NovelToon NovelToon
AKU YANG KALIAN CAMPAKKAN

AKU YANG KALIAN CAMPAKKAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Konflik etika / Selingkuh / Diam-Diam Cinta / Mengubah Takdir / Angst
Popularitas:267.9k
Nilai: 5
Nama Author: Cublik

“Tega kau Mas! Ternyata pengorbanan ku selama ini, kau balas dengan pengkhianatan! Lima tahun penantianku tak berarti apa-apa bagimu!”

Nur Amala meremat potret tunangannya yang sedang mengecup pucuk kepala wanita lain, hatinya hancur bagaikan serpihan kaca.

Sang tunangan tega mendua, padahal hari pernikahan mereka sudah didepan mata.

Dia tak ubahnya seperti 'Habis manis sepah di buang'.

Lima tahun ia setia menemani, dan menanti sang tunangan menyelesaikan studinya sampai menjadi seorang PNS. Begitu berhasil, dia yang dicampakkan.

Bukan hanya itu saja, Nur Amala kembali dihantam kenyataan pahit. Ternyata yang menjadi selingkuhan tunangannya tidak lain ...?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cublik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 26

Baru saja mereka mengayunkan kaki beberapa langkah, bahu Nyak Zainab bergetar kala melihat sosok pria dewasa kebanggaan nya.

“Aneuk long ….” Nyak Zainab merentangkan kedua tangannya, linangan air matanya berjatuhan.

Hasan segera menutup pintu guna menjaga privasi keluarga, tadi ia ikut menemani abang iparnya, sedangkan Siron menginap dirumah orang tuanya.

Agam melangkah lebar, mengikis habis jarak lalu menenggelamkan badan mungil sang ibu dalam dekapannya. Mencium wangi cinta pertamanya demi mencari ketenangan bagi hatinya yang porak-poranda.

“Ya Allah, Nak. Malang betul nasib percintaan mu … mengapa kau mesti melabuhkan hati kepada gadis yang jelas-jelas sulit untuk dimiliki,” di sela isak tangisnya Nyak Zainab terus bergumam lirih.

Agam melerai pelukan mereka, ia membingkai wajah sang ibu dengan kedua telapak tangannya, ibu jarinya menghapus lelehan air mata yang membasahi kulit pipi yang tak lagi kencang.

Cup.

Pria berbaju koko itu melabuhkan kecupan sayang di kening ibunya. “Nyak … tak perlu risau, saya baik-baik saja.”

“Sudah ya, wajah Nyak terlihat tak sedap dipandang bila menangis, mana ingusnya sudah mau menyeberangi lautan,” selorohnya lembut sambil mengusap lelehan bening di bawah hidung ibunya.

Tak pelak Nyak Zainab tersenyum masam. Namun, saat hendak berucap bibirnya malah bergetar hebat.

Agam kembali memeluk ibunya, menepuk sayang punggung berbalut baju kurung itu, berulang kali ia mengecup pucuk kepala Nyak Zainab yang tertutup hijab.

Hasan dan Ikram mendongak menatap langit-langit ruang tamu. Sudut mata mereka sudah berembun, walaupun abang iparnya tidak menunjukkan kesedihan. Namun, mereka paham betul kalau ia sedang tak baik-baik saja.

Meutia bersandar di bahu Wahyuni. Mereka ber genggaman tangan saling menguatkan sambil sesekali menghapus air mata yang berguguran.

“Nak … apa boleh Nyak mendatangi rumah Mak Syam? Guna memberi tahu tentang tabiat calon menantu dan besannya itu.” Nyak Zainab memegang lengan sang anak, menatap sendu wajah tampan yang mirip sekali dengan almarhum suaminya.

“Demi Saya, tolong jangan lakukan itu, Nyak! Percayalah pada suratan takdir, maupun itu kebaikan atau sebaliknya pasti tidak akan keluar dari jalurnya. Cepat atau lambat datangnya hanya tentang waktu saja.” Ia tuntun sang ibu agar duduk bersebelahan dengan kedua adiknya.

Agam mengusap lembut pucuk kepala Wahyuni dan Meutia. “Abang harap kalian tidak berulah.”

Meutia mendongak dan menatap sengit abangnya, ia paham arti kata berulah. Sepertinya abangnya ini dapat membaca pikirannya yang hendak melabrak Mak Syam.

“Meutia, kau sedang hamil. Tak elok menyimpan sifat buruk, apa kau suka bila nanti anakmu memiliki sifat yang tak baik?” tutur nya lembut, sekali lagi ia usap kepala sang adik yang tertutup jilbab instan.

Meutia menggeleng, dilepasnya tautan tangan kak Wahyuni, lalu ia berdiri dan memeluk bang Agam. “Abang ….”

“Jangan keras-keras kalau menangis, nanti bayi mu terkejut,” candanya.

Bukan menurut, Meutia menambah volume suara tangisannya. Inilah sosok yang sedari dulu sampai sekarang begitu menyayangi serta melindunginya.

'Betapa bodohnya Mak Syam itu, menolak akar ginseng demi menerima rumput alang-alang.'

Meutia terus menggerutu di dalam hati, sungguh ia tak terima abangnya dipandang sebelah mata.

Setelah Meutia kembali duduk, Agam beralih menatap adik iparnya yang duduk bersebelahan dengan Hasan. “Ikram, apa kau langsung mau balik lagi ke ibu kota?”

“Iya, Bang. Rencananya lepas maghrib kami jalan,” jawabnya, ia datang kesini hanya mengantar ibu mertuanya dan juga sang istri yang sementara waktu ingin tinggal di kampung halamannya.

“Bapak sudah kalian suruh makan belum?” Agam menanyakan sopir pribadi Ikram.

“Sudah, Bang.”

“Mengenai rumah yang berseberangan dengan hunian kalian, sudah laku terjual kah?” Agam kembali bertanya kepada Ikram.

“Belum, Bang. Saya dengar dari pak satpam belum cocok harga.”

“Baiklah. Malam ini saya ikut ke kota, semoga saja harganya masih bisa dirembuk lagi,” ucap Agam.

“Nak … kau tidak berencana pindah ke kota, ‘kan?” Kening Nyak Zainab berkerut dalam, hatinya menerka-nerka maksud sang anak yang ingin membeli hunian di kota.

Bukan menjawab, Agam memilih berlalu dan menaiki anak tangga menuju kamarnya. Begitu pintu kamar ditutup kembali, tubuhnya luruh bersandar pada daun pintu.

BUGH.

BUGH.

Agam meninjau lantai keramik, buku- buku jarinya tangannya langsung memar. Buliran bening yang sedari tadi ia tahan akhirnya jatuh jua.

Hanya ada satu wanita yang bisa membuat seorang Agam Siddiq mengeluarkan air mata, yakni Nur Amala, yang sama sekali tidak ada hubungan darah.

“Ya Rabbi.” Ia tekuk kedua lututnya, menyandar sepenuhnya pada pintu, mengusak kasar rambut yang kini sedikit memanjang.

Sungguh ia tak mampu berkata, hanya air mata kecewa yang mengungkapkan segala rasa. Tadi, ingin sekali ia menarik ujung baju Amala kala melihat tidak ada setitik binar bahagia di wajah cinta dalam diamnya itu.

Secercah harapan yang sebelumnya bersinar lembut kini padam sudah. Rencana lamaran ulang yang sudah ia rancang harus kembali pupus seperti yang lalu.

“Nur … masih adakah kesempatan untuk memiliki mu? Belum cukup kah usaha ku selama ini? Atau doa ku yang kurang kencang hingga sulit menembus langit?” lirihnya pilu.

\*\*\*

“Nak … kau sudah tidur?” Mak Syam bertanya pelan pada sosok yang tidur miring menghadap dinding. Begitu tak mendapatkan tanggapan, ia masuk ke dalam kamarnya sendiri.

Saat sudah mendengar ranjang ibunya berderit, Amala membuka mata. Sengaja tidur membungkuk agar memenuhi tilam, ia ingin sendirian malam ini.

Perlahan dibukanya cincin emas yang melingkari di jari manisnya, menatap sinis benda bulat dengan berat satu mayam.

‘Ku pastikan tak akan lama lagi, kau akan kembali kepada pemilik mu,’ batinnya sambil meremas benda berwarna kuning itu.

.

.

“Kalian hati-hatilah di jalan! Jangan ngebut!” Nyak Zainab melepas kepergian sang anak beserta menantunya.

“Baik, Nyak.” Ikram mengangguk, sedangkan Agam mengerjap.

Nyak Zainab fokus menatap Agam. “Nak … Apa sudah waktunya bagi Nyak, untuk mencarikan mu jodoh …?”

.

.

Bersambung.

1
Fatmawatiiska Fatmawatiiska
semangat kk,aku nungguin lho, cap cup cup,sama misua aja kk🤣🤣🤣,dable up ya🙏🏻🙏🏻
BigDeal
pake helm rani, malu.
Sugiharti Rusli
si Tia sama Dhien memang kompak yah dan biang usil kali mereka😅😅😅
BigDeal
ngaku² 🤣
BigDeal
tia, tos dulu kita.
Lala Kusumah
pastinya malu tuh si Rani 😂😂🤭
BigDeal
mode penjilat ON
BigDeal
HUAHAHAHHAHA
BigDeal
bagus dhien ang ang ang ang 🤣
BigDeal
ketimbang elu, ngembat milik kakak sendiri lalu tinggal di daerah yg sama.
BigDeal
ngapa? kau nak rampas juga? pernah kena sebat pakai ekor pari kau nirma? sini,
BigDeal
yaiyalah wong di ucapin kakaknya bener semua 🤣
Ponikem Pemalang
lanjut thour....
Nisa Ramadani
wkwkwk wkwekwkkwwkkwkwk wkwekwkkwwkkwkwk wkwekwkkwwkkwkwk wkwekwkkwwkkwkwk wkwekwkkwwkkwkwk wkwekwkkwwkkwkwk wkwekwkkwwkkwkwk
bu bidan mati kutu
charis@ŕŕa
jangan bergantung dong lanjut gemes q
Ciebungsu Bungadesa Ygtrsendiri
lanjuuuuuuut othor lanjuuuuuuut 😆😆😆😅
Cublik: Tak mencari wangsit dulu, Kak😆
total 1 replies
Ciebungsu Bungadesa Ygtrsendiri
dengan amal gitu dek tia biar bidan rani langsung kejang kejang 😆😆
Cublik: Macam orang kesurupan 😆😆
total 1 replies
Dewi Eka
Aduh thor bikin penasaran sih
Cublik: Biar kangen selalu dengan Amala dan Bang Agam Kak ✌️😁🥰
total 1 replies
Irma
hhmmm di gantung
Cublik: Biar kangen terus Kakak nya 🙏✌️❤️
total 1 replies
Watini Salma
haduh kok ngegantung sih, penasaran kan jadi nya
Cublik: Biar kangen Kak dengan Amala dan lainnya 😁✌️🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!