NovelToon NovelToon
Pernikahan Luar Biasa

Pernikahan Luar Biasa

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Pengantin Pengganti / Aliansi Pernikahan / Pernikahan Kilat / Cinta Seiring Waktu / Suami ideal
Popularitas:14.9M
Nilai: 4.9
Nama Author: Desy Puspita

Dipinang adiknya, tapi dinikahi kakaknya. Loh!! Kok bisa? Terdengar konyol, tapi hal tersebut benar-benar terjadi pada Alisya Mahira. Gadis cantik berusia 22 tahun itu harus menelan pil pahit lantaran Abimanyu ~ calon suaminya jadi pengecut dan menghilang tepat di hari pernikahan.

Sebenarnya Alisya ikhlas, terlahir sebagai yatim piatu yang dibesarkan di panti asuhan tidak dapat membuatnya berharap lebih. Dia yang sadar siapa dirinya menyimpulkan jika Abimanyu memang hanya bercanda. Siapa sangka, di saat Alisya pasrah, Hudzaifah yang merupakan calon kakak iparnya justru menawarkan diri untuk menggantikan Abimanyu yang mendadak pergi.

*****

"Hanya sementara dan ini demi nama baikmu juga keluargaku. Setelah Abimanyu kembali, kamu bisa pergi jika mau, Alisya." ~ Hudzaifah Malik Abraham.

Follow ig : desh_puspita

******

Plagiat dan pencotek jauh-jauh!! Ingat Azab, terutama konten kreator YouTube yang gamodal (Maling naskah, dikasih suara lalu up seolah ini karyanya)

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desy Puspita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 27 - Bikin Anak - Hudzai

“Iya. Tapi akan lebih suka lagi kalau kamu tidak pakai apa-apa.”

Hudzai memegang dadanya yang kini bergemuruh dalam kesendirian pasca melarikan diri dari hadapan Alisya. Coba-coba menggoda dengan kata-kata maut kaum Adam yang kerap digunakan tatkala bercamda bersama pasangan, Hudzai justru menyiksa dirinya sendiri.

Baru juga sekadar kata, tapi malunya sudah luar biasa. Tak dapat Hudzai bayangkan bagaimana nanti andai hendak menghadapi sang istri. Beberapa kali dia mengusap kasar wajahnya yang kini sudah memerah, dia yang menggoda, tapi dia pula yang salah tingkah.

Maklum saja, jam terbang Hudzai dalam menghadapi wanita masih jauh di bawah Azkara, apalagi Om Sean. Secara pengalaman memang dia cupu, dan Hudzai sendiri mengakui itu.

“Apa yang kau lakukan, Hudzai? Sopankah bicara seperti tadi?” tanya Hudzai bermonolog sembari meratapi tingkah konyolnya.

Sebenarnya memang sah-sah saja, toh sudah menikah dan memang candaan semacam itu tak ubahnya bak bumbu agar semakin mesra. Akan tetapi, untuk kasus mereka dimana keduanya belum lama saling mengenal jelas tidaklah sama.

“Ah sudahlah, mau sampai kapan akan terus berpikir,” gumam Hudzai sebelum kemudian pada akhirnya berlalu keluar dan memberanikan diri untuk kembali menghadapi sang istri.

Cukup lama waktu yang Hudzai butuhkan, dan ketika keluar penampilan sang istri sudah berubah. Tidak lagi dengan lingerie merah menyala itu, tapi sudah berganti dengan piyama berwarna merah muda yang merupakan kado pernikahan dari beberapa temannya sewaktu di panti.

Menyaksikan hal itu, jelas saja muncul berbagai pertanyaan dalam benak Hudzai sebagai pria. Dalam rangka apa Alisya tiba-tiba berganti? Apa yang sekiranya menjadi alas an Alisya melepasnya? Marah atau kenapa? Sungguh, Hudzai seketika dihantui berbagai dugaan dalam dirinya.

Mulutnya sudah gatal ingin bertanya, tapi lagi dan lagi pria itu kaku sekali untuk memulai.

Sementara di sisi lain, Alisya juga tampaknya sibuk sendiri menyimpan kembali alat tempur yang berakhir tidak jadi digunakan lantaran Hudzai kabur-kaburan.

Sudah begitu lama Alisya menunggu, tapi Hudzai tiba-tiba berlalu dan tak segera muncul membuatnya salah paham dan berpikir bahwa sang suami sesungguhnya geli melihatnya berpenampilan semacam itu.

“Ehem!!” Hudzai berdehem, kentara sekali sebenarnya sengaja memancing untuk memulai pembicaraan.

Alisya yang kebetulan memang peka seketika mendongak, dia mendekati sang suami dan menawarkan baju tidur dalam rangka berbasa-basi.

“Tidak usah, biar tidur pakai yang ini saja.”

“Benar pakai yang itu? Nanti panas A’.”

“Tidak, Bandung dingin soalnya … semalam saja kedinginan,” ucapnya beralasan, sudah pasti berbohong karena kini tubuhnya agak sedikit panas jujur saja.

“Ya sudah kalau begitu, bajunya Neng simpan lagi berarti ya?”

Hudzai mengangguk, sementara Alisya kembali menatap pakaian mereka yang tadi hampir ditarik, pria itu lagi dan lagi mengatur napasnya untuk melontarkan pertanyaan kedua.

.

.

“Ehm, Sya ….”

“Iya, A’? Kenapa?” sahut Alisya sembari mendekat.

Dia menatap keraguan di manik indah sang suami, entah apa yang hendak Hudzai sampaikan, tapi belum bisa ditebak karena kebetulan Alisya tidak memiliki Khodam yang bisa membisikkan isi hati lawan bicaranya.

“Bajumu ….”

“Baju?” tanya Alisya mengerutkan dahi.

Alisya menatap dirinya, barangkali terdapat noda, terbalik atau kancingnya salah dan lainnya. Akan tetapi, puas Alisya mencari, tapi sama sekali tidak ada yang aneh di sana.

“Baju Neng kenapa memangnya, A’?” tanya Alisya lagi, alih-alih mendapat titik terang, yang ada kini justru semakin membingungkan.

Hudzai yang ditanya juga gagu, sungguh dia tidak mengerti kenapa kini jiwanya seolah membenarkan anggapan anggota keluarganya yang cupu itu.

Saking cupunya, bibir Hudzai sampai terasa perih lantaran dia gigit kuat-kuat. Kepalanya tertunduk sebelum kemudian menarik napas dalam-dalam.

“Aa’? Baju Neng kenapa? Jelek ya?” tanya Alisya lagi lantaran sang suami tak kunjung bicara.

“Tidak, bukan itu.”

“Terus kenapa?”

“Bingung saja, kenapa diganti.”

“Hah?!” Alisya sampai mengerutkan dahi karena memang tepat di kata-kata ganti, suara Hudzai seolah melayang entah kemana.

“Kenapa diganti,” ulang Hudzai hampir sama kecilnya, nyaris tidak berbeda sampai Alisya sebal juga lama-lama.

“Apasih, A’? Ngomong yang jelas coba … Neng kurang susah dengernya.”

“Ah sudah lupakan, ayo tidur!!” kesalnya berlalu lebih dulu melewati sang istri begitu saja.

Tak ubahnya bak mengembalikan telapak tangan, tapi memang semudah itu suasana hatinya berubah. Alisya yang mendapati sang suami merajuk untuk pertama kalinya jelas saja menganga, sebagai manusia normal dia bingung tentu saja.

Sikap manjanya secara alami muncul sendiri. Sebal lantaran sang istri tidak bisa mengerti padahal memang salahnya, Hudzai menghempaskan tubuhnya ke atas tempat dan sengaja menarik selimut hingga menutupi wajah.

Alisya yang bingung dimana letak salahnya masih bergeming di tempat seraya memandangi sang suami. Baru juga malam kedua, tapi sudah terjadi kesalahpahaman dan berakhir membuat Hudzai marah di sana.

“Kenapa masih di sana?” tanya Hudzai dengan wajah datar ala sang papa yang kemudian membuat Alisya sontak tergerak untuk naik ke atas tempat tidur.

Haura bilang, jika Hudzai sudah memasang wajah datar dan tatapan tajamnya, maka itu artinya siaga tingkat satu. Akan lebih baik segera menyelamatkan diri dan jangan berulah agar pria itu tidak benar-benar marah.

Karena itulah, sebelum sang suami murka atau membentaknya, Alisya sudah berada di sisi sang suami, tapi jelas saja tidak berani berbuat apa-apa.

Hanya berbaring dan menatap langit kamar karena untuk membelakangi apalagi menarik selimut yang hampir sepenuhnya Hudzai itu Alisya tidak berani.

Tanpa terduga, belum lama Hudzai justru tergerak dengan sendirinya untuk mengikir jarak demi bisa berbagi selimut bersama sang istri. Sudah tentu masih konsisten dengan wajah cemberut seperti dan bibir yang bisa dikuncir itu, tidak heran kenapa banyak di antara mereka menyebut Hudzai tak ubahnya bak perempuan.

“A’,” panggil Alisya memberanikan diri untuk berganti posisi dengan menghadap sang suami.

“Apa? Panas?”

Alisya menggeleng, sejenak menghela napas lebih dulu sebelum kemudian lanjut bicaranya.

“Aa’ marah ya?”

“Tidak, kenapa kamu tanya begitu?”

“Bingung saja, kenapa jadi cemberut … padahal tadi memang Neng kurang dengar Aa’ bilang apa.”

Pria itu menghela napas panjang, sadar jika sikapnya berlebihan sampai membuat sang istri salah paham. Dalam keadaan sadar, Hudzai mengikis jarak hingga tatapan keduanya begitu intens.

“Sudah kubilang lupakan, tidurlah,” titah Hudzai begitu lembut, selembut usapan di puncak kepala sang istri sebagai penegasan bahwa dirinya tidak marah.

Tindakan Hudzai seketika membuat Alisya menghela napas panjang, senyumnya terbit walau begitu tipis.

“Sya ….” Orangnya tepat di depan mata, tapi Hudzai selalu memanggilnya lebih dulu.

“Iya, A’?”

“Boleh tanya sesuatu?”

“Boleh, tanya apa?”

“Maaf kalau pertanyaannya sedikit lancang, soal momongan … apa kamu keberatan jika aku menginginkannya segera?” tanya Hudzai dengan kata-kata yang dia rasa pas, tidak melibatkan siapapun di sana.

“Momongan?”

“Iya, aku tidak mau menunda, tapi jika kamu belum siap juga tidak masalah, tunggu nanti saja,” ucap Hudzai dengan sekali tarikan napas saking seriusnya.

“Kenapa harus tunggu nanti? Bukankah kita tidak sedang dalam keadaan yang mengharuskan tidak punya anak lebih dulu?” Jawaban Alisya cukup melegakan dan Hudzai bisa menarik kesimpulannya.

Dia tersenyum, izin dan diskusi terkait masalah ini tuntas, hanya belum dieksekusi saja.

“Jadi kesimpulannya mau?”

“Iya, Neng mau, A’."

“Kalau begitu ayo!!” seru Hudzai tiba-tiba bangkit dan rasa kantuknya pergi entah kemana.

“Hah? Ayo? Ayo apa?”

“Bikin anak, masa bala-bala,” sahut Hudzai sesantai itu.

“Sekarang, A'?”

“Tahun depan, ya sekarang dong, Sayang!!”

.

.

-To Be Continued -

1
Anik Ekawati
aku suka gayamu mas abim
Anik Ekawati
kalo.nenek peyot langsung tlpon laki lu. video call biar kapok nenek peyot ga ganggu kamu.lagi
kartika wayankartika
ada ada aja masak di blang ampas'bukan susu cai ya
kartika wayankartika
wkwkwk
Anik Ekawati
kalo opa.khail tau cucu kesayangan nya ngekost bisa di amuk papa zean helloooowww keluarga megantara ngekost
Anik Ekawati
kan ada apartmen siap huni tinggal pindah
Anik Ekawati
mau main main ama keluarga megantara
Anik Ekawati
aku suka gayamu pohon kurma kalo dah ngamuk beringas juga sikaatttt
Anik Ekawati
samperin tuh nenek peyot kalo dibiarin makin meresahkan dia kudu kasih ultimatum dikit...abim...mana abim...
She Jutex MImi
mengandung bawang 😭
Danil Islami Dynan
Luar biasa
She Jutex MImi
diam² menghanutkan hati² ya sya...
Lina farlina Farlina
aku suka
Anik Ekawati
astagaaa si bocah birahi ternyata pelaku nya hadeh kacau nih pelaku nya anggota megantara piye jaallll
Anik Ekawati
thor novelmu ini coba tawarin ke produser pasti laku keras cerita nya bagus semua novelmu ini ketimbang sinetron ikan terbang
Anik Ekawati
abimanyu + azka + opa mikhail pasti bikin ngakak 3tokoh megantara yg paling kusuka jiahahaaa koplak mereka
Anik Ekawati
ya allah ngakak pasti penghuni socotra yg nongol jiahahahaaaa ya allah ulah cucumu opa ada ada aja bikin ngakak
Anik Ekawati
woooiiiiii pohon kurma bini lo kedinginan di kamar semoga alisya tak sebodoh itu bisa pake baju pohon kurma timbang nahan dingin dasar laki lo sinting lo aduin ama opa khail biar digantung dipohon toge
aryuu
papa lukutan rupanya
aryuu
Gusti ngakak sampe ginjal bergetar/Facepalm/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!