Obsession With The Maid

Ruang tamu

"Valerie," Mona memeluk Valerie erat.

"Hai Mom, bagaimana kabarmu di LA?" tanya Valerie sembari memeluk Mona.

"Aku baik-baik saja."

"Di mana Figo?" tanya mona.

"Ada di dalam kamar, Mom."

"Aku ingin menemuinya."

"John, apakah kau tidak mendengarkan ucapannya?" tanya Valerie.

"Aku mendengarnya."

"Jika kau mendengarnya, berikan kode kamar itu."

"Tidak, jika kau ingin menemui Figo, aku akan menyuruhnya turun," ucap John yang sudah paham dengan rencana Valerie.

"Cepat suruh Figo turun, aku akan menunggunya di sini," ucap Mona sembari mendudukkan badannya di sofa.

"Mom, kenapa kita tidak langsung menghampirinya saja?"

"Aku lelah, aku ingin duduk sebentar," ucap Mona seketika membuat Valerie memutar bola matanya malas.

John mengulum senyum meledek Valerie, rencananya berhasil ia gagalkan.

John menaiki lantai atas, laki-laki itu membuka pintu kamar Figo , dan berjalan mencari keberadaan Figo.

"Tuan," panggil John.

"Apakah kalian berdua dua hari ini berdiam diri di kamar dan berpelukan sepanjang hari?" John heran menatap kedua orang yang tengah tidur di sana.

"Kenapa kau masuk tanpa mengetuk pintu?"

"Ibumu ada di luar, Valerie mengundangnya ke sini, cepatlah turun," ucap John.

"Kenapa dia tidak memberitahuku terlebih dulu?"

"Cepatlah turun, Tuan, sebelum dia memaksa untuk datang ke kamar ini sendiri."

"Jika ia melihat kau bercinta dengan wanita lain selain Valerie, kau bisa kena omel."

"Aku akan memperkenalkan Shearen ke wanita itu." ucap Figo.

"Are you sure?" John menatap Figo tidak percaya.

"Apa kau tidak takut jika ibumu marah tuan?" tanya John sekali lagi.

"Aku tidak peduli jika wanita itu marah, memangnya dia siapa."

"Apa kau akan memiliki dua istri?" tanya John lagi.

"Kalau kau ingin mengambil Valerie, ambil saja, aku tidak membutuhkannya, aku tidak pernah menganggapnya sebagai istriku," ucap Figo.

"Apakah Valerie boleh menjadi milikku?" tanya John.

"Ambil."

"Kenapa kau segampang itu menyerahkan istrimu kepada orang lain? Valerie benar-benar cantik, apa kau tidak menyesalinya nanti?" tanya Shearen kepada Figo kesal.

"Aku tidak mencintai Valerie, untuk apa aku menyesal."

"Aku semakin yakin, jika kau menikahiku nanti, kau juga akan membuangku jika kau sudah bosan, iya kan?"

"Aku tidak akan pernah bosan jika denganmu, sampai kapanpun."

"Semua laki-laki juga mengucapkan kalimat seperti itu jika merayu," ucap Shearen.

"Aku akan keluar," ucap Shearen.

"Kau mau pergi ke mana, katanya kau ingin menemaniku."

"Ibumu datang, Figo, sambut dia dengan baik," ucap Shearen sembari menuruni ranjang dan bergegas pergi.

"Kuakui, kau sangat hebat, kau berhasil membujuk Figo," bisik John memuji Shearen.

Figo keluar dari kamarnya menghampiri dua orang wanita yang tengah duduk di ruang tamu.

"Ada urusan apa kemari?" tanya Figo.

"Apa aku tidak boleh mengunjungi putraku sendiri?"

"Aku sudah lama tidak bertemu dengan putraku, aku sangat merindukannya," ucap Mona sembari memeluk tubuh Figo erat.

"Apa kau senang tinggal di sini dengan Valerie?"

"Aku tidak senang, kalau kamu mau, bawa saja wanita ini untuk tinggal bersamamu," ucap Figo.

"Figo, berhentilah mengatakan seperti itu, kau dan Valerie sudah menikah selama satu tahun, apa kalian belum ada rasa cinta?"

"Aku sudah menunggu anak dari kalian berdua."

"Aku akan memberikanmu cucu. Iya kan sayang?" ucap Valerie antusias.

"Tidak akan." jawab Figo ektus.

"Apa yang kau katakan, kau harus memiliki keturunan untuk meneruskan perusahaan ini," ucap Mona ketus.

"Kau tidak perlu memikirkan hal itu, aku sudah memikirkannya, aku akan menyuruh wanitaku untuk melakukan program kehamilan nanti." ucap Figo.

"Apa kau ingin mengajakku melakukan program kehamilan? Jika iya, aku sangat mau Figo." Valerie menatap Figo dengan tatapan senangnya.

"Bukan dirimu." Figo menegaskan ucapannya.

"Kau ingin membuatkanku cucu dengan siapa?" Mona menatap laki laki itu serius.

Figo melirik shearen yang baru saja menuruni tangga rumah.

"Jangan terlalu cepat mengatakan hal ini," bisik John tepat di telinga Figo. John tahu betul Figo akan menceritakan semuanya kepada Mona tanpa memikirkan akibatnya untuk Shearen nantinya.

"Dengan siapa kau akan membuatkanku cucu, jangan macam-macam, istrimu hanyalah Valerie, aku tidak ingin kau main di belakang Valerie."

"Aku tidak akan main di belakang Valerie, tapi di depan Valerie." ucap Figo.

"FIGO!!"

"Mom, tenanglah, aku akan membuatkanmu cucu bersama dengan Figo , kau tidak perlu khawatir."

"Iya kan sayang," Valerie menggeser duduknya mendekati Figo.

"Tadi Figo hanyalah bercanda, iya kan," tanya Valerie sembari mengulum senyum di bibirnya.

"Aku hari ini akan menginap untuk bermalam di sini."

"Kenapa tidak pulang saja," ucap Figo ketus.

"Apa kau mengusir ibumu?"

Figo menghela nafas panjang, wanita satu ini tidak bisa dibantah.