Di usianya yang masih muda dia dinyatakan tidak bisa berkultivasi, semua orang menyebutnya sebagai sampah, pecundang. Tapi siapa yang mengira, setelah menjalani hidup di bawah bayang bayang hinaan dan makian selama bertahun-tahun dia akan mendapatkan sebuah berkah.
Menemukan sebuah peninggalan yang mengubah seluruh jalan hidupnya, peninggalan dari sesosok yang kemudian ia anggap sebagai guru.
Selalu berusaha menjadi lebih kuat, demi mempertahankan yang namanya keluarga. Melindungi orang tua dan juga orang terkasihnya.
Ini adalah perjalanan pemuda Klan Zhou, bernama Zhou Fan. Dengan pedang pusaka di punggungnya yang ia temukan di makam kuno, dia mengarungi dunia kultivator. Mulai mengukir namanya sebagai Legenda Petarung.
Pantengin terus kisah perjalanan Zhou Fan menuju puncak, jadilah saksi sebuah legenda tercipta...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sayap perak, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
33. Paviliun Obat
"Jangan pernah tinggalkan aku..." Wei Guanlin berucap sambil terisak.
Zhou Fan yang melihat dirinya dan Wei Guanlin sedang menjadi pusat perhatian di rumah makan itu pun mengajak Wei Guanlin untuk memesan sebuah ruangan.
****
Di dalam sebuah ruangan, di rumah makan Fu.....
Wei Guanlin tidak mau berhenti memeluk Zhou Fan, dia merangkul tubuh Zhou Fan dengan erat sambil masih terisak.
Zhou Fan yang melihat Wei Guanlin masih terisak memegang kedua pundak gadis itu, setelah jarak keduanya sekitar setengah meter, Zhou Fan menatap mata Wei Guanlin.
"Tenanglah Lin'er, kenapa kau marah?" Zhou Fan bertanya kepada Wei Guanlin setelah melihat gadis itu mulai tenang.
"Aku.... aku hanya sedikit kesal saat melihatmu dengan kasir tadi." Wei Guanlin mengatakannya sambil memalingkan wajahnya kesamping, wajahnya sudah sangat panas, ia tidak ingin Zhou Fan mengetahuinya, ia memalingkan wajahnya supaya Zhou Fan tidak bisa melihat pipinya yang sudah memerah.
Melihat tingkah Wei Guanlin, Zhou Fan jadi tahu akar permasalahannya, meskipun Wei Guanlin mencoba menyembunyikan wajahnya yang merona, Zhou Fan sudah bisa menebak kalau kekasihnya itu sedang cemburu.
Pikiran jahil Zhou Fan tiba tiba muncul di kepalanya, Zhou Fan kepikiran untuk mengerjai Wei Guanlin.
"Ya dia sangat cantik." Zhou Fan sengaja membuat Wei Guanlin semakin cemburu.
"Apa kau bilang." Wei Guanlin memukul tangan Zhou Fan
"Dia sangat cantik." Zhou Fan sengaja mengulanginya.
"Aduhhh..."
Wei Guanlin memukul Zhou Fan lagi tapi kali ini tepat mengenai ulu hatinya, meskipun Wei Guanlin tidak menggunakan tenaga dalamnya, tapi pukulannya benar benar membuat Zhou Fan berteriak mengaduh.
"Hufh..." Wei Guanlin mendengus kesal, dia ingin keluar ruangan itu, tapi tangannya dicekal oleh Zhou Fan.
"Aku bilang dia sangat cantik, dan dia yang kumaksud adalah kau nona Wei." Zhou Fan berkata dengan manis sambil membalikkan tubuh Wei Guanlin untuk menghadap kearahnya.
"Dari sekian banyak gadis yang kusukai hanya kau lah yang kucintai." Zhou Fan berkata dengan serius.
Wei Guanlin yang mendengar ucapan Zhou Fan menatap pemuda itu seakan meminta penjelasan.
Seakan tau apa yang dipikirkan kekasihnya, Zhou Fan mengajak Wei Guanlin untuk duduk kursi didekatnya.
"Kau tau diriku waktu muda dulu sangat populer dikalangan para gadis, bahkan ada yang dijodohkan denganku, aku juga pernah menyukai salah satu dari mereka," ucap Zhou Fan dengan bangga
Wei Guanlin mengerutkan dahinya, dia ingin bertanya kepada Zhou Fan, tapi pemuda itu kembali melanjutkan ceritanya.
"Tapi itu dulu, sebelum aku di anggap sampah, mereka yang dulu mendekatiku setelah kejadian itu, mereka semua menjauhiku seperti aku mempunyai penyakit menular, sekarang hanya tersisa kau sajalah gadis yang kusukai, aku tidak pernah jatuh cinta, aku nyaman didekatmu, entah apa namanya perasaan yang aku rasakan kepadamu, jika itu yang namanya cinta maka aku akan mempertahankannya." Awalnya Zhou Fan bercerita dengan wajah sedih, tapi Zhou Fan berubah serius saat mengatakan perasaan yang dia alami.
"Jadi kumohon jagalah hatiku, dan kuharap kau selalu berada disisiku." Zhou Fan menatap wajah kekasihnya itu dengan sendu.
Wei Guanlin tersentuh saat mendengar pengakuan Zhou Fan, Wei Guanlin berdiri dari kursinya dan memeluk pemuda yang sudah menjadi kekasihnya.
"Aku akan selalu bersamamu, dan aku akan menunggu kedatanganmu untuk menjemputku." Wei Guanlin berkata dengan tersenyum menatap Zhou Fan.
"Ya, percayalah ini akan berlalu dengan cepat." Zhou Fan mengusap puncak kepala Wei Guanlin.
"Hmm..." Wei Guanlin bergumam.
Mereka berpelukan sangat lama, karena setelah ini mereka akan memulai perjalannya masing masing, Wei Guanlin akan kembali ke ibukota sementara Zhou Fan akan mengembara mencari kekuatan.
****
Esok paginya...
Sekarang Zhou Fan berada di depan sebuah gedung yang megah bertingkat.
Gedung itu tidak lain adalah gedung utama paviliun obat, Zhou Fan sekarang sendirian, Wei Guanlin sudah pergi ke Kota Kapur Putih setelah melewati malam perpisahan yang panjang.
Zhou Fan mengeluarkan jubah hitam, ia menggunakannya sebelum memasuki gedung paviliun obat.
Zhou Fan merasa harus menutupi identitasnya saat akan bekerja sama dengan paviliun obat, karena menurut rumor paviliun obat sudah memutuskan untuk tidak memihak salah satu klan besar di kota hitam.
Jika Zhou Fan mengunakan identitasnya sebagai anggota Klan Zhou, mungkin negosiasinya akan berjalan alot.
Zhou Fan disambut seorang pria paruh baya saat memasuki gedung paviliun obat, ia merasakan bahwa pria yang menyambutnya itu setidaknya seorang petarung master bintang 3.
Petarung master bintang 3 menjadi seorang pemandu, paviliun obat benar benar seperti yang dirumorkan, pikir Zhou Fan.
"Selamat pagi tuan, apakah anda memiliki keperluan khusus?" tanya pria paruh baya itu tidak mau bertindak gegabah, melihat penampilan Zhou Fan yang sangat misterius.
"Orang ini memiliki latar belakang kuat dan juga kultivasinya lebih tinggi dariku, dari posturnya kelihatan dia berumur 22 tahun, sungguh berbakat..." batin pria paruh baya tersebut, dia berpikir Zhou Fan berasal dari luar kota dan berpikir bahwa Zhou Fan bukanlah orang biasa, oleh sebab itu dia bersikap sopan.
Zhou Fan melihat sekeliling, dia berpikir apakah pria dihadapannya itu menyapanya, tapi setelah melihat kebelakang dan tidak menemukan seseorang, Zhou Fan berdehem.
"Ehem... ya, aku kesini untuk melelang beberapa barang untuk dilelang di lelang tahunan." Zhou Fan berkata sambil mengeluarkan salah satu botol pill yang berisikan pil bulan tingkat 4.
Pill bulan dapat membantu seseorang yang mengalami kemacetan dalam kultivasi untuk menerobos kemacetannya, tetapi itu hanya untuk dibawah petarung master bintang 5, kalau digunakan oleh seorang tingkat petarung master bintang 6 keatas pil ini tidak akan membantu banyak.
Pria paruh baya itu membuka tutup botol dan memeriksa apa yang ada didalamnya, dia terkejut saat mengetahui isi dari botol yang berada di tangannya.
Meskipun tidak tau berada di tingkatan berapa pill itu, tapi pria paruh baya itu meyakini satu hal, pill di botol ini merupakan pil tingkat ketiga keatas.
Melihat pria paruh baya dihadapannya terus diam melamun, Zhou Fan kembali berdehem.
"Ehemm... bisakah tuan memberitahuku, apakah pil ini lolos kualifikasi untuk dimasukkan kedalam lelang?" Ucapan Zhou Fan menyadarkan pria paruh baya dihadapannya.
"Tuan muda, perkenalkan nama saya Long Jiu, emm.... untuk masalah pill ini harus ketua kami sendiri yang memeriksanya, karena beliau merupakan satu satunya alkemis tingkat 2 di kota ini," ucap pria paruh baya itu yang diketahui bernama Long Jiu.
"Kau boleh membawanya, tapi itu bukanlah satu satunya yang akan aku lelang." Zhou Fan tersenyum saat mengetahui siasat nya mulai berjalan, tujuan Zhou Fan melelang pil tingkat 4 adalah untuk mencari perhatian dari pihak paviliun obat.
Mendengar ucapan Zhou Fan, Long Jiu terkejut.
orang ini memiliki begitu banyak pil tingkat tinggi, apa dia juga merupakan alkemis tingkat 2, kalau begitu akan sangat menguntungkan jika bisa berhubungan baik dengannya, pikir Long Jiu.
Long Jiu berlari menuju tempat ketuanya, dia harus segera memberitahu ketua tantang pemuda dan juga yang dia lelang.
****
Seorang pria tua sedang beristirahat di atas kursi goyangnya, terlihat dari segi penampilan mungkin dia berumur 70 tahun, tapi sesungguhnya dia sudah berumur 100 tahun lebih, dia tidak lain adalah ketua paviliun obat, Chen Quan sang alkemis bintang dua.
Chen Quan sudah berada di dalam alam mimpinya, sampai teriakan serta ketukan dari luar kamar memaksanya terjaga dari tidurnya.
"Long Jiu sialan, beraninya dia menggangu waktu berhargaku." Chen Quan mendengus kesal, ia sangat mengetahui orang yang sudah mengganggunya itu, siapa lagi kalau bukan Long Jiu, asistennya yang sangat pengertian itu.
Chen Quan membuka pintu dengan raut muka yang terlihat kesal, dia berpikir akan meracuni asistennya itu jika hal yang dilaporkan nya tidak membuatnya tertarik.
Setelah melihat Chen Quan keluar, Long Jiu menjelaskan tentang pemuda dan pil nya yang akan dia lelang, Chen Quan terlihat sedikit tertarik dengan cerita Long Jiu.
"Pemuda yang misterius." Chen Quan bergumam pelan.
****