Jika benar yang dikatakan jodoh adalah cermin diri, bolehkah aku meminta mendapatkan jodoh yang lebih dari diriku?, karena aku adalah insan yang fakir ilmu,aku ingin mendapatkan seorang imam yang bisa menuntunku sampai ke surga Nya nanti.
pernikahan selalu di ibaratkan sebuah kapal, keselamatan penumpangnya di gantungkan pada Nahkoda nya, mampukah Nahkoda nya membawa kapalnya selamat hingga ke dermaga yang di tuju?.
Lalu bagaimana jadinya jika sebuah pernikahan yang terjadi karena sebuah keterpaksaan karena sebuah permintaan? apakah pernikahan itu akan bertahan? sedangkan yang berada di dalam nya tak saling kenal?.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arisha Langsa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
35
Kiara dan Sasa baru saja menyelesaikan sarapan mereka,sekedar sarapan sederhana, seperti biasa mereka hanya sarapan roti tawar yang di olesi selai,untuk minuman tergantung apa yang mereka inginkan,di kamar asrama tidak di izinkan untuk masak, mereka hanya di izinkan menggunakan dispenser untuk memanaskan air, karena untuk makan mereka sudah tersedia di dapur umum milik asrama.
" kok lesu gitu sih? Ayo dong semangat" ledek Kiara saat melihat wajah cantik Sasa yang cemberut.
" Tugas nya ngak ngotak banget tau ngak sih, katanya Minggu tenang,tapi kok malah di kasi tugas sebanyak itu,mana hari ini perdana turnamen basket di kampus kita,gimana mau nonton dengan tenang kalau pikirannya ruwet mikirin tugas " omel Sasa yang terdengar lucu di telinga Kiara.
" Sabar dong,semua bahan nya bisa kita cari di perpus juga,ga harus nyari buku di luaran sana, emang nya jam berapa turnamen nya di mulai?" Kiara menanggapi dengan cara santai.
" Jam sembilan pagi ini deh katanya,itu sampai sore mungkin " jawab Sasa .
" Tim kampus kita jam berapa tanding nya?" tanya Kiara lagi.
" katanya sih pembukaan untuk yang tim putra,kalau putri nya besok deh sepertinya " jawab Sasa lagi.
" Nah kalau gitu sekarang kita siap-siap ke perpus, kita cari bukunya,kan bisa kita copy kalau kita ga sempat baca,kita cari aja point-point nya terus kita copy,kita nonton saat tim kampus kita tanding aja, setelahnya kita bisa pulang atau kembali ke perpus lanjut buat tugas deh, gimana?" Kiara memberikan saran yang paling simpel menurutnya.
" Ga seru dong Ra,masa kita cuma liat tim kita aja,tim kampus lain ngak, gimana caranya mau liatin cogan nya" ucap Sasa merasa keberatan dengan ide Kiara.
Mendengar jawaban Sasa membuat Kiara menggeleng,bukan nya sahabat nya itu katanya jatuh cinta pada senior mereka Irwan si anak walikota? " tapi katanya kamu itu udah jatuh cinta banget sama kak Irwan? Kok masih pengen lirik yang lain lagi?" tanya Kiara tak habis pikir.
Sasa tersenyum menunjukkan barisan gigi putih nya yang rapi" cuma buat cuci mata aja Ra,kalau memungkinkan sekalian buat cadangan,kalau kak Irwan nolak gue kan gue nya ngak frustasi banget,masih ada cadangan lain " jawab Sasa lucu.
Lagi-lagi Kiara menggeleng mendengar jawaban konyol sahabat nya itu" kamu ya,emang ban mobil apa pakai ada cadangan segala" ucap Kiara tak habis pikir dengan tingkah absurd Sasa.
Sasa tertawa sedikit terbahak mendengar ucapan protes dari Kiara, sahabatnya itu ada saja.
" Oke deh ayo kita let's go" ucap Sasa ceria.
Keduanya keluar dari kamar asrama, menyusuri koridor lantai dua menuju tangga, hingga akhirnya keduanya berjalan beriringan melewati pos sekuriti.
Seperti biasa kedua gadis cantik itu akan menyapa ramah para sekuriti yang berjaga" Pagi pak Tarno,pak Bejo..sudah sarapan?" sapa keduanya ramah.
" Pagi neng geulis... Alhamdulillah sudah atuh,wah pada cantik-cantik banget pagi ini" puji kedua sekuriti dengan tingkah lucu mereka.
" Emang biasanya ngak cantik ya pak?" tanya Sasa pura-pura memasang wajah cemberut, sedangkan Kiara tertawa geli.
Sang sekuriti tertawa melihat wajah cemberut Sasa, keduanya kompak menjawab" Cantik dong,cantik banget malah"
" Makasih pak...kami ke kampus ya... assalamualaikum" gantian Kiara yang bicara, sedangkan Sasa berakting ngambek.
" Waalaikumsalam... semangat belajarnya ya neng cantik banget" goda pak Tarno seraya menjawab salam dari Kiara.
Kiara mengangguk seraya tersenyum manis, keduanya menuju gerbang kampus dan langsung menuju perpustakaan.
****
Sedangkan di sebuah apartemen,lain lagi ceritanya...
Empat pemuda tampan terlihat begitu kalang kabut mempersiapkan diri mereka untuk segera ke kampus,Dion mengumpat kesal,anggota tim nya sudah menghubungi nya beberapa kali, karena ia belum memperlihatkan batang hidungnya, sedangkan tim mereka akan segera menuju Alexander university.
Hal yang sama juga terjadi pada Al,sejak 30 menit yang lalu Irwan sudah menghubungi nya hingga puluhan kali,membuat nya merasa sangat kesal dengan suara ponselnya yang jadi terasa berisik.
Mereka semua kesiangan,Aldo dan Andre mengumpat habis-habisan sang sahabat,siapa lagi kalau bukan si tuan muda Alexander, gara-gara kelakuan nya semalam membuat mereka harus mengurusnya hingga lewat tengah malam.
" Ini semua gara-gara Lo,udah tau ga bisa minum alkohol tapi malah sok jago, untung sahabat kalo ga udah kami tinggal Lo di Pacifik,biar di mangsa para predator betina" omel Andre geram,diantara mereka memang Andre lah yang paling berani mengekspresikan perasaan nya pada seorang Aldizar.
" Lo bisa diem ngak? Pusing pala gue" dengan santainya Al balik memarahi Andre.
" Heh kulkas... udah enakan aja Lo berani sombong ke kita-kita, beneran songong banget ya Lo,apa sih yang buat Lo jagi gila kayak semalem?" omel Andre.
Al diam,ia sibuk meminum air perasaan lemon, untuk menghilangkan rasa pusing di kepalanya akibat alkohol yang ia minum semalam,Al benar-benar lemah dengan minuman keras.
" Berisik banget sih Lo berdua, sarapan noh, udah gue pesenin, cepetan..kita ga punya banyak waktu,beneran mepet ini" protes Aldo yang baru keluar dari kamar.
"Tau ni bocah,dia yang galau kita yang ikutan jadi korban" jawab Andre santai.
" Sebetulnya Lo galau kenapa sih semalem? Ribut sama bokap nyokap Lo? Atau Melly buat ulah ?" tanya Aldo serius.
" Udah kaya suami ribut sama bini aja gue perhatiin Lo semalem " tambah Aldo lagi.
" Apa urusannya sama gue kalau Melly yang buat ulah" jawab Al santai, karena setiap Melly buat ulah ia memang akan selalu membantu gadis cantik dan manja itu,tapi yang melakukan itu adalah pengacara atau asisten pribadi nya,Al tidak pernah turun tangan secara langsung.
" La terus siapa kalau bukan Melly? Selama ini perempuan yang bisa dekat sama lo itukan cuma Melly,ga mungkinkan Lo ribut sama kedua orang tua Lo, kita-kita tau gimana kedua orang tua Lo" ucap Aldo panjang lebar.
" Cintanya di tolak mungkin do,atau ga dikasi jatah ma bini" ledek Dion santai seraya menikmati sarapannya.
" Emang ada perempuan yang bisa nolak pesona seorang Aldizar?" goda Aldo santai.
" Kayak nya ga akan ada deh " tambah Aldo lagi.
Al tak seakan tak mendengar ledekan para sahabatnya,ia menyelesaikan memakan makanan miliknya dan berdiri meninggalkan meja makan.
" Buset dah tu bocah,main tinggal-tinggal aja, kalau lagi butuh aja sibuk nelpon" umpat ketiga sahabatnya yang akhirnya ikut meninggalkan meja makan dengan gerakan setengah berlari.
Ke empatnya meninggalkan apartemen milik Al,mereka tengah berada di dalam lift,Dion akan ikut langsung ke Alexander, karena anggota tim nya sudah berada di sana.
" Gue hari ini ngerasa ganteng maksimal anjir..." ucap Aldo santai
" Kenapa gitu? " tanya Dion yang masih belum paham maksud Dion.
" Outfit kita bro... branded dan limited edition pastinya" jawab Aldo santai tanpa beban.
Al memutar bola matanya jengah mendengar ucapan sahabat gesrek nya,ketiga sahabatnya memakai pakaian miliknya,mereka semua kesiangan,itu sebabnya para sahabatnya udah ga ada waktu lagi untuk pulang ke mansion atau apartemen mereka masing-masing.
" Tapi ini ga harus di kembaliin lagi kan Al? " tanya Andre sok polos.
" Lo kira Sudi gue pake baju bekas kalian? Najis gue, bisa-bisa ketularan penyakit dari kalian gue" jawab Al sombong.
" Buset dah Lo,kalo ngomong.. emang kita-kita punya penyakit serius apaan yang bisa nularin ke Lo?" umpat Aldo.
" Penyakit gatal dari para jalang kalian" jawab Al santai.
" Mulut Lo ya kalo ngomong pedes kayak bon cabe, gini-gini kita ga pernah sembarangan celup ya, pilih-pilih juga kali,Lo bisa ngomong sombong karena Lo belum tau aja gimana rasanya,kalo udah tau rasanya bakal nagih Lo " umpat Aldo .
" Emang Lo udah tau gimana rasanya?" ledek Al santai.
" Belum...makanya kita ngulangi berkali-kali karena belum nemu gimana rasa yang sebenarnya " jawab Aldo seakan tanpa beban.
Jawaban Aldo membuat Al mengumpat dalam hati, bagaimana tidak, semalam ia sampai mabuk-mabukan cuma gara-gara seseorang yang mampu bikin pikiran nya kacau dan traveling kemana-mana membayangkan seperti apa rasanya kegiatan yang sering para sahabatnya lakukan.
Tiba di basement apartemen,Andre masuk ke mobil Al,dengan ia yang menjadi supir, sedangkan Aldo bersama Dion di mobil Dion, mereka menuju kampus.
Di mobil Al hanya diam, sesekali Andre melirik wajah tampan sahabat nya yang terlihat begitu banyak pikiran,sejak semalam Andre memang tidak terlalu banyak bicara pada Al,hanya Aldo yang terus menggoda sahabat termuda mereka itu.
" Lo suka sama Kiara?" tanya Andre tiba-tiba.
Deg...
" Huh? Maksud Lo?" tanya Al pura-pura tidak tahu, padahal aslinya ia terkejut dengan pertanyaan dadakan Andre.
" Gue nanya..Lo suka sama Kiara? Bukan nya Lo tau bang Ken suka tu bocah? malah akhir -akhir ini gue perhatiin sepupu Lo itu makin gencar aja ngedeketin Ara" ucap Andre setelah mengulangi pertanyaan nya tentang perasaan Al.
" Kok Lo tiba-tiba nanya gitu ke gue? Sedangkan Lo tau bang Ken suka dia" jawab Al santai.
" Gue beberapa kali liat cara Lo Mandang Ara beda, karena gue tau sepupu Lo lagi perjuangin dia makanya gue nanya,gue berharap kedepannya kalian ga bersaing untuk mendapatkan satu perempuan" ucap Andre.
" Ga perlu repot-repot harus bersaing, karena gimanapun orang lain berusaha,dia tetap akan jadi milik pemiliknya " jawab Al ambigu.
Andre mengerutkan keningnya mendengar jawaban tidak jelas Al,ia merasa aneh dengan jawaban Al yang menurutnya terkesan ia mengetahui sesuatu.