Cristian Agung Jaya si pria tampan yang di juluki dengan CEO gila pemilik salah satu perusahaan terbesar di Asia. Gila yah benar-benar gila, dia sangat antusias untuk membuat para pekerjanya pusing bahkan hampir terkena struk ringan. Namun kegilaannya di balas lebih gila lagi oleh seorang wanita yang baru saja bergabung di perusahaannya miliknya. Wanita cantik pemilik nama Naila Cynthia ini justru berbeda dari pekerja lainnya yang takut menghadapi Cristian, dia bahkan melakukan segala kegilaan untuk membalaskan semua keluhan pekerja di perusahaan besar itu. Kalau mau tahu kelanjutan ceritanya mari di baca.....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon asrwi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ribut Lagi
Setelah Minggu pertama memulai aktivitas nya selesai, minggu-minggu berikutnya pun selesai dengan lebih baik lagi dari sebelumnya.
Thia bukan anak magang yang di cuekin oleh bos nya lagi, melainkan asisten yang di ibaratkan seperti anak anjing yang selalu mengekor majikannya.
"Pak hari ini ada rapat apa?" Tanya Thia mengawali hari Seninnya di Minggu yang ke empat.
"Coba Lo cek ada gak hari ini? Bukannya gue udah nyuruh Lo buat rutin nge cek laporan dan panggilan untuk rapat dari setiap bidang"
"Ouhhh iya pak, saya lupa, kalau gitu saya cek dulu ya pak" Thia pun berjalan menuju meja kerjanya dan membuka komputer nya.
Dia dengan cepat membaca dan memahami cara melihat jadwal yang sebenarnya agak rumit itu.
"Pak, seperti nya hari ini kita tidak ada rapat, kalau begitu ada tidak yang perlu saya bantu?" Tanya Thia
"Sejauh ini gak ada, Lo nunggu panggilan gue aja"
Tok......tok........tok........
Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu ruangan itu.
Dan ternyata yang datang adalah koordinator bidang pajak yang hendak memberikan berkas.
Namun baru saja menerima berkas dan membacanya sekilas, Tian langsung bangkit dari kursinya dan berubah seperti monster yang menyeramkan.
Dengan amarahnya Tian melemparkan berkas itu ke depan orang yang mengantar nya.
"Apa apan laporan keuangan yang anda buat sangat tidak sesuai dengan yang sudah saya minta!!!!" Ucap nya dengan suara tegas
"Ee ee ma ma maafffff pak Tian, akan segera saya perbaiki, sekali lagi maaf kan saya pak" ucap nya dengan rasa bersalah dan mengutipi kertas itu lalu permisi dan keluar dari ruangan itu.
Sejujurnya Thia tak mau mencari Maslah dengan mencampuri urusan Tian, namun kepala bidang pajak itu sudah lebih tua dari umur Tian harusnya Tian memperlakukan nya dengan lebih sopan.
Dengan sinis thia menatap tak terima ke arah Tian dan tatapan sinis itu di sadari oleh Tian.
"Kenapa Lo lihatin gue kekgitu?"
"Apa bapak tidak ada rasa salah sama sekali?" Tanya Thia berusaha menahan emosi nya.
"Gue gak salah ngapain merasa bersalah" katanya dengan santai
Dengan geram Thia memukul meja Tian dengan kencang dan mendekatkan tatapannya ke arah Tian.
"Gue gak mau ribut sebenarnya sama Lo, tapi kenapa Lo gak punya tata Krama sama orang tua, apa Lo gak pernah diajarin sopan sama orang tua Lo!!!!!" Ucap Thia dengan tegas dan menghilangkan bahasa formal nya.
"Lo jangan bawa-bawa orang tua gue, siapa Lo berani-beraninya bawa bawa nama orang tua gue" ucap Tian lagi dengan penuh emosi .
"Gue gak salah yah, harusnya Lo bilang bagus-bagus sama bapak itu, dan gak harus Lo perlakuin kayak gitu"
"Ini bukan urusan Lo!!!! Dan gue gak mau ribut sama orang kayak Lo"
"Gue gak habis pikir ternyata masih ada yahh, perusahaan yang mau di pimpin sama orang yang gak terdidik dari keluarganya"
Mendengar itu benar-benar membuat Tian emosi dan amarahnya pun membludak, hingga dia menendang kursi kerjanya dengan kencang.
Karna sedikit takut Thia mundur dari meja kerja Tian dan sedikit waspada dengan gerak gerik Tian.
"Dengan yahh, gue gak mau kasar sama cewek, jadi mending Lo keluar!!!!!! Keluarrrr!!!!!!!" Teriak Tian dengan kencang, sampai beberapa orang yang ada di luar mendengar keributan dari dalam ruangan itu.
Mendengar omongan Thia tadi sebenarnya hati Tian sangat panas saat ini, dia hampir tak bisa bernafas.
Karna Tian terlihat emosi dan tak bisa mengontrol emosinya, Thia pun memilih untuk keluar dari ruangan itu.
Setelah Thia keluar, Tian membuka jas dan dasinya, lalu pergi ke ruangan di balik lemarinya.
Disana ada tempat tidur dan beberapa pasang pakaiannya disertai toilet pribadinya.
Dia masuk ke dalam toilet dan membuka kemejanya lalu menghidupkan shower untuk membasahi tubuhnya yang terasa panas.
Tian tampak merekam omongan Thia tadi, sehingga membuat emosinya naik turun. Yahhh tentu saja itu membuatnya emosi dan panas, karna paa yang dikatakan oleh Thia benar adanya.
"Awas aja LO!!!!!" Ucapnya yang merekam jelas wajah wanita yang mengatakan hal yang tak dia sukai itu.
Sementara Thia yang keluar dari ruangan itu di lihat oleh beberapa karyawan namun mereka memilih untuk tidak ikut campur. Nita memanggil dan mengajak Thia keruangannya untuk menanyakan apa sebenarnya yang terjadi pada mereka.
"Kalian kenapa ribut lagi? Bukannya udah damai yahh?" Tanya Nita
"Gue gak suka sama sikap dia yang gak sopan sama orang yang lebih berumur dari dia"
"Lo tau gak si harimau gila itu tadi lemparin berkas yang udah di kerjain sama pak jan, hanya karna ada kesilapan, yakali gue diam aja" ucap nya membela diri
"Lahhh, trus cara Lo Negor pak Tian gimana?"
"Yahh gue ingetin lah, kalau dia tuh gak sopan sama orang yang lebih berumur, dan gue katain dong kalau dia gak terdidik dari keluarganya"
"Menurut gue itu wajar aja sihh, soalnya kalau emang dia di didik baik dan benar dari orang tuanya pasti gak kejam dan keras gitu sama pak jan, harusnya bisa dong berperilaku lebih sopan" ucap Thia lagi
"Hufffffff, gue tau sihh Lo pasti kesal, dan gue juga bakal mikir yang sama kayak Lo, tapi itu diaa, Lo gak tau kan cerita tentang orang tua pak Tian" kata nita
"Bodo amat dehhh soal itu, lagian gak ada hubungannya mau keluarga dia gimana pun udah jadi kewajiban nya dong hormat sama orang yang lebih tua."
"Iyaa gue paham maksud Lo, dan gue rasa juga pak jan udah tau dan udah kenal kok sama sikap dan sifat dari pak Tian"
"Gue salut sama Lo yang bisa ngebelain hal itu, dan menormalisasikan harus hormat sama orang tua"
"Tapi pak Tian punya traumatis sama sebutan orang tua, dan didikan orang tua"
"Ceritanya dari kecil Thia itu di rawat sama asisten rumah tangga, dan gak pernah di rawat dan di jaga sama papa dan mamanya karna sibuk kerja dan ngurus bisnis"
"Lo pasti paham lah kan, gak smuanya asal anak itu dari keluarga yang harmonis kayak keluarga Lo"
"Itu gak salah, tapi ada baiknya Lo gak langsung bawa didikan orang tua, mending Lo nyalahin karakter dia yang keras itu"
"Maksud Lo, dia gak dapat kasih sayang dari kedua orang tuanya dari kecil?" Tanya Thia lagi memperjelas dengan raut wajah yang sudah merasa bersalah dengan omongannya tadi.
"Bisa dibilang begitu, dan lebih parahnya dia hidup mandiri sampai sekarang, dan gak berniat buat bangun keluarga karna asalnya dia dari keluarga yang gak harmonis" ucap nita memperjelas.
kalau ada waktu luang mampir ya di novel aku juga.
"aku dan teman kamarku."