Plakk
suara tamparan terdengar menggema di ruangan tersebut.
"Amelia"
"Diamm"
Teriak wanita dengan nama Amelia itu ketika melihat suaminya ingin membela adiknya.
"Ini urusan antara kakak dan adiknya, dan kau tidak berhak untuk ikut campur"
Amelia menunjuk wajah pria itu, menatapnya dengan dingin, tidak ada lagi tatapan cinta untuk suaminya seperti dulu, kini tatapan itu hanya memancarkan sakit, kecewa, dan benci yang menjadi satu.
"Kakak"
"Jangan panggil aku Kakk"
Amelia kembali berteriak dengan keras, wanita itu seolah kehilangan kendalinya.
"Kau ingat? dengan tangan ini aku membesarkanmu, membesarkan adikku dengan penuh cinta dan air mata"
Amelia menatap kedua tangannya dengan berkaca kaca.
"Tapi siapa sangka jika selama ini yang ku anggap adik ternyata seekor landak yang menusuk orang yang memeluknya"
Pandangannya kembali jatuh pada Liliana adiknya.
"Kau adik yang ku besarkan dengan segala perjuanganku, ternyata menusukku tanpa ampun"
"Kau bermain dengan suamiku"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pio21, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Anjing gila
Keesokan paginya Liliana sedang menunggu Noah, seperti hari kemarin maka kali ini dia juga akan berangkat bersama kakak iparnya itu.
Gadis itu tampak memainkan ponselnya dan karna merasa bosan akhirnya dia memilih pergi ke kamar keponakannya.
Dilihatnya Anisa ada di sana, gadis itu tengah mengumpulkan baju Wiliam yang sepertinya akan di cuci.
"Wiliam masih tidur?"
Tanya gadis itu berbasa basi ke arah Anisa
"Iya Nona Liliana"
Anisa menjawab dengan singkat tanpa berani menatap wajah adik majikannya itu.
"Anisa, ku rasa belakang ini kau bersikap aneh padaku"
Ucap Liliana dengan santai.
Anisa menghentikan gerakan tangannya, Dia sedikit terkejut namun dengan cepat dia mengontrol perasaannya.
"Itu hanya perasaan nona saja"
Anisa membalikkan badannya menatap Liliana dengan sedikit tersenyum.
"Benarkah?"
Liliana tampak ragu, dia mengangkat ujung alisnya
"Kau mengambil selembar foto yang ada di kamarku?"
Tanya gadis itu yang kini menatap wajah Anisa
"Tidak nona Liliana, Foto itu tetap ada di tempat tidur anda waktu itu"
Jawab Anisa dengan cepat
Namun dalam hitungan detik dia segera menyadari kebodohannya
"Sial mulutku benar benar selalu tidak bisa di rem mendadak"
Umpatnya dalam hati.
Liliana menarik senyum di bibirnya berbentuk seringaian, gadis itu berbalik kebelakang menutup pintu lalu kembali melangkahkan kakinya mendekati Anisa yang terlihat begitu gugup saat ini.
"Jadi itu alasanmu"
Liliana tampak terkekeh ringan.
"Ya lalu ada apa dengan itu, bukankah nona harusnya menyadari jika perasaan nona itu salah"
Ucap Anisa yang kini tidak akan lagi menyembunyikannya, dia menatap Liliana tanpa ragu.
"Apa yang salah dengan perasaanku?"
Gadis itu bertanya dengan dahi berkerut, dia memainkan ujung rambutnya.
"Tentu saja salah nona, Apakah anda tidak sadar diri? Anda memiliki perasaan pada pria yang sudah memiliki istri, apa lagi yang menjadi istrinya adalah kakak anda sendiri"
Sentak Anisa dengan kesal, andai saja gadis di depan bukan adik dari majikannya dia mungkin sudah mencakar wajah gadis itu.
"Sadar diri? Bukankah kau yang harusnya sadar diri? Kau hanya pengasuh di rumah ini tapi kau bersikap tidak sopan kepadaku"
Liliana berkata dengan kesal, rupanya Anisa bukan tipe lemah lembut seperti yang terlihat.
"Saya sadar diri untuk apa nona? Saya melihat foto itu karna ada yang meminta saya untuk masuk ke kamar nona, salah sendiri karna nona tidak menyimpannya baik baik"
Elak Anisa ke arah gadis sialan di hadapannya.
Liliana merasakan kekesalan yang luar biasa, Namun dia berusaha mengontrol emosinya.
"Lalu ada apa dengan foto itu? Apa kau berencana mengadukan ku pada kakak ku?"
Tanya Liliana ke arah Anisa.
"Ohh ayolah jangan bercanda"
Dia mengibaskan tangannya lalu tertawa mengejek ke arah Anisa.
"Kau memiliki bukti? Tidak bukan?"
Anisa mengepalkan tangannya.
"Sial rupanya gadis itu lebih kejam dari anjing gila"
Geram anisa dalam hati, Dia benar benar tidak habis fikir apa yang ada di otak gadis itu.
Anjing bahkan tau berbalas budi pada majikannya karna merawatnya, tapi bagaimana bisa seorang manusia yang sudah di rawat dan di besarkan penuh cinta malah berniat menikam orang yang telah berjasa di hidupnya.
"Gesrek, gadis itu benar benar gesrek"
Batin Anisa mengumpat.
"Heii sadarlah, sekalipun kau memiliki bukti apa kau yakin jika kakakku akan memihak mu?"
"Apa lagi saat ini kau tidak memiliki bukti bukan? Lalu kau berharap apa saat mengadukan ku?"
"Jangan bercanda"
Ejek Liliana ke arah gadis di hadapannya yang sedari tadi hanya diam.
"Jadi pikir pikir dulu sebelum melakukan sesuatu, Kau bisa melihat sendiri bagaimana kakakku begitu menyayangiku"
Ucap Liliana kembali dengan begitu percaya diri.
Anisa tertawa sinis.
"Yahh ku rasa nyonya Amelia benar benar bodoh, seharusnya dia lebih memilih memelihara anjing yang sedikit tau balas budi pada majikannya dari pada membesarkan gadis tidak tau diri seperti anda"
sarkas Anisa ke arah Amelia yang membuat wajah gadis itu kini jelek untuk di pandang.
"Kau"
Namun saat itu pintu terbuka, Terlihat Amelia muncul di ambang pintu.
"Apa yang kalian lakukan?"
Amelia bertanya ke arah dua gadis di hadapannya.
"Ahh kakak aku hanya datang melihat Wiliam tapi sepertinya dia tertidur cukup nyenyak"
Liliana beralasan dengan mengatur wajahnya senatural mungkin
"Ya, dia cukup rewel tadi malam mungkin dia akan terlambat bangun"
Jawab Amelia kemudian.
"Cepat berangkat ke sekolah, Kakak iparmu sudah menunggu di bawah"
Ucap Amelia kembali.
Liliana menganggukkan kepalanya, dia segera berlari keluar dari kamar Wiliam dan bergerak masuk ke dalam mobil milik Noah.
Noah mulai melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang, dia tampak fokus dengan kegiatannya tanpa melirik ke arah Liliana.
"Kak Noah?"
"Hmm"
Noah hanya berdehem pelan menimpali adik iparnya.
"Menurut kakak, apakah mungkin jika seorang suami bisa menyukai wanita lain selain istrinya?"
Tanya gadis itu ke Noah.
Mendengar pertanyaan dari Liliana membuat pria itu melirik sebentar ke arah gadis itu.
"Untuk apa bertanya tentang hal hal orang dewasa"
Timpal Noah dengan heran
"Aku hanya penasaran saja"
Jawab gadis itu singkat.
"Perselingkuhan bisa saja terjadi dalam rumah tangga, itu tergantung bagaimana laki lakinya sendiri"
Noah menjawab seadanya.
"Apa kakak Noah tidak akan berselingkuh?"
Tanya gadis itu tiba tiba yang membuat Noah terkejut.
"Jangan mengada ngada, kakak mu terlalu sempurna untuk di selingkuhi"
Ucapnya yang sedikit terkekeh, Ya baginya Amelia istri yang sangat sempurna bahkan jika dirinya akan di lahirkan kembali dia akan meminta tuhan agar menuliskan nama Amelia sebagai takdirnya.
"Apa kakak begitu mencintai kakak Amelia?"
Tanya Liliana yang semakin penasaran.
"Tentu saja aku sangat mencintainya, Aku bahkan ragu jika aku bisa mencintai wanita lain sehebat aku mencintai kakakmu"
Jawab dengan Noah dengan bersungguh-sungguh
Liliana di buat terdiam dengan kata kata pria di sampingnya.
Sebenarnya sudah sejak lama dia mengangumi pria itu, Mungkin lebih tepatnya saat mereka tinggal di rumah yang sama. Melihat kakaknya begitu di cintai oleh Noah di perlakukan layaknya seorang ratu membuat gadis itu merasa ingin di perlakukan sama seperti kakaknya, Amelia.
Awalnya hanya kekaguman semata, hingga pada akhirnya dia terasa sulit menyembunyikan perasaannya. Bahkan setiap malam dia harus tertidur dengan memegang foto Noah di tangannya, dan hal itulah yang membuat Anisa melihat foto itu di tempat tidurnya.
"Apa kau takut jika aku bermain dengan wanita lain di belakang kakakmu?"
Tebak Noah ke arah gadis di sampingnya.
"Jangan pikirkan apapun, aku tidak akan mungkin melakukannya"
Ucapnya kembali di sertai kekehan ringan.
"Kakak salah, Aku bahkan bahagia jika kakak ingin bermain dengan wanita lain, tapi jika wanita itu adalah aku"
Batin Liliana yang menatap Noah dengan dalam