Sinopsi cerita
Gadis cantik yang bernama Julia anita, putri dari seorang pengusaha hebat sanjaya kusuma, diasingkan oleh keluarganya sedari kecil. Ia sedari memasuki dunia pendidikan, kedua orang tuanya, saudara ataupu saudarinya, kakek neneknya bahkan keluarga besarnya tidak mermperdulikan dirinya. Ya, walaupun secara finansial, hidunya juga ditanggung, namun biaya yang diberikan tak sama dengan saudarnnya yang lain. Ia juga tak pernah mendapat kasih sayang dan perhatian dari keluarganya.
karena merasa lelah dengan perlakuan kedua orang tuanya dan keluarganya itu, akhirnya Julia memutuskan untuk menyerah dan fokus pada hidupnya sendiri. ia berhenti mengharapkan kasih sayang keluarganya dan memilih untuk menjauh.
Lalu, bagaimanakah kisah selanjutnya ? di kepoin aja..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nisa saumatgerat, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
18. keluhan tuan Sanjaya kepada ayahnya
tuan Sanjaya menatap ayahnya tak percaya mendengar penuturan sang ayah. tatapan tuan Sanjaya juga begitu dalam kepada ayahnya. setelah itu, ia menundukkan kepalanya dan bersuara.
"Jadi ayah tak mau mengakui Putri tengah ku itu..?? Aku pikir cukup kami yang melakukan kesalahan kepada Julia. Tapi ternyata keluarga besar juga melakukan hal yang sama... Aku pikir.. waktu itu, ayah hanya bercanda dan ingin memotivasi Julia agar menjadi anak yang penuh dengan semangat.... Aku pikir, dengan mengabaikan putriku seperti itu, dapat membuka akal dan pikirannya untuk berusaha mengejar ketinggalannya dari saudara-saudaranya yang lain. Tetapi ternyata tidak... Putriku yang malang telah menderita selama 12 tahun, hidup sendiri dan kesepian, di pojokkan dan diasingkan dalam keluarga ini. Padahal aku ayahnya adalah orang yang paling dihormati di negara ini. Begitu juga dengan keluarga ini.." ujar Tuan Sanjaya dengan pelan dan lirih.
Ia mengingat masa-masa di mana dirinya selalu memarahi Putri tengahnya itu. ia mengingat Kalau kalah ia berlaku tidak adil kepada anak-anaknya. Sungguh pilu nasib putrinya itu.
Melihat adiknya yang begitu sedih menceritakan tentang perlakuan mereka selama ini, Tuan Antonio langsung mencebikkan bibirnya.
"Ck.. baru tahu kamu..!! Kemarin ke mana saja..!! Baru sadar kalau sekarang kamu sudah menjadi orang tua yang begitu jahat kepada anak gadismu. Ke depannya jangan menyesal Jika kamu kehilangan dirinya. Jangan menyesal juga karena telah mengabaikan dirinya." Ucap Tuan Antonio menasehati adiknya itu.
Entah kenapa Tuan Antonio merasa emosi melihat sang adik yang menunduk begitu saja. Sementara nyonya Antonio yang duduk bersebelahan dengan sang suami menenangkan suaminya dengan mengusap-usap lengan suaminya itu.
"Sudah pah... jangan terlalu emosi seperti itu..." Ujar nyonya Antonio sambil mengusap-usap dengan suaminya.
Sementara dua saudara perempuan mereka yang lain hanya mampu menundukkan kepala mereka saja. Mereka tak mampu mengeluarkan pendapat atau hanya sekedar membela sang keponakan. Karena secara tidak langsung mereka juga ikut terlibat mengabaikan keponakan mereka itu.
(apa yang harus kami lakukan, tak dapat membantu apapun. kami hanya bisa menurut kepada maunya ayah. bahkan ibu saja tak berani membantah ayah.) batin salah seorang anak perempuan tuan Baskoro.
"Gimana nggak emosi mah. Anak itu benar-benar membuat papa tidak habis pikir.." ujar Tuan Antonio tertahan.
Sementara itu, Tuan Baskoro hanya mampu menutup dan bungkam saja. Tapi untuk saat ini tak pernah merasa bersalah dengan apa yang telah dia lakukan terhadap cucu nya dari anaknya Sanjaya Kusuma itu. Setelah tuan Sanjaya mengeluarkan unek-unek nya itu. Ia melihat istri dan anak-anaknya itu berwajah sayu. Seketika tuan Sanjaya pun langsung berdiri.
"Ayo mah, anak-anak kita pulang." Ujar Tuan Sanjaya menuntun istrinya dan mengajak anak-anaknya pergi dari sana. Tuan Sanjaya tidak peduli lagi Bagaimana respon dari tuan Baskoro sebagai seorang kepala atau ketua dari keluarga Kusuma itu.
"Mau ke mana kalian?? Apakah kalian sudah berani menentang ayah seperti ini..?? Duduk kembali di kursi dan jangan ada yang beranjak sampai acara kita selesai." Tegas Tuan Baskoro kepada Putra bungsunya yaitu Tuan Sanjaya.
Tapi tak digubris oleh Tuan Sanjaya, Ia malah berlalu begitu saja bersama dengan keluarganya. Dan meninggalkan tempat itu. Sementara sang kakak atau Tuan Antonio yang menyaksikan kepergian adik bungsunya kembali mengarahkan pandangannya ke arah sang ayah dan ibunya yang diam saja di samping ayahnya.
"Sekarang ayah sudah puas melihat hal seperti itu.? Sekarang saya mau tanya pada ayah dan ibu. Jika keadaan Julia ada di posisi kami sebagai anak-anak ayah dan ibu..?? Apa yang akan kalian lakukan. ? Apakah ayah dan ibu akan mengucilkan dan mengasingkan kami..?? Seperti yang kalian lakukan terhadap keponakanku itu. Sebaiknya aku juga dan keluargaku akan berpamitan ayah. Tak ada gunanya melakukan pertemuan seperti ini, orang-orang di luar sana mungkin akan menganggap keluarga kita adalah keluarga yang harmonis, yang selalu melakukan pertemuan keluarga dan mempererat tali silaturahmi. Tapi ternyata di dalamnya tidak sama seperti yang di luar... Kami juga pamit ayah. Ayah sayang kita pulang... Dan jangan lupa hubungi Melvin." Ujar Tuan Antonio berpamitan kepada kedua orang tuanya.
Padahal acara pertemuan keluarga ini baru saja dimulai setelah mereka selesai menyantap makanan masing-masing. Tapi dua keluarga malah membubarkan diri. Melihat dan mendengar penuturan dari anak-anaknya itu, Tuan Baskoro kembali menjadi bungkam dan tak bisa mengatakan apa-apa lagi. Ia cukup sadar apa yang berusaha putranya sampaikan kepadanya. ia juga sudah keterlaluan dan selalu ikut campur dengan keluarga anak-anaknya.
***
Sementara di pasar malam, Julia dan Melvin sangat puas berjalan-jalan di tempat itu. Mencoba semua wahana dan melakukan hal-hal yang mereka mau tanpa ada yang melarang ini itu. Setelah mereka puas berjalan-jalan, akhirnya mereka memutuskan untuk kembali.
"Makasih ya kakak sepupu Sudah menemani saya malam ini..." Ujar Julia dengan perasaan gembira.
Setidaknya ia masih memiliki satu orang yang bisa dan mau mendengar keluh kesannya. Walaupun Julia tak sepenuhnya percaya kepada saudara sepupunya. Iya takut untuk melabuhkan hati dan mempercayai orang lain. Karena ia sudah mendoktrin pikirannya itu Dengan mengatakan bahwa hanya ada dirinya sendiri dan ia hanya perlu hidup dengan baik sendiri.
"Sama-sama. Kakak juga mengucapkan terima kasih karena dengan adanya kamu kakak tidak kesepian. Dan satu hal yang harus kamu tahu, jangan bersedih terus. Ingat kamu masih memiliki kakak... Dan oh ya, bolehkah Kakak meminta nomor handphone kamu." Ujar Melvin sambil mengeluarkan handphonenya.
Julia tentu saja setuju dan mengeluarkan HP buntutnya itu. Walaupun bentuknya HP Android namun pengeluarannya adalah pengeluaran lama. Sementara handphone milik Melvin adalah pengeluaran terbaru dan sangat bagus. Saat Julia mengeluarkan HP buntutnya itu, Melvin seketika langsung mengerutkan keningnya.
"Ini milikmu..??" Tanya Melvin tidak percaya.
Bagaimana mungkin HP pengeluaran berpuluh-puluh tahun yang lalu masih berada di tangan sang adik sepupu. Kalau tidak salah merk HP seperti ini tak ada lagi orang yang memakainya.
"Maaf Kak, Iya HP aku jadul ya. Tapi Julia hanya punya HP ini. Walaupun jadul dan ketinggalan zaman, namun masih bisa diakses dan masih mampu untuk memesan go-jek... Hehehe.." ujar Julia dengan gamblangnya.
Sementara Melvin malah menggeleng-gelengkan kepalanya saja. Padahal rata-rata keluarga Kusuma adalah orang yang memiliki uang bahkan untuk HP saja, mereka bisa menggonta-ganti HP sebulan sekali. Itupun jika mereka menginginkannya.
Tapi lihatlah keluarga Kusuma yang satu ini, bahkan alat elektronik saja ia masih menggunakan model HP yang sudah jarang dipakai oleh orang-orang pada umumnya.
"Buang sajalah hp-mu ini... Nanti biar kakak belikan yang baru.." ujar Melvin merebut handphone jadul dari tangan Julia dan membolak-balikkannya. Julia yang mendengar penuturan sang kakak langsung merebutnya kembali.
"Enak saja dibuang... Walaupun ini hanya handphone bekas, tapi Sudah menemani Julia dari tahun ke tahun. Walaupun handphone ini bukan pengeluaran terbaru, tapi masih bisa mengeluarkan suara dan juga video untuk menghibur Julia."ujar Julia dengan memanyunkan bibirnya.
kasihan bngett yaaa