Darah yang mengalir di tubuh ku merupakan darah seorang kesatria terkuat yang pernah ada, dan aku pun akan menjadi seperti dia melindungi yang lemah dan menghancurkan kebatilan di dunia ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lazuardi aqbar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berpisah
Thien Yu memeluk sang ibu tak perduli darah sang ibu telah menodai bajunya. Tangisnya pecah karena sosok ibu yang sangat di cintainya telah pergi untuk selama lamanya.
Diapun membawa jasad sang ibu masuk kedalam rumah, dan perlahan membaringkannya di tempat tidur. Hatinya benar benar hancur saat itu.
"Ibu, aku akan membantu kakak dan paman Sotang, untuk membunuh semua Kultivator kiriman dari walikota yang telah membuatmu seperti ini," ucap Thien Yu.
Diapun melangkah keluar dari dalam rumah, dan menatap tajam kearah pertarungan yang terjadi.
"Guru..!! setelah kita lama bersama baru kali ini aku ingin meminta sesuatu darimu, pinjamkan aku kekuatanmu untuk mengalahkan mereka," ucap Thien Yu.
"Thien Yu dengan tingkat kekuatanmu yang sekarang, kau hanya bisa menerima kekuatanku selama 10 menit dan itupun hanya seperempatnya saja, setelah 10 menit kekuatan yang kuberikan padamu akan menghilang dan energi di tubuhmu pun akan hilang sebanyak 70 persen, itu adalah resiko yang harus kau lalui, jika kau melakukan kultivasi kembali maka energi di dalam tubuhmu akan pulih seperti sedia kala," jawab sang Naga Giok.
"Aku siap menanggung resiko itu guru," ucap Thien Yu dengan amarah yang membara di dadanya.
Thien Yu melesat cepat kearah pertarungan, dan menghentikan tetua Sotang dan Feng Yu yang tengah bertarung.
"Paman, kakak, biar aku yang menghadapi mereka semua, aku ingin membalaskan kematian ibuku dan kuharap paman memberikan kesempatan itu," ucap Thien Yu datar.
"Tidak..!!, kau bukanlah tandingan mereka, lebih baik kita bertiga yang menghadapinya," jawab tetua Sotang.
"Ha..ha..ha..!!, kau ingin menghadapi kami semua? kau bermimpi anak muda!!, meskipun kalian bertiga bergabung, kalian bertiga hanya akan menjadi mayat!!" hardik salah seorang kultivator dari kota rumpun bambu.
Terlihat senyuman mengembang di bibir Thien Yu, entah apa yang ada di pikirannya saat ini, tapi bagi Sotang dan Feng Yu, senyuman Thien Yu kali ini begitu sangat misterius dan cenderung mengerikan.
Tiba tiba Thien Yu menghilang dari hadapan mereka semua, dan seketika teriakan Thien Yu memecah kesunyian itu.
"Tinju Naga giok..!!'
"Bukk..!!"
Salah seorang kultivator yang ada di tempat itu terhempas kebelakang dengan anggota tubuh yang bercerai berai, yang membuat kedua kultivator yang masih tersisa bergidik ngeri.
Belum sempat para kultivator yang masih tersisa itu mencerna keadaan yang ada, sebuah cahaya merah seketika berkelebat cepat.
"Zeep..!!"
"Zeep..!!"
"Ackh..!!
"Ackh..!!
Keduanya tewas di tempat dengan kepala yang terlepas dari tubuhnya.
Feng Yu dan tetua Sotang tak menyangka jika Thien Yu mempunyai kemampuan hebat seperti itu.
Setelah membunuh ketiga kultivator tersebut, Thien Yu pergi kearah tetua Sotang dan Feng Yu.
"Paman, aku ingin menjadi lebih kuat lagi untuk menghabisi walikota yang telah membuat ibuku mati, aku titip ibuku dan makamkan dia dengan baik karena aku sangat rapuh jika harus melihat ibuku lagi," ucap Thien Yu dengan berlinang air mata.
"Kakak setelah ini kita akan berpisah, aku ingin kau pergi ke klan pusat untuk mencari perlindungan, serta belajar teknik beladiri disana, berjanjilah padaku kau akan melakukannya," ucap Thien Yu kembali.
"Aku akan melakukannya adik!!" ucap Feng Yu yang berusaha tetap tegar dengan kesedihan yang menderanya.
Thien Yu memeluk sang kakak, kemudian melepaskannya.
"Berhati hatilah di sana kak, perpisahan kita hari ini merupakan pertemuan kita yang tertunda, aku akan mencarimu kembali setelah aku menjadi lebih kuat, ini ambillah, aku tak memerlukannya," ucap Thien Yu sambil menyerahkan kotak penyimpanan yang di ambilnya dari Feng Yu sang kakak.
Setelah itu Thien Yu menghilang dari hadapan Feng Yu dan tetua Sotang. Terlihat Feng Yu menjatuhkan dirinya ketanah, sehingga kedua lutut nya bertemu dengan tanah.
"Adik aku berjanji padamu, aku akan menjadi kuat dan tak mengecewakanmu, berhati hatilah dalam perjalanan mu untuk menjadi kuat," bisik Feng Yu.
Sementara itu Thien Yu terus berlari hingga kekuatan dari sang Naga Giok menghilang dari tubuhnya, kini tubuh Thien Yu menjadi lemah karena hanya tersisa 30 persen dari energi tubuhnya yang ada.
Di sebuah puncak bukit, Thien Yu melepaskan kesedihannya, dia berteriak sekuat tenaga berkali kali, dan pada akhirnya diapun lelah sendiri, hingga merebahkan tubuhnya diatas rumput perbukitan itu.
"Aku harus menjadi kuat, agar tak ada yang akan menghina dan melecehkan orang orang yang ku sayang," bisik Thien Yu yang mulai duduk bersila dan melakukan meditasi.
Sementara itu, Feng Yu yang telah selesai mengubur jasad ibunya, akhirnya berpamitan untuk pergi ke kota air di wilayah kekaisaran Glory, tempat keberadaan klan Zhi di mana gurunya tetua Wo Chu berada.
Feng Yu terus memacu kudanya selama dua hari dua malam dengan jalur pintas dari peta yang di berikan tetua Sotang, dia hanya berhenti sesaat untuk sekedar makan dari bekal yang di bawanya, dan memberi makan serta minum kuda yang menjadi tunggangannya. Setelah itu dia kembali melanjutkan perjalanan nya, dan tak terasa Feng Yu telah sampai di perbatasan kota air.
Terdapat penjagaan yang sangat ketat di depan gerbang kota air, semua itu untuk menjaga keamanan kota dari hal hal yang tidak di inginkan.
"Berhenti..!!" teriak salah satu penjaga gerbang melihat Feng Yu yang mengendarai kuda.
"Tunjukkan lencana pengenal mu!!" ucap penjaga gerbang.
Feng Yu segera mengeluarkan lencana klan Zhi yang diberikan ketua Sotang kepadanya, dan segera memperlihatkan lencana itu kepada penjaga gerbang.
"Silahkan tuan muda, kau boleh masuk kedalam kota," ucap penjaga gerbang.
Feng Yu kembali menjalankan kudanya memasuki kota. Setibanya di kota, Feng Yu di kejutkan dengan keramaian yang ada.
"Sungguh luar biasa kota ini, sangat ramai dan di penuhi dengan toko toko yang tersusun rapi, tak seperti kota rumpun bambu yang masih terkesan berantakan dalam penyusunan tata kotanya," batin Feng Yu.
"Lebih baik aku pergi mencari rumah makan terlebih dahulu, karena perutku sudah sangat lapar sekali," bisiknya.
Setibanya di rumah makan, Feng Yu memesan beberapa makanan terbaik di rumah makan tersebut, termasuk daging iga rusa panggang yang menjadi makanan favoritnya.
Sambil makan makanan yang tersaji, Feng Yu mendengar dari beberapa pengunjung rumah makan, jika dua hari kedepan akan ada penyeleksian murid di dalam klan Zhi, yang nantinya akan dibawah berlatih di dalam akademi pagoda 9. Selain melatih tehnik beladiri, disana juga akan mendapat pelatihan khusus dari ketua Hyo jin yang merupakan kultivator alam emperor, berupa cara meramu obat, menyuling dan memurnikan sebuah pil.
"Aku harus bisa ikut dalam penyeleksian murid di klan Zhi, agar aku bisa menuju ke dalam pagoda 9 untuk berlatih, karena aku yakin di dalam pagoda 9 niat ku untuk menjadi kuat pasti tercapai.
Di tempat lain, Thien Yu telah selesai melakukan kultivasinya, dan energi yang terkuras di dalam tubuhnya pun telah pulih kembali.
"Aku akan menuju ke kaisaran pheonix, untuk mencari bahan bahan yang dapat membentuk tulang kaisar di tubuhku, agar aku dapat meningkatkan tinju Naga Giok tingkat ke dua," bisik Thien Yu.
*****
Bantu like, komen dan vote kakak agar novel ini bisa lulus kontrak, trimakasih.