Mengisahkan tentang kehidupan pasangan yang berbeda latar belakang,antara keluarga elit dengan seorang gadis dari kalangan keluarga biasa dan sederhana.Kayyisa Virly Putri(Kay) terpaksa menikah secara diam-diam di usianya yang masih duduk di bangku sekolah menengah atas.Awalnya Kay tidak setuju untuk menikah,tapi keadaan ekonomi keluarganya yang pas-pasan dan terlilit banyak hutang.Memaksa Kay harus menyetujui pernikahan secara ikhlas untuk memperbaiki keuangan keluarganya.Namun,pernikahan rahasia yang ia jalani tidaklah mudah.Karena ia harus berjuang menyesuaikan diri dengan kehidupan mewah kelas atas dari keluargabarunya,dan mengharuskannya terus belajar berbagai banyak hal sambil terus berusaha beradaptasi dengan suami yang tidak menyenangkan,yang memiliki hati dingin dan angkuh yang bernama Ben Nathan Hartanto(Ben).Seorang CEO muda ternama sekaligus pewaris tunggal dari keluarga Hartanto.Keduanya saling tak menyukai,tapi tetap menjalankan pernikahan tersebut.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yuliastro, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Karangan bunga.
Ben terlihat sangat dingin dengan,sorot matanya bahkan terlihat dingin dari biasanya.
Kay memalingkan wajahnya.
Entah kenapa sikap dingin Ben kali ini seakan membuat Kay takut berada di dekatnya.
Dengan perlahan dia berjalan menjauh.
"Dia pria yang susah untuk ditebak.Ku pikir dia baik tapi ternyata salah"gumam Kay di dalam hati.
"Hei gadis aneh!kenapa kau pergi?apa kau tidak akan menyambut suamimu yang baru saja pulang bekerja!"pekik Ben ketus.
"Fiuh!" Kay menghela nafas dalam-dalam,kemudian berbalik perlahan memandang ke arah Ben dengan lesu.
Ben menghampiri Kay.
"Brak!" Sebuah karangan bunga dilemparkan Ben di atas meja makan.
Kay menatap heran melihat karangan bunga.
"Bunga?"ucapnya menoleh ke ke arah Ben.
"Apa kau tidak pernah melihat bunga?"tanya Ben tersenyum sinis.
"Apakah bunga itu untukku?"Kay balik bertanya.
Ben mendekatkan wajahnya ke wajah Kay lalu tersenyum tipis.
"Iya"ucap Ben.
Kay terpaku menatap Ben.
Dia seolah tak percaya jika pria angkuh dan galak seperti Ben kini berubah semakin perhatian padanya.
Ben mengamati ekspresi wajah Kay dengan seksama.Beragam metafora terpampang di wajah cantik Kay yang menatapnya dengan penuh kebingungan.
"Jangan salah sangka, bunga itu bukan dari diriku.Teman ku Zidan yang memberikannya untukmu"kata Ben dingin.
Kay tersentak dari lamunannya dan memandang penuh keheranan ke arah Ben.
"Zidan?aku tidak mengenalnya?kenapa temanmu memberiku bunga?"tanya Kay.
Ben menarik nafas panjang lalu menghembuskannya secara perlahan.
"Buatkan aku minuman dingin!Aku haus!"pinta Ben sambil beranjak duduk di meja makan.
"Baiklah.Tapi setelah ini jelaskan padaku siapa itu Zidan.Kenapa dia selalu memberiku hadiah?"kata Kay sembari berjalan menuju ke mesin kopi.
Sementara itu,Ben yang duduk di meja makan mengamati Kay sambil tersenyum tipis.Pandangannya teralihkan saat melihat kue dengan balutan cokelat yang tersaji diatas piring dengan aroma menggoda.
"Apa kau sendiri yang membuat kue ini?"tanya Ben.
Kay diam tidak menjawab pertanyaan Ben dan fokus membuat iced coffee chocolate.
Dia memasukkan beberapa potong cokelat ke dalam cangkir.Lalu meletakkannya di portafilter di bawah mesin espresso maker.
Setelah itu ia menambahkan beberapa ice cube.
Ben memandangi Kay yang cekatan dan sudah mulai pintar menggunakan mesin kopi.Aroma harum dari perpaduan kopi dan cokelat langsung menguar memenuhi ruangan.
Kay menghampiri Ben dan meletakkan minuman dingin buatannya di hadapan Ben.
"Kau mengenal Zidan." Ben menyesap minuman dingin yang mengeluarkan asap putih. "Dia satu kelas denganmu di kelas kursus pastry."
Kay kaget mendengar kata-kata Ben.
Dia berusaha mengingat pria bernama Zidan di dalam memori otaknya.
"Oh..ya. Aku ingat sekarang.Ternyata Mas Zidan itu temanmu !"ucap Kay sambil tersenyum.
Ben menyemburkan minuman dari mulutnya yang belum sempat dia telan.Kata-kata Kay membuatnya benar-benar terperanjat.
"MAS?"tanya Ben dengan mata melotot.
Kay mengangguk mengiyakan sambil mendorong kotak tisu ke arah Ben.
"Ada apa denganmu?."Kay tertawa.
"Aku sudah susah payah membuat minuman itu untukmu! Belajarlah untuk menghargai kerja kelasku!."
Ben buru-buru menyeka tumpahan minuman dengan tisu.
"Minuman ini tidak enak!"bentak Ben kasar. Ben mengatupkan bibirnya dengan erat,ada cahaya dingin yang melintas di matanya. "Bagaimana bisa kau memanggil Zidan dengan panggilan Mas?sementara kau memanggilku dengan sebutan musang dan pria arogan!."
Kay tertawa senang sebaliknya Ben terlihat kesal.
"Makanlah kue dengan balutan cokelat lezat ini.Aku sendiri yang membuatnya di kelas pastry tadi." Kay menarik nafas pendek dengan pelan.
"Kue ini aku buatkan khusus untukmu."
Ekspresi wajah Ben berubah seketika saat mendengar perkataan Kay.
"Makanan manis akan bisa mengubah suasana hati dapat menjadi lebih baik.Cobalah,kau pasti akan merasa bahagia setelah memakannya"ucap Kay sambil tersenyum kecil.
Ben terpaku untuk sesaat memandang wajah Kay.Entah kenapa setiap Kay tersenyum membuat wajahnya semakin terlihat sangat cantik dan seolah membius netra Ben.
"Terima kasih Mmm..Mas Ben karena sudah mendaftarkan ku di kelas kursus pastry.Aku tidak akan melupakan kebaikan Mas Ben"gumam Kay pelan dengan mata menatap lurus pada Ben.
Ben terpaku membalas tatapan Kay.Ada perasaan hangat yang tiba-tiba ia rasakan,saat Kay memanggilnya dengan sebutan Mas.Ben merasakan ada getaran aneh yang sulit dijelaskan menjalar di sekujur tubuhnya.
"Cobalah." Kay mengambil kue di atas piring lalu menyuapi ke Ben.
Ben membuka mulutnya dengan perasaan gugup.
"Bagaimana?enak kan?"tanya Kay lembut.
"Tidak enak!.Kau harus belajar lebih keras lagi."Ben mengunyah kue dengan cepat sambil sesekali melihat ke arah Kay.
"Aku sudah membayar biaya kursus mu mahal.Jangan sia-siakan bangku!.Jadi lain kali buatlah kue yang enak"ucap Ben ketus.
Kay mengernyit menatap Ben dengan penuh kekesalan.Lalu beranjak pergi menuju kamarnya.
Ben memandangi Kay sambil tersenyum senang dan menikmati setiap gigitan lembut kue buatan Kay.
"Mas Ben." Ben senyum-senyum mengingat Kay memanggilnya dengan sebutan Mas.
"Kue ini enak sekali.Aku tidak sangka,jika gadis aneh itu sangat berbakat"guman Ben sambil mengunyah kue yang penuh di mulutnya.
Tiba-tiba tanpa Ben sadari,Kay sudah berdiri di sampingnya.
"EHEM…tadi kau bilang kue ku tidak enak,tapi kenapa kau makan!."Kay berdeham sambil menggelengkan kepalanya.
Tentu saja Ben kaget melihat kedatangan Kay dan membuatnya tersendak.
Ben buru-buru meminum iced coffee chocholate buatan Kay.
"Lihat! Gara-gara kue tidak enak buatan mu! Aku sampai tersendak!"pekik Ben ketus.
"Benarkah?"tanya Kay tak percaya.
"Tentu saja.Kue buatan mu sangat berbahaya untuk di makan"jawab Ben.
Lalu Kay mengambil piring berisi kue buatan nya dari atas meja.
"Mau kau bawa kemana kue itu?"tanya Ben.
"Akan ku makan sendiri!."
Ben langsung mengambil piring berisi kue dari tangan Kay.
"Jangan! Biar ku buang saja kue ini!pergilah! Jika kau sakit karena memakan kue ini,aku juga yang akan repot."
Kay menatap Ben dengan wajah kesal lalu beranjak pergi.
Ben tersenyum senang memandangi kue buatan Kay dan bersiap memasukkannya ke dalam mulut.
Namun mendadak Kay berada di dekatnya.
Dengan cepat Ben menurunkan kue itu dari tangannya."Kenapa kau bolak-balik saja dari tadi?"tanya Ben gugup.
Kay menatap aneh ke arah Ben sambil mengambil karangan bunga di atas meja.
"Sampaikan ucapan terima kasihku kepada Mas Zidan.Karangan bunganya sangat cantik.Dia memang pria yang berkelas dan perhatian"ucap Kay sambil berlalu pergi.
Ben tersenyum senang mendengar kata-kata Kay tentang pria berkelas dan perhatian.
Kay tidak tahu jika sebenarnya karangan bunga itu bukan dari Zidan tetapi dari Ben.