Siapa sangka takdir membawa Kevin harus terperangkap di pondok pesantren. Dirinya tidak bisa sebebas dulu, membuat Kevin frustasinya luar biasa. Namun siapa sangka, di sana ada sosok bidadari tak bersayap yang selalu membuat mata Kevin berseri-seri. Hari-harinya yang di pikir terasa suram di pondok pesantren, namun menjadi cerah. "Ustadzah, mau enggak jadi istri saya, nikah sama saya, kalau ustadzah nikah sama saya enggak bakalan nyesel deh. Saya ganteng, kaya lagi, saya anak tunggal loh... Keluarga Pradipta lagi." ucap Kevin dengan songong, matanya mengedip pada ustadzah galak yang mengajar di kelasnya. Nadzira -- sosok ustadzah itu mendelik pada santrinya itu. "Jangan ngimpi kamu. Type saya enggak modelan kayak kamu. Cepat kerjakan hukuman kamu, jangan banyak tingkah." Cetus Nadzira galak. Kevin tidak tersinggung, cowok itu malah tersenyum lebar.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Julia And'Marian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 20
"apa ?! Omegood !! Elo seriusan Hul ? Ustadzah cantik nanyain gue ?" Kevin sudah memekik heboh saat mendengar perkataan dari Rahul . Tidak pernah menyangka jika Nadzira akan bertanya tentang keadaan nya . Sakit yang di rasa di kepala nya langsung hilang seketika , bahkan Kevin sudah bangkit dan duduk di hadapan Rahul . Seolah apa yang di katakan oleh Rahul tadi mantra hebat yang mampu membuat Kevin langsung sembuh total . Padahal tadi sewaktu Rahul belum mengatakan nya , Kevin masih menggigil di dalam selimut tebal itu .
Rahul melongo melihat keadaan Kevin , sungguh ajaib sekali . "Kamu sudah baik-baik saja Kevin ? Sebaiknya kamu istirahat dulu. Tadi saya masuk kamu masih demam loh ."
Kevin menggeleng, rasa bahagia nya membuncah , hingga tidak bisa di jelaskan oleh kata-kata lagi , membuat sakit di dalam kepala nya , dan tubuh nya hilang seketika .
"Gue udah baik-baik aja ! Terus Ustadzah cantik bilang apa lagi ?!" Pekik Kevin sudah tidak sabaran , dirinya terlalu penasaran dengan apa yang di ucapkan oleh Ustadzah cantik nya itu . Dirinya sudah terbang ke awan saat Rahul mengatakan jika Ustadzah Nadzira mencari dirinya . Pikiran nya sudah berkelana, dirinya membayangkan jika Ustadzah cantik itu pasti merindukan dirinya . Membayangkan nya saja , sudah membuat Kevin tersenyum-senyum sendiri . Apa lagi kalau Ustadzah cantik itu datang dan memberikan perhatian pada dirinya. Entah bagaimana sikap Kevin, mungkin Kevin sudah jingkrak-jingkrak kesenangan . .
Rahul menggeleng . "Enggak bilang apa-apa ! Cuman tanya kamu dimana , itu aja ." Sahut Rahul santai .
Kevin memberengut saat Ustadzah Nadzira tidak berkata-kata hal lain, padahal tadi dirinya sudah berpikiran jika Ustadzah cantik itu akan mengatakan kalimat-kalimat lain nya . "Elo enggak bilang kalau gue sakit ?"
Rahul menggeleng . "Saya terlalu terkejut saat Ustadzah Zira tanyain kamu, jadi cuman diem aja enggak jawab apa-apa . "
Kevin langsung menimpuk kepala Rahul dengan bantal , membuat Rahul meringis kesakitan .
"Kamu kok pukul saya Kevin ?? Saya emang nya salah apa ?"
Kevin menggeram kesal . Kenapa teman nya itu bodoh sekali . Padahal kan dirinya berharap jika Rahul mengatakan kepada yang sebenarnya pada Ustadzah cantik itu , agar Ustadzah Nadzira panik , dan datang menjenguk dirinya . Bodoh sekali memang teman nya itu .
"Kenapa enggak elo bilang gue sakit ? Elo kan bisa bilang kalau gue sakit, pasti Ustadzah Nadzira nanti datang kemari . " Cetus Kevin kesal .
Rahul merengut kesal . "Ya mana saya tau . Saya terlalu terkejut jadi enggak bisa ngomong apa-apa . Lagian kan enggak boleh juga perempuan masuk ke dalam bilik kamar kita Kevin ... Kalau tau pasti dapat hukuman , walaupun Ustadzah yang masuk . "
Kevin melemaskan bahu nya , lalu terbaring lesu lagi di atas ranjang . Pupus sudah harapan nya yang ingin di jenguk dan di beri perhatian oleh Ustadzah cantik nya itu .
Rahul mengeryitkan sebelah alis nya saat melihat Kevin . "Loh kamu kok lemes lagi sih ? Perasaan tadi udah baik-baik aja . Kok jadi sakit lagi . "
"Gue mendadak jadi sakit lagi Hul . Kepala gue pusing banget . Mau tidur lagi aja lah . " Sahut Kevin lesu .
Rahul mendengus kesal mendengar nya . "Yaudah , kamu makan dulu , itu tadi saya sudah bawakan makanan buat kamu . Jangan lupa di minum obat nya . Saya mau balik lagi ke kelas . Sebentar lagi sudah mau mulai pelajaran. " Ucap Rahul .
Kevin mengangguk saja , lalu membiarkan Rahul pergi setelah menjawab salam dari pemuda itu . Dirinya lebih memilih tidur kembali, karena rasa pusing nya kembali datang lagi.
•
Malam hari nya , tubuh Kevin sudah segar bugar , langsung saja setelah shalat Isya, Kevin pergi dari pasantren diam-diam .
Kevin beralasan sakit, jadi ustadz yang mengawasi para santri tadarusan malam ini tidak curiga pada dirinya . Dan hal itu membuat Kevin dengan leluasa pergi keluar pondok pasantren .
Tujuan nya hanya satu ... Yaitu rumah Ustadzah cantik nya itu .
Rindu jelas , itu yang Kevin rasakan . Sudah beberapa jam dirinya tidak bertemu dengan Ustadzah cantik itu . Jelas mana tahan Kevin kalau tidak bertemu dengan Nadzira . Bisa-bisa tidur nya malam ini tidak lah akan nyenyak .
Kevin mengenakan Hoodie milik nya , karena udara malam yang dingin, dirinya tidak mau tubuh nya kembali sakit lagi .
Langsung saja Kevin berjalan mengendap-endap , dirinya memutari pondok pesantren itu terlebih dahulu, mencari celah untuk pergi keluar dari pondok pesantren , tanpa melewati gerbang besar yang mungkin saat ini sudah mendapatkan penjagaan yang ekstra .
Dan sampailah pada sebuah tempat , gudang kosong , dirinya melihat pagar yang sudah berkarat dan tidak terlalu tinggi . Langsung saja Kevin mendekat , dan benar saja , pagar itu bisa menembus ke arah keluar pondok pasantren .
Kevin tersenyum menyeringai , dirinya akhirnya menemukan jalan menuju ke luar pondok pesantren tanpa perlu repot-repot lewat dari gerbang depan , dirinya akan aman mulai malam ini . .
•
"Malam ini ibu enggak pulang Zira , jadi kamu hati-hati ya di rumah , jendela nya jangan lupa di kunci , pintu nya juga jangan lupa di kunci . Sebelum tidur kamu pastikan dulu semua nya . Jangan sampai ada yang terbuka . " Ucap Siti pada anak nya .
Nadzira hanya mengangguk kan kepala nya sambil tersenyum mengantarkan kepergian ibu dan Abah nya .
Malam ini Abah dan ibu nya akan pergi ke rumah saudara Nadzira yang berada di desa seberang .
Saudara Nadzira besok pagi-pagi sekali mengadakan acara , jadi mereka harus malam-malam ini pergi nya . Kalau Nadzira tidak bisa pergi , karena besok dirinya akan mengajar di pondok pasantren .
"Iya ! Jangan sekali-kali kamu membawa siapa pun ke rumah ini . Ingat Nadzira ! Kamu sudah mau menikah beberapa Minggu lagi bersama dengan ustadz Malik . Jangan membuat ulah dengan membawa pria lain . " Ucap Abah Nurdin dengan nada ketus nya .
Nadzira meremat tangan nya dengan kuat , Abah nya berbicara seperti itu , seolah dirinya bukanlah perempuan baik-baik . Padahal sebelum nya juga , Nadzira tidak pernah membawa pria mana pun datang ke rumah nya .
Siti menghela nafas nya kasar , dirinya tidak tega melihat anak nya di sudut kan seperti itu terus oleh suami nya . "Abah , Zira --"
"Sudah , jangan selalu membela anak mu itu ! Kamu bisa membuat nya besar kepala ! Ingat Siti, dia itu harus di didik yang benar . Jangan sampai dia salah jalan . Sudahlah ayo kita pergi ,ini sudah malam , mau sampai jam berapa kita ke sana nanti , mereka sudah menunggu kita . " Abah Nurdin langsung berlalu pergi meninggalkan kedua nya .
Siti menatap iba pada anak perempuan nya itu . "Sayang, jangan di ambil hati ya ucapan Abah , yasudah , ibu sama Abah pergi dulu ... Assalamualaikum "
Nadzira tersenyum . "Wa'alaikum salam . "
Setelah kepergian kedua orang tua nya , Nadzira langsung saja menutup pintu , lalu mengecek semua jendela dan pintu belakang apakah sudah benar-benar terkunci . Setelah memastikan semua nya aman, Nadzira langsung masuk ke dalam kamar nya , tubuh nya terlalu lelah, dirinya ingin tidur .
Namun saat ingin merebahkan tubuh nya , Nadzira terkejut saat mendengar suara ketukan di jendela kamar nya .
Tuk tuk tuk