NovelToon NovelToon
Kembalinya Sang Penguasa

Kembalinya Sang Penguasa

Status: tamat
Genre:Action / Tamat / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi / Raja Tentara/Dewa Perang
Popularitas:4.7M
Nilai: 4.8
Nama Author: Edane Sintink

Rey Clifford, tuan muda yang terusir dari keluarganya terpaksa menjadi gelandangan hingga dipungut dan direkrut kedalam pasukan tentara. Siapa sangka bahwa di ketentaraan, nasibnya berubah drastis. dari yang tidak pandai menggunakan senjata, sampai menjadi dewa perang bintang lima termuda di negaranya. setelah peperangan usai, dia kembali dari perbatasan dan di sinilah kisahnya bermula.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Edane Sintink, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Azab untuk Baskara

...Bab 13...

Rey memulai pidatonya dengan perkenalan singkat. Lalu, dia dengan ringkas juga menceritakan tentang isi dari rapat antara dirinya dengan petinggi di perusahaan. Setelah itu, dia juga menceritakan tentang keputusan untuk melakukan pemecatan terhadap pak Baskara beserta dua puluh orang petinggi yang memihak kepadanya.

Suasana langsung menjadi riuh ketika mendengar bahwa pak Baskara, orang yang selama ini memberikan keuntungan kepada mereka akan dipecat dari perusahaan.

Ini bukan tentang solidaritas, melainkan kepentingan.

Ramai yang berpikir bahwa pemecatan terhadap pak Baskara akan menimbulkan kerugian terhadap mereka. Karena, selama ini mereka sudah terlalu nyaman berada dibawah yurisdiksi pak Baskara. Tanpa mereka ketahui, mereka hanyalah alat untuk menguatkan kedudukan pak Baskara di dalam perusahaan. Ibarat tiang yang berdiri, akan kokoh jika ada pasak. Maka jika pak Baskara adalah tiang tersebut, maka orang-orang ini adalah pasak yang menguatkan kedudukan tiang tersebut. Bagaimanapun, mereka hanyalah orang kecil yang menganggap bahwa sedikit keuntungan yang diberikan oleh pak Baskara adalah kemurahan hatinya.

Merasakan keberpihakan dari sebagian besar karyawan, pak Baskara pun merasa kembali bersemangat. Kemudian dia dengan lantang mengatakan bahwa mereka adalah yang terbaik dan setia kawan. Juga, pak Baskara mengajak seluruh penduduknya untuk memveto keputusan Rey dengan ancaman jika pak Baskara dipecat, maka mereka akan melakukan pengunduran diri secara massal.

Melihat betapa bersemangatnya pak Baskara mempengaruhi orang-orang dengan kampanye yang dia lakukan, membuat wajah Rey menjadi buram.

Pak Baskara tentu melihat dan dapat merasakan perubahan pada ekspresi Rey. Kemudian, dia pun dengan percaya diri kembali melancarkan jurus tekanannya.

"Bagaimana Tuan muda. Apakah anda percaya sekarang kepada apa yang saya ucapkan. Sudah terlambat untuk menyesalinya. Tapi anda jangan khawatir. Saya masih bisa bertoleransi kepada anda. Asalkan..," pak Baskara sengaja menggantung ucapannya berharap mendapatkan tanggapan dari Rey. Tapi, justru Tuan Marlon lah yang menanggapi ucapannya tadi.

"Baskara. Tidak ku sangka kalau aku telah membesarkan ular di dalam perusahaan. Jika aku tau moral mu seperti ini, sudah ku cekik lehermu sejak lama. Kau biadab! Meludahi piring tempat makan mu sendiri," bergetar seluruh tubuh Tuan Marlon mengucapkan kata-kata tadi. Kemudian dia berbalik ke arah Rey seraya berkata. "Tuan muda. Ini kesalahan saya. Harap untuk menghukum saya,"

Rey menggelengkan kepalanya. Kemudian dia menatap lekat-lekat ke wajah Pak Baskara.

"Mengapa menatap ku seperti itu? Jika anda menyetujui dengan kondisi yang saya inginkan, maka saya bisa mempertimbangkan untuk tetap bekerja di perusahaan ini,"

"Benarkah? Lalu, kondisi seperti apa yang anda inginkan?" Tanya Rey dengan tenang. Namun, dalam hatinya dia sudah memberikan cap kematian kepada orang ini.

"Bagus. Masih belum terlambat. Aku adalah orang yang cukup masuk akal," kata Pak Baskara sambil memperbaiki posisi dasi yang dia kenakan. "Kondisi yang saya inginkan adalah, memecat Tuan Marlon dari jabatan presiden nya dan menggantikannya dengan saya. Kemudian, anda juga harus menyerahkan saham perusahaan sebesar 10% kepada saya. Dengan begitu, barulah saya akan mempertimbangkan kembali untuk bekerja di perusahaan," kata Pak Baskara menyampaikan tuntutannya.

Tingkat kepercayaan diri pak Baskara benar-benar diluar nalar.

"Jika boleh aku berkata, kau terlalu menganggap dirimu itu penting," balas Rey menahan tawanya.

"Ha.., apa maksud anda. Jika sekali lagi anda bertele-tele kepada saya, saya akan benar-benar pergi dari perusahaan ini. Di saat itu, penyesalan anda sudah tidak berguna lagi. Satu langkah kakiku meninggalkan pintu perusahaan, jika anda berlutut pun saya pastikan tidak akan pernah mau lagi bekerja. Kecuali anda menyerahkan 60% saham Sky provider kepada saya. Hehehe..," ujar Pak Baskara mengancam. Kali ini wajahnya benar-benar tebal dan tak tau malu. Andai dia tau diri, seharusnya dia berterima kasih ketika waktu itu bagaimana sulitnya kehidupannya sebelum diangkat dari tempat yang kotor oleh Tuan Marlon. Tapi apalah daya, jika kualitasnya mentalnya seperti ini, sama saja dengan menolong anjing yang sedang terjepit. Setelah ditolong, balik menggigit.

"Kau yakin? Aku sering bertemu dengan orang yang tidak tau malu seperti dirimu ini. Dan semuanya berakhir dengan penyesalan," kata Rey, kemudian segera menatap ke arah kerumunan. "Aku akan mengadakan voting untuk kalian semua. Yang berpihak kepada Pak Baskara, segera mengasingkan diri dan berdiri lah di pojok sana. Bagi yang tidak berpihak kepada pak Baskara, berdiri di pojok sana. Hanya ada pojok kiri dan kanan. Yang kanan berpihak kepada perusahaan dan yang kiri berpihak kepada pak Baskara. Tidak ada posisi abu-abu. Hitam maka hitam. Putih maka putih,"

Mendengar ucapan dari Rey, lebih dari seratus karyawan memilih sudut kiri. Kemudian sebagian besar darinya memilih sudut kanan. Bagaimanapun, ada juga pihak yang lebih memilih bekerja di perusahaan daripada menjadi salah satu dari yang dipecat. Karena, mencari pekerjaan dengan gaji lumayan bagi mereka lebih sulit daripada mencari jarum ditumpukkan jerami. Namun, bagi yang memilih berada di pihak pak Baskara lain lagi. Mereka sebenarnya tidak benar-benar ingin mengundurkan diri, melainkan, ingin menggunakan kesempatan ini untuk meningkatkan posisi mereka di perusahaan. Seperti main layang, bagi mereka ada kalanya menarik, ada kalanya mengulur. Tapi yang mereka tidak tau adalah, Rey adalah panglima, bukan layangan. Walaupun ini adalah resiko, demi menambah porsi makanan mereka, mereka rela berjudi dengan nasib mereka.

"Baik. Keputusan ada di tangan kalian. Aku tidak perduli dengan kerugian yang akan dialami oleh perusahaan. Aku lebih rela merombak jajaran petinggi dan karyawan di perusahaan daripada menyimpan penyakit. Kalian semua, jika dipertahankan di perusahaan, lambat laun akan menjangkiti yang lainnya. Oleh karena itu, aku selalu pemilik perusahaan dengan ini menyatakan pemecatan terhadap kalian semua yang berada di pojok kiri. Ambil gaji kalian dan angkat kaki dari perusahaan!" Ujar Rey tanpa bisa diganggu gugat lagi.

Pak Baskara seperti tersengat listrik mendengar keputusan tanpa tedeng aling-aling dari Rey. Permainan yang dia rasa berada dalam kendalinya menjadi senjata makan tuan baginya.

Dengan bodohnya dia telah menjatuhkan batu di kakinya sendiri. Berharap makan besar, serpihannya pun dia tak dapat.

"Tu.., tuan.., tuan muda. Anda tidak bercanda kan?" Tanya nya sambil memegangi dadanya yang tiba-tiba merasa sakit.

Melihat ketua mereka seperti itu, sontak membuat ratusan karyawan yang memilih untuk berada di pihak pak Baskara menjadi panik. Bahkan tidak sedikit yang menyesali keputusan mereka.

Suara tangis pun mulai terdengar dari mereka yang dipecat. Sedangkan yang tidak dipecat merasakan bahwa mereka telah melakukan keputusan yang tepat.

"Tuhan telah memberkati kita. Sebaliknya Tuhan telah melaknat kalian!" Kata mereka yang merasa keputusan yang diambil sudah sangat tepat.

"Ini semua karena Baskara. Semuanya karena setan tua ini. Nasi telah menjadi bubur. Mana mungkin jadi nasi lagi. Terlanjur basah, mandi saja sekalian. Ayo teman-teman. Kita hajar orang tua sialan ini," ujar salah seorang dari mereka.

Hanya perlu pencetus. Begitu ide dari seseorang tercetus, maka yang lainnya langsung setuju.

Tiba-tiba, dari ratusan orang yang sudah putus asa itu segera berlari mengejar pak Baskara yang seperti bengong tak habis pikir. Dia baru kembali ke dunia nyata ketika satu bogem dengan telak mendarat di keningnya.

Boom..!

"Hajaar!"

"Bunuh tua bangka sialan ini,"

"Ayo kita ramaikan!"

Tindakan orang yang putus asa itu semakin tak terkendali lagi. Mereka terus menghujani tubuh pak Baskara dengan tamparan, tinjuan dan tendangan. Bahkan ketika pak Baskara terjatuh, mereka terus menginjak-injak tubuh orang tua itu hingga tak karuan rupa.

"Lindungi tuan muda!" Teriak salah seorang dari mereka yang tidak dipecat. Kemudian mereka berbondong-bondong datang menghampiri Rey lalu mengelilingi dirinya sebagai perisai. Termasuk Ramon yang paling depan melindungi Rey dengan tongkat satpamnya.

Rey mengangguk puas melihat tindakan mereka ini. Sebenarnya dia tidak membutuhkan perlindungan. Baginya ratusan orang ini hanyalah semut. Dibandingkan dengan tentara diperbatasan yang mengepung dirinya dengan senjata, orang-orang ini hanya kecebong lemah. Tapi, dari sini dia dapat memastikan bahwa orang-orang ini sangat setia. Perusahaan akan bangkit lagi dengan adanya orang-orang ini. Dan ini hanya masalah waktu saja.

...Selesai baca, wajib like...

1
Mas Goen's
tujuan kuliah utk mendapatkan diana sudah terwujud ngapain masih kuliah terus
juli Syaputra
🥰🥰🥰🥰
Awall Pohan
begitulah sebelum rey dan diana main bola.
MR. LaLe
Luar biasa
Cinta Setia
wkwk
Edison Damanik
bangga pula kau Thor babi liat si lion itu dapat peta,, dasar taik babi kau😡😡
Edison Damanik
outhor laknat taik
Edison Damanik
penulis kau ntol
Edison Damanik
makan taik itu Thor laknat, klo gk sekalian mati saja kau
Edison Damanik
mati saja kau penulis babi
Edison Damanik
tilandem Thor babi
Edison Damanik
raja taik,,, sama dgn outhor taik
Okto Mulya D.
terimakasih Author .
Okto Mulya D.
akhirnya Leon harus diadili di Utara
Okto Mulya D.
Yahhh pertarungan berat sebelah nihhh
Okto Mulya D.
sekuat itukah Thoor si Genus, jangan ngadi-ngadi lahhh
Okto Mulya D.
istri Sholehah dari Hongkong, kayaknya tak ada yang sholat perasaan di cerita ini, ntar agamanya apa..hehehehe
Okto Mulya D.
mantab Thor, pertarungan Genus Vs Penguasa Utara yang ke-2 terjadi untuk bebaskan kutukan desa misterius
Okto Mulya D.
Thorrr tidak seruuuu masak matinya para penjahat perang hanya dimakan ular raksasa...ngga serrrruuuuuuu
Okto Mulya D.
tangkap Philips dahulu...dan kasih makan buaya .
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!