NovelToon NovelToon
Cinta Untuk Sekali Lagi

Cinta Untuk Sekali Lagi

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu / Keluarga / Cinta Murni
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: Aninda Peto

Aulia Aisha Fahmi Merupakan sepupu Andika, mereka menjalin cinta tanpa sepengetahuan orang tua mereka. Andika adalah cinta pertama Aulia dan ia begitu mencintainya. Namun, kejujuran Andika pada ayahnya untuk menikahi Aulia ditentang hingga Andika perlahan-lahan hilang tanpa kabar.

Kehilangan Andika membuat Aulia frustrasi dan mengunci hatinya untuk tidak menerima pria lain karena sakit di hatinya begitu besar pada Andika, hingga seorang pria datang memberi warna baru di kehidupan Aulia... Akankah Aulia bisa menerima pria baru itu atau masih terkurung dalam masa lalunya.

Penasaran dengan kisah selanjutnya, yuk ikuti terus setiap episode terbaru dari cerita Cinta untuk sekali lagi 😍

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aninda Peto, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

CHAPTER 25

..."Sekali tuan tetap tuan"...

Siang digantikan oleh nisya, Bumi yang tadinya terang oleh sinar baskara kini beralih menjadi gelap yang hanya mengandalkan sinar bulan yang terpancar remang-remang. Lampu neon pun menyala memancarkan sinar yang terang untuk menerangi gelapnya Bumi.

Di jalan Tirto Utomo, gang 2 ada banyak sekali pejalan kaki yang menyusuri jalan hanya untuk membeli sesuap nasi. Ada banyak sekali warung prasmanan, kedai kopi, ruko dan penjual lalapan lainnya hingga banyak orang-orang yang berdatangan di jalan Tirto. Sama halnya dengan dua sejoli yang menjadi pemeran utama dalam cerita ini, mereka berjalan dengan tangan yang saling tergenggam membuat beberapa pasang mata terlihat cemburu. Mungkin mereka itu adalah orang-orang jomblo yang menginginkan kehangatan pasangan dalam suatu hubungan.

Setelah lama berjalan, mereka pun berhenti pada salah satu kedai yang menjual ayam kebuli. Membaca nama makanan itu membuat bibir Aulia merekah, merasa lucu dengan nama tersebut, sebab ia belum pernah mendengar maupun membaca nama makanan yang berasal dari Betawi itu.

"Kasian yah ayamnya dikibuli oleh nasi" Celetuk Aulia membuat Ryan menoleh lalu menjitak dahi Aulia pelan. Bukannya marah perempuan itu tersenyum dan tertawa kecil.

"Mas, ayam kebulinya dua porsi ukuran jumbo"

"Eh bentar mas, saya yang biasa saja" Aulia tiba-tiba berujar kepada penjual ayam kebuli.

"Siap mbak"

Ryan dan Aulia pun duduk di kursi kayu panjang yang disiapkan untuk pembeli.

"Ryan"

"Panggil aku tuan" Pinta Ryan dengan tatapan menggoda dan senyum yang terukir tipis di bibirnya. Aulia yang mendengar titah itu memutar bola matanya malas. Namun, ia tetap mematuhi permintaan Ryan padanya.

"Seandainya ada seorang wanita cantik yang memiliki hati yang sayang baik, menyukai tuan dan menginginkan tuan sebagai pasangan... Dan pada saat yang bersamaan, aku mengkhianati tuan, apa yang akan tuan lakukan?" Aulia bertanya dengan suara pelan, entah kenapa pertanyaan itu tiba-tiba terlintas dalam pikirannya, dan mulutnya yang tidak memiliki rem langsung berujar tanpa mempertimbangkan konsekuensi yang akan terjadi.

Ryan menatap dalam-dalam wajah Aulia, dengan tatapan yang sulit diartikan, antara kaget dan bingung.

"Apa nona akan menduakan ku?" Aulia menggeleng pelan, walaupun pertanyaan itu berasal daripada pikirannya tetapi tak sedikit pun niatan untuk selingkuh.

"Aku tidak berani, tuan. Karena tuan sudah menjadi seseorang yang aku pilih... Sekali tuan tetap tuan" Bisiknya yang masih didengar oleh Ryan hingga bibir pria itu menyunggingkan senyuman tipis.

"Sudah mas" Tiba-tiba seorang penjual berkata, dan Ryan pun beranjak dari duduknya menuju sang penjual ayam kebuli. Membayar pesanan yang dipesannya tadi, totalnya menjadi dua puluh lima ribu.

"Makasih mas" Ryan dan Aulia hanya mengangguk lalu berjalan meninggalkan pemilik kedai ayam kebuli yang masih setia menatap mereka, entah apa yang ada di dalam pikirannya mungkin hanya sebagai objek melihat tanpa niatan lain.

"Jika situasi yang nona tanyakan tadi menjadi nyata, aku tetap memilih nona"

"Kenapa?"

"Karena aku tidak bisa berhenti mencintaimu nona" Mendengar sajak indah yang selalu diimpikan oleh setiap perempuan, tiba-tiba langkah Aulia terhenti dan menatap punggung kekar pria di depannya. Menyadari ketidakadaan sosok Aulia di sampingnya, Ryan pun berhenti lantas menoleh ke belakang mendapati Aulia yang bergeming dengan mata yang berkaca-kaca.

"Ada apa? Kenapa tiba-tiba menangis?" Ryan bertanya dengan suara khawatir, sedikit parau dan menatap cemas keadaan Aulia yang saat ini berdiri di depan toko jasa print. Sungguh Ryan terlihat kelimpungan saat mendapati Aulia yang tiba-tiba menjadi sedih apalagi sampai menangis. Pria itu tidak bisa melihat kekasihnya menangis, hatinya akan menjadi hancur, mungkin terdengar alay tetapi di lubuk hatinya, Ryan benar-benar peduli sampai-sampai ia akan merasakan sakit yang menusuk tatkala Aulia sedih ataupun sakit.

"Berjanjilah kita tidak akan saling meninggalkan bahkan, di antara kita berada dalam kondisi terpuruk sekalipun... bisakah tuan berjanji untuk tetap bersama?" Aulia bertanya dengan nada serius dan dengan tatapan yang penuh harap. Bahkan mereka tak peduli orang-orang di sekitar mereka yang melihat dengan tatapan aneh.

Ryan mengangguk menyanggupi perjanjian di antara mereka dengan dua kelingking yang saling bertautan di bawah sinar Candra yang terang serta jutaan bintang yang bertebaran. Di atas Bentala dan di bawah nabastala, dua insan yang sedang dilanda asmara saling mengikat janji untuk tidak saling melepaskan, tetap berjalan di jalan yang sama dengan sejuta impian yang akan mereka penuhi.

Setelah tiba di depan kost Aulia, Ryan menaiki motor Vespa miliknya dan diikuti Aulia yang duduk di belakang Ryan. Sebelum meninggalkan parkiran indekos Aulia, Ryan menarik pergelangan tangan kekasihnya itu, hingga memeluk pinggangnya membuat perempuan itu merasa malu.

"Tuanmu sedang kedinginan" Ryan berucap tanpa rasa malu, padahal ada beberapa orang di samping mereka yang hendak mengeluarkan motornya dari parkiran. Orang-orang yang mendengarnya pun hanya bisa tersenyum sementara itu, Aulia sudah menutupi wajahnya dengan kedua tangannya. Ryan hanya tertawa kecil melihat reaksi menggemaskan dari pacarnya itu.

"Aku sungguh malu, bisakah tidak menggodaku?" Protesnya ketika kendaraan yang mereka tumpangi sudah melesat jauh, meninggalkan indekos.

"Bisa saja tapi nona harus memberikan sesuatu yang membuatku puas"

"Jangan kelewatan!" Ketusnya, masih dengan posisi memeluk tubuh Ryan dari belakang.

"Tidak ada yang terlewat, setiap hari aku selalu mencintaimu nona" Ucapan Ryan membuat Aulia semakin kesal tetapi hatinya berbunga-bunga, perempuan itu malu mengakui bahwa dirinya sedang bahagia karena ungkapan Ryan barusan. Namun, karena egonya hingga ia menunjukkan ketidaksukaan atas perkataan Ryan.

"Selalu saja menggombal" Celetuk Aulia dengan bibir tersenyum kecil yang ia sembunyikan dari balik punggung kekar Ryan, hingga pria itu tidak menyadari bahwa Aulia terus-terusan tersenyum. Entah karena suasana malam yang memikat atau karena berada di dekat Ryan membuat Aulia menjadi nyaman.

"Jika nona tidak suka, aku akan berhenti" Ryan berkata dengan suara sedikit berteriak. Tidak ada jawaban dari Aulia perempuan itu hanya terdiam dan mengamati bangunan-bangunan yang dilaluinya.

Beberapa menit kemudian, motor Vespa milik Ryan berhenti di depan rumah yang memiliki dua lantai. Aulia turun dari atas motor diikuti Ryan, rumah tersebut adalah tempat tinggal Ryan di Malang, merupakan rumah dari orang tuanya.

"Umm, masalah tadi jangan di ambil serius... Aku tidak masalah jika tuan memberikan gombalan tetapi... Bisakah tidak mengatakan di depan orang-orang?" Aulia tiba-tiba membuka suara dengan ekspresi wajah yang terlihat sangat malu, kedua jari telunjuknya saling bertemu, bahkan pandangannya terus tertuju di kakinya.

"I love you"

Semakin merah pipi Aulia mendengar pernyataan cinta Ryan, sungguh pria itu merasa menang melihat ekspresi lugu wanitanya.

Sepersekian detik, mata Aulia tak sengaja melihat sebuket bunga Lily dari tangan Ryan yang sedang berdiri di hadapannya sambil menampilkan senyum tulus.

" Bunga Lily melambangkan kemurnian, ketulusan dan kasih sayang" Aulia berkata pelan sambil menerima bunga Lily yang diberikan Ryan padanya.

"Bunga yang kuberikan sedang melambangkan perasaanku terhadapmu, nona".

.

.

.

.

Lanjut part 26

1
Agus Tina
Baguus
Aninda Peto: makasih kak
total 1 replies
Dair Kasma
suka paragraf pertama
Dair Kasma
lanjut
Dair Kasma
aku suka kata diksi yang digunakan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!