Di dunia yang memadukan sihir kuno dengan teknologi modern, seorang prajurit muda bernama Shaka bermimpi besar untuk menjadi Raja Ksatria. Demi mencapai tujuannya, Shaka mendirikan guild bernama Red Wings, tempat berkumpulnya para petualang pemberani dan unik. Setiap anggota Red Wings memiliki keterampilan dan tujuan yang berbeda-beda, namun semuanya berjuang demi mimpi Shaka yang ambisius: membangun era baru bagi para ksatria.
Impian Shaka untuk menjadi Raja Ksatria tak lepas dari pengaruh legenda Jovan Ardent, seorang ksatria pertama di dunia ini yang hidup seribu tahun lalu. Jovan tidak hanya menjadi tokoh legendaris; ia dianggap sebagai pendiri tatanan ksatria yang memengaruhi seluruh dunia hingga hari ini. Selama hidupnya, Jovan membawa kehormatan dan kekuatan yang mendefinisikan para ksatria sejati dan meninggalkan jejak sejarah yang memicu munculnya banyak pahlawan, termasuk Shaka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zyura, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
pelatihan selama 3 tahun
Sementara itu, Shaka dan Warlord masih terlibat dalam pertarungan sengit dengan Behemoth. Shaka terhempas beberapa kali oleh kekuatan Behemoth, namun dia tidak menyerah. Dia melawan balik dengan keberanian dan kemampuan bertarungnya. Tiba-tiba, suara ledakan menggema dari arah barat.
Behemoth tersenyum sinis dan berkata, "Itu wilayah absolut milik Lucifer!"
Saat Shaka sedikit lengah, Behemoth langsung menyerang jantungnya, membuatnya terhempas dan pingsan. Sekarang, hanya Warlord yang harus berhadapan langsung dengan Behemoth.
Warlord mengambil keputusan cepat. Dia menggunakan sihir teleportasinya untuk memindahkan Shaka ke tempat yang lebih aman, sebelum pergi menyelamatkan para warga yang masih tersisa di kota. Tujuannya adalah untuk memindahkan mereka semua ke kota lain yang lebih aman. Namun, Behemoth tidak diam. Dia mengejar Warlord dengan ganas.
Saat Warlord sedang sibuk menyelamatkan para warga, Serena tiba di tempat kejadian dan bertanya panik kepada Warlord, "Warlord? Dimana Shaka!?"
Warlord terkejut melihat Serena dan menjawab, "Nyonya Serena? Kenapa Anda ada di sini?"
Namun, percakapan mereka terpotong oleh kedatangan kembali Behemoth.
"Kau tidak bisa lari lagi, Warlord!" ujar Behemoth dengan nada menantang.
Saat Behemoth kembali, Warlord dengan cepat memindahkan Serena ke tempat di mana Shaka berada, sebuah rumah terpencil di tengah hutan.
Tubuh Shaka terlihat terluka parah. Serena segera mengobatinya dengan penuh perhatian. Sementara itu, Behemoth memegang wajah Warlord dan berkata dengan nada menantang, "Sudahlah, Warlord!"
Warlord terdiam, tetapi segera mengeluarkan sihir perisai untuk melindungi dirinya saat Behemoth menyerang dengan sihir kegelapan.
Behemoth kemudian menerima panggilan dari Lucifer, "Behemoth, ini waktunya!" ucap Lucifer. Behemoth menyeringai kepada Warlord dan berkata, "Sayangnya, pertarungan kita sampai di sini, Warlord," sebelum menghilang.
Behemoth terbang ke langit dan memulai sebuah ritual pemanggilan. Sementara itu, Lucifer memberi tahu Nolan, "Sayangnya, kita hanya bisa bertarung sampai di sini!" Beberapa anggota 7 Dosa Besar menghilang, meninggalkan Behemoth yang masih melakukan ritualnya.
"Apa yang sedang dia lakukan?" ucap Nolan, merasa sesuatu yang tidak beres. Dia meminta izin dari Xavier untuk menghadapinya sendiri.
Xavier mengangguk dan pergi. Langit malam yang cerah di terangi oleh bulan purnama saat Behemoth berhasil melakukan ritualnya dan memanggil makhluk bernama Nagendra. Makhluk itu memiliki tubuh pucat, tangan dan kaki panjang yang berotot, matanya tertutup besi, serta tanduk.
"makhluk apa ini?" ucap Nolan, terkejut. Nagendra mengayunkan tangannya dan sebagian kota hancur dalam sekejap.
Beruntung, Warlord telah memindahkan para warga ke tempat yang aman sebelumnya. Nolan mendekati makhluk itu dengan hati-hati, tetapi tiba-tiba Jozen, si peringkat satu, memanggilnya menggunakan sihir telepati.
"Hei, Nolan," sapa Jozen. Nolan kesal dan menjawab, "Ada apa?"
Jozen bertanya, "Kau butuh bantuan ?" Namun, Nolan menolak, "Tidak perlu, aku bisa mengatasinya sendiri!"
Nagendra menyerang Nolan tanpa aba-aba. Nolan berhasil menghindar dengan cepat, mengherankan makhluk itu. Nolan berdiri dengan sigap, menatap Nagendra dengan tajam. "Baiklah, aku tidak tahu kau makhluk apa,Tapi jika aku membiarkanmu, pasti akan menimbulkan masalah!"
Mereka bertarung dengan sengit, menghancurkan beberapa bangunan dalam pertarungan besar itu. Nolan melancarkan serangan tebasannya berkali-kali, kemudian mengeluarkan serangan terbesarnya, yang dikenal sebagai "Tebasan Pembelah Dunia".
Serangan itu melukai Nagendra, namun makhluk itu memiliki kemampuan regenerasi yang cepat, membuat Nolan kesulitan untuk mengatasinya.
Setiap kali Nolan menyerang, dia merasakan ada yang aneh dalam dirinya. Tidak lama kemudian, Nagendra menggunakan serangan tebasan hanya dengan tangannya.
"Sialan! Kau mencuri teknik sihirku!" ucap Nolan dengan sinis.
Di tempat lain, Xavier berada di samping Shaka bersama Serena. Shaka masih belum sadarkan diri, namun jantungnya masih berdetak.
Xavier berkata, "Aku heran bagaimana anak ini masih bertahan hidup. Dia sudah diserang di jantung dua kali, oleh Rathcet dan Behemoth." Xavier memegang tubuh Shaka dan menyembuhkannya.
Serena khawatir, "Apakah dia akan sadar?"
Xavier meyakinkannya, "Tentu saja, percayalah padaku."
Tiba-tiba, terdengar suara ledakan dari arah kota. Xavier yakin bahwa pertarungan besar sedang terjadi di sana. Di saat yang sama, Nolan hampir terjatuh oleh serangan Nagendra.
Dengan sekuat tenaga, Nolan menarik kaki Nagendra dan membantingnya ke tanah. "Makhluk ini!?" ucap Nolan dengan napas tersengal-sengal.
Pertarungan antara Nolan dan Nagendra masih berlanjut dengan sengit. Mereka saling melemparkan puing-puing bangunan, memenuhi udara dengan kehancuran. Nolan tidak mengendurkan serangannya, terus menghajar Nagendra sampai akhirnya makhluk itu terhempas ke tanah.
Namun, Nagendra dengan cepat beregenerasi setelah serangan itu. Nolan naik ke atas bangunan dan melihat Nagendra di bawah mereka, keduanya saling menatap dengan tajam.
Nolan tersenyum sinis. "Sudah kuduga, kau mirip dengan Yamata no Orochi yang pernah ku lawan di Negeri Teratai Biru. Fisikmu, kemampuan regenerasimu, dan kekuatanmu semua serupa," ucap Nolan sambil mempersiapkan serangan berikutnya.
Dia memperluas wilayah absolutnya menjadi 140 meter, memastikan agar dampaknya tidak merusak kota-kota lain di sekitarnya. "Serangan seperti ini pun tidak cukup untuk membunuhmu!" serunya.
Nolan melancarkan serangan tebasan, menghancurkan segala sesuatu di sekitarnya. Namun, meskipun Nagendra hancur, darahnya masih ada, memungkinkannya untuk tetap beregenerasi.
Tanpa ragu, Nolan mengepung tubuh Nagendra, mencengkeramnya dengan kuat. Dengan cengkeraman yang mematikan, Nagendra musnah tanpa kemampuan untuk beregenerasi lagi.
Nolan melihat sekeliling yang hancur lebur. "Sialan, aku baru saja kehilangan kendali!" ucapnya dengan napas tersengal-sengal, menyadari dampak kehancuran yang dia sebabkan.
Setelah pertarungan berakhir, seorang wanita dengan peringkat 3 bernama Nagi mendekati Nolan dengan wajah serius. "Kau mengacaukannya semuanya," ucapnya.
Nolan melirik ke arah Nagi. "Kenapa kau ada di sini?" tanyanya.
Tidak lama kemudian, seseorang merangkul Nolan dari belakang. Itu adalah Jozen. "Hei, sepertinya kau kesulitan melawannya?" godanya.
Nolan melepaskan rangkulan Jozen dengan kasar. "Berisik!"
Kota telah hancur lebur akibat pertarungan sengit antara Nolan dan Nagendra. Mereka telah menghancurkan semua bangunan.
"Lalu bagaimana kita akan mengurus ini?" tanya Nagi.
Nolan menggeleng. "Entahlah, aku pergi duluan."
Kejadian tentang pertarungan ini tersebar luas ke seluruh dunia, termasuk kisah Shaka yang menghajar kaum Sharaki dan pertarungan Nolan.
Di tempat lain, Xavier menyuruh Serena untuk kembali ke guildnya, sementara Shaka akan diurus oleh Xavier. Di kerajaan Sanctum Seis, tempat keberadaan Elite Five, mereka sedang mendiskusikan masalah ini.
"Mungkin kita harus beri dia kesempatan," kata Mars, merujuk pada Shaka yang menghajar kaum Sharaki. Jika tidak, Shaka akan menjadi unranked.
"Dalam sejarah ksatria, sepertinya hanya anak ini yang berani," tambah Pluto.
Luxus berpendapat, "Tidak hanya dia, ada 8 pemimpin guild di sana: Sawyer, Felipe, Rodrigo, Jun Wu, Sapphire, Moreu, Xander, Ueda. Mereka bersama Shaka menyerang kaum Sharaki!"
Vincent memegang kepalanya, menghela nafas. "Dari yang aku dengar, ada dua guild yang ingin menjatuhkan takhta kita."
Mars menenangkan mereka, "Tenang saja, mereka tidak memiliki bukti yang kuat. Mereka juga mempertimbangkan risikonya."
Mercury menyimpulkan, "Kita sangat sibuk memikirkan dunia saat ini, jadi kita jarang muncul di publik."
Di tempat lain, Shaka terbangun di tebing dekat laut. Xavier mendekatinya, "Hei, sudah bangun?"
Shaka bingung, "Ini dimana?" Xavier membawanya ke Pulau Cacao karena memiliki niat lain. Xavier memberikan minuman dan makanan kepada Shaka, yang dengan lahapnya memakannya. Setelah selesai, Xavier menawarkan dirinya untuk melatih Shaka. "Berlatih apa?" tanya Shaka terkejut.
"Berlatih untuk menjadi lebih kuat selama 3 tahun," jawab Xavier.
Setelah makan, Xavier membawa Shaka ke dalam hutan. Di sana, Xavier menemukan seekor gajah raksasa dan dengan kecepatannya, dia mengalahkannya. Shaka terkejut melihat energi yang terpancar dari tangan Xavier, bukan energi sihir seperti yang biasa dia lihat.
"Inilah energi ki. Setiap manusia memiliki energi ki jika terus melatihnya," jelas Xavier. Meskipun gajah bangkit kembali dan hendak menyerang Xavier lagi, Xavier mengeluarkan aura ki-nya, membuat gajah itu terhempas.
"Kekuatan apa itu!?" ucap Shaka dengan kagum.
Xavier memegang tangannya. "Itulah energi ki. Selama 3 tahun ini, aku akan mengajarkan padamu hal ini. Tapi sekarang, kau harus pulih terlebih dahulu!"
Shaka tersenyum, menganggukkan kepala. Dia juga yakin bahwa teman-temannya sedang berlatih di tempat yang berbeda. Dengan tekad yang baru ditemukan, Shaka bersiap untuk perjalanan pelatihan yang menantang di bawah bimbingan Xavier.
Setelah Shaka pulih, dia langsung mulai berlatih di bawah bimbingan Xavier. Latihan itu tidak mudah, mengharuskannya untuk meningkatkan ketangkasan, refleks, bahkan menghindari serangan Xavier dengan mata tertutup. Shaka terluka beberapa kali, tapi Xavier hanya tersenyum, mendorongnya untuk bangkit.
"Ini akan membuatmu semakin kuat," ucap Xavier saat istirahat.
"Kenapa kita berlatih seperti ini?" tanya Shaka.
Xavier menjawab, "Ada beberapa orang di dunia yang bisa melihat masa depan dengan ki. Ketika kau bertemu mereka, apa yang akan kau lakukan? Pelatihan selama 3 tahun tidak akan membuatmu sekuat itu."
Shaka berpikir sejenak sebelum menjawab, "Tergantung pada orang itu. Aku bisa menggunakan Agile Style karena Ratchet cepat dan lincah."
Xavier menyeringai. "Begitu ya?"
Setelah istirahat, mereka melanjutkan latihan. Di tempat lain, Onyx sedang melakukan pelatihan yang sama di bawah bimbingan Maverick, seorang pendekar pedang terkuat setelah Xavier.
"Onyx, apakah latihan ini membuatmu kelelahan?" tanya Maverick.
Onyx menyerang dengan kedua pedangnya, tapi Maverick dengan mudahnya menghalau serangannya. "Yang pertama yang harus kau pelajari adalah mengendalikan emosimu dan berpikir saat menyerang," kata Maverick.
Maverick menahan kedua pedang Onyx. "Pedang ini sudah kubawa sejak aku berusia 20 tahun. Selama itu, pedang ini tidak pernah patah atau hancur. Apakah pedangmu pernah hancur?"
Onyx mengangguk. "Iya, saat temanku menyerangku."
Maverick menyarankan, "Lapisi pedangmu dengan ki, maka pedangmu tidak akan hancur lagi."
Di tempat lain, anggota Guild Red Wings yang lain sedang melakukan pelatihan masing-masing. Yaso sedang belajar menyerang secara diam-diam dari Hawk, Nei sedang belajar sihir melukis, Panda belajar bela diri, Apel belajar di negeri elf, Rouge bertarung dengan kadal beracun, Brock belajar dari catatan rahasia Heisenberg, Elena bertemu dengan guild rambut merah, dan Ray belajar dari para dokter di daerah bersalju, mereka semua berada di tempat yang berbeda.
Mereka semua berusaha mempersiapkan diri untuk tantangan yang akan datang dalam 3 tahun ke depan.
-BERSAMBUNG-