NovelToon NovelToon
HAWA Hati Wanita

HAWA Hati Wanita

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Poligami / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: Trysa Azra

Zahra. wanita yang ditinggal oleh lelaki yang dicintainya dihari yang seharusnya menjadi hari bahagia untuk nya dan keluarga.
setelah mengetahui alasan lelaki itu meninggal kan nya entah membuat nya merasa dikhianati atau kembali bersimpati, rasanya dia sendiri tak bisa membaca isi hati nya lagi.
Belum usai rasanya mengobati hati, Zahra justru di hadapkan dengan pilihan menerima pinangan pak kiyai untuk anaknya dan harus rela dipoligami atau menerima mantan tunangan nya kembali.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Trysa Azra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

ziarah

Tok tok tok.

" Ra.. Zahra... " suara pintu diketuk dari luar kamar.

" iya kak.. Sebentar." Zahra berjalan kearah pintu sambil membenahi kerudung nya.

" kakak mau berangkat sekarang, kamu mau ikut atau naik motor saja? " seperti sang kakak terburu-buru.

 " naik motor saja kak, sepertinya kakak terburu-buru banget."

" iya, Abi baru nelpon minta temani ziarah ke makam orang tua beliau." jelas Yusuf.

 " oh begitu... berarti memang baik nya aku naik motor sendiri saja kak, siapa tau juga Abi mau di antar ke tempat lain pulang nya gak tau jam berapa kan. Kalau aku ikut kakak nanti malah susah pulang nya."

" Tapi serius kamu sudah berani naik motor sendiri disini? Kakak khawatir kamu kenapa-kenapa dijalan." sang kakak masih kurang yakin.

 " Bismillah kak, sudah satu bulan lebih kok ini Insya Allah sudah hafal jalan nya. Kalau nyasar juga nanti aku hubungi kakak." Zahra meyakinkan.

" ingat ya tetap harus hati-hati." kakak nya masih khawatir.

" iya...iya... Kakak percaya saja." sekali lagi Zahra meyakinkan.

Setelah dirasa yakin Yusuf pun pergi lebih awal untuk menemui kiyai Ghafur dan Zahra juga segera bersiap-siap untuk berangkat.

...----------------...

  Dimobil Yusuf menyetir cukup tenang sesekali Abi mengajak nya bicara dan bertanya beberapa hal, selain memang yusuf adalah murid nya yang pandai dan santun ditambah lagi yusuf adalah anak dari teman karib nya sendiri.

 " Abah mu lama tak kesini, aku juga lama tak kesana." tiba-tiba Abi membicarakan Abah nya.

 " iya Abi, nanti kalau Abi mau ke Banjarmasin insya Allah saya temani." ujar Yusuf. Kiyai Ghafur mengangguk.

 " anak sama istri mu sehat suf ?"

 " Alhamdulillah sehat Abi."

 " berapa umur anakmu sekarang?"

 " tiga tahun,bi " kiyai Ghafur kembali mengangguk kan kepala mendengar jawaban Yusuf.

 " kita mau kemana, bi? " tanya yusuf.

 " kita ke makam Mbah ku. Kamu masih ingat kan jalan nya dulu kita pernah kesana." ujar Abi memberi tahu.

 " oh nggih bi, saya ingat."

 Yusuf memang sering di minta oleh kiyai Ghafur untuk menyetir kan dia berpergian ke beberapa tempat, biasanya dia mengganti kan hafidz jika kebetulan hafidz ada kesibukan lain yang tak bisa di tinggal. Untuk hari ini Yusuf sendiri tidak tau apakah karena memang Abi ingin dia yang mengantarkan atau karena hafidz yang punya urusan lain sehingga Abi meminta nya untuk menyetir hari ini.

setelah kurang lebih setengah jam perjalanan mereka pun sampai ketempat tujuan, makam Mbah nya kiyai Ghafur memang berada masih di perkampungan namun tidak juga terlalu jauh dari pusat kota.

Kiyai Ghafur berziarah dengan khusyuk, Yusuf mengikuti dari kejauhan karena tidak ingin mengganggu kiyai.

selesai ziarah, kiyai Ghafur meminta Yusuf membawa nya ke suatu tempat lagi dan ternyata itu adalah perkebunan sawit. Mereka pun turun dari mobil dan datang seorang pengurus kebun menemui Abi dan menyambut kedatangan mereka.

 " lama tak kesini kiyai. " ujar si penjaga dan menyalami mereka berdua.

 " iya, mungkin satu tahun lebih." sahut Abi.

" Mulyo mana? " tanya Abi lagi.

 " oh beliau lagi di belakang, silahkan kiyai." si penjaga mempersilahkan, mereka pun mengikuti arahan si penjaga untuk menemui orang yang Abi cari.

 " Mulyo..." tegur kiyai.

 " Ghafur, kau tak bilang mau kesini."

 " aku juga tak berencana kesini tadi nya, pas kebetulan pulang dari ziarah jalan nya dekat dari sini baru aku kepikiran mau mampir." ujar kiyai Ghafur.

Kedua nya pun berbincang akrab dan ternyata Mulyo adalah teman kiyai juga sama seperti Abah nya Yusuf dan ternyata kebun sawit ini adalah kepunyaan kiyai Ghafur yang di kelola oleh teman nya sendiri Mulyo.

Setelah selesai bertemu dengan Mulyo teman sekaligus mitra kerja kiyai Ghafur, beliau pun meminta untuk pulang.

 " luas sekali bi kebun nya, saya baru tau Abi punya kebun sawit seluas ini." ujar Yusuf berkomentar saat mereka berjalan melewati sawit-sawit itu.

 " kita perlu punya usaha sendiri, kalau kita tak bisa mengerjakan sendiri... Cari lah orang orang yang butuh kerjaan." ujar kiyai Ghafur.

Kali ini Yusuf yang mengangguk mendengar perkataan kiyai, memang benar dari pengalaman yang dia temui para kiyai atau orang-orang yang sibuk di bidang agama mereka sebetulnya bukan tak punya usaha hanya saja mereka biasa tak mengelola sendiri kalau yang sering abahnya bilang biar uang yang datang sendiri. Bukan dalam artian kita hanya memangku tangan menunggu pemberian tapi lebih pada kemampuan melihat peluang dan berkembang.

 Mereka pun pulang dan Abi minta diantar ke pondok terlebih dahulu.

 " Zahra bagaimana, suf? Betah saja kan ngajar disini? " kembali beliau membuka perbincangan.

 " Alhamdulillah bi, dia sudah mulai terbiasa dan semangat untuk mengajar."

 " syukurlah aku jadi tak merasa bersalah karena sudah meminta nya mengajar disini. "

" Tidak, Abi. Justru sekarang Zahra juga mulai akrab dengan ustadzah disini dia jadi punya banyak teman. Hari ini dia mulai memberanikan diri naik motor sendiri ke pondok." Yusuf pun bercerita, Abi mendengarkan sambil mengangguk.

 " aku titip untuk anakmu." Abi meletakkan beberapa lembar uang ke tangan Yusuf entah berapa jumlah nya.

 " terima kasih, Abi."

 " suruh hafidz keruangan ku." pinta Abi pada Yusuf.

Beliau lalu turun dari mobil dan masuk ke area pondok pesantren. Kiyai Ghafur memang sering sekali minta bantuan pada murid-muridnya tapi beliau juga sering kali memberikan hadiah atau pun uang tanpa pilih kasih. Kiyai Ghafur langsung masuk kantor beliau, hafidz yang melihat Abi datang bersama Yusuf segera menemui nya untuk bertanya perihal Abi.

 " tadi Abi kemana?" tanya hafidz mendatangi Yusuf.

 " ziarah makam Mbah." ujar Yusuf.

 " Abi minta kamu keruangan beliau."

Setelah mendengar jawaban Yusuf, dia pun segera kekantor Abi.

Yusuf yang melihat lagak hafidz yang tidak seperti biasanya itu sebetulnya dia buat bingung ada apa gerangan tapi dia pun urung bertanya karena takut nya ada masalah pribadi ayah dan anak.

tok.. tok.. Tok..

" abi, ini hafidz." dia lalu membuka pintu yang tidak terkunci.

" tolong bacakan kitab ini." Abi menunjuk salah satu kitab di atas meja. Hafidz menurut apa kata abi, segera duduk di sebelah Abi dan mengambil kitab yang Abi maksud dan membaca nya.

Bukan hal yang sulit bagi hafidz, dia membaca dengan jelas dan lancar beserta dengan makna dan isi kitab.

Abi memejamkan mata sambil bersandar mendengar kan bacaan anak laki-laki kesayangan nya itu. Anak yang menjadi harapan dalam keluarganya karena bagi beliau anak laki-laki adalah penerus garis keturunan dan cita-cita orang tua. Anak laki-laki harus diarahkan dan demikian lah yang sangat beliau ingin kan anak dan cucu nya bisa meneruskan pondok pesantren nya.

1
Rahayu Irmayanti
Luar biasa
Trysa Azra: Terima kasih. ikuti terus alur ceritanya ya.. mohon dukungan nya
total 1 replies
Marwah Badriyah
bertanya tanya dari mana bisa membuat kisah ini😁
Heulwen
Saya sangat menikmati ceritamu, jangan berhenti menulis ya author!
Trysa Azra: terima kasih. ikuti terus cerita nya ya
total 1 replies
Codigo cereza
Alur yang penuh dengan pergulatan batin membuat saya terikat.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!