dengan senyuman konyol.
"Silakan berganti nyonya." Beo Han sembari menyodorkan satu totebag bewarna hitam.
Jeslyn mengangguk, menerima totebag itu sebelum akhirnya berseru ketus, "Bisakah memanggil ku seperti biasa? Jangan nyonya?"
"Tidak, karena sekarang anda adalah atasan saya, sama seperti Tuan Louis." Jelas Han sembari membungkukan setengah badan nya.
Memutar bola nya jengah, Jeslyn menggelengkan kepala, "Tidak Han, panggil aku seperti biasa saja, Jeslyn! Panggilan nyonya terdengar aneh, dan kau tau sendiri bahwa umur pernikahan konyol ini hanya bertahan selama 1 tahun."
"Maaf, namun itu kurang sopan" Han kembali menunduk dengan tatapan datar, "Saya akan tetap profesional selama anda menjadi istri Tuan Louis."
Melototkan mata, Jeslyn mendengus, "Ta-"
"Hay! Louis, Jeslyn, apa yang terjadi pada Afnan!?" Suara melengking tiba-tiba terdengar dengan pintu yang dibuka secara kasar, membuat atensi Jeslyn teralih.
Mendapati wanita berdress merah dengan heels setinggi lima centimeter, wajah yang dipoles cantik sedemikian rupa, jangan lupakan rambut yang ditata rapi, dia adalah Celia lalu diikuti oleh para antek-antek nya dibelakang.
"Celia, Disya? Kalian tiba pagi sekali."Kekeh Jeslyn berdiri, lalu memberi pelukan pada Celia, membiarkan wanita itu menghirup aroma tubuh nya yang berbau kecut.
"Memang nya boleh bergerombolan masuk? Seharusnya maksimal tiga orang sesuai ketentuan rumah sakit." Lanjut Jeslyn bertanya.
"Entah lah apa yang dilakukan Dareen tadi, hingga kita bisa masuk bersama." Jawab Celia menahan nafas.
Huek...
Spontan saja Jeslyn melepas pelukan nya setelah mendengar Celia mual, lalu ia menatap tanpa dosa wanita itu, "Apa bau ku sangat menyengat?" Tanya nya polos.
Terlihat Celia memundurkan langkah, menahan bibir nya agar tak kembali mual, "Ka-u! Sudah tak mandi berapa lama heh!? Bahkan aroma mu lebih menyengat dari tai babi!"
"Itu terdengar menyakitkan sekali." Seru Jeslyn dramatis, lalu ia beralih pada Disya, ingin memeluk tubuh wanita itu.
Namun sayang nya Disya lebih dahulu menghindar dengan cepat sebelum Jeslyn berhasil memeluk nya, merinding sendiri menatap penampilan Jeslyn dan aroma yang cukup menyengat.
"Jangan memeluk ku sial, aroma mu menjijikkan!" Ketus Disya tak senang, lalu ia mengerutkan kening heran, "Penampilan macam apa itu? Kau mengenakan gaun pengantin?" Tanya nya heran.
"WHAT! Benar, kau mengenakan baju pengantin, apa yang terjadi!" Celia berseru histeris namun intonasi nya terdengar kecil, menatap tak percaya Jeslyn.
Jeslyn tergugu, menutup mata sejenak sebelum akhirnya kembali mendudukkan tubuh nya, tak berniat menjawab.
"Hay Jeslyn, jawab! Kau menikah dengan siapa, mengapa mengenakan gaun pengantin seperti ini?" Desak Celia ingin tau, menatap Jeslyn penuh selidik.
Mendengar suara yang cukup bising membuat Kendrick menoleh, "Jangan berisik sayang." Peringat nya pada Celia dengan senyuman kecil.
Menggelengkan kepala, Celia menuding tubuh lemas Jeslyn, "Tidak Ken, namun mengapa Jeslyn mengenakan baju pengantin seperti ini? Aku bertanya dan dia tidak menjawab." Adu nya.
Kendrick mengikuti arahan Celia, lalu ia pun spontan mengerut, dan tanpa aba-aba langsung mengalihkan perhatian nya untuk menatap Louis yang tengah duduk santai.
"I-ni?" Ujar nya heran, lantas menatap Louis penuh selidik, "Louis, Jeslyn, kalian menikah?" Pertanyaan dari Kendrick dengan suara yang cukup besar itu terdengar membuat atensi Dareen serta Bryan langsung teralihkan dan mereka membelak.