Namaku Erikha Rein,anak kedua dari pasangan Will Rein dan Carlista Sari,kakakku bernama Richi Rein(ketua osis di smu purnama bakti,aktif di sekolah dan pastinya dia vocalis band Enew).
yah,keluarga kami sebenarnya broken karena perceraian tetapi Mami selalu ada buat kami.
Seiring waktu aku dan kakakku sangat ingin Mami bahagia karena sepertinya Mami menyimpan masa lalunya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bojone pak Lee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25
Siang ini meja makan tampak sepi,hanya ada Papa Syarif dan Mama Haya.
"Ma,panggil anakmu untuk makan dulu."kata Papa Syarif.
"Iya Pa."jawab Mama Haya.
"Sekalian anak-anak kantor suruh aja makan disini."kata Papa lagi.
Mama Haya hanya mengangguk,berlalu meninggalkan Papa sendiri dimeja makan.
Mama Haya masuk kekantor menemui Monic.
"Mon,makan siang bareng ya hari ini."pinta Mama Haya.
"Ah,iya Ma."jawab Monic.
Monic membereskan meja,biasanya saat makan siang mereka pulang kerumah masing-masing namun hari ini mereka makan disini.
Mama Haya naik kelantai atas menuju kekamar putrinya.
Dibuka pintu kamar yang tidak terkunci,terlihat Lista masih meringkuk dibalik selimut.
Mama Haya menarik selimut tebal yang membungkus putrinya.
"Bangun,ayo makan dulu."ajak Mama.
Lista hanya menggeliat mendengar panggilan dari Mama,matanya berusaha untuk terbuka namum masih juga belum bisa diajak kompromi.
Mama membantu anaknya bangun dengan menarik lenganya,Lista berusaha duduk meski matanya masih terasa berat.
"Nanti wajahmu bengkak!"kata Mama.
Lista hanya tersenyum melihat Mamanya berusaha menasehatinya dengan memeluk Mama.
"Sebentar lagi Ma."jawab Lista.
"Semalam kalian kemana?"tanya Mama.
Mendengar pertanyaan dari Mama tidak ada yang bisa dijawab dan Lista memilih beranjak dari tempat tidurnya.
"Aku mandi bentar ya Ma."kata Lista.
"Jangan lama-lama,Papa sudah menunggu kamu!"kata Mama.
Mama menata bantal dan selimut yang sedikit berantakan,ditariknya sprei yang menyelimuti kasur dan menutupnya dengan selimut.
Saat ingin kembali tanpa sengaja Mama melihat sebuah amplop coklat dilaci meja yang sedikit keluar.
Berniat membereskan namun Mama malah penasaran dengan isinya.
Dibukanya amplop coklat dan dibaca perlahan,Mama begitu terkejut melihat buku tabungan beserta ATM dan surat kepemilikan apartemen dan tanah.
Lista keluar dari kamar mandi dan buru-buru merebut amplop yang dipegang Mama.
"Mama,ngapain sih buka ini?"tanya Lista.
"Kamu masih bertemu dengan dia?"tanya Mama.
"Enggak Ma,kemarin ini dititipkan sama Didi."jawab Lista.
"Didi tahu permasalahan kalian?"tanya Mama.
"Iya Ma."jawab Lista.
"Terus?"tanya Mama masih penasaran.
"Mama tanya langsung aja sama Didi."jawab Lista menyimpan kembali amplopnya.
Mama Haya tidak melanjutkan pertanyaan kepada putrinya.
Lista berganti baju dan memoles sedikit wajahnya.
"Ayo Ma."ajaknya.
Dimeja makan Papa menunggu sambil mengobrol dengan Monic.
"Lama sekali kalian."kata Papa.
"Anak Papa itu kalau udah tidur susah sekali dibangunkan."jawab Mama.
"Iya,maaf."jawab Lista.
Lista melihat sekeliling namun tidak ditemukan suaminya,Papa tahu apa yang ada didalam benaknya.
"Sudah makan saja,suamimu pergi keproyek."jelas Papa.
"Iya Mam,tadi cuma sebentar dikantor terus dapat kabar dari proyek."kata Monic.
Lista hanya tersenyum mendengar dari Papa dan Monic.
Rasa makanan menjadi hambar baginya mendengar suaminya pergi keproyek,itu berarti dia akan pulang larut.
Entah kenapa tiba-tiba air matanya menetes tidak jelas alasannya.
"Lis,kamu kenapa kok nangis?"tanya Mama.
"Hah,iya ya."jawab Lista
Mama memberikan tisu kepada anaknya,Mbok Yum yang mendengarnya juga langsung mendekat.
"Mungkin itu bawaan bayi bu."kata Mbok Yum.
Mendengar Mbok Yum bicara seperti itu justru membuat air mata Lista tambah deras mengalir dan tidak bisa ditahan.
Mama Haya berusaha menenangkan anaknya.
"Pa,coba hubungi Didi suruh pulang cepat."kata Mama.
Papa hanya mengangguk dan meraih ponselnya menghubungi menantunya.
"Didi masih belum bisa dihubungi Ma."kata Papa.
"Hubungi Iqbal."kata Mama lagi.
"Papa gak ada kontaknya."jawab Papa.
Mbok Yum mencoba memijit pundak Lista perlahan-lahan.
"Mami harus makan meski sedikit,jangan biarkan perutnya kosong."kata Mbok Yum.
"Rasanya hambar Mbok."jawab Lista.
"Simbok buatin yang hangat-hangat ya."kata Mbok Yum.
Lista hanya mengangguk tanpa menoleh kearah siapapun,pandangannya masih tetap menatap kedepan.
Beberapa kali Papa memcoba menghubungi menantunya namun masih belum bisa tersambung.
Mbok Yum membawa semangkuk sup hangat untuk Mami,mungkin dengan ini bisa sedikit membantu menenangkan karena ada sedikit jahe didalamnya.
"Ayo dicoba sedikit-sedikit."kata Mbok Yum.
"Iya Mbok,makasih banyak ya."jawab Lista.
Lista berusaha menelan sedikit demi sedikit,rasa pedas jahe dan lada menjadi satu sensasi baru dilidahnya yang benar-benar hambar.
Mama masih menemani Lista dimeja makan,sementara yang lain sudah meninggalkan meja makan karena waktu makan siang sudah berakhir.
"Gimana?apa sudah lebih baik?"tanya Mama.
"Iya Ma,sudah enakan cuma sedikit mual."jawab Lista.
"Ya sudah kamu kembali istirahat saja."kata Mama.
"Aku bosan tidur terus Ma,abis sholat mau kekantor sebentar."jawab Lista.
Mama Haya membantu membereskan meja
bersama Mbok Yum dan Mbak Lia.
Lista bekerja dikantornya setelah sholat Dzuhur.
"Mon,bagaimana hari ini?tanya Lista.
"Aman Mi."jawabnya dengan mengacungkan jempol.
Iklan deodorant beberapa kali melintas di televisi tepat didepan Lista berdiri.
"Mulai kapan iklannya tayang ?"tanya Lista.
"Pagi tadi pas Pak Didi masih disini."jawab Monic.
"Kok secepat itu,apa benar-benar sudah diurus ijinnya?"tanya Lista lagi.
"Sudah semua kok Mi,tadi juga sampai dua kali Rahma periksa."jawab Monic.
Rahma mengiyakan apa yang dibilang Monic.
"Mungkin efek Mas Iqbal Mi."kata Rahma.
Semua tertawa mendengar Rahma bercanda,namun bagi Lista cukup masuk akal karena dia pernah mengurus sendiri butuh waktu dan tenaga lebih.
Eri dan Richi pulang dari sekolah bersama,karena hari ini tidak ada yang mengantar makanya Richi naik motor.
Richi langsung mandi karena sorenya masih ada kegitan lomba yang masih harus diikuti.
"Mi,aku pergi dulu ya."pamitnya.
"Masih berapa kategori yang kamu ikuti?"tanya Lista.
"Ini yang terakhir Mi."jawab Richi.
"Hati-hati ya."jawab Lista.
"Iya Mi."
Lista memainkan ponselnya,merasa bosan dirumah Lista berniat mengajak anak gadisnya jalan keluar.
"Eri kita jalan yuk."ajak Mami.
"Kemana?"tanya Eri.
"Muter sekitar sini aja."kata Mami.
"Ih Mami kayaknya lagi gabut."jawab Eri.
"Mau gak?"tanya Mami lagi.
"Iya-iya,ayuk lah."jawab Eri.
Eri mengajak Maminya kearah Pasar Sore,biasanya banyak sekali orang jualan makanan jadul.
"Pasar Sore aja Mi,mana tahu pingin sesuatu."ajak Eri.
Suasana pasar sore sudah mulai ramai karena jam kerja dan jam kantor sudah mulai pulang,banyak dari mereka yang belanja untuk esok hari atau sekedar makan.
"Mami mau nyari apa?"tanya Eri.
"Belum tahu kak."jawab Mami.
"Duduk disudut sana yuk Mi,biar aku pesan minum."ajak Eri.
"Boleh,Mami mau minuman markisa ya kak."jawab Mami.
"Ok Mi."jawab Eri.
Sore ini keduanya menikmati makanan dan minuman yang mereka pesan,terkadang kebahagiaan datang dari hal-hal kecil.
Bersama dengan keluarga bisa menjadi obat dan yang terpenting baginya adalah menghindari stress.