NovelToon NovelToon
Pendamping Hati Cucu Kyai

Pendamping Hati Cucu Kyai

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:4.3k
Nilai: 5
Nama Author: Bunga Matahari Biru (Dybi)

Dila tidak pernah membayangkan dirinya akan menjadi pendamping seorang pendakwah, satu satunya cucu laki laki dari Kyai pemilik pondok pesantren dan sosok inspiratif yang terkenal di media sosial melalui perjodohan balas budi. Selain itu, ia tidak menduga bahwa laki laki yang biasa disapa Ustadz Alfi itu menyatakan perasaan kepadanya tanpa alasan. Dila akhirnya luluh karena kesungguhan dari Ustadz Alfi dan bersedia untuk menjadi pendamping dalam keadaan suka maupun duka.

Bagaimana kisah selanjutnya? Ikuti terus kelanjutannya hanya di sini setiap Rabu, Jumat & Minggu pukul 17.00


[Salam Hangat Dari Dybi😉]
[Bunga Matahari Biru x @chocowrite_22]

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunga Matahari Biru (Dybi), isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bertemu Dengannya

Hari yang dinanti oleh Dila (mungkin) datang menghampiri. Sejak kemarin malam dirinya bahkan terlihat tidak tenang akibat menunggu hari esok. Perasaannya terlihat berlawanan dengan pikirannya yang menolak lebih dari kagum untuk sang ustadz. Senyum senyum sendiri seperti orang gila dimabuk asmara sudah sampai membuat pipinya nyeri akibatnya. 

Dirinya memutuskan memakai atasan warna cream, celana panjang bahan warna cokelat serta pashmina yang senada dengan celananya. Membersihkan rumah sudah beres, tinggal menunggu kedatangan Umay yang mengantarkannya kedua tempat.

tok...tok...tok...

"Assalamualaikum"ucapan salam memecah heningnya Dila yang memakai tas selempang hitam dengan gantungan boneka beruang yang lucu. Kira kira tas ini adalah hadiahnya waktu memenangkan juara tari di Semarang 3 tahun lalu.

"Dek, sudah sii__"ucap umay yang terhenti seraya tangannya mengerem tepat didepan wajah adik sepupunya. Beruntung bisa ngerem kalau tidak, entah apa yang terjadi.

"Waalaikumsalam"senyum ramah Dila yang kemudian menatap tak percaya dengan tangan Umay sudah didepan keningnya.

"Hehe, kirain gak denger tadi. Saking asyiknya bersiap mau ketemu Ustadz"ucap Umay tetap meledek bertubi tubi dari kemarin. Dila hanya bisa merotasikan matanya malas dengan ocehan Umay.

"Ayo kak kita berangkat, nanti kehabisan tiket"ajak Dila yang berjalan menuju mobil Umay.

"Tergesa gesa akibat takut kehabisan tiket atau sudah tidak sabar bertemu dengannya?"goda Umay langsung mendapatkan tatapan tajam oleh Dila.

Blam...

Pintu mobil ditutup dengan kencang oleh Dila. Bukannya marah, Umay malah tertawa puas melihat reaksi Dila. Rasanya jiwa bocah nakal kembali menjangkitinya, dirinya tidak akan bisa berhenti sebelum Dila sendiri yang merengek untuk berhenti dijahili. 

"Jangan galak galak nanti ustadz ilfeel sama kamu"ledek Umay yang baru masuk kedalam mobil. Dila sontak membuka pintu mobil dan pindah duduk dibangku belakang dengan wajah cemberutnya.

"Kok dibelakang? Saya kakakmu bukan sopir"tanya Umay yang sepertinya sudah cukup menjahili adiknya. Kasihan juga dijahili terus.

"Bodo Amat"sungut Dila membuat Umay lantas tertawa kembali dan mengalah. 

Singkat cerita

Mobil Umay berhenti tepat setelah Azzam membuka pagar melihat kedatangannya. Dila yang kesal tadi sudah mulai membaik moodnya karena Umay telah meminta maaf padanya sehabis membeli tiket untuk ke Jogja lalu bercerita tentang pekerjaannya beserta keluarga Al Fahri. Kecuali dengan satu hal.

"Assalamualaikum"salam Umay dan Dila serempak.

"waalaikumsalam"jawab Azzam, Farhan, Umi Shita, dan Aisyah yang menyambut kedatangan mereka berdua. 

Dila tersenyum melihat Aisyah dan Umi Shita. Dirinya telah tahu dari Umay, jika dua perempuan itu adalah sosok penting untuk Ustadz Alfi. Dirinya dengan sopan mencium tangan Umi Shita. Setelah itu, dengan tiba tiba Aisyah memeluk dirinya antusias.

"Wahh kakak akhirnya datang. Aisyah kangen"ucap Aisyah. Sempat terkejut dengan reaksinya, namun kemudian Dila membalas pelukannya yang membuat hatinya sangat senang bukan kepalang.

"Haii Aisyah. Gimana kabarmu?"ucap Dila yang telah selesai berpelukan.

"Alhamdulillah baik kak. Kakak sudah ditunggu Kak Alfi didalam"balas Aisyah yang membuat Dila tersenyum canggung. Tiba tiba dirinya gugup menatap pintu yang ditunjukkan Aisyah. 

Didalam Ustadz Alfi sibuk dengan sesuatu. Laki laki jangkung tersebut duduk di sofa dengan seriusnya menatap buku hadits sembari menunggu seseorang yang akan datang. Namun, ia tidak sadar dengan siapa yang masuk kedalam.

Ustadz Alfi hanya melirik sekilas kaki yang memakai celana bahan perempuan warna cokelat dengan memakai sepatu sneaker tidak asing. Ia berhenti fokus dengan bukunya seraya mengerutkan kening mengingat sesuatu. Sementara dengan Dila, dirinya melihat laki laki di depannya memakai jam tangan berwarna hitam yang mencolok di ingatannya. 

“Eh, bukannya tuan cokelat hazelnut juga memakai jam tangan seperti itu?”pikir Dila.

Pikiran mereka berdua tertuju ke peristiwa di cafe waktu itu. Ustadz Alfi yang mengingatnya langsung mendongak menatap perempuan di depannya sedang berpikir. Kedua mata mereka beradu pandangan dan tidak lama mereka sama sama mengeluarkan suara.

"Kamu?"kompak mereka berdua.

Ustadz Alfi meletakkan buku hadistnya. Dirinya menatap Dila tanpa masker yang menutupi sebagian wajahnya dan itupun membuat Dila terkejut bukan main dengan wajahnya.

“Tuan cokelat hazelnut ternyata Ustadz Alfi. Yahh, aku patah hati”bathin Dila.

"Kamu__yang saya tabrak waktu itu?"tanya Ustadz Alfi sedikit gugup ketika melihat perempuan yang berhasil menyita pikirannya.

"I_iya, Ustadz"ragu Dila. 

"Em..begini. Ustadz, kenalin ini adik sepupuku, Dila"ucap Umay melihat Ustadz Alfi yang nampak masih bingung.

Ustadz Alfi langsung menatap lekat Dila bahkan tak bisa mengalihkannya dari wajah ayu alami itu. Sedangkan Dila tersenyum malu dan membeku karena ditatap intens begini sama laki laki. Apalagi idolanya, bagaimana lagi dirinya akan bersikap? 

Wajah Dila walau tidak tergolong putih namun cantik dimata membuat jantung Ustadz Alfi tidak normal lagi. Pupil mata hitam cerah, hidung bangir dan senyuman canggung karena ditatap olehnya. Baginya itu adalah senyuman manis seperti gula.

"Cantik"gumam Ustadz Alfi seraya tersenyum hangat yang masih terdengar oleh semuanya.

"Ekhem"sontak semuanya mengingatkan Ustadz Alfi agar berhenti menatap Dila. 

Dila tersenyum canggung dengan ucapan itu. Dirinya tidak bodoh mengartikan tatapan memuja dari idolanya tersebut. Namun langsung menggeleng kepalanya untuk menghalau harapan di hati kecilnya. Dirinya tidak mau terlalu berharap dan ingin pura pura tidak tahu akan ucapan itu. Mungkin dirinya salah dengar saja.

"Astaghfirullah, maaf. Oiya, seperti yang kamu kabarkan kemarin bukankah ingin menemui saya?"ucap Ustadz Alfi mengalihkan pembicaraan. Mereka telah bertukar pesan untuk pertemuan hari ini kemarin.

"Ah iya betul. Bisakah Ustadz bantu berikan solusi untuk saya tentang memahami hadits?"balas Dila. Dirinya kapan lagi mendapat hak eksklusif janji temu seperti ini.

"Boleh, silahkan duduk."seru ustadz Alfi.

Terlihat Dila membuka ponselnya yang menampilkan sebuah hadist. Ustadz Alfi mengambil ponsel tersebut dan memahaminya lalu mulai menjelaskan. Mereka berdua berjarak duduknya disertai Azzam sebagai orang ketiga untuk menghindari fitnah. Azzam memberikan Ipad milik Ustadz Alfi agar Dila memahami apa yang dikatakan oleh sahabatnya itu. 

Sesekali Ustadz Alfi mencuri pandang dengan Dila yang menatap serius ke arah Ipad miliknya. Perempuan didepannya sungguh menyimak dengan baik apa yang disampaikan olehnya. Detail yang berada di Ipadnya berbahasa arab saja mudah dipahami hanya dengan mendengarkan penjelasannya. 

"Ya Allah semoga ia adalah jodohku"suara hati ustadz Alfi yang menampilkan senyuman tipis tanpa Dila si serius ketahui. Apakah sepenuhnya dirinya akui perasaan terhadap perempuan tersebut? 

▪️▪️▪️▪️▪️

"Saya sekali lagi mengucapkan terimakasih kembali sebab waktu itu kamu telah menyelamatkan umi"ucap Ustadz Alfi yang memberikan buku hadits baru miliknya.

"Sama sama Ustadz. Tapi ini tidak perlu, kan hadiahnya sudah"tolak Dila secara halus mendorong kembali buku tersebut diatas meja. Ia berpikir sudah banyak hadiahnya, bahkan mau menolak hadiah waktu itu saja dirinya merasa sungkan. 

"Itukan hadiah dari Umi, tapi buku ini hadiah dari saya khusus buat kamu"balas Ustadz Alfi menyakinkannya dengan tersenyum manis membuat Dila menundukkan wajahnya sebab dari tadi jantungnya berdegup kencang.

"Bisa gak senyumnya dihemat dulu gitu, aku kan jadi malu kalau disenyumin begini sama Ustadz"pikir Dila.

"Terimakasih Ustadz"balas Dila yang balik tersenyum manis dan berbinar senang menutupi kegugupannya.

Tidak disadari oleh mereka berdua, sejak tadi Azzam memotret keduanya pada saat momen tersenyum saling pandang. Momen yang tepat untuk Azzam menilai tatapan sahabatnya apakah benar benar memiliki perasaan sama Dila atau enggak? 

"Kalian memang cocok, tapi tidak tahu kapan hilal itu akan muncul? Semoga kalian berjodoh"pikir Azzam. Ia akan ikut senang jika sahabatnya yang tidak menggubris kata kata cinta dari yang lain malah kecantol sama fans satu ini. Benar benar hanya Dila yang berhasil menggetarkan hati sahabatnya. Seorang Alfi Yusuf Al Fahri, si kaku.

Pertemuan mereka berdua diakhiri, Umay pamit mewakilkan Dila untuk meninggalkan tempat. Besok adiknya harus meninggalkan kota Jakarta menuju Jogja demi mencapai cita citanya. Dirinya tidak mau Dila lelah di perjalanan. 

"Ini untuk bekal dijalan ya, Fii Amanillah Nak"seru Umi Shita yang menenteng 1 tas lumayan besar berisi makanan ringan.

"Jadi umi beli banyak makanan kemarin dan minta aku temani belanja. Itu buat Dila. Dasar umi"pikir Ustadz Alfi tak habis pikir namun ia tersenyum simpul.

"Aamiin. Umi tidak perlu repot repot seperti ini. Dila jadi tidak enak hati"sungkan Dila yang ragu menerima bingkisan tersebut.

"Iih terima aja atuh nak. Jangan sungkan sungkan"ucap Umi Shita sedikit memaksa dan berharap Dila menerima. Akhirnya Dila pun menerimanya karena tak enak hati melihat Umi shita yang sedikit sendu memohon agar pemberiannya diterima.

"Iya umi, terimakasih"senyum Dila yang benar benar menerima bingkisan kemudian mencium tangan Umi Shita lagi.

"Assalamualaikum"salam umay dan Dila

"Waalaikumsalam"serempak semuanya. Akhirnya Dila dan Umay berjalan menuju keluar ruangan tersebut untuk meluruskan niat pamit mereka berdua. Namun sebelum itu, 

"Dek bagi dong"ucap umay yang berada di dekat pintu menghentikan langkahnya. Niatnya adalah kembali menjahili adiknya. Kapan lagi kan? Interaksi keduanya sampai membuat semuanya memperhatikan dari belakang

"Gak mau, ini punya aku"keukeuh Dila sedikit menjauh dari Umay. Umay pun mendekat sedikit lagi berpura pura melirik bingkisan yang dipegang Dila

"Posesifnya kamu dengan apa yang menjadi milikmu. Apakah jika nanti misalkan aku menjadi milikmu akan posesif seperti itu?"pikir Ustadz Alfi. Ia langsung menggeleng dan membuat Azzam diam diam menahan tawa.

"hayoo mikir apa kamu Al"batin Azzam.

"Ayolah cuma satu, yang rasa cokelat itu. kakak minta satu yaa"bujuk Umay dengan tatapan memohonnya. Bolehkah ia mendapatkan penghargaan aktor terbaik yang totalitas?

"Iih...gak mau. Ini kesukaanku kak. Jangan ambil cokelatnya, beli saja sendiri sana"ucap Dila yang menjulurkan lidahnya lalu memeluk tas pemberian dari umi Shita dengan erat.

"Ck, iya deh. Bercanda sih dek, serius amat"senyum Umay yang mengusap pucuk kepala Dila.

"Kak Umay, kerudungnya jadi berantakan"rengek Dila mengundang kekehan kecil dari ustadz Alfi dibelakang mereka.

"Masya Allah kamu lucu sekali"batin Ustadz Alfi. Lalu mengucap Istighfar kemudian. Sungguh tak kuat dengan ujian ini huhuhu. Sudah berapa kali dirinya berdosa hanya karena Dila hari ini?

Kekehan kecil itu terdengar sampai di telinga Dila yang kemudian membuatnya bergegas pergi ke dalam mobil menyisakan Umay yang tertawa. Sampai keduanya hilang dari pandangan semua orang didalam ruangan. 

"Alfi, mintalah sama Allah jika kamu menginginkannya. umi tahu kamu punya perasaan dengannya"ucap Umi Shita tersenyum.

"Apa sih umi"kilah ustadz Alfi tersenyum memilih kedalam seraya membetulkan kopiahnya. Semuanya tersenyum melihat kegugupannya.

bersambung...

1
Ning Amah
Luar biasa
Jihan Hwang
semangat thor...aku mampir nih...
mampir juga dinovelku jika berkenan/Smile//Pray/
Kutipan Halu
semangat upnyaaa torrr jangan lupa mamoir ke karya aku juga yaaa "AIR MATA PERNIKAHAN " udah tamattt . yuksaling dukung torrrr☺
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!