Novel ini squel dari novel DIKIRA TUKANG OJEK TERNYATA PENGUSAHA Dan MENTARI TERTUTUP AWAN.
Novel ini menceritakan kisah cinta dan kecewa, seorang Nadia, Putri dari Arkan dan Senja, Sedangkan yang lelaki Putra dari Awan dan Mentari.
yang penasaran dengan percintaan mereka, yok ikuti novel ini yang berjudul.DIKIRA GADIS DESA TERNYATA KAYA RAYA.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pelangi senja11, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 14.Ternyata Kenzo Adalah CEO
Desi langsung menghampiri Mama mertuanya dan memeluk Mama mertuanya.
Setelah itu dia beralih mencium punggung tangan Pak Handoko yaitu Papa mertuanya.
Seterusnya Desi juga memeluk Amira dan Nadia juga bersalaman dengan Devan.
Arsen juga melakukan hal yang sama dengan istrinya, dia juga memeluk Mama dan Papanya.
Setelah itu Arsen dan Desi duduk diantara Amira dan Nadia, sedangkan Desi duduk bersebelahan dengan Nenek Ratih.
Arsen mulai membuka obrolan yaitu tentang Nadia yang dinikahkan oleh warga tadi malam.
Nadia menceritakan kejadian yang membuatnya harus menikah dengan Kenzo pada Pamannya itu tanpa ad yang ditutupinya.
Sesekali Pak Handoko dan Nenek Ratih menimpali, membenarkan cerita Nadia.
Nenek Ratih juga memberitahu Arsen kalau Arkan dan Senja sedang diluar Negeri, jadi keduanya tidak bisa hadir.
Arsen mengangguk mengerti, biar bagaiman pun ini sudah terjadi, lagi pula ini bukan salah Nadia dan Kenzo, jadi Arsen juga tidak bisa berbuat banyak selain menerima pernikahan keponakannya dan berharap kalau keponakannya itu bahagia.
Disaat semua sedang sibuk dengan obrolan mereka, tiba-tiba Kenzo datang keruangan itu.
"Selamat pagi, Nek, Kakek dan semuanya." Sapa Kenzo saat sudah sampai diruang tamu.
"Pagi juga Nak." Jawab Nenek Ratih dan Kakek Handoko bersamaan juga dikuti oleh semua yang ada disitu.
Sementara Desi sangat terkejut melihat Kenzo, Desi sangat mengenal Kenzo, karena Mama Kenzo dan Oma Laras langganan tetap di butiknya.
Mentari sangat sering ke butik Desi diantar oleh Kenzo, begitu juga dengan Oma Laras, yang mengenalkan Kenzo sama Desi juga Oma Laras.
"Kenzo...kenapa kamu ada disini?" tanya Desi heran, kenapa Kenzo berada dirumah mertuanya pagi-pagi begini.
"Tante Desi, Tante kenapa ada disini?" bukannya menjawab, Kenzo malah balik bertanya.
Kenzo juga sangat terkejut melihat Desi yaitu sudah menjadi teman Mama dan Omanya berada di rumah Nenek Ratih.
Devan juga tidak kalah terkejut, saat melihat Kenzo yaitu CEO S' bagio group ada dirumah Neneknya.
"Pak Kenzo," sapa Devan sedikit ragu dia takut salah orang karena tidak mungkin CEO diperusahaan ternama berada dirumah Neneknya pagi-pagi seperti ini.
Devan mengenal Kenzo, karena dia pernah bertemu dengan Kenzo saat pertemuan klien, Devan pergi dengan Omnya yaitu Papanya Nadia.
Namun berbeda dengan Kenzo, dia mencoba mengingat dimana dia pernah bertemu Devan karena di juga pernah melihat Devan.
Beberapa detik Kenzo mencoba mengingat, namun dia tidak berhasil mengingatnya.
"Ini rumah mertuaku, dan ini suamiku." Jawab Desi dan memperkenalkan suaminya pada Kenzo.
Arsen tidak mengenal Kenzo, karena Arsen tidak pernah bertemu dengan Kenzo, baik diperusahaan ataupun diluar.
"Ini juga rumah Nenek istriku, iyakan sayang?" Jawab Kenzo tidak mau kalah sama Desi
Semua orang tercengang karena Kenzo mengku rumah ini adalah rumah Nenek istrinya.
Semua orang bertanya-tanya dalam hatinya, siapa orang yang disebut istrinya Kenzo.
Namun semua mata tertuju pada Nadia seperti meminta penjelasan.
"Oh, ya bunda, Paman, Tante Desi. Devan, kenalkan ini mas Kenzo, suamiku sekarang." Nadia yang peka dengan tatapan para keluarganya, dia langsung mengenalkan Kenzo pada anggota keluarganya
"Apa...? Jadi kamu yang--" semua terkejut serentak. "Yang dinikahkan dengan Nadia itu kamu." Lanjut Desi tidak menyangka kalau Kenzo yang menikah dengan Nadia.
Kenzo mengangguk, karena memang benar dialah yang menjadi suami Nadia.
Desi geleng-geleng kepala senang karena yang menjadi suami Nadia seorang CEO yang baik, bertanggung jawab, dan tidak suka dekat sama wanita.
Desi ingat betul saat Mentari menceritakan tentang Kenzo padanya.
**Flashback on**
"Kenzo pendiam ya Mbak?" tanya Desi pada Mentari dan sudah menjadi teman.
"Sebenarnya tidak Mbak, kalau dirumah dia sangat hangat, diluar aja seperti itu. Dan aku khawatir juga Mbak, kalau Putraku itu ada kelainan." Ujar Mentari pada Desi.
"Kelainan gimana Mbak, Anaknya tampan begitu dibilang ada kelainan." Ujar Desi lagi tidak percaya kalau lelaki setampan Kenzo punya kelainan.
"Iya Mbak, soalnya sudah hampir tiga puluh tahun, tidak ada seorangpun wanita yang dia bawa ke rumah, dia itu tidak suka dekat dengan wanita." Ungkap Mentari khawatir pada Putra semata wayangnya itu.
"Tidak mungkin Mbak, percayalah, mungkin dia tidak suka pacaran, dia maunya langsung nikah setelah mendapatkan yang cocok dengannya." Ujar Desi lagi.
"Semoga aja begitu Mbak." Jawab Mentari lagi. Dia waktu itu belum tau kalau Kenzo sudah punya Sintia.
**Flashback off**
"Wah, aku tidak menyangka kalau keponakan kami yang manja sudah punya suami, bukan kaleng-kaleng lagi." Ujar Desi senang karena Nadia mendapatkan lelaki yang baik dn hampir sempurna.
"Maksudnya?" tanya Amira dan Arsen bersamaan, karena mereka tidak mengenal Kenzo.
"Mas, Amira, kalian beneran tidak tau kalau Kenzo ini Putranya Mbak mentari dan Pak Awan, yang punya perusahaan, S' bagio dan Cakra Dunia?" Desi pikir suaminya dan Amira tau kalau Kenzo Putra semata wayang Awan dan Mentari.
"Apa...? Berarti Kenzo ini CEO S' Bagio group?" Arsen dan Amira sangat terkejut mendengar kenyataan kalau Kenzo yang dia pikir mafia ternyata Putra semata wayang dari pasangan Awan dan Mentari.
"Sudah, sudah, nanti dilanjutkan lagi, sekarang sarapan dulu, sudah hampir siang." Timpal Nenek Ratih.
Nenek Ratih dari tadi malam sudah mengira kalau Kenzo bukan orang sembarangan, karena Nenek Ratih sudah melihat keluarga Kenzo tadi malam bagaimana.
Akhirnya semua yang ada disitu menuju kemeja makan, nasib baik Arsen dan Desi membawa sedikit makanan, jadi tidak kekurangan walaupun Nenek Ratih tidak memasak banyak.
Sementara ditempat lain yaitu dirumah Nyonya Hanna. Monica pagi-pagi sekali sudah datang kerumah itu.
"Tante, mana Rendy?" Tanya Monica ketika sudah bertemu dengan Hanna Mamanya Rendy.
Monica kelihatannya sedang marah sama Rendy, karena sangat jelas nampak dari raut wajahnya.
"Kamu duduk dulu, dan jelaskan kenapa pagi-pagi sekali kamu kesini, apa kamu ada masalah sama Rendy?" tanya Hanna mencoba meredamkan kemarahan Monica.
Nyonya Hanna tau kalau Monica sedang marah sama Rendy, namun Nyonya Hanna tidak tau apa yang menyebabkan Monica marah sama Rendy.
Monica akhirnya duduk disofa berhadapan dengan Nyonya Hanna.
"Kenapa, apa kalian bertengkar?" tanya Nyonya Hanan pada calon menantunya itu.
Monica pura-pura sedih dan menangis sembari menceritakan kalau Rendy tidak mau menemaninya jalan-jalan dan tidak mau membelikan dia tas yang dia inginkan.
"Kamu sabar ya! Tante yang akan ngomong sama Rendy, tapi tunggu dia turun dulu." Ujar Nyonya Hanna menenangkan calon menantunya itu.
Monica mengangguk sembari bergumam dalam hatinya. "Pasti Rendy tidak bisa menolak kalau Tante Hanna yang ngomong." Monica menyeringai, dia sangat senang karena sebentar lagi tas yang dia inginkan akan dia dapatkan.
Disaat Monica dan Nyonya Hanna sedang asyik mengobrol, Pak Rudi Papanya rendy turun dari lantai dua rumahnya.
Bersambung.