Kenzo Abriano sang mafia datang kenegara X untuk bertemu ibunya, ia tidak menyangka hari pertama kedatangan dia dituduh melakukan pembunuh, untuk membersihkan namanya ia harus berkerja sama dengan polisi, bagaimana ia akan menghadapinya saat orang terdekat dan tersayang menjadi terancam karena keterlibatannya mengungkap kematian saudaranya yang tidak memiliki kejelasan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Loka Jiwa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25 Tayangan langsung
Persiapan mereka sudah matang, gedung yang dipilih adalah studio berita terbesar dikota, saluran tv yang akan bisa disaksikan oleh semua orang, pada penayangan ini semua orang bisa menyaksikan secara live lewat hp, tv atau layar satelit di jalan-jalan. Penayangan ini akan mengejutkan seluruh dunia, memicu simpati masyarakat, ini akan menjadi langkah awal menuju cahaya.
Kenzo dan Sabrina sedang bersiap dibantu, Han dan Calvin berada dibelakang layar, mereka yang akan memantau kamera dan penayangan agar bisa disaksikan semua orang, Adriana membantu Kenzo memasangkan dasi pada pria itu.
" Apa kau gugup?" tanya Adriana.
" Kenapa?" tanya Kenzo heran.
" Aku gugup." Kata Adriana, Kenzo langsung mengelus kepala gadis itu.
" Aku hanya tampil dikamera bukan pergi perang." Adriana tertawa kecil, lalu mengangguk kecil, Kenzo tersenyum lalu menarik nafas panjang saat melihat Adriana keluar, sebentar lagi akan dimulai, sebenarnya Kenzo juga gugup.
Sabrina akan menjadi MC yang akan bertanya pada Kenzo yang akan menjadi narasumber, kedua orang itu melangkah dipanggung, dikelilingi semua kamera, Kenzo hanya fokus pada satu kamera yang hanya akan menyorotinya saja.
" Kamera on." kata Kepala staf kamera yang sudah siap, ia mengangguk kecil pada Sabrina.
" Selamat malam semua, saya Sabrina Mayapora hadir menemani anda dengan membawa berita terkini. Maraknya berita yang meresahkan sekarang membuat orang takut, aku juga merasakannya, hari ini saya membawa narasumber yang akan menguak berita ini, dia adalah Kenzo, saudara kembar dari Kenza polisi yang 5 tahun lalu tewas, karena itu dia ingin menguak kejahatan yang telah bekerja sama dengan polisi, Kepada Pak Kenzo dipersilahkan." kata Sabrina lalu pergi kebelakang, ia sudah selesai, kini giliran Kenzo yang akan tampil didepan kamera sendirian.
Kenzo tampil depan kamera, semua orang bisa melihat wajahnya, dibelakang Kenzo terdapat layar saat ia menghadap kamera.
" Selamat malam." kata Kenzo membuka, seluruh kota menayangkan berita hari ini, mereka ingin melihat apa yang terjadi, seluruh kota dimana-mana orang melihat, semua orang penasaran dan ada yang terkejut melihat wajah yang familiar 5 tahun yang lalu.
" Aku Kenzo ingin membuka kembali kasus saudara kembarku 5 tahun yang lalu yang banyak menewaskan banyak orang. Aku tau kalian semua merasa ketakutan, tetapi sampai kapan kita akan tenggelam dalam kegelapan, aku kehilangan saudaraku bahkan kalian semua tau mayatnya tidak ditemukan, bagaimana aku bisa menerimanya begitu saja.
" Pembunuhan yang meresahkan masih berlanjut sampai sekarang, aku hari ini menyatakan akan melawannya, aku akan menangkapnya, aku memiliki sebuah video kematian Ambrita Sena, bagaimana bisa kita membiarkan ia berbuat sesuka hati, aku ingin kalian semua menonton video ini dan membantu kami melihat siapa pria ini, mungkin dari kalian semua pernah melihatnya secara langsung tetapi tidak berani mengatakannya.
" Kita harus bersatu, jika kita tidak berani hanya karena takut, bagaimana kita bisa membiarkan mereka mati sia-sia. Mungkin kejadian ini terjadi pada kami, bagaimana jika itu terjadi pada kalian, pada anak kalian, pada cucu kalian, apa kalian akan diam saja?"
Semua orang terbangkit mendengar motivasi Kenzo yang menggebu, mereka sudah tenggelam hingga mengabaikan banyak pembunuhan yang terjadi. Video ditayangkan, video yang terjadi pada Ambrita Sena membuat semua orang terkejut dan ketakutan, ada yang menangis melihat video itu karena tidak tega, ada yang marah karena tidak ada yang bisa menolongnya, berbagai komentar terjadi, mereka merasa iba dan akan bersama menangkap penjahat itu.
Tiba-tiba kru layar memberi kode pada Kenzo bahwa ada panggilan masuk yang ingin ditayangkan didepan kamera, Kenzo awalnya bingung karena ia tidak mencantumkan nomor, video Ambrita berakhir, Kenzo sudah muncul didepan kamera.
" Setelah..." tiba-tiba panggilan dijawab, dilayar belakang Kenzo menampilkan gambar membuat semua orang terkejut dan Syok, Kenzo yang masih menghadap kamera belum menyadari apa yang dibelakangnya. Han, Calvin dan Adriana langsung berdiri terkejut melihat apa yang terjadi dilayar belakang Kenzo, mereka menggigil ketakutan jika Kenzo melihatnya. Semua orang, kru kamera dan kepolisian terkejut.
" Sebuah pidato yang luar biasa, aku sampai terharu..." kata suara itu, Kenzo baru menyadari layar belakang hidup karena panggilan sudah diaktifkan, Kenzo berbalik badan melihatnya, ia terkejut, tubuhnya menggigil melihatnya, matanya memanas, jantungnya berdegup kencang melihat bahwa pria itu berdiri dengan seorang gadis yang dibawahnya sedang berlutut tegak dengan tangan dan kaki terikat, kamera diarahkan pada gadis itu, sedangkan pria itu yang suaranya samar hanya terlihat setengah badan, ia berdiri dibelakang gadis yang berlutut.
" Khayra." kata Kenzo, ia terlalu terkejut, kapan ini terjadi? ia mengeluarkan ponsel dengan panik lalu menelpon Khanva tetapi panggilan tak dijawab ia langsung membanting ponselnya.
" kenapa? Tadi kulihat kau sangat bersemangat."
" Jangan berani kau menyentuh adikku..." teriak Kenzo marah, itu disaksikan oleh semua orang, semua orang menggigil ketakutan melihatnya.
Khayra berlutut dengan air mata terus mengalir, ia merasa ketakutan tetapi ia tidak bisa berbicara sama sekali, ia terus menatap kedepan, tetapi bukan kearah kamera yang diarahkan oleh penjahat itu padanya tetapi pada seseorang yang tengah bebak belur dengan berlumuran darah karena dipukuli.
Pria itu memegang tongkat besi ditangannya yang sudah merah oleh darah, Kenzo ketakutan didalam hati melihat adiknya.
" Kenapa kau marah? aku bisa melepaskannya dengan syarat..." katanya tertawa kecil seolah ini sebuah permainan yang ia tunggu, Khayra yang berada didepan kamera menggelengkan kepala kecil untuk memberi kode pada Kenzo untuk tidak mendengarkan penjahat itu.
" Apa?" kata Kenzo.
" Menyebutkan nama lokasi tempat ini, kuberikan waktu 1 menit."
" KAU GILA..." TERIAK Kenzo marah.
" 30 detik lagi." Kenzo berbalik badan melihat Calvin, Han, Sabrina dan Adriana sedang berusaha melacak lokasi penelpon. Kenzo tau ia harus mengulur waktu untuk memberi Mereka waktu.
" Waktu habis." katanya, Kenzo terkejut.
" Apa yang kau inginkan?" kata Kenzo mengulur waktu.
" Membuat neraka dikota ini."
" Kenapa?"
Pria itu tidak menjawab, ia tersenyum smirk dibalik kamera, Kenzo yang tidak mendengar jawaban dari pria itu membuatnya takut bahwa ia mengetahui sedang mengulur waktu. Khayra menangis semakin deras air matanya melihat pria itu, ia tau apa yang terjadi membuatnya semakin takut.
" Ini balasan untuk orang yang bersikap sok pintar." Pria itu merengut rambut Khayra hingga kepala gadis itu mengadah keatas, ia langsung menampar gadis itu berulang kali membuat Kenzo berteriak marah.
" Hentikan bajingan sialan, kubilang HENTIKAN..." TERIAK Kenzo marah, air matanya jatuh dipipi melihat adiknya dipukuli seperti itu, pria itu berhenti lalu tertawa, wajah Khayra bengkak dan sudut bibirnya sudah mengalir darah segar.
Pria itu berdiri lalu mengambil tongkat besi mengangkat tinggi-tinggi tongkat besi membuat Kenzo ketakutan, ia mulai memukuli Khayra dengan tongkat besi bertubi-tubi. Kenzo kelabakan ia histeris, ia memukul-mukul layar.
Khayra berteriak kesakitan setiap pukulan mendarat di tubuhnya. " Akhhhhh...Hentikan... hentikan bajingan.. Hentikan sialan... Akhhhhh..." teriak Kenzo menggila , tetapi pria itu tidak berhenti memukuli Khayra, ia semakin kuat memukul Khayra.
" KUMOHON, KUMOHON HENTIKAN... KUMOHON, JANGAN PUKUL DIA LAGI, KUMOHON." Teriak Kenzo berlutut, ia menangis, ia tidak sanggup lagi melihat adiknya dipukuli membabi buta seperti ini.
Kenzo berlutut lalu bersujud berulang kali memohon agar berhenti, pria itu berhenti, tubuh Khayra mengenaskan tetapi ia masih bernafas, ia meringkuk ditanah.
" Bagaimana? Kau senang?" tanya pria itu, Kenzo yang yang masih berlutut menangis melihat adiknya, ingin sekali membunuh pria itu sekarang juga, ia ingin mencabik tubuh pria itu, keselamatan adiknya dipertaruhkan.
" Aku memiliki hadiah lain." katanya, lalu pergi dan menyeret seorang pria yang sudah tidak berdaya.
" Zavino... apa yang kau lakukan padanya?" kata Kenzo terkejut.
" Le-pas kan -dia." kata Khayra lemah, Khayra memaksakan tubuhnya untuk bergerak mendekati pria itu mencoba melindungi Zavino dengan tubuhnya, hati Kenzo semakin hancur melihatnya takkala ia langsung ditendang.
Tangan Zavino diikat, sebelum itu ia menyiram minyak pada tubuh Zavino lalu mulai menggantung pria itu, ia sudah menyiapkan semuanya dengan disaksikan semua orang, Zavino masih sadar tetapi ia sudah tidak memiliki tenaga lagi.
" Aku bisa mengampunimu, jika memohon padaku." katanya, Zavino meludah padanya.
" Zavino..." panggil Kenzo, Kenzo benar-benar tidak berdaya melihat dua orang itu disiksa ia tidak tau harus bagaimana ,Zavino tertawa lemah menapakkan wajah dan giginya penuh darah, tubuh sudah terkulai lemah.
" Me-mohon am-pun pa-da iblis se-per-timu, Mimpi..." kata Zavino tertawa, ia langsung ditarik keatas, nyala korek sudah dinyalakan dan dilempar padanya, semua orang menutup mata melihat Zavino langsung dibakar hidup-hidup. pria itu langsung pergi, Khayra meraung menangis dengan tidak berdaya, Kenzo langsung jatuh berlutut, air matanya deras mengalir.
Kenzo langsung berlari keluar, Han, Calvin dan Adriana sudah dalam perjalanan menuju gudang bekas buah yang tidak terpakai didekat sebuah gereja.
Saat Kenzo datang, mayat Zavino sudah ditutup kain putih, Khayra sudah akan dimasukkan kedalam mobil ambulans, ia berlari pada Khayra yang sudah tidak sadarkan diri dan para polisi sudah memberi garis TKP ditempat itu.
Kenzo ambruk jatuh berlutut melihat Khayra dibawa ambulanc dan segera Adriana berlari padanya, Kenzo menangis tersedu-sedu dipelukan Adriana, Ia sudah tak berdaya. Adriana menangis sambil memeluk Kenzo, melihat pria ini hancur didepannya.