"Sepuluh juta untuk satu bulan," Seorang wanita cantik menyodorkan uang dua gepok didepan seorang wanita lain.
Wanita yang diberi menelan ludah dengan susah payah, melihat dua tumpuk uang yang ada didepan mata.
"Jika kamu bekerja dengan baik, saya akan tambahkan bonus," Kata wanita kaya itu lagi.
"B-bonus," Sasmita sudah membayangkan berapa banyak uang yang akan dia terima, dengan begitu Sasmita bisa memperbaiki ekonomi hidupnya
"Baik, saya bersedia menjadi pelayan suami anda,"
Yang dipikir pekerjaan pelayan sangatlah mudah dengan gaji yang besar, Sasmita yang memang pekerja rumah tangga bisa membayangkan apa saja yang akan dia kerjakan.
Namun siapa sangka pekerjaan yang dia pikir mudah justru membuatnya seperti di ambang kematian, Sasmita harus menghadapi pria yang temperamental dan tidak punya hati atau belas kasihan.
Bagaimana Sasmita akan bertahan setelah menandatangani perjanjian, jika tidak sanggup maka dirinya harus mengembalikan dua kali lipat uang yang sudah dia terima
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lautan Biru, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sasmita &Hardi
Jakarta, sore itu dilanda hujan deras. Seorang wanita berdiri di halte dengan pakaian basah kuyup dengan tangan memeluk dirinya sendiri. Wanita itu menoleh kiri dan kanan udara sangat dingin karena hujan disertai angin. Bibirnya sudah pucat tanpa ada yang bisa membuatnya merasa hangat.
"M-mas Hardi pasti sudah menungguku," Gumamnya dengan suara menggigil kedinginan.
Wanita itu Sasmita. Sasmita Hamka nama panjangnya, Sasmita berusia 25 tahun. Sasmita memilih kembali berjalan menuju rumah kontrakannya meskipun hujan deras melanda. Tidak ada kendaraan yang bisa di tumpangi membuat Sasmita memilih berjalan dari pada menunggu lama dan semakin kedinginan, langit semakin petang.
"M-mas,"
Brak
Sasmita membuka pintu dengan keras, tubuhnya yang menggigil membuatnya begitu kesulitan untuk bersuara. Bahkan bibirnya sudah pucat pasi.
"Sas, kamu sudah pulang?" seorang pria yang menunjukkan tatapan khawatir begitu sedih melihat istrinya basah kuyup dengan tubuh yang menggigil.
"A-aku mandi dulu Mas, sebentar," Sasmita memilih masuk dengan tergesa, dia sudah tidak tahan dengan rasa dingin di tubuhnya yang menebus tulang.
Sedangkan Hardi suami Sasmita memilih untuk ke dapur, membuatkan teh hangat untuk istrinya.
Setelah tiga puluh menit Sasmita keluar dengan wajah yang tak sepucat tadi, wanita itu sudah sedikit enak di pandang, meskipun bibirnya masih menyiksanya warna putih.
"Minumlah, mumpung masih hangat," Hardi memberikan gelas berisi teh buatannya.
Dengan senang hati Sasmita menerimanya, dan duduk di kursi.
"Maaf Sas, aku tidak bisa berbuat apapun, aku tak berguna," Ucap Hardi dengan tatapan sendu dan rasa putus asa.
Andai saja dirinya bisa, dia tidak akan membiarkan istrinya mengalami hidup seperti ini. Hardi pasti akan membahagiakan Sasmita dengan sepenuh hati.
"Tidak apa Mas, ini cobaan Tuhan untuk kita," Sasmita tersenyum saat mengatakannya. Meskipun hatinya menjerit perih.
Hardi yang melihat hanya bisa menahan perih di dadanya. Sungguh pernikahan yang seharusnya membuat keduanya bahagia kini justru sebaliknya.
Sasmita adalah wanita yang sangat dia cintai. Wanita yang begitu lembut dan tulus.
Sasmita adalah wanita baik yang dia kagumi.
Sasmita adalah wanita yang mau menerima meskipun dengan keadaannya sekarang.
"Mas, besok aku sudah tidak bekerja. Bos Ku ternyata banyak hutang sampai rumahnya disita, dan mereka pergi,"
Deg
Seperti busur panah yang menancap pada hatinya.
Hardi hanya bisa menatap sendu sang istri, ia benar-benar tak bisa melakukan apapun.
"Kalau begitu dia akan bekerja apa lagi," Batin Hardi.
"Besok aku akan cari pekerjaan baru mas, doa'in ya semoga dapat," Ucap Sasmita sambil menggenggam tangan suaminya yang duduk di atas kursi roda.
Kursi roda?
Ya, Hardi suami Sasmita lumpuh saat kecelakaan yang terjadi sebelum pernikahan. Mobil yang di tumpangi Hardi tergelincir saat menghindari sebuah mobil dari arah berlawanan yang hilang kendali karena remnya blong. Alhasil Hardi yang kala itu duduk di sisi bangku supir menjadi hantaman empuk mobil lawan. Saat itu Hardi bersama tim kerjanya sedang melakukan pekerjaan diluar kota, namun siapa sangka jika hari itu adalah hari naas yang di alami Hardi. Pria itu mengalami luka parah pada kakinya hingga menjadikanya lumpuh. Hardi yang tak bisa lagi berjalan terpaksa diberhentikan dari perusahaan.
Karena bentuk rasa cintanya dan tak kuasa meninggalkan saat Hardi terpuruk, Sasmita memilih menerima Hardi menjadi suaminya dan akhirnya mereka menikah setelah Hardi keluar dari rumah sakit.
"Maafkan aku Sas, aku seharunya yang menjadi tulang punggung mu," Sesal Hardi dengan keadaanya yang sekarang.
Sasmita hanya tersenyum, senyum hangat yang selalu membuat Hardi merasa nyaman.
"Tidak apa Mas, suatu saat jika kamu sembuh kamu akan menjadi tulang punggung untuk ku dan anak-anak kita," Ucap Sasmita dengan senyuman hangatnya.
Namun senyuman hangat itu di balas Hardi dengan senyum kecut.
Hay...Hay.... Jangan lupa kasih semangat di karya baru author ini sayang... untuk like komen dan subscribe tentunya 😂😂