Ling mei, seorang Mutan yang berkekuatan tipe kayu dan tipe air. Namum Ling mei di perbudak oleh organisasi Hitam untuk melakukan kejahatan, dan memperluas Organisasi tersebut. Suatu hari Ling mei di beri tugas untuk menculik anak kecil untuk di jadikan mutan yang lebih kuat dari dirinya, tetapi Ling mei menentang tugas itu, Karna Ling mei tidak tega melihat anak kecil itu di teliti atau di siksa dengan obat-obatan yang menyakitkan. Ling mei disiksa karena menentang keras perkataan ketua organisasi, tidak di beri makan beberapa hari, di siksa dengan ramuan yang menyakitkan. Mungkin? Kalian berpikir kenapa Ling mei tidak melarikan diri! Karna Ling mei sudah terbiasa merasakan hal seperti ini . Ling mei sudah lelah menjalani kehidupan seperti ini, Ling mei hanya pasrah dan menunggu kematian.
Ling mei berpikir, Jika dia di beri kesempatan hidup lagi, Ling mei hanya ingin hidup dengan damai..
Apakah keinginan Ling mei Terkabul...???
Nyatanya tidak ada hidup yang damai di dunia ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HWM, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 23. Melatih anak-anak
Sebelum matahari terbit, rencana Ling Mei resmi di lakukan.
Yang Feng masih keluar pagi-pagi sekali untuk sibuk seperti biasa. Ling Mei meminta anak-anak untuk bangun pagi dan lari pagi keliling halaman rumah untuk melatih kebugaran fisik mereka.
Setelah itu, mereka di biarkan mencuci dan merapikan tempat tidur sendiri, dan kemudian pekerjaan rumah yang lebih sederhana seperti menyapu lantai dan mengambil air akan diberikan kepada mereka.
Ling Mei melakukan aktivitas seperti biasa, dan ketika dia selesai melakukan pekerjaannya, dia akan mengajari anak-anak menulis dan membaca. Sorenya dia membuat boneka jerami yang lumayan besar untuk Chao agar bisa berlatih ototnya. Sedangkan si bungsu, Ling Mei membuat busur panah dari kayu. Ling Mei akan mengajari Chia cara memanah.
Dengan cara ini, kehidupan mereka menjadi teratur.
Akibat yang paling nyata adalah anak-anak tidak lagi menimbulkan masalah baginya.
Selama latihan, Ling Mei juga mengetahui perbedaan karakter setiap anak.
" Anak tertua, Yang Chao sangat cerdas dan penuh perhatian. Dia sangat mudah mengingat teknik-teknik yang di ajarkan Ling Mei. Chao juga memiliki kekuatan fisik yang baik. Ling Mei sangat takjub melihat anak ini, tidak sia-sia aku melatihnya". Gumam Ling Mei
Si bungsu, Yang Chia! Ling Mei lebih bangga lagi padanya. Dia berbeda dengan anak-anak perempuan di zaman ini. Chia tidak menyukai puisi atau membaca. Dia hanya ingin berlatih memanah dan bela diri. Meskipun dia masih umur tiga tahun tapi semangatnya sangat kuat. Ling Mei sampai kewalahan untuk mengajarinya. Ling Mei merasa Chia memiliki sifat yang sangat mirip dengannya.
-----
Satu bulan berlalu, Ling Mei memberi izin anak-anak untuk libur dari pelatihan hari ini. Dia membiarkan mereka bebas untuk bermain.
Tiba-tiba anak tertua berlari ke dalam rumah, Ling Mei merasa sedikit terkejut: "apakah yang kamu lakukan? Bukankah kamu bersama adikmu?
Dimana Chia? Apakah kamu tahu alangkah bahayanya dia, jika kamu tinggalkan sendirian? Namun dia menyadari bahwa sesuatu telah terjadi, lalu dia melihat jelas penampilan Chao. Wajahnya memar serta bengkak, seolah-olah dia dianiaya seseorang.
" Ayo kita mencari ayah," Kita harus naik gunung."
Chao mengatakan ini kepada Ling Mei, dan bersiap untuk lari.
" Tunggu!" Ling Mei menangkapnya dengan cepat, "katakan padaku dulu apa yang terjadi, dimana Chia?"
" Nenek!, Nenek menindas Chia, aku tidak bisa melawannya..."
Nada suara Chao gemetar, dia hendak menangis.
Ling Mei yang mendengarkannya, langsung memutar bola matanya. Sudah tua banyak tingkah lagi. Menurut Ling Mei, Nenek Sun adalah nenek tua yang paling menyebalkan yang pernah ia temui.
" Jangan khawatir dulu. Aku akan membantumu, bawa aku kesana."
Ling Mei memegang tangan Chao dan bergegas pergi.
Setelah sampai, dia mendengar tangisan keras Chia.
Mengikuti suara tersebut, saya melihat nenek Sun memegang tongkat kayu. Pantas saja anak sulung tidak bisa melawan. Entah apa yang dipikirkan nenek Sun ini, padahal Chao dan Chia adalah cucunya. Tetapi kenapa mereka di perlakukan seperti ini?
Yang paling menjengkelkan adalah Chia sudah babak belur, Tapi, nenek Sun masih meremas-remas tubuh Chia.
Bagaimana ada seseorang nenek yang begitu kejam terhadap cucu kandungnya? Ling Mei yang melihatnya sangat marah dan menendangnya.
" Kemarilah, beraninya kamu menyentuh putriku!"
Nenek Sun tertegun dan tergeletak di tanah, lalu memandang Ling Mei dengan tidak percaya.
Selain itu, siapa didesa ini yang berani melawannya, tidak ada seorang pun yang pernah bersikap kasar Padanya.
" Sebagai nenek, apakah ini sikap yang harus kamu lakukan kepada cucumu? Memukul dan menindas mereka! Hanya orang yang bodoh melakukan ini kepada cucunya!"
Ling Mei berkata sambil memarahi nenek Sun dengan keras. Dia tidak peduli meskipun nenek Sun lebih tua darinya.
biarpun AQ jarang komen tapi tetap baca .... nanti tak kasih kopi.....😁😁😁
tetap semangat Thor d tunggu up selanjutnya 🥳🥳🥳🥳🥳🎂🎂🎂🎂🎂🍰🍰🍰🍰🍰🎇🎇🎇🎇
*Barakallahu fii umrik*
_(Umur yg panjang)_
*Barakallahu fii afiat*
_(Selalu diberi kesehatan)_
*Barakallahu fii rizki*
_(Rizky yg berlimpah)_
*Barakallahu fiddunya wal akhirah*
_(Selamat di Dunnia & Akhirat)_
Aamiin yaa Robbal alamiin