WARNING ***
HARAP BIJAK MEMILIH BACAAN!!!
Menjadi istri kedua bukanlah cita-cita seorang gadis berusia dua puluh tiga tahun bernama Anastasia.
Ia rela menggadaikan harga diri dan rahimnya pada seorang wanita mandul demi membiayai pengobatan ayahnya.
Paras tampan menawan penuh pesona seorang Benedict Albert membuat Ana sering kali tergoda. Akankah Anastasia bertahan dalam tekanan dan sikap egois istri pertama suaminya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vey Vii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menikah kontrak?
Ben tidak memberi jawaban pasti pada Rosalie. Laki-laki itu termenung dan menatap nanar pada langit-langit kamarnya.
Lima tahun menikah bukanlah waktu yang singkat, bahkan kekurangan Rosalie tak sedikitpun membuat Ben berkeinginan untuk berpaling ke lain hati.
Namun berbeda dengan keyakinan hati Ben, Rosalie justru terang-terangan memintanya menikah lagi demi mendapatkan seorang anak.
"Aku akan membujuk Ana, Sayang. Kau hanya perlu mengikuti rencanaku," ucap Rosalie sekali lagi. Ia memeluk Ben dan meletakkan kepalanya di atas bahu laki-laki itu.
Ben diam, ia memejamkan mata dan berpura-pura tertidur. Pembahasan tentang anak dan menikah lagi membuat kepalanya berdenyut nyeri. Rasanya Rosalie tidak akan pernah berhenti sebelum keinginannya tercapai, dan semua itu membuat Ben tertekan.
Hampir selama dua jam Ben memejamkan mata, ia mendapati Rosalie sudah tertidur lelap. Saat itu juga, Ben memindahkan kepala Rosalie dari atas bahunya ke bantal, lalu keluar dari kamar.
Tengah malam, Ben keluar dari rumah. Ia membawa sebungkus rokok beserta pemantik api di tangannya. Entah sudah berapa lama bungkus rokok itu tersimpan di laci ruang kerjanya, laki-laki itu pun sudah lupa.
Sudah lebih dari setahun ia berhenti total untuk menghisap tembakau. Dulu, ia selalu merokok setiap kali merasa gelisah, terlalu banyak pekerjaan, dan sedang banyak pikiran.
Namun keinginan untuk memiliki keturunan membuatnya terus mengurangi kegiatan itu, bahkan ia sampai menghentikannya. Namun usaha ini terasa sia-sia, ia bahkan merasa putus asa.
Memandang sebungkus rokok di tangan, Ben mengurungkan niatnya. Ia melempar bungkus itu ke dalam tong sampah dan kembali masuk ke dalam rumah.
Perasaan kesal dan gelisah membuat Ben kehilangan rasa kantuk, ia pun berbaring di sofa ruang tamu sambil memikirkan berbagai kemungkinan tentang masa depan rumah tangganya.
***
Pagi-pagi buta saat belum seorang pun bangun dari tidurnya, Ana sudah sampai dan siap bekerja. Gadis itu sengaja datang sangat pagi agar ia bisa mengerjakan sesuatu, karena saat datang pukul tujuh, semua pekerjaan rumah ini hampir beres oleh pelayan lain.
Saat sampai di rumah, Ana mulai membawa sapu dan alat pel, ia akan memulai pekerjaannya dari ruang tamu.
Rumah besar dua tingkat ini sangat luas, perlu lebih dari dua orang untuk mengepel seluruh lantai. Namun Ana berpikir ia akan menyelesaikan lantai dasar untuk meringankan pekerjaan petugas kebersihan.
"Tuan," gumam Ana. Ia menatap Ben yang sedang tertidur di sofa ruang tamu.
Ana menatap ke sekeliling, ia baru sadar jika Ben sudah berada di sana sejak ia sampai beberapa saat lalu. Dan Rosalie tidak ada di sini, membuat Ana penasaran, mengapa majikannya tidur di luar kamar?
Merasa pikirannya terlalu lancang, Ana bergerak pelan-pelan dan berusaha bekerja tanpa mnimbulkan suara agar tidak membangunkan majikannya.
Saat mengepel lantai di bawah sofa, Ben yang awalnya melipat tangan di depan dada, tiba-tiba sebelah tangannya terjatuh dan hampir menyentuh lantai.
Mengetahui hal itu, Ana merasa bingung. Ia tidak punya nyali untuk menyentuh kulit majikannya, namun Ana merasa tidak tega jika hanya melihatnya.
Setelah berpikir berulang kali, Ana mendekati Ben dan berniat untuk membenarkan posisi tangan laki-laki itu, namun saat menyentuhnya, tiba-tiba Ben terbangun.
"Ah, kau mengejutkanku!" seru Ben. Ia tersentak kaget saat merasakan tangan dingin menyentuh kulitnya.
"Maaf, maaf, Tuan. Saya tidak bermaksud buruk." Ana mengganggukkan kepala berulang kali sambil meminta maaf.
"Tidak apa-apa, aku hanya terkejut," jawab Ben. Ia melihat Ana berdiri kaku di hadapannya, gadis muda itu tampak sangat polos tanpa make up. Bahkan dalam pencahayaan yang kurang dan mata Ben yang belum sepenuhnya sadar, Ana terlihat sangat cantik.
Ben meraba tangannya yang baru saja tersentuh oleh Ana. Laki-laki itu termenung sesaat sebelum mendengar suara Rosalie memanggilnya.
"Maaf, aku tertidur di sini," ucap Ben.
"Aku mencarimu ke mana-mana, Sayang. Ayo kembali ke kamar, ini masih terlalu pagi untuk bangun," ajak Rosalie. Ia memeluk suaminya.
Saat mereka berjalan menaiki anak tangga, Rosalie menghentikan langkahnya dan menyapa Ana. Wanita itu terkejut melihat Ana berada di rumahnya sepagi ini.
"Ana, kenapa datang sepagi ini?" tanya Rosalie.
"Tidak apa-apa, Kak. Aku hanya sedang ingin bekerja lebih pagi," jawab Ana.
"Istirahatlah, biarkan orang lain yang melakukannya. Jangan bekerja terlalu keras, Ana," ujar Rosalie.
Ana diam sesaat karena heran. Baru kali ini ia dipekerjakan sebagai pelayan dan tidak diperbolehkan bekerja keras.
Gaji yang Ana dapatkan lebih besar dari gaji yang ia terima saat mengurus nenek Rosalie. Namun di rumah ini, ia merasa seperti pengangguran.
Sudah dua minggu Ana bekerja, dan Rosalie tidak pernah memberikan tugas apapun. Bahkan semua tugas di rumah ini sudah dikerjakan oleh pelayan lain, hal itu membuat Ana merasa tidak enak hati seakan memakan gaji buta.
Setelah Ben berangkat bekerja, Rosalie memanggil Ana dan mengajaknya duduk berdua di teras samping. Pelayan menghidangkan dua teh hangat untuk mereka.
"Aku sudah mendapatkan dokter terbaik di kota ini, dia akan menangani paman Sam dan mendampingi seluruh pengobatannya," ucap Rosalie.
"Berapa biaya yang harus aku keluarkan, Kak?" tanya Ana. Biaya rumah sakit di kota ini tentunya sangat berbeda dengan biaya di rumah sakit lama, dan Ana khawatir jika ia tidak mampu membayarnya.
Rosalie terdiam sejenak, ia sedang berpikir dan mengolah kata yang tepat untuk mengungkapkan niatnya yang sesungguhnya. Ia tidak bisa berlama-lama menunda waktu. Usia Ana yang muda dan produktif, pasti akan mempercepat kehamilan jika semuanya berjalan lancar.
"Bagaimana jika membawa Paman ke luar negeri? Itu pasti lebih baik," ucap Rosalie.
"Kak, aku tidak punya uang sebanyak itu."
"Ana, aku bisa membantumu, tapi aku juga ingin kau membantuku."
"Apa yang bisa aku lakukan?" tanya Ana.
"Aku memiliki segalanya, tapi aku tidak memiliki seorang anak. Segala usaha sudah aku lakukan, tapi Tuhan tidak berpihak padaku. Aku dan suamiku ingin memiliki seorang anak, dan aku ingin kau yang mengandung anak kami," jelas Rosalie.
Ana mengernyitkan dahi, seolah ia mulai menyadari apa yang mendasari keinginan kuat Rosalie membawanya ke rumah ini.
"A-apa maksudmu, Kak?" tanya Ana tidak mengerti.
"Menikahlah dengan suamiku, hanya pernikahan kontrak. Kau hanya perlu hamil sekali saja dan melahirkan seorang anak. Setelah itu, aku akan memberikan segalanya padamu, uang, rumah, mobil, bahkan apapun yang paling kau inginkan di dunia ini," ungkap Rosalie.
"Kak! Apa yang kau pikirkan? Ini gila."
"Benar! aku gila, Ana. Semua ini membuatku gila!" seru Rosalie. Wanita itu tersenyum namun kedua matanya berkaca-kaca.
Ana menggelengkan kepala pelan, ia tidak habis pikir dengan jalan pikiran wanita di depannya.
"Aku tahu Paman Sam adalah segalanya bagimu, dia satu-satunya orang yang kau miliki. Leukimia akut itu pasti membuatnya sangat menderita, kau tidak bisa membuatnya hidup lama hanya dengan bekerja sebagai pelayan, Ana. Kau harus mendapatkan lebih banyak uang!" seru Rosalie.
"Bukan dengan cara ini, Kak!"
"Aku mohon, Ana. Hanya dalam waktu satu tahun, jika kau berhasil mengandung dan melahirkan, bahkan seluruh kekayaan yang aku miliki ini akan menjadi milikmu. Selama pernikahan kalian, aku yang bertanggung jawab atas pengobatan Paman sampai ia sembuh," bujuk Rosalie sekali lagi.
Ana tidak memberi jawaban, ia pun meninggalkan Rosalie begitu saja. Ana masih belum bisa mencerna apa yang baru saja Rosalie katakan padanya, gadis itu memesan ojek online dan pulang ke rumah meski jam kerjanya belum usai. Ia merasa sedang tidak baik-baik saja setelah mendengar permintaan majikannya.
🖤🖤🖤
g sk sifat kek rose egois,kejam,dan biadab,hrs nya di buat kanker nya nyebar aja dan mati biar ana n ben bs bahagia bersm anak mereka
harusnya bisa lebih panjang lg biar dapet rasanya ,,ini terlalu cap cus 🤭
eh ternyta rosali udh ko id 🤣
mudah²an ana bisa pergi jauh dn membawa anaknya 😩