Benar kata peribahasa.
Kasih Sayang Ibu Sepanjang Masa, Kasih Sayang Anak Sepanjang Galah. Itu lah yang terjadi pada Bu Arum, Ibu dari tiga orang anak. Setelah kematian suami, ketiga anaknya malah tidak ada yang bersedia membawa Bu Arum untuk tinggal bersama mereka padahal kehidupan ketiganya lebih dari mampu untuk merawat Ibu mereka.
Sampai akhirnya Bu Arum dipertemukan kembali dengan pria di masa lalu, di masa-masa remaja dulu. Cinta bersemi meski di usia lanjut, apa Bu Arum akan menikah kembali di usianya yang sudah tak lagi muda saat ia begitu dicintai?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rere ernie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
9. Perasaan Tak Bisa Dipaksakan.
Mita menatap Ahmad sekilas dengan tatapan menghina karena pakaian Ahmad yang terlihat seperti orang miskin, maklum Mita dan ibu kandung Izy adalah keturunan dari orang kaya. Kemudian ia menguusaap kepala sang keponakan seraya tersenyum manis.
"Izy tumben ada di rumah, nggak kuliah atau mungkin janjian main basket?"
"Kan nggak kuliah Tan, ini hari Sabtu. Tante lupa? Aku lagi happy hari ini, gimana kalau Tante ikut makan malam sama kita nanti. Izy mau rayain pernikahan Ayah!"
"Maksud kamu, yang tadi Tante denger... Ayah kamu beneran mau nikah? Sama siapa? Wanita genit mana? Hah?"
Mita diliputi kemarahan, dia kira wanita yang akan menikah dengan Pak Agam adalah salah satu kenalan bisnis Pak Agam yang akhirnya berhasil menikah dengan pria incarannya itu.
"Sama Ibu Arum, dia bakal jadi Ibu Izy!" gadis itu pun berlari ke dalam ruangan memeluk Bu Arum. "Makasih ya, Bu. Mau jadi Ibunya Izy..."
Bu Arum terbengong, padahal tadi dia dan Pak Agam baru selesai bernostalgia dan saling mengungkap rasa yang dulu sempat ada. Kenapa Izy malah langsung menyimpulkan Bu Arum setuju menikah?
"Gini loh Bu, kan Ibu sama Ayah sama-sama cinta pertama. Entah sekarang masih ada rasa atau tidak, yang pasti pernah ada rasa dan bisa tumbuh lagi. Jadi... Ibu harus menikah sama Ayah. Dulu, Ibu sama Ayah nggak berjodoh tapi sekarang mudah-mudahan jodoh ya Bu."
"Aamiin." Pak Agam mengamini menjadikan hati Mita semakin panas.
Bu Arum tak bisa berkata-kata, dia menatap Pak Agam.
"Tunggu! Tunggu! Apa-apaan ini?! Bang? Jelaskan padaku, semua ini nggak benar kan? Abang dan wanita ini nggak akan menikah kan?!" Mita mendekat ke arah Pak Agam bahkan memegang lengan lelaki itu dengan lancang.
Pak Agam sontak menghempaaskan tangan Mita dari lengan nya.
"Jangan bertindak nggak sopan Mita! Saya nggak suka kamu pegang tubuh saya sembarangan!" bentak Pak Agam.
"Bang! Bilang padaku... apa yang dibilang Izy nggak bener! Abang juga tahu kalau aku__"
"Tentu saja saya tau, kamu Tante nya Izy. Kamu juga adik perempuan almarhumah istriku. Aku udah kenal kamu sejak kamu SMA, jadi aku juga udah anggap kamu adikku sendiri. Jangan berlebihan dalam bersikap, Mita!" tegur Pak Agam memotong omongan Mita, ia tak ingin Bu Arum dan yang lain mendengar pengakuan Mita kalau wanita itu suka padanya.
"Kita jadi dinner kan, Ayah?" Izy tidak mengerti situasi, Mita memang tak pernah memperlihatkan kegenitan nya pada Pak Agam di hadapan Izy selama ini jadi gadis tomboy itu tak tahu kalau Mita mengincar Ayahnya.
"Kalau itu maunya anak Ayah, ya jadi dong! Kamu sama Bu Arum siap-siap aja. Ayah akan reservasi restorannya." Pak Agam pun keluar dari ruangan diikuti oleh Mita yang masih ingin kejelasan.
Tak Tak Tak
Heels milik Mita menghentak kuat di lantai menimbulkan bunyi keras dan berisik saat wanita dengan dandanan kelas atas itu mengejar langkah Pak Agam yang masuk ke ruang kerja.
Mita masuk begitu saja, Pak Agam sengaja membiarkan wanita itu mengikutinya. Pak Agam akan bicara dengan jelas agar Mita tak berharap apapun pada hubungan mereka karena sejak awal Pak Agam memang tak ada rasa pada mantan adik iparnya itu.
"Bang, aku masih belum terima! Abang mau nikah sama wanita yang baru bertemu lagi sama Abang! Sementara aku... selama satu tahun ini selalu berada di dekat Bang Agam sama Izy. Disaat Izy pertama kali masuk kuliah, aku mendampingi nya. Saat Abang sakit dan harus dirawat... aku juga yang menunggui Abang di rumah sakit! Tega Abang sama aku! Apa kurangnya aku, Bang?!"
"Mita! Apa kamu nggak ngerti juga apa kurang nya kamu untukku? Aku tau kamu sangat perhatian sama Izy, tapi... seharusnya itu jadi hal wajar karena dia keponakan mu. Dia putri dari kakak perempuan mu! Jika saja semua yang kau lakukan padaku dan Izy selama ini tulus... mungkin aku akan berusaha mengembangkan perasaan lain padamu selain menganggap mu adikku! Tapi, semua yang kau lakukan karena kau menginginkan ku! Kau terobsesi padaku, Mita! Aku mungkin bukan laki-laki pintar dalam sebuah hubungan... tapi insyaAllah aku memilih Arum karena dia akan jadi Ibu yang hebat untuk Izy karena ketulusannya. Dia juga akan jadi istri yang baik untukku."
"Abang....!!!"
"Maaf, Mita. Masalah perasaan tak bisa dipaksakan, aku tak pernah ada rasa lebih padamu. Sementara Arum, dia adalah cinta pertamaku dan sejak aku bertemu dengannya lagi... entah kenapa ada perasaan yang tidak bisa aku sangkal. Lagipula, aku tak pernah memintamu selalu berada di sampingku dan Izy! Itu adalah keinginan mu sendiri!"
"Aku lebih muda darinya, Bang! Aku bisa lebih baik dari wanita itu dalam merawat Abang di hari tua Bang Agam! Wanita tua itu, mungkin saja sudah sering sakit-sakitan dan sebentar lagi mati...! Lalu, bagaimana dia bisa ngurus Abang!"
"CUKUP...! Cukup Mita! Jangan kau hina Arum! Setiap orang pasti akan sakit, entah itu muda atau tua! Usia tua bukan tolak ukur dalam hal penyakit! Zaman sekarang, bahkan anak-anak muda dan seumuran kamu... susah punya penyakit diabetes karena pola makan yang buruk! Sementara orang seperti Arum yang hidup sederhana di kampung... bisa saja lebih sehat dari kamu karena dia selalu menjaga makanannya! Ngerti!!"
"Abang benar-benar tega! Aku nggak terima! Lihat saja apa yang akan aku lakukan untuk menghancurkan pernikahan kalian...! Jangan mimpi! Selagi aku hidup, semuanya nggak akan terjadi!"
Mita berlari keluar dari ruang kerja Pak Agam dengan deraian air mata, wanita itu langsung pergi dari rumah.
Sementara Ahmad memang sengaja mengikuti Mita dan Pak Agam tadi, mungkin dia sangat lancang namun demi kebahagiaan sang Ibu dia tidak akan membiarkan siapapun merusaknya. Cukup satu kali dia membuat ibunya terluka dan sedih, sebagai anak yang akan selalu berbakti Ahmad akan selalu melindungi ibunya.
