Tidak pernah terbersit dibenaknya untuk menikah dalam waktu dekat, Namun karena kebodohan sang adik, yang ingin dirinya cepat menikah, Membuatnya terpaksa harus menikahi laki-laki yang bertubuh gemuk, berjenggot juga berkumis dan satu lagi berkacamata tebal.
"Apa ini karma?" ucap Julya saat dirinya melihat pantulan wajahnya dicermin, dengan riasan khas pengantin wanita.
"Iya benar ini karma bagiku, yang sering menyakiti hati pria." ucapnya lagi yang sadar sudah menolak banyak pria, yang datang melamarnya.
"Dan sepertinya kamu yang paling sakit hati. Riski. Maaf."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ade Diah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Gagal Total
Julya dan Junny yang sudah selesai makan malam lebih memilih untuk duduk diruang tv, menonton acara televisi yang kebetulan sama-sama mereka sukai.
Sementara Radit memilih untuk masuk kedalam kamar, karena ada pekerjaan yang harus dia kejakan, sambil menyiapkan diri sebelum Julya masuk kedalam kamar mereka.
Junny dan Julya tidak lagi membahas rencana Julya yang ingin mengeksekusi Radit malam ini, karena Julya yang menolak untuk membalasnya kembali. Alasannya Karena Julya merasa geli saat mendengarkan semua saran Junny, toh dia sudah mengerti dengan apa yang disampaikan Junny tadi sebelum makan malam, jadi selebihnya hanya tinggal melihat situasi dan menggunakan instingnya saja.
Saat acara televisi sudah selesai Kakak beradik itu, langsung pergi kekamar masing-masing, dan Julya yang sebenarnya sudah dag dig dug ser, dari pertama memegang gagang pintu, kini semakin parah ketika melihat Radit yang tengah sibuk dengan laptopnya diatas tempat tidur.
"Tenang Julya, kamu hanya perlu bertindak nakan satu kali saja, selebihnya terserah, jika suamimu normal mungkin akan ada hari esok, tapi jika tidak Normal, kau harus siap dengan rasa malu. dihari esok." ucap Julya dalam Hati sambil berpura-pura mengunci pintu, Dan sungguh saat ini adalah saat yang paling mendebarkan dalam hidupnya.
"Sayang ada apa?" tanya Radit yang masih Fokus pada laptop, tapi menyadari jika Julya terlalu lama berdiri didekat pintu kamar mereka.
Julya yang mendapat pertanyaan tentu langsung membalikan badannya sambil tersenyum, namun senyumnya luntur begitu saja, ketika melihat Radit yang tadi bertanya, bertanya dalam keadaan mata masih Fokus pada layar laptop didepannya.
Karena kesal dengan sikap Radit, Julya hampir mengurungksn niatnya yang ingin mengeksekusi suaminya itu.
Namun saat melihat jika situasi seperti ini sangat menguntungkan baginya, Julya pun kembali bernuat untuk menjalankan aksinya.
Perlahan tapi pasti, Julya menanggalkan satu persatu pakaian yang dirinya kenakan, sampai hanya meninggalkan pakaian dalamnya saja, dan hal itu sukses membuat Julya gugup bukan main, takut jika Radit beneran tidak normal, maka sudah Julya pastikan hari esok dia tidak akan sanggup melihat wajah radit.
Julya mulai melangkahkan kakinya mendekati Radit, sementara Radit sama sekali tidak menghiraukan apa yang Julya lakukan. Itu yang di pikir Julya.
Padahal sebenarnya Radit yang sudah tahu rencana Julya, karena tak sengaja menguping lagi, Kini sedang berpura-pura tidak perduli, bahkan Radit berencana untuk berpura-pura tidak Normal saja, agar Julya terus memancarkan aksinya yang ingin menolmalkan dirinya.
Julya yang kini sudah didekat Radit langsung mengambil laptop Radit dengan paksa, karena memang marah beneran untuk yang ini, karena sakit hati diabaikan.
Sementara Radit yang sudah memperkirakan apa yang akab dilakukan Julya, merespon seperti layaknya orang yang kesal karena laptopnya direbut paksa, dan hal itu tentu dilakukan harus dengan dia yang melihat Julya.
Dan, saat Radit melihat penampilan Julya, tiba-tiba rencananya yang akan berpura-pura pura tidak akan tergoda musnah seketika, saat melihat penampilan Julya yang WOW.. Sangat menguji iman, imun dan Imron.
Tanpa kata dan tanpa perduli dengan nasib laptop yang tadi sedang diletakkan Julya diatas nakas, Radit langsung menarik tubuh Julya dan menghempaskan tubuh itu keatas tempat tidur, dan tanpa pikir panjang Radit langsung mekungkung Julya.
Dan tanpa meminta izin atau berkata-kata lagi, Radit yang seperti kerasukan, langsung menyerang Julya tanpa henti, bahkan setiap inci tubuh Julya telah dia jelajahi, dan Julya hanya bisa pasrah tanpa bisa berkata. Karena saat akan angkat suara Radit selalu mmembungkamnya dengan sebuah Ci*man, dan menekan apa saja yang sedang disentuh Radit dengan sangat kuat, dan karena Jilya cepat mengerti, alhasil setelah beberapa kali ingin berkata, namun dibungkam Radit, Julya langsung menutup Rapat mulutnya erat-erat.
Bahkan saat Radit mencoba menerobos pertahanannya pun Julya berusaha untuk tidak menjerit, namun rasa sakitnya tergambar jelas di punggung Radit, juga air mata Julya yang mengalir.
"Sayang, terimakasih." ucap Radit disaat dia sudah merasa puas, karena sudah mendapatkan pelepasan yang entah keberapa kalinya.
Sementara Julya yang mendengar kata terimakasih dari mulut Radit, hanya mengangguk, bukan takut mengeluarkan suara seperti tadi, tapi memang sudah tidak kuat untuk bersuara saking lelahnya, bahkan saat mengangguk Julya sudah tak kuasa untuk membuka matanya lagi.
ceritanya bagus
mampir kenovelku juga jika berkenan/Smile//Pray/
maaf, ya. keknya aku terlalu ikut campur sama dialog kamu🙏